Summary: Seperti laut tanpa riak ombaknya, seperti langit tanpa iringan awannya.

Disclaimer: Gen Urobuchi, Katsuhiko Takayama

Genre: Romance, YAOI ALLERT

Rate: T

Pairing: Inaho x Slaine

Warning: OOC, typo eperiwer~~~~ , BL, Yaoi, Absurd, gak nyambung dengan summary, bahasa berantakan

DON'T READ , IF YOU DON'T LIKE STORIES ABOUT BL~~

Nothing Without You

PROLOG

"Huuuuffft"

Aku melihatmu menghembuskan nafas berat, raut wajahmu seperti menimbang-nimbang ingin mengatakan sesuatu. Surai-surai emasmu sedikit bergoyang kala sekali lagi kau menghembuskan nafas. "Hmm? Ada apa?" akhirnya aku bertanya setelah cukup lama menunggumu berbicara.

"Sepertinya mulai bulan depan aku akan sedikit mengurangi hobbyku" jawabmu mengaduk-aduk jus jeruk yang tadi kita pesan. Pandanganmu melihat kosong ke arah jendela cafe.

"Makin sibuk dengan pekerjaan dan kuliahmu yah?" tanyaku lagi. Aku mengikuti arah pandanganmu, berharap menemukan sesuatu yang menarik di luar sana.

"Yah, begitulah"

...

"Kesempatan ha..ha.. Hei.. Inaho kau baik-baik saja?" Calm memainkan sumpit nya di depan mataku. "Biasanya kau akan marah saat aku mengambil telur dadarmu"

"Oh.. Ha ha " entah kenapa aku sangat tidak ingin berdebat dengan siapapun saat ini. Aku melirik ponselku lagi. 'Tidak ada pesan'

"Kalian bertengkar lagi?"

"Apanya?"

"Kau dan Slaine"

"Tidak"

"semoga saja benar, semoga saja seperti yang kau katakan"

...

'Bagaimana jika suatu saat kami berpisah?' entah dari mana pertanyaan itu muncul di benakku. Dia bersikap biasa saja. Sangat normal seperti hari-hari sebelumnya. Bukan, yang salah bukan pada dirinya. Yang salah adalah pada diriku. Bukannya harusnya aku bahagia? Itukan impian dia sejak dulu. Bukankah awalnya aku menjadi salah seorang yang paling mendukungnya? Kenapa sekarang aku seperti ini? Aku bahagia dia bisa satu langkah mencapai impiannya. Tapi aku sedikit tidak suka saat dia akrab dengan yang lain.

"SIAL! INI TIDAK MUNGKIN KAN?" aku memandang langit-langit kamarku. Senja merah sudah terbenam di luar sana. Aku membenci gelap. Tapi rasanya aku akan membenci diriku sendiri jika saat ini aku bangun dan menyalakan lampu.

"Orenji-iro. Kau baik-baik saja?" tanyamu sedikit khawatir. Bagaimana aku tau kau khawatir? Mudah saja, wajahmu menggambarkan semuanya. Kau yang selama ini tidak pernah melakukan hal nekat, beberapa detik lalu melakukannya. Melompati Balkon kamar yang jaraknya hampir lima meter. "Kukira kau.. Kau pingsan" suaramu terisak.

"Koumori? Kenapa kau di sini?" tanyaku bodoh

"Kau! Kenapa tidak menyalakan lampu kamarmu? Biasanya jam 5 sore lampu kamarmu sudah nyala. Tapi sekarang tidak. Aku sejak tadi menelponmu tapi tidak kau angkat. Aku.. Aku kira ada hal buruk yang menimpamu"

"Ah.. Haha haha aku baik baik saja oke?" entah otakku yang mulai rusak atau apa, tanpa sadar lenganku memeluknya. 'Aku benar-benar sudah gila'

...

TBC

Haihooooo~~~~ anybody miss me? /pd njay. Maaf untuk long hiatusnya yg mendadak. Terima kasih juga untuk supportnya selama ini. Bener-bener kangen deh nulis lagi. Semoga mulai detik ini bisa nulis yah. Ini story baru, hahaha yang lain bakal dilanjut kok tenang saja. Terima kasih juga buat yang selalu nagih saya kapan lanjut, dengan itu saya ingat saya punya utang ff haha. Btw yg ini masih prolog. Cerita akan berkembang sesuai mood saya/njay

See yaa