Ini awal musim semi. Di beberapa negara dengan empat musim pasti sangat menanti musim semi. Bunga-bunga yang mekar, udara yang hangat, angin bersemilir lembut. Semua orang pasti selalu di sertai senyum jika menyambut musim semi.
Di Jepang, Sakura sudah bermekaran di setiap sudut jalan. Membuat kota-kota di Negeri Sakura itu penuh dengan dominasi merah jambu.
Dan cerita ini dimulai dari Gedung Apartement daerah Kyoto yang tidak begitu menarik. Berada di pinggir kota dengan kondisi yang lumayan buruk Gedung Apartement tersebut akan memberikan cerita yang menarik—setidaknya tidak seburuk tempatnya.
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Amma Cherry present
"FLOWERS BOYS: Next Door (versi SasuNaru)"
Rating: T+
Warning:
AU, OOC, TYPO(S), GARING, SHO-AI, HAREM!NARU MAYBE, EYD tidak digunakan.
Fanfic ini tidaklah sempurna. Semua kekurangan di cerita ini tidaklah diharapkan oleh saya sendiri. Mohon maklumi jika kalian baca tapi gak suka silahkan kasih pendapat sesuka hati.
.
.
.
.
.
Judul pinjam dari drama korea, ide cerita juga pinjam sedikit; soal kesamaan tempat dan mungkin juga karakter.
Hope you Enjoy~
.
.
.
.
.
Chapter:1 (A Long Time No See)
Uzumaki Naruto; pemeran utama dalam cerita.
Ia memiliki tinggi 172cm yang bagus untuk seorang pemuda yang lebih tertarik pada buku. Rambut pirang sewarna mentari, mata biru bundar berbingkai kaca mata, bibir merah tebal, hidung mancung sedikit bangir, pipinya memiliki tiga garis tipis yang jika tersenyum terdapat lesung pipi disana. Oh, jangan lupakan kulitnya yang berwarna karamel.
Naruto memiliki fisik dengan keindahan alami. Wajahnya yang rupawan tidak membawanya pada nasif baik untuknya. Usianya sudah memasuki 23 tahun dan ia tidak tertarik dengan dunia luar. Sang Uzumaki merasa jika ia sangat aman berada didalam apartemennya yang sempit.
Ia akan keluar jika ia ingin. Tapi, untuk itu ia banyak tidak inginnya.
Memperbaiki kacamata bacanya yang sedikit melorot, Naruto masih fokus pada novel tebal di tangan sebelah kanannya. Ia duduk berselonjor diatas sofa, tangan kirinya mengusap kucing berbulu coklat peliharaannya. Hanya kucing coklat itulah temannya beberapa tahun terakhir.
Sang Kucing bahkan menggeliat manja dengan mata terpejam ketika Sang majikan terus mengelus kepalanya—membuatnya mengantuk.
Terdengar suara air mendidih dari arah dapur yang berjarak tidak jauh dari ruang tengahnya, Naruto beranjak menuju dapur. Dengan malas ia menyeduh teh kesukaannya.
Tidak 'kah ini membosankan?
Memang iya, sih!
Lagi pula apa salahnya berjalan keluar untuk sekedar ke supermarket atau ke ATM sebentar.
Naruto berjalan ke kamarnya untuk berganti pakaian—berniat untuk keluar sebentar mengabaikan tehnya.
.
.
.
Amma Cherry
.
.
.
Berjalan di sore hari seperti ini sangat nyaman bagi Naruto, ia antusias melihat bunga-bunga Sakura yang bermekaran. Bahkan akan ada festival musim semi yang diadakan di Kyoto, beberapa hiasan di pinggir jalan memperindah pemandangan yang hendak menyambut musum semi dengan festival tahunan.
Tidak terasa kaki jenjangnya sudah tiba di depan gedung apartement. Memberi salam pada penjaga keamanan di depan gedung, si pirang melangkah kembali menuju apartementnya.
.
.
.
.
.
"Huh! Kau tidak lihat jika aku sibuk?" dengan arogan seseorang yang tinggal di sebelah apartement Naruto yang bernomor 803 itu, menutup pintu dengan kencang. Tiba-tiba si pirang merasa miris pada gadis berambut pink yang masih berdiri diam di depan pintu itu.
Naruto ingat nama penghuni apartement disana. Akasuna Sasori, dia tinggal dengan adik sepupunya Sabaku Gaara. Mereka pernah bertemu beberapa kali saat acara pertemuan antar penghuni apartement untuk meningkatkan kerukunan.
Memasukan kunci untuk membuka pintu, Naruto lebih memilih masuk ke kamarnya ketimbang memikirkan orang lain.
Memasuki apartementnya, Naruto celingukan mencari kucing coklatnya.
"Sora? Sora kau dimana?" Pemuda bermata sapphier itu mencoba memanggil kucingnya yang biasanya selalu tanggap ketika dipanggil. Sora biasanya selalu ada menyambutnya di depan pintu ketika ia baru kembali dari luar.
Setiap sudut ruangan sudah di cari oleh Naruto. Namun Sora entah kenapa tidak ada, Naruto mencoba berpikir positive jika Sora mungkin keluar untuk mencari udara segar. Sora juga seekor kucing yang punya rasa bosan.
Naruto menunggu sang kucing untuk pulang hingga malam dan ia ketiduran. Tapi, Sora tidak kembali.
.
.
.
.
Pagi-pagi sekali sebelum ayam berkokok, Naruto sudah keluar mengelilingi daerah komplek apartementnya. Ia khawatir kucingnya Sora tersesat setelah dari kemaren sore tidak pulang. Sora bahkan mungkin tidak tau daerah mana yang dia diami ketika kucing tersebut hanya mengikuti tuannya mendekam didalam kamar.
Naruto mengelilingi gedung apartement sampai tiga kali dengan yang ini. Ia berada di gedung seberang yang memang pemiliknya sama saja.
Dengan hoddie yang menutupi kepalanya yang bersurai pirang, pemuda Uzumaki itu menyusuri lorong di apartement yang masih nampak sepi.
Krieett...
Salah satu pintu terbuka tepat ketika Naruto ingin lewat. Tiba-tiba kaki jenjangnya berhenti melangkah, entah kenapa juga ia menoleh ke arah pintu yang terbuka tersebut.
Meoong~
Repleks manik biru itu terarah pada suara kucing yang mengeong tadi.
"Sora?" Naruto berbinar menatap kucing kesayangannya yang tengah menatapnya dengan pandangan puppy eyes—layaknya kucing tersebut telah di siksa seseorang. Lantas Naruto menatap orang yang sedari tadi menggendong Sang kucing—atau orang yang menculik Sora.
DEG
Jantung Naruto berhenti berdetak beberapa saat. Mulutnya terbuka tutup dengan pandangan yang shock kearah depan.
"Lama tidak berjumpa, hn? Naruto~...", orang itu mengangkat garis bibirnya tipis tampak sedang menyeringai.
Naruto masih merasa jantungnya dag dig dug tak karuan, seperti sedang memacu adrenalin terjun dari atas tebing. Bahkan, Sora yang biasanya galak saja tidak berkutik pada orang yang asing yang leluasa menggendongnya.
"Kau sama sekali tidak berubah dari terakhir kita bertemu, ya?" lelaki berambut raven itu menaruh Sora ke bawah lalu ia kembali menatap si pirang.
Mencoba untuk tenang Naruto tersenyum tipis dengan wajah sedikit tertunduk. "Yeah~... Tapi, kau nampak terlihat tua sekarang!", ucapnya dengan seringai tanpa arti. "Dan aku, sama sekali tidak menyangka kau menyewa disini." ia mematap manik obsidian di depannya yang masih berekpresi datar.
"Aku baru pindah kemaren jika kau ingin tau? Senang bisa bertemu denganmu lagi, Naruto!", pemuda berambut raven itu tersenyum.
"Aku sangat tidak senang bertemu denganmu, Sasuke Uchiha! Permisi?!", Naruto lantas menggendong Sora untuk kembali ke apartementnya karna ia harus selesai mengerjakan pekerjaannya sebagai penulis.
Sasuke Uchiha; aktor kedua dalam cerita ini.
Anak bungsu dari keluarga Uchiha yang kaya raya. Tampan, pintar, pacar impian para gadis. memiliki fisik yang tinggi tegap 182cm dambaan para pria, kulit putih pucat, rambut raven bergaya pantat ayam, hidung mancung, alis terukir tebal, mata bermanik hitam yang tajam, bibir tipis dan kulit wajah sehalus bayi.
Sasuke yang super tampan menyeringai tipis memandang punggung pemuda yang sejak dulu menjadi saingannya.
Aku dapatkan kau~
Dalam sekejab, kamar bernomor 606 itu mengalunkan musik jazz yang manis dari penghuninya.
.
.
.
Amma Cherry
.
.
.
Naruto berjalan menuju apartementnya dengan gerutuan tidak jelas. Sora menatapnya dari balik pelukan si pirang—sang kucing nampak tidak mengerti dengan keadaan majikannya.
Pemuda Uzumaki itu tidak habis pikir, bisa-bisanya ia bertemu dengan mahluk sejenis unggas macam Uchiha itu. Ia yakin jika kedatangan Sasuke yang mendadak bukan pertanda baik untuk kehidupannya yang tenang. Iblis seperti si Teme itu pasti punya rencana jahat untuknya. Naruto berpikir terdengar percaya diri sekali.
Jelas saja ia bisa berpikiran buruk pada mantan rivalnya di masa high school dulu itu, mengingat pada jaman sekolah menengah atas itu adalah masa terburuk dalam hidupnya yang tidak ingin ia ingat. Jika bisa kubur saja sampai inti bumi.
Menghempaskan diri ke sofa kesukaannya—menjadi kesukaan karna hanya sofa itu yang tersedia diruang tengah. Naruto akan melanjutkan membaca novelnya ketika bunyi ketukan di pintu mengganggunya. Si pirang berdecak tak suka dengan tamu pagi harinya. Moodnya sudah teranjur buruk sejak tadi.
Berdiri di depan pintunya, Naruto mengintip dibalik lobang kecil yang memang berguna untuk melihat tamu dari dalam.
Rambut merah?
hanya ada sejumput rambut berwarna merah yang terlihat di sisi sebelah kanan pintu. Pemuda pirang itu berpikir sejenak, orang dengan rambut merah itu hanya tetangganya yang tinggal disebelahnya.
Ada perlu apa tetanggaku datang pagi-pagi? Aneh.
Dengan berat hati Naruto membuka pintu selebar 20centimeter lalu melongokan kepalanya keluar. Terlihat lelaki berambut merah tadi tengah bersandar di samping pintu dengan menekuk kaki sebelah kirinya.
"Maaf? Ada perlu apa, ya?" Naruto bertanya sopan pada orang yang menatapnya biasa saja dengan ekpresi datar. Tidak tau jika pemuda ini sangatlah mengganggu kegiatan dirinya.
Mata sayu pemuda berambut merah itu memandang Naruto tanpa berkedip, ia lalu tersenyum menampakan pipi kanannya yang berhiaskan lesung pipi disana. "Aku hanya mengantarkan pesan pemilik apartement untukmu. Katanya kau dan kita semua yang menjadi penghuni disini harus ikut pertemuan seperti yang lalu kita lakukan." manik coklat madu sang pemuda berkilau tertimpa cahaya lampu di balik lorong.
Naruto mangangguk tanda mengerti. "Iya! Kalau begitu, terima kasih, Sasori-san?!", Ia membungkuk sebagai rasa terima kasihnya.
Sasori yang mendapat ucapan terima kasih entah kenapa tiba-tiba terpana dengan ucapan terakhir si pirang. Dia tau namaku... Ya Tuhan...! Sasori membatin dengan mulut menganga.
"Apa ada hal lain yang kau ingin sampaikan, Sasori-san?", tanya Naruto yang merasa jika orang di depannya mulai aneh.
"Eh, ti-tidak... Hanya itu saja. Aku permisi!", buru-buru Sasori berpamitan dengan si pirang yang menatapnya penuh tanda tanya.
Dia tau namaku... Dia mengingatku...
Sedang pemuda dengan rambut merah itu berbunga-bunga dengan musik yang romantis mengisi kepalanya, berbanding terbalik dengan wajahnya yang datar.
Sang pemuda lalu kembali ke dalam bilik kamarnya dengan aura menyenangkan.
Akasuna Sasori; pemeran ketiga dalam cerita.
Tampan sudah pasti, keseluruhan wajahnya yang baby face sangat menarik kaum hawa. Tinggi lumayan 178, berambut merah, bermata coklat dengan lesung pipi disebelah kanan. Type manis dan lembut dalam sekali senyum dapat membuat siapa saja meleleh.
.
.
.
.
Naruto menyernyit ketika hendak kembali berbaring nyaman diatas sofa, ia menemukan Sora mencakar-cakar kayu jati meja di depan sofa. Ketika ia mengamit tangan mungil sang kucing, Sora mengeong galak pada dirinya. Naruto kaget bukan main.
Sora selama ini tidak pernah kasar padanya!
"Sora~… Ada apa denganmu, sih?" si pirang menghela nafas melihat tingkah kucing kesayangannya berubah drastis.
Ia beranjak dari sofa, lalu kakinya menuju tirai jendela yang masih tertutup. Tangan berkulit tannya menyibak tirai jendela yang tertutup agar sedikit terbuka untuk menerima cahaya matahari pagi.
Tapi.
APA YANG DILAKUKAN SI TEME DISANA?
Naruto melolot horor ketika dirinya menemukan Uchiha Sasuke tepat berada diseberang kamarnya—lebih tepatnya apartement mereka berseberangan. Sang Uchiha dengan seringai seringan bulu angsa, menatap si pirang dari arah beranda kamarnya tanpa menggunakan baju atasan sama sekali.
Naruto mengambil teroppng diatas laci meja sebelah jendelanya. Ia memperjelas gestur tubuh sang Uchiha yang membuat ia sedikit penasaran.
Sasuke menunjuk dirinya sendiri, lalu telunjuk kanannya terarah pada NarutoNaruto, terakhir ia membuat bentuk Love pada kedua jari telunjuk dan jempolnya.
Teropong kuning cerah itu terjatuh dari tangan Naruto dengan gerak slow-motion. Mulut si pirang menganga lebar dengan mata terbelalak.
Dengan segera Naruto berbalik sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. Jendelanya ia tutup kembali dengan tirai, dan ruangan kembali agak sembab tampa sinar Sang mentari. Tapi, yang jadi masalah adalah; Si teme anak unggas tepat diseberang apartementkuuuu...
"Dasar gila! Dia memang gila sedari dulu. Huh! Aku balas kau nanti!", si pirang bergumam sendiri dengan wajah masih semerah kulit apel. Dilihat Sora telah tertidur dibawah meja, ia mengangkat Sora agar tidur diatas pangkuannya. Tapi, mata birunya melihat bekas guratan hasil cakar-cakaran Sora yang tidak biasa.
Kenapa berbentuk hati?
Iya... Kenapa bisa bebentuk hati disana? Ada apa dengan kucing itu? Sepertinya setelah menginap dirumah pendatang baru itu Sora nampak aneh.
Oh, jadi pendatang baru itulah yang menjadi tersangka atas perubahan Sora? Sudah pasti begitu.
Awas kau, akan aku balas!
Memang sudah harus seperti itu Naruto! Bisa saja orang itu menghipnotis Sora agar jadi liar jika dengan dirimu.
Naruto akhirnya malah perang batin sendiri, ia mengatur rencana untuk balas dendam nanti saja.
.
.
.
Amma Cherry
.
.
.
Acara berkumpul untuk semua penghuni apartement sederhana yang diadakan sebulan sekali itu berada di atap gedung.
Pemilik apartement; Senju Tsunade, usianya yang hampir setengah abad tidak mempengaruhi penampilannya yang modis dan cantik. Bahkan ia terlihat seperti wanita 30tahunan dengan kosmetik mahal yang ia gunakan import dari Amerika.
Naruto baru saja tiba paling akhir. Ia dapat menafsirkan jika orang-orang melihatnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Siapa peduli dengan pakaiannya yang tebal ketika musim semi, nyatanya pasti ia dipandang aneh. Ia hanya kurang suka ditatap orang-orang jika berpakaian normal.
Lagi pula, solidaritas antar penghuni apartement ini sangat luar biasa membosankan menurut si pirang. Ia hanya menyukai satu hal, yaitu kamarnya.
Suara langkah kaki terdengar dari arah pintu menuju atap. Naruto berpikir jika ternyata bukan hanya dia yang terlambat.
"Kau sudah datang? Silahkan duduklah, Uchiha-san?!" Tsunade mempersilahkan tamu terakhirnya duduk dengan menyodorkan secangkir teh hijau yg mengepul dari gelas plastik yang tersedia.
Naruto memandang pemuda Uchiha yang duduk tepat diseberang kursinya. Sang Uzumaki hanya memutar mata ketika Sasuke sedikit mengangkat gelas keatas mulutnya dengan seringai tipis.
Apa-apaan dia? Dasar alay.
Naruto membatin sebal.
"Makanan sudah siap~! Aku membuat mie soba dan ramen. Oh... Aku juga membawakan kimchi ini dari Korea, aku baru kembali kemaren!", seorang pemuda berambut merah—lagi, dia tinggal di apartement seberang dekat Sasuke. Pemuda yang berpropesi sebagai Koki itu memutus acara pandang-pandangan Uchiha Uzumaki yang mengalirkan kilat-kilat tak kasat mata.
Nagato tanpa marga yang jelas ini juga sangat tampan. Semua pemeran dalam cerita ini tampan dan cantik. Sebab kalau jelek takut tidak laku.
Nagato selain tampan dan berkarisma, ia pintar memasak. Itu sangat jarang ditemui dari sebagian lelaki, Nagato sangat suka memasak apa saja.
Naruto juga suka ramen yang dibuat pemuda itu. Ramen yang seperti tersedia khusus untuknya, karna nyatanya yang lain hanya memakan mie soba. Lalu senyuman Nagato saat menaruh mangkuk ramen didepannya.
Sudahlah lupakan saja!
.
.
.
.
.
Selesai acara perkumpulan tadi, Naruto langsung pamit pulang. Ia berjalan di lorong-lorong gedung yang nampak sepi. Memikirkan seseorang yang telah datang mengusik hidup tenangnya.
"Memikirkan aku, Dobe?" suara bariton yang cukup pamiliar itu repleks membuat Naruto menoleh kaget lalu melotot tajam kearah tersangka.
Sok tau! Dasar dukun!
"Jangan berwajah datar seperti itu. Kau tidak cocok!" Sasuke senang sekali menggoda pemuda pirang yang sekarang mempercepat langkahnya. Sasuke juga memperlebar langkah kakinya. "Ngomong-ngomong, kau pasti senang pemuda tadi begitu perhatian dengan ramen itu, 'kan?" sang Uchiha berucap datar memancing reaksi Naruto.
"Bukan urusanmu! Urus saja urusanmu yang lebih penting!"
GRAB
Sasuke menangkap lengan Naruto dengan cepat, ia memojokan pemuda Uzumaki itu ke tembok.
"Urusanku sekarang ini yang terpenting adalah dirimu...", Sasuke berucap pelan di tengkuk Naruto. "jadi jangan mencoba lari dari kenyataan lagi, Dobe~!" Sasuke menjilat leher halus Naruto, lalu ia melepas kunciannya pada si pirang dan pergi begitu saja.
Naruto masih shock dengan mata terbelalak, ia gemetar dengan kaki yang lemas lalu terduduk di lorong sepi tersebut.
Mati aku~
Naruto membatin ingin menangis dengan keadaannya.
TBC
Err... maaf sebelumnya jika fic ini mirip drama korea yang terkenal. memang saya dapat ilham dari drama itu kok. makanya saya pake saja sekalian judulnya. hahaha.
Memang judul dan tempat inspirasi dari drama. karakter punya MK. alur cerita versi saya sendiri kok. ululululu~
Oh iya... ini baru awal loh ya~
sengaja dibikin pendek biar pada kepo. #dibuang
saya akan sangat senang jika kalian membaca lalu mereview
Review please?
TOMAT JERUK
