One Person is You

Cast : Byun Baekhyun & Park Chanyeol.

Other(s) Cast : Wu Yifan/Kris, Do Kyungsoo, And all member of EXO.

Genre : Romance-Drama, Humor, (Little) Angst.

Rated : T.

WARNING :

Ini FF YAOI, bagi yang gak suka Yaoi bisa tekan tombol (x) di atas. Menjauh dari FF Bow dari pada ngebash FF Bow, gampangkan. Typo pasti ada. Cerita juga mungkin geje dan pasaran.

.

.

.

Bow kan Author baru di FFN, jadi Bow mau minta tolong pada Readers semua yang membaca FF Bow untuk memberitahu Bow jika ada kesalahan dalam penulisan, dan juga beri Bow saran dan kritik yang berisi kalimat-kalimat yang membangun semangat Bow untuk menulis FF lewat Review, Mohon bantuannya untuk Readers semua

KHAMSAHAMNIDA! ^_^

I HOPE YOU ENJOY READING MY FIC!

.

.

.

SUMMARY :

Baekhyun awalnya tak terima ketika harus dijodohkan dengan seorang Namja tinggi bernama Park Chanyeol, tapi ketika mengetahui Namjachingunya berselingkuh membuatnya terpaksa menerima perjodohan tersebut, Namun bagaimana jika ternyata di dalam perjodohan itu ada maksud lain yang tersembunyi?

#Duh summary geje banget#

.

.

.

Di sebuah Apartemen terlihat seorang Namja tampan tengah bersandar pada sofa panjang dengan sebuah buku di tangannya. Kakinya terlihat berselonjor di atas meja. Matanya terlihat fokus membaca tulisan demi tulisan yang tertera di lembar buku.

Ting Tong

Suara bel apartemennya yang berdenting mengintrupsinya untuk menoleh ke arah pintu apartemen. Lama ia menatap pintu apartemen sebelum akhirnya melempar bukunya asal ke atas meja dan melangkahkan kakinya menuju pintu.

Klek

"Chanyeollie~ Bagaimana kabarmu Chagia ~" Seorang Yeoja langsung memeluknya erat, Namja itu nampak kaget dengan pelukan tiba-tiba Yeoja di depannya sehingga ia berusaha melepaskan pelukan Yeoja itu.

"Yah! Eomma, lepaskan pelukanmu. Dadaku rasanya sesak!" Mendengar keluhan keluar dari bibir plum si Namja, Yeoja berparas cantik -Meskipun sudah berumur kepala tiga- itu melepaskan pelukannya.

"Yah! Chagia, apa kau tak merindukan Eomma mu ini, eoh?" Namja tinggi itu hanya diam saja saat Yeoja yang berstatus Ibunya itu menangkup kedua pipinya dengan sesekali mencubit pipi yang lumayan chabi itu dengan gemas.

"Aish! Sudahlah, lebih baik kita masuk kedalam, Eomma. Malu jika di lihat tetangga!" Namja itu -Chanyeol- langsung menarik tangan Eomma nya memasuki apartemen.

Chanyeol menyuruh Eomma nya duduk di sofa, ia pun mengikuti Eomma nya duduk di sofa yang bersebrangan. Namun sebelum ia bertanya pada Eomma nya ada urusan apa Eommanya datang ke Korea, sebuah koper besar yang berada di sisi sofa dekat Eommanya membuatnya mengerutkan kening.

"Eomma, koper siapa itu? Jangan bilang kalau Eomma akan tinggal bersamaku selama berada di Korea." Chanyeol menatap Eommanya dengan mata menyipit penuh selidik. Eommanya hanya tertawa kecil sebelum akhirnya berbicara.

"Bukan Eomma yang akan tinggal disini, tapi calon istrimu Byun Baekhyun." Ucap Eommanya penuh penekanan ketika mengatakan nama seseorang. Sontak Chanyeol membulatkan matanya sehingga terlihat seperti hampir keluar dari tempatnya.

"Byun Baekhyun?" Teriaknya. Sedangkan Eommanya mengangguk mantap.

"Ne, sebentar lagi dia datang. Dia sedang ke mini market, katanya ketika tahun lalu saat berkunjung ke apartemenmu ia tidak menemukan makanan apapun untuk mengemil, makanya ia ingin berbelanja dulu sebelum dia kesini." Jelas Eommanya seraya mengambil tisu di atas meja untuk membersihkan keringat yang mengucur di dahinya.

"Aish! berarti saat itu bocah itu yang mengacak-ngacak dapurku dan kulkas." Desis Chanyeol pada ibunya yang terlihat tidak peduli dengan desisannya.

"Chanyeol-ah, apa kau kekurangan uang untuk membeli cemilan eum? hah.. Salah mu sendiri Kenapa kau menolak uang yang selalu Eomma kirim." Ujar Eommanya tanpa menoleh pada Chanyeol karena tengah sibuk mengelap keringatnya. Chanyeol hanya mendelik mendengan penuturan Eommanya.

"Siapa bilang aku kekurangan uang? Uang ku tidak akan kurang walaupun di belanjakan setiap hari. Anak itu saja yang tidak tahu kalau aku selalu menaruh cemilanku di lemari coklat yang aku simpan di kamar." Terang Chanyeol.

Ting Tong

"Ah! Itu pasti Baekhyun, biar Eomma yang membukakan pintu Yeol." Chanyeol memutar bola matanya malas melihat Eommanya yang terlihat antusias berlari ke arah pintu apartemen.

klek

"Eomma !"

"Baek, kau belanja banyak sekali!" Seru Park (Kim) Junsu -Ibu Chanyeol- seraya membantu membawakan belanjaan Namja cantik yang terlihat kesusahan membawa belanjaannya.

"Ini tidak seberapa Eomma, mungkin akan habis dalam waktu dua hari." Terang si Namja cantik -Baekhyun- seraya memperlihatkan Eye Smile nya.

"Jangan terlalu banyak memakan makanan ringan Baek, kau harus jaga kesehatanmu, Ne ?"

Setelah Mereka meletakkan belanjaan itu di atas meja makan, Junsu langsung menarik tangan Baekhyun menuju ruang TV. Dimana tadi ia mengobrol dengan anak semata wayangnya Park Chanyeol.

"Chanyeolly~ Baekkie sudah tiba, apa kau tak merindukan tunanganmu ini, eoh?" Teriak Junsu seraya berjalan ke arah ruang TV sembari menggandeng tangan Baekhyun. Chanyeol yang mendengar itu berdecak malas lalu kembali mengambil bukunya di atas meja dan membuka lembaran kertas itu, mencari halaman yang tadi ia tandai.

. . . . .

"Kau Jaga Baekhyun dengan baik, ne! Jangan sampai membuatnya marah. Ia orang yang nekad, Eomma tidak mau jika Baekhyun melarikan diri lagi seperti saat ia tidak terima di jodohkan denganmu." Jelas Junsu pada Chanyeol yang terlihat mendengus kesal karena merasa jengkel pada Eommanya yang tidak juga memasuki mobil dan malah mengoceh.

"Eomma sepertinya sangat mengetahui Baekhyun, sebenarya siapa sih anak Eomma? Aku atau bocah manja itu!" Chanyeol mendelik, Memalingkan wajahnya dari Ibu tersayangnya namun sangat menyebalkan itu.

"Jadi kau cemburu eoh? Salah mu sendiri kenapa ingin berpisah atap denganku."

"Tapi kan aku punya alasan untuk itu."

"Yah, "Ingin mandiri" aku juga tahu."

"Yah sudah kalau sudah tahu." Balas Chanyeol sinis.

"Yah sudah, Eomma harus buru-buru ke bandara, kau jaga Baekhyun dengan baik. Jangan sampai dia kenapa-napa-"

"Ne Eomma, cerewet sekali. Cepatlah masuk ke dalam mobil." Potong Chanyeol seraya mendorong Eommanya untuk segera memasuki mobil khusus.

Chanyeol menatap mobil Ibunya yang melaju, Ia terus menatap mobil Ibunya hingga mobil itu menghilang di perempatan jalan. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya memasuki apartemen.

. . . . .

"Sedang apa kau?" Tanya Chanyeol pada Baekhyun yang terlihat mondar-mandir tidak jelas di apartemennya.

"Aku lupa lagi lokasi ruangan di apartemenmu! Aku sedang mencari kamar untuk meletakkan barangku." Jelas Baekhyun seraya menunjukan koper di tangannya.

"Di sini hanya ada satu kamar, disana." Chanyeol menunjuk ke sebuah pintu di samping Baekhyun. "Dan itu kamarku, kalau kau ingin kau bisa tidur di sofa ruang TV."

"Enak saja, Kau saja yang tidur di sofa ruang TV! Aku akan tidur di kamarmu." Ujar Baekhyun dan segera membalikan badannya melangkah menuju pintu di sampingnya.

"Yah! Kau itu tamu disini Baekhyun, Jadi kau yang harus tidur di sofa ruang TV." Chanyeol berlari ke arah Baekhyun dan menarik ransel Baekhyun sehingga membuatnya mundur beberapa langkah.

"Park Chanyeol, apa kau tuli eoh? tadi Eommamu bilang apa padaku? "Baekhyun jangan sungkan-sungkan, anggap saja ini apartemenmu sendiri" Otomatis aku disini bukan tamu." Sergah Baekhyun seraya menatap tajam lawan bicaranya. setelah itu ia kembali melangkah dan memasuki kamar Chanyeol dan menutup pintunya dengan amat keras.

Brakk

Chanyeol tersentak ketika pintu itu ditutup dengan kerasnya. Amarahnya kembali memuncak, ia mengambil sebuah boneka gajah berukuran sedang yang tergeletak dilantai lalu melemparnya ke arah pintu dengan kekesalannya yang sudah meluap-luap.

"Aish! Dasar bocah manja, awas kau!"

. . . . .

Jam menunjukan pukul 20:30. Baekhyun terlihat berguling-guling di atas kasur King Size milik Chanyeol yang sudah di klaim menjadi miliknya itu dengan memegangi perutnya yang nampak berbunyi minta diisi.

"Ah, lapar sekali." Gumam Baekhyun dengan sesekali meringis kecil. Beberapa detik kemudian ia berhenti berguling-guling, Ah ia baru ingat kalau tadi sore ia berbelanja. Sebaiknya ia langsung ke dapur saja.

Baekhyun membuka pintu kamar lalu melangkah keluar, ia pandangi setiap sudut apartemen Chanyeol dengan pandangan takjub. Apartemen Chanyeol begitu bersih dan rapih, semua barang tertata dengan baik. Ah kalau begini caranya ia akan betah tinggal di sini.

Cresszz (anggap aja suara makanan yang di goreng)

Baekhyun menghentikan langkahnya ketika mendengar suara dari arah dapur, di tambah lagi ia mencium aroma sedap dari sana. Ini membuat perutnya semakin memberontak saja. Ia pun melangkah dengan cepat ke arah dapur. Disana terlihat Chanyeol yang sedang berkutat dengan sesuatu di atas meja makan. Itu kan belanjaannya. Apa Chanyeol akan mencuri makanannya? pikir Baekhyun.

"Yah! Kau mau mencuri makananku yah." Sontak Baekhyun langsung menarik kantung belanjaannya dari tangan Chanyeol.

"Aku mau memasak belanjaanmu, siapa tahu kau lapar, kenapa kau malah menuduhku mencuri, dasar bocah manja." Jelas Chanyeol. Baekhyun mengedipkan matanya berkali-kali mendengar penuturan Chanyeol.

"Benarkah? K-kalau begitu, Lanjutkan. A-aku menunggu di sini." Baekhyun menyerahkan kembali kantung belanjaannya pada Chanyeol lalu ia mendudukan dirinya di kursi meja makan.

Lama Baekhyun menunggu Chanyeol hingga ia mulai bosan dan itu membuatnya mengantuk, dari pada ia ketiduran disini lebih baik ia membantu Chanyeol saja. Begini-begini juga ia pernah membantu Maid-Maid di rumahnya memasak. Baekhyun berdiri dari duduknya lalu menghampiri Chanyeol yang tengah memotongi sayuran.

"Chanyeol, aku ingin membantumu memasak. Dari pada duduk berdiam diri, itu membuatku bosan."

Chanyeol menghentikan aktivitasnya lalu menatap Baekhyun. "Sudahlah, kau diam saja dan duduk manis di kursi, dari pada kau nanti menghancurkan masakannya." Baekhyun membulatkan matanya dan menatap Chanyeol yang terlihat kembali memotongi sayuran dengan santai.

"Asal saja kau bicara. Aku bisa jika sekedar memotongi sayuran ini." Sergah Baekhyun sinis. Ia langsung merebut pisau yang di genggam Chanyeol lalu melakukan aktivitas seperti Chanyeol tadi, memotongi sayuran.

"Jangan terlalu besar memotong wortelnya Baek, Kau harus memotongnya seperti ini." Ujar Chanyeol setengah berteriak, entah apa yang mendorongnya untuk berdiri di belakang Baekhyun lalu menggenggam tangan kiri Baekhyun yang memegang wortel di nampan, sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan kanan Baekhyun yang memegang pisau. Ia mulai menggerakan tangan Baekhyun yang memegang pisau mendekati wortel, memotong wortel itu dengan perlahan.

Sementara Baekhyun hanya terdiam, menatap lurus ke arah wortel yang sedang ia potong dengan Chanyeol. Entah kenapa ketika tangan besar Chanyeol menggenggam tangan mungilnya rasanya begitu hangat, begitu hangat hingga merambat keseluruh tubuhnya dan juga sampai ke dalam jantungnya, membuatnya berdetak tak karuan, membuat napasnya begitu sesak sampai mulutnya pun terbuka sedikit untuk membantu hidungnya menghirup oksigen. Apa Chanyeol tidak akan mendengar detak jantungnya ini, bagaimana jika dia mendengarnya? Dada Chanyeol yang menempel pada punggung sempitnya itu sukses membuat detakkan jantung itu semakin cepat dan tidak terkontrol. Ia takut jika Chanyeol mendengar detak jantungnya. Pasti ia akan salah paham.

"Seperti itu Baek, kau mengerti?" perkataan Chanyeol membuat Baekhyun tersentak dan menoleh dengan cepat padanya.

"N-ne, aku mengerti sekarang." Baekhyun merutuk dalam hati, kenapa ia berbicara gugup seperti tadi.

. . . . .

"Aku sudah selesai." Chanyeol bangkit dari kursinya, lalu mengambil piring beserta mangkuk dan gelas kotor bekasnya untuk di bawa ke Wastafel. Sementara Baekhyun masih sibuk berkutat dengan makanannya.

"Kalau sudah selesai, cuci semua benda makan yang kau gunakan di Wastafel. Aku akan pergi tidu-"

"Aku sudah selesai." Potong Baekhyun seraya memberaskan piring, mangkuk dan gelas untuk di bawa ke Wastafel. Sedangkan Chanyeol sudah melengos dari dapur entah kemana.

Baekhyun mencuci tangannya dengan air keran setelah semua benda makan telah di cucinya. Mulutnya menguap kecil sebelum ia meninggalkan tempat itu dan berlari ke arah kamar Chanyeol yang juga di klaim sebagai kamarnya.

Klek

Ia menutup pintu kamar, setelahnya ia berjalan lunglai ke arah kasur King Sizenya. Namun belum beberapa langkah ia melangkah ia menghentikannya. Rasanya ada yang berbeda dari kamar ini, kamar ini kenapa terasa sangat dingin. Baekhyun tersentak lalu berlari ke arah kasur King Sizenya. Dan benar saja dugaanya. Chanyeol terbaring di kasur king Size itu dengan mata terpejam. Dan pastilah Chanyeol yang mengubah suhu ruangan kamar ini.

"Aish! Dasar Tiang listrik, kenapa jadi dia yang tidur disini. Ini tidak bisa di biarkan." Gumam Baekhyun lalu mengambip remot untuk mengontrol AC di nakas samping tempat tidur. Mengganti suhu AC menjadi rendah. Lalu naik ke atas kasur dan berusaha mendorong tubuh Chanyeol ke bawah.

"Eungh.." Chanyeol yang merasa terusik membuka matanya perlahan, lalu berusaha bangkit ketika merasa pinggangnya di dorong oleh seseorang.

"Yah, apa yang kau lakukan disini Byun Baekhyun?" Baekhyun terperanjat ketika suara parau itu menelusup ke indra pendengarannya.

"A-aku, mau tidur, memangnya apa lagi?" Ujar Baekhyun cepat lalu mengambil bantal guling dan menaruhnya di tengah-tengah, menjadi pembatas antara ia dan Chanyeol. Chanyeol yang mengerti apa yang dilakukan Baekhyun hanya menggeleng kecil.

"Baiklah, kau tak boleh berguling ke daerah ini, aku juga tidak akan berguling ke daerah ini. Ini menjadi batas tempat tidur kita, kau mengerti Park Chanyeol?"

"Terserah kau saja Byun Baek." Ucap Chanyeol tidak perduli. Chanyeol diam sejenak, ia merasa udara di kamarnya begitu panas, ia mengibas-ngibaskan tangannya di dekat leher "Hah~ ngomong-ngomong kenapa disini gerah sekali yah?" Lanjutnya dan dengan reflex Chanyeol membuka baju kaosnya hingga ia setengah toples.

"Yah, yah! Kenapa kau membuka bajumu, Park Chanyeol?!" Baekhyun yang melihat itu jadi ribut sendiri dengan menutup matanya. Sementara Chanyeol memutar bola matanya malas. "Kita kan sama-sama namja, kenapa kau heboh sekali sih?!" Chanyeol segera membaringkan tubuhnya. Ia tidak perduli pada Namja Byun di sampinya mau tidur atau tidak, itukan urusannya. Lebih baik ia tidur untuk mengistirahatkan pikirannya sebelum ia berhadapan dengan tugas-tugas sekolah esok.

.

.

.

TBC/DELETE

.

.

.

Bagaimana para Readers semua, mau dilanjut atau tidak itu terserah kalian. Bow membuat cerita hanya sekedar hobby saja. Oh, ya. Kalau ada yang membingungkan dalam cerita ini tanyakan saja, ya! Sekian dari Bow #Wassalam.

Sampai jumpa di Chapter depan! #itu juga kalau dilanjut#

Jangan lupa Reviewnya wahai teman-teman!

14-03-2014 22:01

Jum'at BabyRainbow