"Have I mentioned today how lucky I am to be in love with you?"
Sehun hari ini merasakan pusing luar biasa karena pekerjaan yang ia rasa semakin menyebalkan. Bagaimana tidak, ia bertemu dengan satu model sombong yang sialnya model itu sangat dibutuhkan sebagai brand-ambassador mall miliknya.
"Ku tebak hari ini sangat rumit" Sehun hanya mengangguk tapi matanya tetap terpejam karena terlalu letih untuk membalas seseorang yang ia yakini kini tengah menatapnya dengan penuh cinta.
Sehun merasakan kakinya yang sedang berselonjor di atas sofa itu diangkat untuk dipindahkan ke atas paha seseorang. Akhirnya ia membuka mata juga. Memastikan apa yang tengah suaminya itu lakukan sekarang kepada kakinya.
"Mungkin darahmu menggumpal di telapak kaki dan tidak bisa naik dengan lancar ke atas. Kata orang sedikit pijatan pada telapak kaki akan membuat darah yang mengandung hormon bahagia menjadi lancar kembali" sesungguhnya Sehun tidak paham dengan apa yang tengah lelaki itu bicarakan. Tapi ia suka.
Apapun yang dilakukan Kim Jongin.
Sehun sangat suka.
Dari dulu, hingga waktu berlalu sekian tahun.
Jongin selalu tahu kapan Sehun tidak dalam suasana hati baik.
Dan Jongin juga tahu bagaimana menangani itu semua.
Meskipun Jongin tidak pernah bisa menyampaikan rasa cintanya seperti pujangga.
"Jongin ?"
"Ya ?"
Sehun tersenyum, merasakan sensasi pijatan yang benar benar menenangkan sampai ke dadanya. Membuat rasa kesalnya menguap, dan mungkin benar tentang aliran darah yang membawa hormon bahagianya sudah kembali lancar.
"Sudahkan aku sebutkan hari ini, betapa beruntungnya aku jatuh cinta dengan mu ?" Jongin menghentikan gerakan jemarinya untuk memandang penuh cinta lelaki manis itu.
"Baru saja kamu mengatakannya, darl"
Ah, ya. Sehun lupa. Harus-nya ia tidak bertanya lagi karena dia sendiri baru saja mengatakan bahwa dia beruntung jatuh cinta kepada, Jongin.
a/n : setiap chapter memang pendek, dan plis jgn bilang kurang panjang karena namanya drabble. Aku akan sering update untuk ini. Jadi plis juga review+fav+foll :* ff ini ada karena sebuah janji. Wkwkw.
