Prayer Accompanist Sin
By : Zagiya
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Sandeul (B1A4), Yesung and other cast
Summary : "Aku melihatmu mendesah di bawah tubuh para pria itu, dan aku membunuh mereka semua" / "Tubuhmu hanya milikku Lee Sungmin!"
Terinspirasi dari salah satu lagu Iwan Fals dengan judul yang sama yang judulnya di bahasa Inggris kan ^^ dengan segala perubahan dan penambahan sesuai dengan jalan cerita
.
.
RnR
.
Ada yang aneh dari Sandeul. Entahlah Sungmin sendiri tidak tahu. Hanya saja tumben sekali anaknya itu tidak menangis saat bangun tidur begitu tahu Sungmin tidak ada di sampingnya pagi tadi. Dilihatnya Kyuhyun yang sedang membaca koran pagi di teras depan, dengan secangkir kopi hitam yang menemaninya.
Sungmin kembali menghampiri Sandeul yang sedang menghabiskan roti bakar beserta selai stroberynya bersama dengan Baro. Dua gelas susu coklat di atas nampan yang Ia bawa, lalu Sungmin meletakkannya di atas meja ruang tengah. Rumah Yesung memang tidak ada meja makan, hanya ada satu set sofa beserta mejanya.
Sungmin mendudukkan tubuhnya di samping Sandeul, mengelus helaian rambut halus Sandeul sayang. Sandeul menatap sang Eomma sebentar dengan senyuman imutnya, lalu kembali fokus dengan sarapannya.
"Ahjumma, bisa ambilkan Baro susu itu?" Kata Baro, kedua tangannya mencoba menggapai-gapai gelas susu yang tak dapat diraihnya di atas meja.
Sungmin tersenyum. Sepertinya Sungmin menaruh susu Baro terlalu jauh, membuat tangan kecil Baro tidak bisa menggapainya. Sungmin hendak mendekatkan gelas susu itu ke arah Baro, namun urung dilakukan begitu Sandeul dengan gesit turun dari atas sofa, "Biar Sandeul saja Eomma." Sandeul menggeser gelas susu Baro, hingga Baro dapat menggapainya.
"Terimakasih Sandeulie..." Satu senyuman Baro layangkan untuk Sandeul.
Sandeul membalasnya dengan senyuman yang tak kalah manisnya. Sungmin yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua tersadar, sepertinya Sandeul menyukai Baro. Pantas saja pagi tadi Sandeul tak menangis saat tak ada dirinya di samping anaknya itu. Sepertinya karena ada Baro.
.
.
WARNING!
YAOI. TYPO –maaf, MPREG, Making Love actifity
DON'T LIKE DON'T READ, PLEASE
Ini hanya cerita fiksi, bagaimanapun karakter tokoh yang berbanding terbalik dengan aslinya itu demi kelangsungan cerita
Tidak menerima flame, namun kritik dan saran sangat di butuhkan ^^ kalo pengen flame silahkan inbox, terimakasih ^^
Mohon di cafter ini yang gk kuat NC boleh di skip, karena saya sendiri gk kuat
.
.
Zagiya
.
.
Kyuhyun menatap sengit Yesung yang baru saja duduk di bangku samping kemudi, hampir tiga puluh menit Ia, Sungmin dan anak-anak menunggu pasangan YeWook di dalam mobil. Bukannya minta maaf justru sebuah cengiran yang Kyuhyun dapatkan dari Yesung. Berbeda dengan Ryeowook yang langsung meminta maaf karena tak enak hati pada Kyuhyun dan Sungmin. Semenatara Sungmin tersenyum maklum pada Yesung dan Ryeowook.
Kyuhyun mencondongkan tubuhnya ke arah Yesung, "Apa yang sebenarnya kalian lakukan didalam?" Bisik Kyuhyun tajam.
"Hehehe, jatah beberapa ronde." Jawab Yesung tanpa dosa.
Kyuhyun menjauhkan tubuhnya, "Kau ini!"
"Sudahlah, ayo kita berangkat. Jangan sampai Ahjussi dan Ahjumma menunggu terlalu lama." Kata Yesung santai dan pelan sambil memasang sabuk pengaman.
Kyuhyun memutar bola matanya malas, 'huh! Padahal dia yang membuang-buang waktu! Yesung Hyung, ku potong gajimu bulan ini'
"Mengapa kau menatapku seperti itu? Cepat jalan."
"YAKK!"
"Apa yang kalian lakukan?! Kapan kita akan berangkat?! Apa perlu aku yang menyetir?!" Pada akhirnya mobil itu melaju begitu suara cempreng Ryeowook mengintrupsi keributan antara Kyuhyun dan Yesung.
.
A KyuMin Fanfiction
.
Sungmin terdiam di tempat, tidak ingin keluar dari mobil. Dipeluknya dengan erat tubuh Sandeul, seolah melindunginya dari ancaman apapun yang dapat melukai anaknya. Keringat dingin membasahi permukaan wajahnya.
Sungmin takut, Ia tak ingin kembali ke rumah ini. Sungmin kira Kyuhyun akan membawanya pulang ke gubuk kecilnya di Mokpo. Tapi ini?
Rumah orang tuanya, tempat tinggalnya dulu sebelum Appanya mengusirnya dari rumah. Masih jelas di ingatannya bagaimana sang Appa membentaknya, mencacinya, hingga dengan teganya mengusirnya dari rumah. Sebenarnya apa yang sedang Kyuhyun rencanakan?
Sungmin ingin menangis, ingin segera berlari pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa Sandeul. Tetapi Sungmin tidak bisa, ada suatu alasan yang membuatnya hanya bisa berdiam diri didalam mobil, tak menghiraukan bujukan Kyuhyun, Yesung maupun Ryeowook agar mau menemui orang tuanya. Sungmin sendiri sebenarnya merindukan kedua orang tuanya juga adiknya, sangat. Tapi ingatan menyakitkannya dulu membuat Sungmin tetap bertahan di tempat.
Sandeul terdiam dalam pelukan Sungmin, tidak tahu harus berbuat apa, karena Ia sendiri bingung dengan situasi yang sebenarnya terjadi. Hanya menuruti sang Eomma yang dengan tiba-tiba memeluknya erat.
"Sungmin~ah." Panggil Kyuhyun sekali lagi. Karena sejak tadi ucapan beserta rayuannya tak dihiraukan oleh Sungmin.
Sungmin menatap Kyuhyun, "A-aku. Aku takut." Kentara sekali ketakutan itu. Suara Sungmin bergetar, anak sungai menggenang dipelupuk matanya. Namun Sungmin tahan karena ada Sandeul disini. Sandeul akan ikut menangis jika sang Eomma menangis.
Sementara Yesung dan Ryeowook beserta Baro meninggalkan mereka masuk kedalam rumah. Mengerti bahwa Sungmin butuh privasi.
Kyuhyun kembali memasuki mobil, lalu duduk di sebelah tubuh Sungmin. "Meraka merindukamu Min. Ini juga salah satu alasan mengapa aku mencari dan menjemputmu."
Sungmin terdiam sejenak, menimang-nimang keputusan yang akan ia ambil. Sesekali menatap Kyuhyun, lalu Sandeul lalu rumah megahnya. Terus seperti itu secara bergantian.
"Setidaknya, temuilah mereka sebentar Min." Kata Kyuhyun lagi. Semakin gencar merayu Sungmin, "mereka merindukamu."
Sungmin menatap Kyuhyun dengan mata yang memerah menahan tangis, "lalu bagaimana dengan Sandeul? Apa mereka akan menerimanya? Jika tidak, aku-"
"Mereka menerima Sandeul Min, percayalah."
Sungmin terdiam cukup lama. Bibir bagian bawahnya terlipat kedalam. Kembali menimang dengan keputusannya.
Sementara Sandeul terdiam dalam pelukan Sungmin. Pelukan pada tubuh sang Ibu semakin erat, meski Sandeul tak mengerti dengan jelas ucapan Sungmin dan Kyuhyun tapi Sandeul tahu, itu ada sangkut pautnya dengannya. Karena sang Eomma tadi menyebut namanya.
Pada akhirnya Sungmin mengangguk meski ragu. Yah... ini keputusannya. Setidaknya ia harus mencoba, demi dirinya juga Sandeul.
.
.
Zagiya
.
.
Jaejoong menangis haru. Itu anaknya. Buah hatinya. Jaejoong menatap Yunho, seolah memberi isyarat mereka harus kesana, pergi memeluk sang anak yang telah lama dirindukannya.
Sungmin berjalan perlahan bersama Sandeul juga Kyuhyun yang menuntunnya. Air mata tak dapat lagi ditahannya, mengalir begitu derasnya. Buncahan kerinduan membuat Sungmin dengan segera menggendong Sandeul lalu membawanya mendekati Yunho dan Jaejoong.
Yunho dan Jaejoong menyambutnya, memeluk hangat Sungmin dan Sandeul. Menangis haru setelah sekian lama tak bertemu.
"Maafkan Appa Minnie~ah."
Sungmin mendengarnya, mendengar dengan jelas permintaan maaf yang tulus dari Yunho. Tak mampu berkata, Sungmin mengangguk sebagai jawaban.
Tak ada sedikitpun kebencian pada diri Sungmin terhadap sang Appa. Ia memaklumi kekecewaan sang Appa, meski ini murni bukan kesalahannya. Sungmin hanya ingin keluarganya mengerti dan dapat kembali menerima dirinya juga Sandeul. Dan apa yang ditakutkan Sungmin sejak tadi ternyata salah. Keluarganya menerimanya juga Sandeul.
"Appa, Eomma..." Sebut Sungmin, tangisan Sungmin begitu hebat hingga membuat Ryeowook dan Sungjin yang sejak tadi berdiri dibelakang tubuh Yunho dan Jaejoong, pula ikut menangis.
Yunho tersenyum dalam tangisnya. Anaknya sulungnya ini masih manja seperti dulu. "Ayo kita masuk kedalam sayang. Appa sudah mempersiapkan semuanya. Kamarmu dan Kyuhyun, juga kamar untuk Sandeul."
Sungmin menurutinya, sambil di bimbing oleh Yunho dan Jaejoong, Sungmin melangkah penuh dengan senyuman yang menghiasi wajah sembabnya. Diliriknya Kyuhyun yang berjalan di belakang tubuhnya, lalu tersenyum penuh arti. Mulutnya bergerak mengucapkan 'terimakasih' pada Kyuhyun dengan tulus.
Kyuhyun melihatnya, lalu membalasnya dengan senyuman.
.
.
NC NC NC
.
.
Malampun tiba, setelah makan malam dan menidurkan Sandeul bersama Baro di kamar Baro karena Sandeul yang bersikukuh ingin tidur bersama Baro, Sungmin memasuki kamarnya. Kamarnya dulu.
Setelah menutup pintu kamarnya, Sungmin membaringkan tubuhnya di ranjang berukuran king size miliknya. Menghirup dalam-dalam aroma kamarnya yang tetap seperti dulu.
"Halo sayang..."
Sungmin terperanjat dengan menjauhkan tubuhnya. Hampir saja tubuhnya terjatuh jika saja Kyuhyun tidak segera menangkapnya. "A-apa yang kau lakukan disini?" Ucap Sungmin. Begitu terkejut karena Kyuhyun datang dengan tiba-tiba.
"Tentu saja tidur."Ucap Kyuhyun santai. Lalu membawa Sungmin pada pelukannya dalam posisi berbaring.
"A-apa yang kau lakukan?!" Sungmin begitu terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Kyuhyun. Kedua tangannya mecoba memberi jarak diantara tubuh mereka meski pada akhirnya sia-sia. Karena Kyuhyun memeluknya sangat erat.
"Apa kau tak dengar apa kata Appa tadi siang?"
"Huh?"
Kyuhyun mencubit hidung Sungmin gemas, "coba kau ingat-ingat. Setelah itu baru ku lepaskan."
"Aw... sakit Kyuhyun~ah!" Sungmin merengut sebal.
Kyuhyun tertawa, "maaf sayang."
Sungmin terdiam, mengingat-ngingat kembali apa yang di ucapkan Appanya tadi siang.
'Ayo kita masuk kedalam sayang. Appa sudah mempersiapkan semuanya. Kamarmu dan Kyuhyun, juga kamar untuk Sandeul.'
Mulut Sungmin sedikit terbuka begitu mengingat ucapan Appanya siang tadi. Foxy eyesnya melirik Kyuhyun horor. Sementara Kyuhyun tersenyum sehingga menunjukkan deretan gigi bagian depannya. "Apa kau ingat sayang?"
"YAK! APPA!"
.
"Uhhmm... sepertinya aku mendengar suara Sungmin yeobo." Jaejoong berucap pada Yunho yang tertidur di sampingnya dengan mata yang sedikit terbuka.
"Biarkan saja." Tanpa membuka matanya, Yunho membalas ucapan Jaejoong.
"Jika terjadi sesuatu pada Sungmin bagaimana?"
"Ada Kyuhyun sayang." Yunho menarik tubuh Jaejoong kedalam pelukannya, "sudah, biarkan mereka." Lanjut Yunho.
Jaejoong mengangguk mengerti, setelahnya kembali tertidur.
.
"Min aku calon suamimu. Jadi kau tidak perlu takut jika kita tidur bersama. Bukankah kita pernah melakukannya." Kyuhyun berulang kali berusaha mengejar Sungmin di dalam kamar itu. Namun sepertinya sangat sulit karena Sungmin terus melemparinya dengan barang di dekatnya jika Kyuhyun hampir menangkapnya.
"Yak! Dasar mesum! Siapa yang ingin menikah denganmu?"
"tentu saja kau sayang."
Sungmin berjalan mundur begitu Kyuhyun semakin mendekatinya. Matanya melirik kesana –kemari, mencoba mencari barang yang dapat digunakannya untuk menghalau Kyuhyun. Namun tak ada satupun barang yang berada didekatnya, barang-barang itu habis berserakan dibelakang tubuh Kyuhyun karena sejak tadi Sungmin terus melemparinya dengan barang-barang itu. Dimulai dari boneka, vas bunga, hingga frame Sungmin.
Pada akhirnya Sungmin menyerah. Sambil menghembuskan nafasnya pasrah Sungmin menghampiri Kyuhyun lalu memeluknya.
Kyuhyun tertawa pelan, "Ayo kita tidur Min." Ajak Kyuhyun, lalu membawa Sungmin agar berbaring bersamanya.
Sungmin meggeleng, "Aku tidak bisa tidur. Kyuhyun~ah, ada yang ingin aku tanyakan padamu."
Sambil memeluk erat Sungmin dari belakang, Kyuhyun kembali membawa Sungmin agar berbaring bersamanya, hingga pada akhirnya Sungmin menurutinya. "Apa?"
"Mengapa kau bisa mengenal Appa dan Eomma?" Ucap Sungmin. Kedua tangannya menggenggam tangan Kyuhyun yang terlampir dibahunya.
"Kau tahu? Dulu aku bukan seorang yang berada seperti saat ini. Tapi begitu pihak keluargamu memberikan beasiswa kepada siswa-siswi Garden High School, aku mencobanya. Karena aku tahu Lee Yunho adalah Appamu." Sungmin dengan seksama mendengarnya. "Dan aku berhasil mendapatkan beasiswa dari keluargamu, aku berhasil lulus dengan nilai baik di Seoul University, lalu melanjutkan studiku di Harvard."
"Kau pintar." Puji Sungmin.
Kyuhyun tersenyum mendengar pujian itu, "Hm. Terimakasih. Saat aku kembali dari Amerika, aku menceritakan semuanya pada keluargamu, hingga..." ucapan Kyuhyun tertahan, membalikkan tubuh Sungmin agar menghadapnya. "Aku menyatakan pada keluargamu, bahwa aku ingin menikahimu." Lanjut Kyuhyun.
Sungmin menatap mata Kyuhyun, pancaran cinta terlihat jelas disana. Dan Sungmin semakin yakin dengan cinta Kyuhyun padanya. "Lanjutkan." Sungmin berucap masih dengan menatap Kyuhyun.
"Selanjutnya Appamu mempercayaiku untuk memimpin perusahaannya selama pencarianku terhadapmu."
"Hah?"
"Hei, mengapa kau terkejut seperti itu?"
"Mengapa Appa begitu mudahnya mempercayaimu?
"Kau tahukan aku pintar." Ucap Kyuhyun percaya diri, meski nyatanya memang begitu, "tidak sulit agar Appamu percaya padaku Min."
Sungmin memukul kecil dada Kyuhyun, "Ish! Mengapa kau percaya diri seperti itu."
Kyuhyun terkekeh ringan, "Lalu aku harus apa?"
"Ung! Tidak ada." Bibir Sungmin menegerucut lucu. "Lalu bagaimana dengan kedua orang tuamu?"
"Mereka di Ilsan. Mereka berhasil mengembangkan usaha kebun sayur mereka disana."
Sungmin mengangguk mengerti mendengarnya. Ah! Sungmin terlupa sesuatu. "Kyuhyun~ah?"
"Hm?"
"Yesung Hyung?" Tanya Sungmin ambigu.
Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya bingung, "Maksudmu bagaimana dengan Yesung Hyung?" Sungmin mengangguk semangat. Kyuhyun menarik nafas lalu mengeluarkannya secara perlahan, "Dia sangat beruntung, Ryeowook juga hamil waktu itu. Tapi Yesung menyembunyikannya dan membawa Ryeowook pergi dari Seoul begitu kami lulus. Seandainya waktu itu aku tahu terlebih dahulu tentang kehamilanmu, mungkin kau tidak akan mengalami pengusiran itu sayang," Kyuhyun mengelus rambut Sungmin sayang, "Maafkan aku."
Sungmin menggeleng tidak setuju, "tidak, ini bukan salahmu Kyuhyun~ah. Seharusnya aku yang berterimakasih karena kau mau mencariku, masih mencintaiku sampai saat ini, dan-" Sungmin terdiam.
Mereka beradu pandang. Kyuhyun menantikan apa yang akan Sungmin ucapkan selanjutnya. "Dan terimakasih karena telah membunuh Kangin dan Jungmo." Sungmin menenggelamkan wajahnya pada dada hangat Kyuhyun, kedua tangannya meremas piyama depan Kyuhyun kuat. Jantungnya berdetak cukup kuat.
Kyuhyun terdiam, mencerna setiap kalimat yang Sungmin ucapkan tadi. Hingga Kyuhyun menyadari, perbuatannya dulu tak sia-sia.
"Apa kau sangat mencintaiku?"
Kyuhyun dapat merasakannya kalau Sungmin mengangguk di dadanya. "Katakan ya."
"Ya, Kyuhyun~ah. Aku sangat mencintaimu! Kenapa kau bawel sekali?! Hueeee..." tumpah sudah pertahanan Sungmin. Air mata yang sejak tadi ditanhannya membludak keluar karena merasa kesal dan malu.
Kyuhyun tertawa tanpa suara, setelahnya dengan perlahan menyatukan kedua bibir mereka dalam satu ciuma panjang, mengehentikan laju tangis Sungmin.
"Aku lebih, dan sangat mencintaimu." Ucap Kyuhyun begitu ciuman mereka terlepas.
Sungmin mengangguk. Lalu tanpa Kyuhyun sangka Sungmin menciumnya, meski awalnya cukup terkejut tapi Kyuhyun menyukainya.
Kyuhyun yang memimpin ciuman lembut itu. Memagut bibir ranum Sungmin lembut. Seolah mengerti, Sungmin memberi celah agar Kyuhyun memainkan lidahnya. Bermain-main dengan benda tak bertulang miliknya, Sungmin terbuai dengan pagutan itu.
Lama kelamaan Kyuhyun semakin liar. Sebelah tangannya terangkat untuk menekan tengkuk Sungmin, sementara satu tangan yang lainnya dengan perlahan mengangkat piyama tak berkancing Sungmin. Setelah puas dengan bibir ranum itu, Kyuhyun beralih pada kedua nipel Sungmin. Menjilatnya lalu menghisapnya.
"Uhnnn..." Sungmin hanya bisa mendesah atas perlakuan Kyuhyun pada niplenya, Kyuhyun begitu lihai memanjakannya. Kedua tangan Sungmin meremas sisi bantal di bawahnya cukup kuat, begitu terlena hingga beberapa kali mendesah cukup kuat.
Setelah puas dengan kedua niple Sungmin, Kyuhyun beralih pada leher Sungmin. Menghisapnya lalu menggigitnya menimbulkan kissmark disana. Tangannya tak tinggal diam, dengan mudah Kyuhyun menarik celana piyama Sungmin hingga tersisa celan dalam Sungmin. Kyuhyun mengelus bagian itu membuat Sungmin mendesah hebat.
"Kau indah sayang."
"uhm... ahh ahnnn... Kyuhhh..."
Kini tubuh keduanya naked dengan sempurna. Setelah puas dengan sekujur tubuh Sungmin, Kyuhyun mulai membuka lebar kaki Sungmin, lalu menekuknya hingga Sungmin dalam posisi mengangkang.
"Aku akan merilekskanmu sayang."
Sungmin tak mengindahkan ucapan Kyuhyun tadi. Ia sudah begitu terlena. Perut bagian bawahnya terasa sakit dan penuh, seolah ada yang ingkin keluar dari sana.
Kyuhyun bermain-main dengan milik Sungmin, hanya sebentar karena setelahnya Sungmin klimaks yang pertama. Kyuhyun melumeri hole Sungmin dengan cairannya sendiri, "ahh... Kyuhhh, ce-pathh hhh..." Sungmin menggeleng frustasi karena sejak tadi Kyuhyun terus mempermainkan tubuhnya. Ia ingin segera ke intinya.
Kyuhyun terkekeh mendengarnya, "tak sabaran sekali. Baiklah, kita ke intinya sayang." Kyuhyun mengecup bibir Sungmin sebentar.
Mulanya Kyuhyun memasukkan salah satu jarinya pada hole Sungmin, sementara satu tangannya mempersiapkan miliknya. "Kyuhhh..." mendengar desahan Sungmin yang terdengar tak sabaran, Kyuhyun memasukkan lagi salah satu jarinya, hingga jari telunjuk dan jari tengahnya terbenam disana."Ughh..."
Kyuhyun memaju mundurkan kedua jarinya, sesekali melebarkannya dengan posisi menggunting. Setelah dirasa hole Sungmin cukup siap, Kyuhyun menarik jemarinya. Kedua tangannya beralih membimbing Sungmin agar dalam posisi setengah duduk. Sungmin bersandar pada kepala rannjang, dengan beberapa bantal sebagai alasnya. "Katakan jika sakit." Kata Kyuhyun lembut.
Sungmin mengangguk, kedua matanya menatap Kyuhyun yang sedang mempersiapkan miliknya dengan sayu. Dan Sungmin begitu terkejut ketika melihat milik Kyuhyun yang berukuran besar 'Ya Tuhan, apakah muat?'
Kyuhyun menempelkan ujung miliknya pada hole Sungmin membuat Sungmin merinding dengan mata terpejam. Kyuhyun mulai memasukkan secara perlahan, terus seperti itu hingga miliknya terbenam dengan sempurna, "Apakah sakit Min?" Kyuhyun bertanya khawatir karena Sungmin menggigit bibir bawahnya cukup kuat.
Sungmin menggeleng sebagai jawaban. Meski sebenarnya sangat sakit, seolah tubuhnya terbelah menjadi dua, tapi Sungmin tak ingin berhenti, mereka sudah berada sejauh ini, "Lanjtukan Kyu."
"Cakar punggungku jika sakit sayang." Kyuhyun mencodongkan tubuhnya ke arah Sungmin. Tanpa banyak kata Sungmin menurutinya, kedua tangannya mengalung pada leher Kyuhyun.
Kyuhyun menarik miliknya lalu menyisahkannya sedikit, lalu memasukkannya lagi, "ahh..." terus seperti itu hingga desahan kenikmatan Sungmin terucap begitu Kyuhyun berhasil menemukan titik kenikmatan Sungmin. Tak lagi dirasakannya cakaran Sungmin pada punggungnya, kini kedua tangan Sungmin beralih meremas seprei putih dibawahnya, merasakan kenikmatan yang tiada tara.
Kyuhyun semakin gencar memaju mundurkan miliknya, sesekali matanya terpejam merasakan hole Sungmin yang menjepit kuat miliknya. Dilihatnya milik Sungmin yang sepertinya akan klimaks yang kedua kalinya, dengan cepat Kyuhyun menutup penis Sungmin dengan salah satu tangannya.
"ukkhh... Kyuhhhhyunahhh hahh.. ahhh. Unhh..." Sungmin menggeleng frustasi begitu hasrat kenikmatannya tertahan.
"Tunggu aku, kita... uhhh... datang bersama-sama sayang." Ucap Kyuhyun disela kegiatannya.
Hingga pada akhirnya keduanya mencapai puncak kenikmatan bersama-sama. Kyuhyun ambruk menindih Sungmin, sementara Sungmin begitu klimaks yang keduanya tiba Ia bernafas dengan cepat, terlalu lelah begitu mencapai kemikmatan yang tadi sempat tertunda. Mata Sungmin berat, tak dirasakannya lagi tubuh Kyuhyun yang beralih berbaring di sampingnya. Sungmin akhirnya tertidur.
Kyuhyun beralih menarik selimut yang tersampi di sisi ranjang, lalu menutup tubuhnya dan Sungmin. Setelahnya menyusul Sungmin ke alam mimpi.
.
.
A KyuMin Fanfiction
.
"Wookie.."
Yesung menggoyang-goyangkan lengan Ryeowook cukup keras, "ada apa Yesung Hyung?" Suara serak Ryeowook mengalun, merasa aneh dengan suaminya itu. Semenatara matanya masih terpejam.
"Wookie, aku minta jatah malam ini ya?"
Mendengar itu kedua mata Ryeowook terbuka. Mata merahnya akibat bangun tidur yang tidak elit menatap horor Yesung, "yak! Kau baru mendapatkannya tadi pagi Hyung?!" Ryeowook melempar bantal yang berada di dekatnya ke arah Yesung.
Dengan sigap Yesung menangkapnya, "Hanya satu ronde yeobo... milikku sudah bangun karena mendengar desahan Kyuhyun dan Sungmin di kamar depan."
Ryeowook memutar bola matanya, "kenapa kau mendengarnya? Seharusnya saat kau tidur! Untuk apa menguping desahan mereka? Ish!"
Yesung tak menghiraukan omelan Ryeowook, di bawanya tubuh Ryeowook kedalam pelukannya lalu memberikan kecupan singkat pada leher sang istri. "Kumohon." Mohon Yesung.
Ryeowook merasa iba. Lagi pula bukankah sudah tanggung jawabnya melayani sang suami? Pada akhirnya Ryeowook mengangguk setuju. Hingga tubuhnya berhasil mendesah di bawah tubuh Yesung.
.
.
Zagiya
.
.
Pagi ini sangat cerah, tidak seperti di Mokpo yang hampir setiap pagi Hujan, berbeda jika di Seoul. Matahari pagi cukup terik di timur sana. Sungmin membantu sang Eomma juga Ryeowook menyiapkan sarapan.
Suara tawa Sandeul dan Baro terdengar dari arah meja makan. Sementara Kyuhyun membaca koran hari ini, aktifitas yang tidak pernah Kyuhyun hilangkan setiap paginya. Setelah selesai dengan korannya, Kyuhyun beralih melihat Sandeul dan Baro yang sedang bermain kejar-kejaran mengelilingi meja makan.
Begitu Sandeul dan Baro berlari didekatnya, Kyuhyun menangkap mereka semua. "Hyaa... Kyuhyun Ahjussi!" Baro berteriak keras meminta dilepaskan. Sementara Sandeul hanya diam tak melawan, masih takut dengan Kyuhyun.
"Hey! Aku tak akan melakukan apapun padamu."
"Benarkah?" Baro bertanya polos.
"Dimana Appamu Baro kecil?"
"Yak! Ahjussi bilang Baro kecil nanti tidak Baro beri tahu dimana Appa." Baro menyilangkan kedua tangannya di dada sambil mengalihkan wajahnya ke arah lain.
"Cukup jawab pertanyaan Ahjussi atau kau tidak boleh bermain lagi dengan Sandeul." Acam Kyuhyun pada Baro, "iya kan Sandeul?" Kyuhyun beralih menatap Sandeul di sisi kirinya.
Sandeul mengangguk patuh tanpa berbicara satu katapun. Meski ketakutannya pada Kyuhyun Ahjussi tak seperti pertama kali mereka bertemu, tapi Sandeul tahu bahwa Kyuhyun Ahjussi baik, hanya saja Ia belum terbiasa. Bahkan pada Yunho dan Jaejoong pun Sandeul masih takut.
"Ish! Mengapa Kyuhyun Ahjussi melarang Baro bermain dengan Sandeul. Memangnya Ahjussi siapanya Sandeul sih? Hiks."
"Kau tidak tahu?" Kyuhyun semakin gencar mengerjai Baro.
Baro menggeleng, sebelah tangannya terangkat menghapus air matanya yang sebentar lagi jatuh. Akan sangat memalukan sekali jika Ia menangis di depan Sandeul.
"Kyuhyun ahjussi Appanya Sandeul." Kata Kyuhyun pada akhirnya, cukup puas mengerjai Baro.
"Hah?/Apa?" Dengan kompak Sandeul dan Baro terkejut di buatnya.
"Kau senang sekali membuat anakku menangis Kyuhyun~ah." Tiba-tiba dari arah tangga Yesung datang lengkap dengan pakaian kantornya.
"Kau mau kemana Yesung Hyung?" Kyuhyun bertanya bingung, setahunya Kyuhyun hanya bekerja sebagai detektif untuk mencari Sungmin. Sementara Sungmin sudah di temukan, jadi untuk apa dia? Fikir Kyuhyun.
"Tentu saja bekerja. Apa kau tidak tahu bahwa Yunho Ahjussi juga memperkerjakanku di kantornya?" Yesung beralih mengambil tubuh Baro lalu mendudukkan tubuh Baro di kursi meja makan di sampingnya.
Kyuhyun berdiri sambil menggendong Sandeul, juga mendudukkan Sandeul di kursi meja makan tempat di samping kirinya.
"Lalu dimana Yunho Ahjussi?"
"Ia pagi-pagi sekali berangkat ke Jepang karena kantor cabang disana bermasalah." Tiba-tiba Jajeoong menyambung percakapan antara Yesung dan Kyuhyun sambil membawa nasi goreng beserta omelet di atas nampan. Di susul Sungmin dan Ryeowook di belakangnya.
Tanpa banyak bertanya Kyuhyun mengangguk mengerti. Senyumnya mengembang begitu Sungmin menaru sarapan utnuknya di hadapannya lalu duduk di kursi dekat dengan Sandeul. "Terimakasih."
Sungmin mengangguk seraya tersenyum.
Pagi itu adalah sarapan yang pertama kalinya untuk Sungmin lengkap denga orang yang dicintainya beserta anak dan orang tuanya, meski sang Appa tidak ada. Sementara bagi Kyuhyun, ini adalah sarapan bersama Sungmin yang pertama kalinya. Sungmin yang dicintainya, Sungmin yang dirindukannya. Dan Kyuhyun berjanji akan terus menjaga Sungmin sampai Tuhan menjemput mereka.
.
.
.
.
END
.
Akhirnya FF ini kelar juga, setelah bingung mau nge-END-innya gimana negantung yh? U.U
Maaf banget yah kalo updatenya lamaaaaaaaa banget, abis UN juga belum dapet ide buat ngelanjutinnya.
Semoga Endingnya memuaskan :D dan Ncnya juga yh :v
Sesjujurnya aku sendiri yang buat Ncnya gk kuat *angkattangan, tapi yo wis lahhh... maaf aja kalo gk memuaskan.
Yang pengen baca sequelnya silahkan tinggalkan jejak, ada Sad Ending dan Happy Ending. Salah satunya bakal di proteck di WP. Jadi buat yang gk log in FFn, jangan lupa tinggalkan nama akun facebook kalian ;)
Jangan lupa juga buat yang belum mampir ke FF baru aku yang judulnya 'WAR' dan 'Safekeeping' jangan lupa mampir yh ^^
Udah gitu aja
Akhir kata...
Saranghae ^_^
Tangerang, 19 April 2015. 11.30 WIB
