One Night
By: Blackpapillon
Disclaimer: I never ever owned Naruto.
Mata lelaki itu mengejap terbuka. Malam masih larut. Suara jangkrik terdengar di kejauhan. Diliriknya beberapa rekannya. Semua masih lelap tertidur.
Ia duduk di atas rumput yang basah. Entah sudah berpa kilometer yang ia lewati. Meninggalkan desanya. Meninggalkan masa lalunya. Meninggalkan semua kenangannya.
Tempat ia mati dan dilahirkan kembali.
Sudah berapa tahun berlalu? Ia mencoba menghitung. Empat tahun. Bukan waktu yang singkat. Memang sudah seharusnya ia melupakan berbagai kenangan masa lalunya. Namun mimpi tadi seakan membangunkannya.
Sudah cukup lama ia tak memimpikan gadis itu lagi.
Bayangan-bayangan itu berkelebat cepat bagai slide. Namun selalu menampilkan sosok yang sama. Seorang gadis manis berusia 12 tahun. Sekali ia memiliki rambut yang panjangnya mencapai punggung. Melambai saat gadis itu menghampirinya.
Sasuke-kun.
Tanpa sadar lelaki itu menarik napas. Ia masih ingat saat begitu membuka matanya, rambut gadis itu telah berubah menjadi sebatas bahu. Untuk menyelamatkannya. Dan teman-temannya.
Entah kenapa saat itu ia merasa bahwa gadis itu lebih cantik dari sebelumnya.
Bayangan gadis itu kembali berkelebat dalam pikirannya. Lelaki itu mencoba mengingat namanya.
Tidak. Ia selalu ingat gadis itu.
Sakura. Ia dapat mengingatnya—walau ia sendiri tak mau mengakuinya, ia mengingatnya. Mata hijaunya yang selalu berkilat jenaka, gerakannya, tubuhnya, rambutnya, wajahnya, siluetnya.
Suaranya.
Mau pergi bersamaku, Sasuke-kun?
Lelaki itu menarik napas. Senyum manis gadis itu tak pernah hilang dari wajahnya—sampai malam itu ia merenggut senyumnya. Hanya dia yang membuat gadis itu menangis.
Sakura. Gadis lemah yang mungkin hanya bisa menangis. Memohon agar dia tak pergi. Berkata bahwa dia mencintainya.
Cinta. Kata itu terasa asing bagi lelaki itu.
Rasanya begitu berat. Meninggalkan kenanganmu. Desa kelahiranmu. Tempatmu tumbuh. Tempat seluruh mimpimu hancur dan menghilang. Ia menarik napas.
Dan tempat gadis yang mencintainya berada.
Bayangan Sakura yang tersenyum kembali muncul di kepalanya. Ditatapnya langit malam. Ia bangkit, lalu beranjak ke bawah pohon besar dan membaringkan tubuhnya. Mencoba memejamkan mata. Enam tahun telah berlalu sejak saat itu.
Aku telah memilih untuk meninggalkannya.
Dan itu tak akan berubah.
Fin
Ha, fanfic pertama setelah sekian lama vakum. Sudah setahun lebih. Hmm. Akhirnya aku buat account baru juga. Haha! Bagaimana? Aku bermaksud bikin cerita yang ringan. Jadi begini, deh.
Jadi, apa pendapat kalian? Tolong beri saran dan kritik yang membangun—tapi jangan pedas-pedas, ya! Aku nggak suka sambal huah.
Aku juga berniat akan mem-post versi bahasa Inggris dari fic ini, dengan beberapa perubahan di sana-sini. Kalau punya waktu, silakan bandingkan perbedaan kata-katanya. Judulnya 'One Night'.
Hey, kamu mau baca dan review kan?
Blackpapillon
