Captain America (c) Marvel

i didn't own anything.

we can't (c) Iharascarl

.

.

.

19xx,

Pelatihan masih berlangsung. Agent Peggy Carter masih setia memarahi setiap tentara yang tak disiplin. Steve berdiri disampingnya, tangannya memegang secangkir gelas.

"Minum, Peg?" tanyanya.

"Kenapa kau tidak sibuk, Cap? perang masih berlangsung." jawabnya acuh, namun menerima sebuah minuman yang ditawarkan oleh Steve.

"Kukira alkohol." kata Peggy setelah meminum seteguk minuman yang diberikan oleh Steve.

Steve hanya mengangkat bahu tak acuh. "Sedang bekerja, Peg. Tidak ada alkohol." balasnya sambil tersenyum. "Oh, kau punya janji malam ini, pukul 7, mengajariku berdansa." lanjutnya, lalu Steve pergi berlalu sebelum Peggy sempat menggubrisnya.

.

.

.

20xx,

Steve berkunjung kerumah seorang mantan yang tak sempat ia sebut pacar hari ini. Semenjak terbangun dari tidurnya selama berpuluh-puluh tahun, hal pertama yang hinggap dikepalanya selain bingung dengan lingkungan sekitarnya adalah Peggy. Ya, Wanita itu.

Dan akhirnya, beberapa minggu setelah ia bisa beradaptasi, keberanian itu sekarang hadir. Ia sudah berdiri didepan kamar wanita itu. Ya, wanita yang dulu ingin ia miliki dan kenyataan sekarang dia sudah menjadi milik orang lain, bahkan, sudah mempunyai keturunan- yang jelas bukan darah dagingnya.

Steve tahu, bahwa Peggy menunggunya. Hanya saja, 70 tahun menunggu bukanlah waktu yang sebentar.

Ia mengetuk pintu bercat putih tersebut, tidak ada tanggapan. Hanya ada suara batuk. Steve memutuskan untuk membukanya, karena tidak dikunci.

Dan disanalah wanita itu berada, disanalah wanita itu sedang terbaring. Peggy-bukan miliknya, wajahnya sudah tak sekencang dulu karena dimakan usia, tapi masih terlihat cantik dan kuat. Walaupun Steve tahu fisik Peggy tidak sekuat berpuluh-puluh tahun lalu.

"S...teve... ro... gers?" ucapnya terbata. Steve segera duduk disamping tempat tidur Peggy, meraih tangan wanita tersebut.

"Aku disini... Peg." jawabnya lembut, Steve tidak tahu apa yang harus ia bicarakan saat ini. Ia hanya ingin bertemu wanita itu. Meskipun perasaannya sudah campur aduk antara bahagia, sedih, kesal, dan sakit yang tak bisa ia ungkapkan. Bahagia karena masih bisa bertemu dengan Peggy dalam keadaan normal, sedih karena bukan dirinya yang ada menemani Peggy ketika wanita itu mengalami masa-masa sulit selama hidupnya, Kesal karena dirinya tak mampu berbuat apa-apa selama puluhan tahun, yang ia lakukan hanya tidur-tidur panjang seorang Kapten Amerika, sakit melihat bingkai-bingkai berisi foto Peggy dan Keluarganya, suaminya, anaknya, cucunya. Steve tahu ia egois.

"Ini sudah lama sekali... Ste...ve." ujar Peggy, sambil terbatuk-batuk. Steve segera mengambilkannya air dan membantunya untuk minum.

"Aku bersyukur kau kembali..." lanjutnya, mengelus pipi Steve.

"Tentu saja, Peg. Terlebih ketika aku masih punya janji untuk berdansa dengan pacarku."

.

.

.

2016, Present Day.

Steve, bersama dengan beberapa orang mengangkat sebuah peti. Mengantarkan orang yang berada didalamnya ketempat peristirahatan terakhirnya. Langkahnya diiringi oleh sebuah nyanyian. Sebuah foto berbingkai, bertuliskan nama "Margaret Peggy Carter" terpajang disamping tumpukan bunga.

Untuk pertama kali dalam hidupnya setelah Ia bangun dari tidur panjangnya, Steve Rogers, seorang Kapten Amerika. Meneteskan air mata.

.

.

.

a/n : holaaaa siapa yg suka stevepeggy? civil war pasti bikin remuk hati kalian ya? sama dong /3 intinya sih, habis nonton cacw langsung kepikiran buat ini. tapi males ngetik. males ngeplot. males segala-galanya. dan baru sempet publish. cuma pengen numpahin semuanya aja. kapalku karam, stevepeggy karamnya perlahan, tapi nyakitin. oh iya, padahal aku gak mau buat cap nangis, kesannya menye-menye banget. tapi- udahlah, kali-kali wkwkwk.