Halohaii…! Ketemu lagi!
Sou, siapa yang tertarik silahkan dinikmati. :D
Tapi satu yang saya pinta, tolong kasih masukan ya, onegai desuu…
…
Tampak depan, rumah yang baru masuk minggu kedua di tempati Kyuubi lebih indah dan lebih merah dari sebelumnya. Dibeberapa bagian gabungan warna oren cerah memperindah gradasi warna pada rumah tersebut. Sungguh kontras dari sebelumnya. Tebaran daun mapel menambah kesan merah di halaman rumah Kyuubi, turut mempertegas datangnya musim gugur atau sering disebut orang fall.
Menilik lebih jauh kedalam rumah, gemerisik senandung mengalun merdu menerpa setiap indra pendengar yang berada dalam jarak dengarnya. Membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan mendorong rasa ingin tahu akan sumber senandung nan merdu itu. Kyuubi, ya, itu suara Kyuubi yang menikmati kegiatan memasak di minggu pagi hari. Lihai setiap jemari tangannya mengolah bahan yang tersedia diatas meja masak. Saat ini Kyuubi tampak mengolah karamel yang dari aromanya dapat dipastikan bahwa itu manis.
Ting! Suara oven yang telah selesai menjalankan tugasnya mengalihkan perhatian Kyuubi. Sigap dia membungkus jemari lentiknya dengan sarung tangan anti panas dan segera mengangkat Panekuk yang sedari tadi dia panggang. Mencium aroma dari panekuk tersebut, pelan senyum manis hadir hiasi wajah ayunya. Jarang sekali Kyuubi menampilkan ekspresi seperti ini didepan orang-orang. Dia selalu saja berwajah garang, jarang senyum serta berbicara dengan nada ketus tidak bersahabat, kecuali untuk beberapa orang terdekatnya.
Sekarang, Kyuubi berada diruang tamu yang memiliki jendela kaca geser yang mengarah tepat kehalaman belakang rumahnya. Bergerak pelan Kyuubi meraih remot TV untuk menyalakan televisi dan memilih channel yang menarik hatinya. Menemukan channel yang menarik hatinya Kyuubi duduk nyaman disofa berbentuk rubah berekor Sembilan, dengan warna merah keoren-orenan seraya menikmati panapel yang baru saja dibuatnya.
Gomu-gomu no…!
Teriakan tokoh utama acara televisi yang sedang di tonton Kyuubi memecah kesunyian yang ada diruang tamu rumah Kyuubi. Sesekali Kyuubi ikut berteriak menirukan tokoh utama anime yang sedang ditontonnya, tidak hanya menirukan suara bahkan tangannya pun ikut bergerak seperti kepalan untuk memberi semangat tokoh anime yang disukainya. Terlihat sekali kesukaan dan keantusiasan Kyuubi dalam menikmati tontonannya.
Selang beberapa menit waktu berlalu. Kicauan bel yang baru dipasang Kyuubi kemarin berdendang kesepenjuru rumahnya. Malas, Kyuubi mengacuhkan tamu yang datang berkunjung kerumahnya. Bersikap tidak peduli Kyuubi berharap tamu itu bosan dan pergi dengan cepat dari rumah Kyuubi. Pasalnya dia sedang tidak mau menerima tamu di saat ini. Bagi Kyuubi sekarang adalah Self's time. Namun bukannya segera pergi, tamu itu terdengar bersemangat membunyikan bel dalam selang waktu yang cepat dan berkali-kali. "Grrr…" mengeram pelan Kyuubi berencana menghancurkan kembali bel yang dipasangnya. Sigap jemari kiri Kyuubi meraih tisu yang terdapat diatas meja. Membuat bulatan kecil dan… plop! Kyuubi menutup telinganya menggunakan tisu itu. Samar senyum penuh kemenangan tergambar di wajah ayunya. Kyuubi kembali menikmati waktu tenangnya.
…...
Book 2 of Panekuk Apel: The Ingredients!
Chapter 1: PanApelnya, Merah!
Oleh: BARTHOLOMEO
Disclaimer: NARUTO belong to Masashi kishimoto
Rate: T
Main Cast: IFK and another
Genre: Frienship, Poetry, Family, and Lit' Bit Romance.
Warning: IFKnya masih minim.
Minim Word, AU, AT, Typos, OOC, Chaos Description,
Alur Blank, Cerita yang Sangat Biasa.
No Need to flamed,Pleased…!,
So, don't like don't read
"Speak"
'mind'
….
Summary:
Dapat telfon dari nomor baru, sungguh tidak menyenangkan. Terlebih si penelpon yang ternyata tetangga serta tamu tak diundang yang pernah berkunjung kerumah Kyuubi. Menelfon secara membabibuta walau Kyuubi sudah bilang jangan ganggu! Sampai-sampai,Kyuubi sulit tidur karnanya. Apa yang akan Kyuubi lakukan?
…BARTHOLOMEO PRESENT…
Naruto tampak frustasi menekan bel rumah Kyuubi. Merasa bahwa bel yang ditekannya tidak berfungsi dengan baik, Naruto tidak kehabisan akal. Tidak bisa bel maka pintupun jadi. Tanpa belas kasihan Naruto mengetuk pintu rumah Kyuubi dengan kepalan tangan kanannya. Sekarang, Naruto tidak tahu lagi apa yang salah. Namun, bukan Naruto namanya jika menyerah begitu saja. Melangkahkan kakinya mengelilingi pekarangan rumah Kyuubi, Naruto menemukan Kyuubi yang tampak nyaman menonton televisi. Cepat, Naruto menghampiri jendala kaca geser rumah Kyuubi. Pelan, Naruto mengetuknya seraya berteriak menyerukan nama Kyuubi.
Tok, tok!
"Kyuu-Nee, Kyuu-Nee…!" seperti orang yang memiliki energi penuh Naruto mengetuk selebar jendela kaca Kyuubi seraya mondar-mandir dan tak lupa kicauan yang bergemerisik dari mulutnya.
Lama Kyuubi menghiraukan Naruto, berpura-pura tidak sadar dengan keberadaan Naruto. Namun, "Ini orang benar-benar begal, ya!" batin Kyuubi nelangsa. Menoleh kearah Naruto, Kyuubi menatap Naruto tajam. Hal tersebut berefek pada Naruto yang sedikit mundur kebelakang seraya menggaruk bagian belakang kepalanya. Ditambah..
"Ha, haa…" tawa canggung Naruto.
Melangkah kearah jendela kaca tempat Naruto berdiri dibaliknya. Kyuubi membuka kunci jendela dan mengesernya pelan.
"Ha-hai, Kyuuneechan…" canggung Naruto menyapa Kyuubi.
Mendelik kearah Naruto, Kyuubi menampilkan tatapan bertanya dengan mengangkat sedikit dagunya kearah Naruto. "Ekh, Haiii, Kyuuneechan?" Ulang Naruto seraya melambaikan tangan kanannya kearah Kyuubi.
Plok! Menepuk kedua tangannya Kyuubi berseru, "Benar juga!" lembut telunjuk Kyuubi mengambil tisu yang masih setia menyumpal kedua telinganya. Senyum, Kyuubi tersenyum kearah Naruto. "Ada perlu apa Naruto?" Tanya Kyuubi tanpa rasa bersalah. Sedangkan Naruto sekarang.
Naruto benar-benar terpaku membatu sekaligus membisu. Dia tak habis pikir Neechannya tega menyumbat telinga dan berpura-pura tidak ada dirumah, sedang dia sudah seperti orang gila menekan bel serta mengetuk pintu, jangan lupakan teriakan yang diserukannya berulang kali dan tidak bisa dikatakan pelan. Naruto sungguh lelah dan Haus sekarang…
"Minum…" sadar atau tidak Naruto menerobos Kyuubi dan berjalan kearah dapur Kyuubi yang sudah dia ketahui letaknya. Mengabaikan si tuan rumah yang tampak kebingungan dengan tingkah Naruto.
Menggeleng pelan Kyuubi menutup kembali jendela tanpa menguncinya. Acuh Kyuubi kembali melanjutkan aktifitasnya yang tertunda.
…BARTHOLOMEO PRESENT…
Derap langkah yang menggebu dapat Kyuubi dengar mendekat kearahnya.
"Kyuuneee….." ditambah teriakan super dari Naruto seperti memburunya.
"Hah,, Kyuu.. hahh.. Kyuuh.." Naruto yang sekarang berada tepat disamping Kiri Kyuubi mencoba berbicara pada Kyuubi dengan Nafas yang terputu-putus. Dia tampak kelelahan akibat aksinya yang terlalu bersemangat memanggil Kyuubi tadi.
Fuh!
"Teganya, Kyuuneechan membiarkanku diluar dari tadi berteriak seperti orang gila, bahkan aku merasa bel baru Kyuuneechan rusak!" Naruto berhasi menyelesaikan keluhannya dalam satu tarikan Nafas.
"Jadi, Naruto, kau sadar bahwa kau… gila, sekarang!" sama sekali tidak melihat Naruto Kyuubi berkata lantang.
Berteriak frustasi… Naruto menarik rambut jabriknya, " Kyuubineechann…"
"Ini?" Kyuubi menyodorkan panapel yang sedang dinikmatinya.
"Hm," bergerak, tangan kanan Naruto bergerak menyambut panapel yang ditawarkan Kyuubi. Gigit. Enak! Ini enak! Naruto tersenyum lebar.
"Terima kasih, Kyuunechan, ini enak!" serunya seraya mengambil posisi duduk disebelah Kyuubi.
"Tentu saja!" tertawa pelan Kyuubi memperhatikan Naruto lekat. 'cepat sekali moodnya berubah' Kyuubi tertawa miris menatap Naruto yang bersemangat menyantap panapel yang masih tersaji pada piring diatas meja tamu di depan mereka. 'Dasar bocah!' batin Kyuubi.
.
.
.
…BARTHOLOMEO PRESENT…
.
.
.
"Nechan, kachann mengatakan kau harus menyelesaikannya akhir bulan, jadi, contohnya harus selalu dikirimkan pada kachan. Aku yang akan menjemputnya kesini tiap sore" info Naruto kepada Kyuubi.
"Iya, Ibumu benar-benar cerewet. Aku sudah tahu dari saat pertama pindah kesini. Memangnya untuk apa aku pindah kesini, hm?"
"Ya, begitulah, Narutokan hanya menyampaikan pesan," Naruto asik mengutak atik buku yang terdapat di lemari baca Kyuubi. 'resep masakan semua' batin Naruto. "Kyuuneechan, apa tidak ada komik?"
"Ha! Komik? Ada dilemari sebelahnya. He, jangan sampai berantakan!"
"Haik, haik…" mencari di lemari sebelah, "Ada-ada!" seru Naruto. Mendengar seruan Naruto Kyuubi tersenyum samar. "Eeehhh, ceritanya tentang masakan lagi," protes Naruto dengan menatap Kyuubi lemas.
"Diam! Ini bukan toko komik. Kalau mau baca yang lain. Pergi sana ke toko komik!" bentak Kyuubi. Dia kesal dengan Naruto yang mengeluhkan kesukaannya. Menarik bantal sofa Kyuubi melemparkannya kearah Naruto yang dapat dihindarinya dengan lihai.
"He,hee… peace!" sekarang jari telunjuk dan tengah Naruto membentuk huruf V kearah Kyuubi. Mencoba tidak acuh Kyuubi memalingkan wajahnya dari Naruto.
"Nechan, apa kau menukar Nomor hapemu?"
mendengar pertanyaan Naruto membuat Kyuubi berada dititik kesalnya. Peristiwa yang mengganggu tidur cantik kembali berputar-putar dibenaknya.
.
.
.
…BARTHOLOMEO PRESENT…
.
.
.
Tiga hari setelah Kyuubi mendapat tamu tidak diundang yang seenaknya memintanya membuatkan panapel.
Malam yang damai. Setelah seharian berkutat membereskan sisa pindahan. Membersihkan rumah. Dan memikirkan tugasnya datang ketempat ini. Kyuubi belum mendapatkan ide apapun untuk tugasnya. Menemukan resep baru. Resep untuk restoran yang dikelola Kyuubi bersama ibu Naruto. Walau begitu, waktu tidur tidak bisa diganggu gugat. Tidur adalah rileksasi terbaik bagi Kyuubi untuk menyegarkan tubuh serta pikirannya.
Memakai piama bertopi rubah. Kyuubi menyambar boneka rubah berekor sembilannya. Peluk! Kyuubipun merebahkan tubuhnya pada single bad seraya memeluk boneka rubah. Baru akan memejamkan mata…
~don't cry, its so right~ nada panggilan pada ponsel Kyuubi bersenandung mengusik niat Kyuubi yang akan memasuki alam tidur. Diabaikan beberapa kali si penelpon tetap tak lelah menelpon hape Kyuubi.
Menarik tubuhnya dari atas tempat tidur sampai terduduk. Kyuubi menatap ponselnya malas. "Siapa yang menelpon jam 10 malam, dasar tidak tahu aturan!" dumel Kyuubi.
Tanpa memperhatikan siapa yang menelpon Kyuubi langsung menerima panggilan itu. "Halo.,,"
"…"
"Woii, siapa? Cepat aku mengantuk, baka!" hardik Kyuubi.
"Halo, Kyuuchan~"
"…" suara ini. Menarik telpon dari telinganya, Kyuubi memeriksa dengan siapa dia berbicara sekarang. Tidak ada namanya.
"Kuda?" dengan tidak yakin Kyuubi kembali buka suara setelah terdiam cukup lama.
"Akh, kau masih disana. Apa kau merasa terpesona mendengar suaraku, Kyuuchann…, dan namaku Itachi, panggil Itachi-kun." Riang suara berat diujung telpon sana menyapa telinga Kyuubi.
"Mati saja kau kuda sialan! Dan jangan pernah memanggilku dengan embel-embel menjijikan itu!"
Seperti tidak terpengaruh dengan perkataan kasar Kyuubi, Itachi kembali berkata dengan nada menggoda. "As Your wish my princess Kyuuchan…"
"Ada apa denganmu? Dasar gila! Sudah kututup telponnya"
"Tung.."
Plip! Kyuubi menutup sambungan telpon secara sepihak. Pelan dihempaskannya HPnya keatas kasur, yang disusul tubuh kyuubi. Tidak lupa Kyuubi menonaktifkan telponnya.
Esoknya, baru saja menghidupkan ponsel, begitu banyak pemberitahuan nomor Itachi menghubunginya. Tidak hanya itu, banyak pesan yang masuk dari Itachi. Yang isinya sampah semua menurut Kyuubi. Sampai-sampai pipi Kyuubi merah marah? Atau merona? membaca beberapa pesan dari Itachi. Hanya Kyuubi yang tahu.
Mari kita intip satu pesan yang sedang dibaca Kyuubi.
Merah, hari ini banyak sekali merah yang kulihat. Merah yang menghubungkan antara kau dan aku. Kau yang merah mewarnai hatiku.
Btw, panapel kemaren yang kumakan merah sekali, ya Kyuuchan?
Begitulah bunyi pesan yang sedang dibaca Kyuubi.
"Najis!" cepat kyuubi menghapus semua pesan dari Itachi.
Tidak hanya itu malamnya Itachi kembali menelpon Kyuubi, dengan sapaannya yang tidak berubah yaitu "Hai, Kyuuchann" Kyuubi benar-benar kesal dia merah sekarang dia benar-benar merah marah.
"Kyuuchann…" sapa Itachi berkali-kali yang tidak di jawab Kyuubi. Lama membiarkan itachi berbicara sendiri, Kyuubi akhirnya membuka suaranya "Siapa yang memberikan Nomorku padamu?"
"Oh, adalah, lagian-kan biasa tetangga saling mengetahui nomor posel masing-masing," menunggu balasan Kyuubi yang tak Kunjung terdengar Itachi kembali buka suara, " Senang kau menjawab telponku Kyuu, kalau kau sibuk setidaknya balas pesanku Kyuu…"
"Untuk apa?"
"Oh, ayolah… Kyuu kitakan tetangga. Kita harus akrab."
"Akrab palamu!"
"Hehehe, dikepalaku kita…"
"stop! Hentikan menerorku, aku sama sekali tidak bisa melakukan pekerjaanku. Karena kau mengangu!"
Plip!
Kyuubi menonaktifkan dan mencabut baterai hapenya. Sampai sekarang dia tidak pernah mengaktifkan kembali ponselnya.
.
.
.
…BARTHOLOMEO PRESENT…
.
.
.
"Begitulah, si kuda berkeriput itu menerorku… aku benar-benar ingin tahu siapa yang memberikan nomor hapeku padanya" seperti rubah yang akan menerkam mangsanya Kyuubi mengepalkan tangannya erat seperti siap untuk memukul seseorang.
"Oh, nomor Kyuuneechan aku yang memberikannya kepada Itachi-nii." Seraya menunjuk Kyuubi, Naruto menjelaskan dengan bersemangat. "Saat Itachi-nii bertamu kerumah Kyuunee, dia meminta nomor ponsel Kyuunee padaku" tambah Naruto.
"Grrrrr, Narutoooo!" mengeletukkan jemarinya Kyuubi berlari cepat kearah Naruto. Tangkap! Naruto yang tidak siaga dan tidak mengerti dengan mudah ditangkap Kyuubi. Kyuubi memegang erat kedua tangan Naruto di punggung Naruto. Meraih tali gorden disampingnya, Kyuubi mengikat kedua tangan Naruto. Lalu dengan penuh tenaga Kyuubi memukul Naruto.
"Hen-hentikan Kyuunee! Ini penyiksaan. Memangnya apa salahku hah?" bentak Naruto seraya berlari menjauh dari Kyuubi dengan kedua tangan terikat.
"Apa? Apa salahmu? Bocah sial! Kau penyebab aku belum menyelesaikan resep baru…"
"Ekh?"
"Kau memberikan nomor hapeku pada maniak yang tidak hentinya menerorku… bahkan untuk tidur saja aku tidak bisa" adu Kyuubi pelan seraya menunduk memperhatikan lantai lalu menatap Naruto seperti psikopat yang siap menerkammu.
Lari! Kyuubi mengejar Naruto. Jadilah dua orang ini berkejar-kejaran dirumah Kyuubi sampai.
Grep!
Seperti sedang berlari ditempat Kyuubi tidak bisa menggapai Naruto. Selain itu, dia seperti mendengar suara serta sapaan untuknya. Yang akrap ditelinganya akhir-akhir ini. Dia merasa hangat. Hangat?
"Tidak!"
"Tidak apa Kyuuchan?"
Lagi suara itu! Suara yang mengacaukan kehidupan normal Kyuubi. Dan apa-apan Naruto yang terlihat senang itu?
"Syukurlah Itachi-nii datang. Kyuuneechan mengamuk!" Naruto menangis bombai menatap kehadiran Itachi yang langsung memegang erat tangan Kyuubi yang akan memukul Naruto.
"Kyuubi, hentikan. Apa yang akan kau lakukan pada Naruto?"
Seperti baru bagun tidur Kyuubi menatap Itachi bingung, dia masih mencerna keadaan. Seperti tersadar Kyuubipun berseru lantang, "kau, kenapa kau disini, dan bagaimana bisa kau masuk kesini, hah?"
Senyum, Itachi tersenyum kearah Kyuubi, "Aku disini? Tentu saja karena disini ada Rubah merahku!" mengerling kearah Kyuubi, "—dan cara aku masuk? Kau tidak mengunci jendelamu Kyuuchan."
"Arggg! Lepaskan aku, kuda keriput!" keras Kyuubi menarik tangannya dari genggaman Itachi. Lepas, gengaman Itachi pada Kyuubi terlepas.
"Hehehe, bukannya tanganmu sendiri yang mau digenggam olehku Kyuuchan." Bergerak pelan Itachi menghampiri Naruto dan melepaskan ikatan pada tangan Naruto. Lalu duduk nyaman di sofa Kyuubi.
"Terimakasih Itachi-nii." Mengelus bekas ikatan ditangannya Naruto berdiri dibelakang Itachi seraya menatap Kyuubi yang terlihat semakin kesal.
"Keluar, keluar kalian berdua dari rumahku!" Kyuubi sungguh tidak bisa mengontrol emosinya sekarang. Dia muak. Dia sungguh muak dengan keadaan ini. Keadaan yang berada diluar ekspetasinya. Terlebih jantungnya. Jantung Kyuubi tidak berdetak Normal sekarang. Detaknya terlalu cepat sehingga membuatnya sesak. Sesak karena Itachi sial Itu tampak membela Naruto. Sialan. Naruto bocah sial itu juga. Kenapa dia berdiri dibelakang Itachi. Dasar laki-laki! Tidak Naruto atau Itachi, sama saja. Bersekongkol membuatnya kesal. Dia kesal pada Naruto dan Itachi, dia benci laki-laki.
"Aku benci laki-laki!" teriak Kyuubi lantang menggema di sepenjuru rumahnya.
… lama terdiam. Ketiga populasi dirumah Kyuubi seperti tidak hidup.
"Akhem, lalu bagaimana denganku, Kyuuchan?" dengan sintingnya Itachi bertanya ngawur pada Kyuubi. Naruto yang berada disana sungguh dibuat telmi. Dia hanya terdiam bingung dengan keadaan ini.
"Kau, kau biangnya!"
"Biang apa? Biang cintamu?"
"Apa?"
"Sudahlah Kyuuchan, duduklah disini." Tarik Itachi menarik Kyuubi duduk di sebelahnya. Berusaha melepaskan gengaman Itachi, hasilnya Kyuubi tidak bisa. Baru akan melontarkan kata-kata menyebalkan pada Itachi. Itachi membuka suara dengan nada yang terdengar takut cemas dan lega bersamaan. Yang membuat Kyuubi beku dan duduk diam disamping Itachi lama.
"Kyuubi, kumohon walau kau marah hardiklah aku, tapi, jangan seperti ini. Aku bingung karena kau tidak bisa dihubungi. Aku seperti akan gila. Aku yang meminta Naruto melihat keadaanmu disini. Karena aku sedang diluar kota jadi aku tidak bisa melihatmu langsung."
"…"
Berdiri! Kyuubi berdiri. Membuka pintu jendela lebar Kyuubi mempersilahkan kedua orang itu keluar dari rumahnya dengan wajah menunduk. Jika diperhatikan dengan seksama. Wajah Kyuubi sekarang benar-benar merah.
Naruto berlari cepat keluar dari rumah Kyuubi. Dan saat Itachi berpapasan ketika berlalu keluar dari jendela rumah Kyuubi, dia berkata pelan "Sekarang panapelnya juga merah…" spontan saja Kyuubi menoleh kearah Itachi yang tersenyum lebar kearahnya. Senyum yang menjerat. Menjerat rubah. Dimusim gugur yang merah ini, Kyuubi telah jatuh dalam merah yang pekat.
This part is the end or to be continued?
Edit: Thursday, February 04, 2016. 20:48.
Bacot Author:
Halohaiii, minnasan…
Ketemu lagi sama aku. Lama tak jumpa ya. Kali ini aku membawa cemilan ringan. Yah, aku memang tidak bisa buat fict yang penuh konflik. Tapi ntar dicoba juga. Cerita ini akan berlanjut jika memenuhi ekspektasi. Sesuai judulnya. Cerita ini tidak akan banyak chapter, di sesuaikan dengan Ingredient panapel. Dan updatenya juga bakal lama jika berlanjut.
Sou, lemme your review. And the last. Sankyuu yang sudah mereview di TA. Aku senang membaca tanggapan anda. Kalo suka, silakan nikmati ini juga.
Ketemu lagi.
FAV. FOL. N RNR
