Minnaaaaaaaa ~ Kdramon here!
Sampe kebingungan mau bikin fanfic pakek bahasa apa. Kayaknya indo ajadeh, keliatannya lebih banyak yang baca ffic indo saya :v
Yosh, kali ini fanficnya tentang- K-ON!
Saya tahu, sebenernya fans anime ini sangat banyak di indo, tapi ceritanya disini dikit- atau bahkan gaada sama sekali. Jadi... saya yang cupu ini menyumbang satu cerita fanfiction indo untuk moe-filled anime ini!
Terus, saya mesti kerjain 3 fanfic sekaligus. SAYA TEPAR. Belom nyalin fiction ke fictionpress. Belom tugas. Belom saya digigitin nyamuk mulu. AH. WTF.
Jadi, gomen nasai, kalo update jadi lemot banget, ya. Honto ni gomennasai!
Without further bacod, here's Our Last Concert- chapter 1!
Our Last Concert
A K-ON! Fanfiction by Kdramon
Chapter 1: Midnight Howls
"Fuwa Fuwa Time!"
Perempuan berambut coklat pendek itu memegang gitarnya, berdiri di panggung, memberi signal kepada teman-temannya, dan seluruh ruangan besar itu pun berguncang dengan musik rock band kencang.
Kimi wo miteru to itsumo haato dokidoki
yureru omoi wa mashumaro mitai ni fuwafuwa
Seorang perempuan lain, dengan rambut panjang berwarna hitam seperti burung gagak, yang berada didepan mic dengan sebuah gitar bass kidal, terlihat gelisah dan tidak percaya diri saat ia menyanyikan lagu tersebut diiringi musik teman-teman se band nya.
Dua perempuan berdiri dibelakang, satu dengan sebuah bando kuning yang menahan poni-nya keatas sedang memainkan drum dengan semangat, dan yang lainnya dengan rambut pirang keemasan panjang, tangannya lincah di kunci-kunci piano.
Perempuan kelima- seseorang yang terlihat lebih muda dari teman-temannya- sedang memainkan gitar kedua, rambutnya diikat menjadi twintails panjang, dan berdiri disebelah kiri vokal band tersebut.
Bersama-sama, mereka menciptakan musik tidak seperti yang lain.
aa Kami-sama onegai
futari dake no Dream Time kudasai
o-ki ni iri no usa-chan daite kon'ya mo oyasumi
"Bukan kesalahanku mengundangmu datang ke festival sekolah ini, kan?"
"Pastinya. Mereka, klub musik ini.. mereka bermain sangat berbeda."
"Yang mana yang kau paling suka, Ryuu?"
"Hmm.. Aku suka yang itu. Yang memegang gitar merah. Yang rambutnya diikat twintails. Dia akan sangat cocok untuk dipakaikan nekomi-"
PLAK!
"Kan? Ini alasannya kenapa kau selalu berada di sekolah khusus laki-laki. Kau selalu mengatakan hal-hal yang tidak pantas untuk seorang cowok. Seorang laki-laki harus lebih baik, lebih lembut, lebih... baik?"
"Kau lebih bodoh, membuat kalimat saja tidak bisa!"
Dua orang laki-laki sedang menonton pertunjukkan mereka dari jauh. Diatas tempat-tempat duduk para hadirin.
Perempuan-perempuan di panggung melihat mereka, dan melambaikan tangan mereka. Kedua orang itu membalas dengan lambaian tangan juga.
Diluar gedung yang dipenuhi musik tersebut, berdiri seorang laki-laki lain.
"Hei, lihat. Itu si rambut perak, Araya."
"Betul. Dia seperti Ragna the Bloodedge* dari game-ku saja."
Laki-laki itu berdiri sendiri, bersender pada sebuah pohon. Sendiri. Melihat cahaya matahari yang menembus kanopi kecil pohon itu. Menghiraukan segala macam komentar dari dunia luar.
"Hei Kei, kau sedang apa disini?"
"Aku bosan dirumah, jadi saat aku dengar kalian kesini, aku juga datang sendiri."
"Hah, lagipula ini akan jadi sekolahmu sebentar lagi. Sudah sewajarnya kau datang kesini. Sudah ah, aku akan kembali ke toko seperti biasanya." Lelaki itu menepuk bahu 'Kei' tersebut, lalu meninggalkannya.
"..kau betul juga.." bisiknya pelan.
Suara bel terbukanya pintu terdengar. Didalam toko itu, beragam alat musik dan alat-alat untuk memperbaiki gitar, drum, piano, dan lain-lain terlihat.
"A-ah, kau sudah kembali, Tsu-san!"
"Ya, sepertinya Kei, Tarou, dan Ryuu sedang berada di sekolah baru mereka. Kan, mereka akan pindah di pertengahan semester," balas lelaki yang baru masuk kedalam toko tersebut.
"Haha, kau benar juga."
"Bagaimana pembetulan piano ku? Apakah semuanya berjalan lancar?"
"T-tentu saja, sekarang piano mu sudah dapat dimainkan seperti biasa!" jawabnya gugup.
"Hah, kau ini.. gugup seperti biasa. Tentu, jika tidak gugup, bukanlah dirimu, Satou. Pemain drum harusnya lebih pemarah dan energetik daripada itu!" kritik sang lelaki seraya menasihati layaknya teman.
"Ah, aku tahu itu.."
"Yah, baguslah kalau kau tahu. Berubahlah sedikit."
Tiba-tiba, terdengar bunyi bel yang menggema keseluruh toko tersebut.
"Hei, kami pulang!" Seorang lelaki berlari masuk dengan penuh tenaga sampai hampir merusak sesuatu, jika tidak ditahan temannya.
"Tarou-san, kau terlalu mengebut!" sahut Ryuu, yang masuk bersamanya.
"Bagaimana alat-alat kami, Satou?" Kei yang dibelakang mereka pun tiba-tiba masuk dan berjalan kearah Satou.
"M-mereka baik-baik saja, kok! Bagaimana kalian dengan sekolah baru kalian- Sakuragaoka itu?"
"Tempatnya keren, punya berbagai fasilitas, dan yang benar-benar membuatku tertarik adalah klub musik ringan- keionbu yang ada disekolah itu. Kelima-limanya sangat mahir dalam memainkan alat musik mereka," jelas Ryuu antusias.
"Ya! Ryuu sangat tertarik pada yang memakai twinta-"
"Diam kau, Tarou!" Ryuu memukul kepala Tarou dan diapun jatuh ke tanah.
"Hei hei, sudah jangan bertengkar. Konser kita sebentar lagi, kan? Di Fujiyaki?" potong Tsu- atau Tsukasa lengkapnya.
"Ya, dan kalian disini malah bertengkar seperti dua ekor kucing yang dilepas di arena gladiator," Kei melanjutkan.
"Maaf.." gerutu Tarou yang tersungkur di lantai.
"Nah, ayo kita berangkat." Ryuu menyeret badan Tarou, diikuti Kei, Tsukasa, dan Satou.
Beberapa menit kemudian, sebuah panggung besar dibawah tanah berdiri didepan mereka. Lima alat musik sudah berada disamping. Dua buah gitar lead elektrik, sebuah gitar bass, piano, dan set drum.
"Konnichiwa, minna!" Tarou berteriak sekencang mungkin, dan dibalas dengan seruan yang sangat meriah dari tempat duduk hadirin. Mereka berlima spontan tersenyum oleh karena banyaknya pendukung mereka.
"Ayo kita goncang panggung, Kei! Ryuu! Tsuka! Satou!" sahut Tarou memegang gitarnya dan berada di depan mic. Kembali mereka disambut seru-seruan dan teriakan mendukung dari lautan manusia dihadapan mereka.
"Think you can handle this?! Mulai, MIDNIGHT HOWLS! JOINT*!"
Ruangan itu seketika dipenuhi suara rock band kencang, diawali dengan solo gitar dan dilanjutkan oleh musik berpadu antara drum, bass, piano, dan gitar.
futatabi miru sekai wa
chiri to zanzou awai kage
rin to shita senaka ni wa
sono subete wo seou kakugo ga aru
dou shitai no? dou shite?
kodoku na tabi sou kimeta hazu datta no ni
Memasuki reff, ekspresi senang di Tarou pun memuncak, dan dia mengeluarkan segalanya sebagai penyanyi. Suaranya menggema sampai ke luar stadium tersebut.
kono te wo hanasanaide
kimi kara tsutawaru omoi kara
kokoro ni nemuru negai ga mezameru
tsuyoi shisen no kanata
mayoi nai futari no sugata ga mieru
dakara susumu no sara naru toki e
Musik yang menegangkan akhirnya berakhir dengan sebuah drumroll, dan penutupan oleh gitar Tarou dan Ryuu.
"Kerja bagus hari ini, teman-teman!" Tarou berteriak dengan senang di toko mereka.
"Kerja bagus untukmu juga, Tarou!" Kei terlihat puas dengan hasil mereka di panggung barusan.
Ya, mereka bukan sembarangan laki-laki.
Mereka adalah Midnight Howls- sebuah band yang terbentuk dari klub musik di sekolah mereka.
Minase Youtarou- biasa dipanggil Tarou, adalah seorang pemain gitar yang handal. Beberapa kali dia mengambil alih sebagai vokalis. Sangat energetik, sampai tidak dapat mengontrol dirinya.
Takumu Satoushi- panggilannya Satou- adalah pemain drum yang pemalu, tidak percaya diri, tetapi anehnya, drumnya luar biasa. Juga adalah orang yang membetulkan peralatan seluruh Midnight Howls.
Yoshihara Tsukasa- dipanggil Tsu atau Tsukasa adalah pemain keyboard atau piano dari band mereka. Ia santai, rileks, dan dapat membuat jalan keluar dari sebuah kesalahan pada saat konser.
Araya Keisuke- biasanya dia dipanggil Kei atau Keisuke- adalah bass dari Midnight Howls. Karena rambutnya, dia dijauhi orang yang tidak kenal band mereka. Tetapi, permainannya luar biasa bagus.
Kobayashi Ryuuma- panggilannya Ryuu, adalah pengguna gitar dengan nada kedua- yaitu second guitar. Sepertinya ia adalah seorang otaku dan juga lolicon, tetapi itu rahasia...
Ya, mereka sama seperti band yang Tarou dan Ryuu saksikan di festival sekolah Sakuragaoka.
Dan, soal Sakuragaoka,
di tahun keduanya, di pertengahan semester,
sekolah itu berubah menjadi sekolah bebas yang juga menerima laki-laki.
-to be continued-
Serius, fanfic ini aneh.
Masa satu chapter kagak ada penyebutan nama Mio-chan atau Azunyan atau Yui-chan, ya?
Tapi.. ini cuma buat memperjelas OC OC yang saya bikin. haha :v
Oia, *JOINT- salah satu opening Shakugan no Shana II, *Ragna the BloodEdge- character di game BlazBlue. Banyak sopiler kecil"an crossovernya ya? Tapi karena ini gak menyambung sama cerita aslinya, jadi saya gak pake crossover.. haha :1
Juga, saya cuma iseng buat K-ON pake ada cowok nya.. dan rencananya ini cerita bakal panjang. Update juga gak akan cepet. #plak
Tapi tetep, saya ingin tahu apa yang para pembaca pikir tentang chapter pertama ini, so please leave a review. Review buat apapun terserah, bahkan ide-ide juga boleh kok~ Saya sangat hargai xD
That's it for now, matta ne! Kdramon out!~
