Author :
Title : Beautiful
Main Cast :
Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Other Cast :
Exo member
Ft.
Kris Wu
Xi Luhan
Huang Zitao
And other
Genre : Boys Love | Fluff | Romance | School life
Rated : T
Length : Chapter
Summary :
Waktu berjalan terlalu cepat berbanding terbalik dengan lambatnya Chanyeol untuk menyadari tentang perasaannya, itu bukan hanya sekedar ia ingin melindungi Baekhyun karna mereka bersahabat atau takut Baekhyun terluka dan ia merasa bersalah atau merasa tersaingi karna Baekhyun memiliki orang lain yang bisa diajak berteman, perasaanya tidak sedangkal itu. Chanyeol menginginkannya.
Note :
Aku buat ff ini setelah liat video chanbaek buatan Hyung CBHS yang judulnya Beautiful (ost Goblin), kalian mesti nonton karna itu keren banget. Aku juga udah minta izin buat jadiin video itu ff dan inilah hasilnya, semoga respon kalian ke ff ini sama bagusnya kaya ke ff nineteen(19). Happy reading ^^
Chapter 1 : His smile and my confusion
.
.
.
Chanyeol tidak menyangka atau mengira bahkan memimpikan bertemu seseorang yang sangat terobsesi dengan pelajaran sejarah. Karna demi apapun, sejarah adalah hal yang paling membosankan, setiap pelajaran itu dimulai Chanyeol akan mendengus sebanyak yang ia bisa (terang-terangan menyerukan kalau ia membencinya), dan seperti karma Chanyeol bertemu bahkan bersahabat dengannya; yang terobsesi dengan sejarah, namanya Byun Baekhyun
Mereka sebenarnya sudah mengenal satu sama lain tapi tidak sedekat sekarang ini, Chanyeol lebih dekat dengan Kris meski faktanya mereka satu kelas
Semua bermula saat beberapa minggu semester awal kelas satu, Chanyeol mendapat nilai terendah di ulangan harian sejarahnya, Chanyeol melihat betapa jelasnya huruf F dan tanda minus berwarna merah dilembar pertama, bukannya merasa malu Chanyeol malah tertawa, tertawa dengan sangat kencang. Saat itulah dengan tiba-tiba Baekhyun menghampirinya dan berkata dengan ketus
"Aku tahu, dari awal aku sudah menduga kalau kau salah satu dari murid berandal yang membenci pelajaran sejarah!" Bukan kalimat itu sebenarnya yang membuat Chanyeol tercengang, melainkan kalimat selanjutnya yang Baekhyun katakan dengan sangat riang "Mari berteman!" dan senyum manis yang membuat Chanyeol merona
Belum sempat Chanyeol lepas dari keterkejutannya Baekhyun sudah menarik tubuh tinggi Chanyeol, mendekapnya dengan sangat erat, tentu saja itu membuat seisi kelas heboh. Chanyeol masih tidak mengerti kenapa Baekhyun memeluknya, apa ia menyukai Chanyeol? (bukan berarti Chanyeol mengharapkan itu juga) dan ternyata bukan karna itu (tentu saja Chanyeol tidak merasa kecewa atau apapun walau sebenarnya ia merasa sedikit tidak puas -okay hanya sedikit!), Baekhyun hanya ingin mereka berteman dan membuat Chanyeol membuka pikirannya untuk bisa menyukai pelajaran yang amat ia sukai, walau nyatanya selama mereka berteman lalu merangkak menjadi sahabat, pandangan Chanyeol terhadap sejarah sama saja, mereka membosankan
Chanyeol tidak bisa dibilang bodoh hanya karna tidak menguasai satu pelajaran itu, ia hebat dalam pelajaran bahasa dan juga matematika dan beberapa pelajaran lain. Dan Baekhyun tidak sepandai itu meski terus menyerukan 'kejarlah ilmu sampai kenegeri China!' (Tidak kah kalian sadar? Bahkan orang-orang China saja berdatangan untuk sekolah diKorea!) karna faktanya Baekhyun sangat lemah dalam pelajaran bahasa terlebih bahasa inggris, bukannya Chanyeol ingin menjatuhkan Baekhyun, tapi sungguh hanya anak itu yang mengucapkan 'sorry' tapi lebih terdengar seperti 'sauri' atau 'sari'.
(Okay, kalian bisa berhenti tertawa sekarang)
Persahabatan mereka sangat unik, Sehun yang paling sering protes tentang mereka. Itu selalu seperti... mereka yang bertengkar dijam pelajaran pertama lalu berbaikan dengan sendirinya dijam istirahat lalu bertengakar lagi disisa jam pelajaran dan akan menjadi baik saat bel pelajaran berakhir terdengar lalu mereka akan pulang bersama
Awalnya kelas mereka hanya berisi sembilan orang, lalu dikelas pertama semester kedua Luhan bergabung karna ia mengikuti program pertukaran pelajar dari China dan dikelas dua Yixing bergabung dan kelas tiga Tao ikut menyusul, mereka juga berasal dari China. Itu menimbulkan banyak spekulasi kalau kepala sekolah sangatlah terobsesi dengan pelajar dari negeri tirai bambu itu -atau semacamnya.
Kelas mereka patut mendapat penghargaan karna menjadi satu-satunya kelas yang muridnya tidak pernah berkurang ataupun bertambah (kecuali dengan Luhan, Tao dan Yixing karna mereka bukanlah murid asli dari sekolah) selama tiga tahun berturut-turut. Itu patut diapresiasi, bung! Terlebih lagi kelas C tidak bisa disebut kelas 'bodoh' dan sekolah mereka selalu mendapat predikat dengan sekolah pria yang dipenuhi murid pintar walau berperilaku berandalan (sekalipun itu dikelas buangan)
.
.
Chanyeol tersenyum lebar, ia tidak menyangka sudah bersama teman-teman tidak warasnya selama tiga tahun, bahkan sekarang hanya tinggal beberapa minggu menuju hari dimana mereka akan bertarung melawan sulitnya soal-soal ujian yang diberikan negara tercinta mereka -Chanyeol bersyukur karna pelajaran sejarah tidak begitu berpengaruh dalam ujian
Senyuman Chanyeol berubah menjadi satu garis tipis saat mata besarnya menangkap Baekhyun yang tengah berjalan dengan beberapa batu yang ia bawa dikedua lengannya
Chanyeol berlari setenang mungkin mendekat kearah Baekhyun dan.. "BYUN BAEK!" ia mengejutkannya, beruntung karna Baekhyun hanya menjerit dan tidak menjatuhkan seluruh batu yang ia bawa apalagi melemparnya kearah Chanyeol, jika itu terjadi Chanyeol tidak akan segan-segan meninju wajah anak itu
Baekhyun mendengus "Apa-apaan kau?!" ia mendelik pada Chanyeol yang sekarang tengah tertawa terbahak-bahak
Chanyeol menghentikan tawanya walau ia merasa itu seperti tidak akan berhenti "Maaf"
Baekhyun merotasi matanya dan kembali berjalan, mengabaikan Chanyeol
Chanyeol mengikuti Baekhyun "Uh.." ia berjengit "Apa yang akan kau lakukan dengan batu-batu itu?"
"Rahasia" Baekhyun berbelok setelah melewati cafetaria lalu melanjutkan langkahnya sampai yang terlihat hanyalah hamparan rumput juga danau buatan yang masih termasuk dalam lingkungan sekolah
Chanyeol berdecih "Aku ini sahabatmu jadi jangan menyembunyikan sesuatu dariku!"
"Kau seperti seorang ayah ketimbang seorang sahabat" Baekhyun terkekeh, langkahnya berhenti saat mereka berdiri disebuah pohon maple tua yang daunnya berguguran
Chanyeol melihat ada batu-batu lain yang tersusun mirip piramida setinggi lutut Baekhyun, yang lebih pendek mulai menyusun batu-batu yang ia bawa keatas tumpukan batu yang sebelumnya sudah ia buat, Chanyeol hanya memperhatikan sampai Baekhyun selesai dengan urusan menyusun batunya
Baekhyun menepuk lengan seragamnya yang agak kotor "Bukankah ini terlihat seperti bisa mengabulkan apa saja?" Baekhyun tersenyum melihat bangunan yang ia buat "Nenekku membuat yang seperti ini saat ibu mengandungku, ia terus berdoa untuk keselamatan ibu dan aku, lalu aku lahir dengan sangat sehat begitu juga ibu. Ini juga ada dalam sejarah kerajaan geryeo, banyak yang membuat bangunan seperti ini untuk mendoakan dirinya juga keluarganya"
Chanyeol tersenyum geli "Kau percaya dengan sesuatu yang seperti itu?"
Baekhyun mendelik saat mendengar Chanyeol yang seperti menyindirnya "Tentu, apa salahnya?"
Chanyeol mengerjap "Tidak" ia menggaruk pipinya "Doa apa yang akan kau pinta?"
"Sederhana, aku hanya ingin lulus dengan nilai terbaik"
"Hanya itu?" Apa aku benar-benar tidak ada dalam doanya? Atau aku hanya salah dengar?
"Sisanya rahasia" Baekhyun kembali tersenyum, tapi ini terlihat lebih tulus dan manis dan itu membuat Chanyeol agak gugup -entah karna apa
Baekhyun memutar tubuhnya untuk menghadap bangunan kecil yang ia buat, Baekhyun menutup mata lalu mengepalkan kedua lengannya dan mulai berdoa didalam hati.
Chanyeol menatap wajah samping Baekhyun yang terlihat bersinar karna terpaan cahaya matahari selama sepuluh detik sebelum akhirnya Chanyeol mulai memejamkan mata dan mengepalkan lengannya untuk ikut berdoa, ia berdoa untuk orangtuanya, dirinya, Baekhyun dan teman-temannya yang lain
.
Bel tanda istirahat berakhir berbunyi, Baekhyun dan Chanyeol kembali kekelas dengan tergesa walau mereka masih ingin menghabiskan banyak waktu ditempat itu, tubuh Baekhyun yang menggigil juga jadi alasan besar yang membuat mereka kembali. Udara semakin dingin
.
Disisa jam pelajaran mereka yang kosong (karna para guru sedang rapat) Kris berjalan kedepan kelas dengan selembar kertas yang ia bawa disalah satu lengannya, Kris berdehem untuk menarik perhatian teman-temannya yang masih tidak memperdulikan keberadaannya, Kris berdehem sekali lagi dan itu tetap tidak berhasil, tidak ada pilihan lain.. pikirnya. Kris menggebrak meja guru yang ada dihadapannya dengan sangat kencang dan itu berhasil membuat seisi kelas memperhatikannya walau tangan besarnya kini terasa panas
Kris memasang wajah dingin berbanding terbalik dengan pipi juga telinganya yang memerah karna menahan sakit "Ini penting jadi tolong dengarkan aku baik-baik, aku hanya akan menyampaikan ini satu kali dan tidak akan ada pengulangan!" Kris menekan setiap kata yang ia ucapkan
Satu kelas menjadi bungkam, Kris memang selalu bertingkah konyol terlebih jika ia sedang bersama Chanyeol, tapi jika sudah menyangkut urusan kelas ia tidak akan main-main, itulah yang membuatnya selalu terpilih menjadi ketua kelas sejak kelas pertama bahkan sekarang jabatannya naik menjadi ketua Osis setelah berhasil mengumpulkan suara lebih dari 50% saat pemilihan
"Tiga bulan lagi kita akan menghadapi ujian kelulusan, maka dari itu pihak sekolah memutuskan untuk menambah jam pelajaran dan tidak memungkinkan untuk kita pulang kerumah ditengah malam, itu sangat beresiko. Jadi selama tiga bulan ini kita akan menginap diasrama sekolah, mulai besok kita bisa membawa barang-barang untuk ditaruh dikamar, batasnya hanya sampai minggu depan sebelum kita benar-benar tinggal diasrama"
Kyungsoo mengangkat lengannya "Bagaimana dengan pembagian kamar?"
Kris tersenyum miring "Dengan undian, tidak semua orang bisa satu kamar bersama teman sekelasnya"
Banyak desahan yang terdengar setelah Kris mengucapkan kalimat itu
.
.
Suara benturan heels dan lantai menggema dari arah koridor membuat semuanya terdiam, pintu kelas terbuka menampilkan sosok wanita cantik berambut pirang, itu Jessica songsaenim, guru sekaligus wali kelas mereka. Ia beridiri ditengah kelas dengan membawa banyak gulungan kertas kecil yang ditempatkan dalam sebuah kotak besar, ia meminta satu persatu muridnya untuk mengambil masing-masing satu gulungan kertas
"Kris, tolong tulis nama dan nomor yang kalian dapat lalu berikan padaku saat jam istirahat" Kris mengangguk dan setelahnya Jessica melangkah keluar kelas
"Hyung, kau dikamar nomor berapa?" Jongdae bertanya pada Minseok
Minseok mengarahkan selembar kertas miliknya kehadapan wajah Jongdae "19"
"Tidak ada yang mendapat nomor 19 dikelas ini" ucapan Yixing membuat Minseok mengerang
Chanyeol masih belum membuka kertas miliknya, ia hanya takut itu tidak sesuai harapannya, Chanyeol benar-benar ingin satu kamar dengan Baekhyun (ia tidak tahu kenapa memiliki pemikiran seperti itu) dan Baekhyun memegang nomor 21, hanya sekali ini saja kabulkan keinginanku!
Chanyeol membuka kertas miliknya secara perlahan, mulai dari angka belakang dan betapa mengejutkannya saat ia melihat ada angka 1 disana, kertasnya mulai melebar seiring jari-jari panjangnya bergerak untuk lebih membuka itu, keringat mulai bercucuran dikeningnya
"Sedikit lagi, aku hanya butuh nomor 2 dan selesai!" Chanyeol bergumam
Selanjutnya yang terdengar adalah teriakan Chanyeol yang benar-benar menakutkan, seisi kelas menatapnya dengan tatapan terganggu. Chanyeol mengerang saat sekali lagi melihat kertasnya yang bertuliskan angka 11, ini bukan seperti yang ada dipikirannya! Chanyeol ingin angka 21 bukannya 11!
Sehun melihat kertas milik Chanyeol yang terlihat menyedihkan setelah dilempar kelantai oleh pemiliknya, Sehun mengambil kertas itu dan sekarang suara teriakan Sehunlah yang memenuhi kelas
"Kau satu kamar dengan Luhan hyung?!" Sehun melempar kertas tidak berdosa itu membuat kertasnya kembali tergeletak dilantai dan terlihat lebih menyedihkan dari sebelumnya "Tidak bisa! Itu tidak bisa!"
Seisi kelas bahkan sekolah pun tahu kalau Luhan adalah taksiran Sehun, mana mungkin Sehun membiarkan crushnya satu kamar dengan orang semacam Chanyeol, lebih baik jika itu Kris. Sehun sama sekali tidak membayangkan akan seperti apa Luhan, ia tidak mau senyum manis Luhan berubah menjadi idiot seperti milik Chanyeol dan tawa lembut Luhan menjadi sangat berisik seperti Chanyeol
"Itu bukan berarti aku merasa senang bisa sekamar dengan Luhan hyung!" Chanyeol meledak
Luhan tersinggung "Jadi kau tidak suka sekamar denganku?"
Chanyeol membola "Bukan itu maksudku!"
"Memangnya kau pikir aku senang akan sekamar dengamu?!" Luhan meninggikan suaranya
Baekhyun berdiri dengan merentangkan lengannya "Anak-anak berhenti berdebat! Kalian bisa mengundang guru pengawas untuk masuk kelas! Dan aku yakin kalian tidak menyukai itu!"
Chanyeol mendengus. Sehun merotasi matanya. Luhan berdecih
Baekhyun kembali duduk ditempatnya dengan damai
Kris mengumumkan "Tulis nama kalian di kertas itu dan kumpulkan padaku secepatnya!"
Dengan kesal Chanyeol menuliskan namanya dan memberikannya pada Kris disusul dengan yang lain
"Tao dan Jongin juga satu kamar?" Kris menatap tidak percaya pada nomor kembar yang lain
"Benarkah?" Jongin melotot
Kris menunjukan dua kertas lain dengan nomor yang sama
Tao berseru "Setidaknya itu lebih baik dari pada dengan seseorang yang tidak ku kenal"
Jongin mengangguk setuju
"Aku hanya berharap teman sekamarku bukan dari kelas A ataupun kelas F" Joonmyeon mendesah
.
Saat jam istirahat Chanyeol mendapat salah satu kunci kamarnya dari Luhan, Chanyeol langsung menaruh seluruh barang yang ia bawa kedalam kamarnya. Saat membuka pintu bernomor 11, mata Chanyeol menangkap sebuah ruangan yang lumayan luas berwarna putih - abu-abu dengan sepasang single bad, meja kecil yang menjadi pemisah diantara ranjang juga sebuah lampu tidur, satu lemari berukuran besar dan dua meja belajar, juga satu pintu lain yang terlihat seperti kamar mandi. Itu hampir terlihat seperti kamarnya dirumah, hanya kurang sofa panjang dan beberapa barang lain
Chanyeol menyeret tas besar yang berisi barang-barang rumahnya, ia membuka tas itu setelah meletakannya diatas ranjang dan mulai menyusun semuanya. Chanyeol memilih pintu lemari disisi kanan untuk tempat pakaiannya lalu mulai meletakan baju-baju yang ia bawa sampai sebagian dari lemari itu terlihat penuh, Chanyeol menaruh laptop dan beberapa buku dimeja belajar yang berwarna coklat dan menyisakan yang berwarna gading untuk Luhan.
Saat semuanya selesai, Chanyeol keluar kamar dan menguncinya, Chanyeol tidak langsung kembali kekelas atau kecafetaria dan lebih memilih untuk mencari keberadaan kamar Baekhyun lebih dulu. Matanya belum juga menemukan pintu dengan nomor 21 padahal ia sudah melewati dua lorong dan itu sudah sangat jauh dari kamarnya, saat kakinya kembali berbelok untuk memasuki lorong ketiga, ia menemukannya. Pintu bernomor 21, dan itu tidak tertutup dengan sempurna, dari celah kecil pintu itu Chanyeol dapat melihat Baekhyun yang tengah duduk diranjangnya.
Chanyeol membuka lebar pintu itu dan tersenyum bodoh kearah Baekhyun, secepat itu juga Baekhyun menyadari kehadiran Chanyeol
Chanyeol melangkah masuk dengan raut wajah sedih dibuat-buat "Kamarmu sangat jauh dari kamarku"
"Aku tahu" Baekhyun menggidikan bahunya "Aku mencari kamarmu sebelum kesini" Baekhyun membuat gestur untuk Chanyeol duduk disisi kosong ranjangnya
"Tapi... kenapa?" Chanyeol duduk disisi kanan Baekhyun
Baekhyun mengerjap merasa janggal dengan pertanyaan Chanyeol yang terdengar bodoh
Chanyeol menyadarinya, ia tersenyum canggung "Aku juga mencari kamarmu, jadi jangan merasa tidak enak atau semacamnya"
Baekhyun terkekeh "Tentu saja tidak"
"Kau sudah bertemu dengan teman sekamarmu?"
"Sudah"
"Siapa?" seharusnya Chanyeol tidak bertanya sejauh ini, tapi rasa penasaran dalam dirinya benar-benar tidak bisa ditoleransi
"Kau tahu... seseorang bernama Kim Taehyung?"
Alis Chanyeol mengerut "Kim Taehyung?"
Baekhyun mengangguk cepat "Taehyung berada dikelas D, aku bersumpah jika kau tidak tahu aku akan memukul kepalamu!"
Alis Chanyeol semakin mengerut bahkan hampir menyatu "Kelas D?"
Baekhyun merotasi matanya "Kelas kita beberapa kali berolahraga bersama kelasnya"
Chanyeol mendesah "Tapi aku tidak mengenalnya"
Baekhyun berdecih "Chanyeol, sering keluarlah! Jangan hanya menghabiskan waktu didalam rumah! Dunia tidak hanya ada dibalik pintu rumahmu atau dibalik pintu kelas!"
"Kau mengejek pergaulanku?!"
"Jika kau menganggapnya seperti itu" yang lebih kecil melipat lengannya
Chanyeol mendengus "Itu bukan berarti aku tidak punya teman sama sekali"
Baekhyun mengangkat kedua alisnya "Tentu saja" ia tersenyum "Aku, contohnya"
Chanyeol ikut tersenyum karna ucapan Baekhyun bersamaan dengan itu, bel tanda masuk berbunyi
"Tidak bisakah kita disini lebih lama lagi?" Chanyeol merengek
"Kau mau dihukum? Jika iya silahkan" Baekhyun tertawa
"Aku bahkan belum sempat makan siang"
.
Chanyeol menghabiskan sisa pelajaran dengan wajah tertekuk karna perutnya terus saja merengek minta diisi
.
Akhirnya jam-jam sulit sudah Chanyeol lewati, ia jadi orang pertama yang bersorak paling kencang saat bel itu berbunyi. Chanyeol menarik Baekhyun juga Sehun, Luhan dan Jongin untuk bergerak cepat
"Aku akan mentraktir kalian, aku belum makan siang" mendengar itu, sekarang Baekhyun, Sehun, Jongin dan Luhanlah yang menarik Chanyeol menuju kedai pinggir jalan yang tidak jauh dari sekolah, beruntung hanya mereka yang rumahnya searah dengan Chanyeol, bayangkan jika itu satu kelas
Mereka memesan beberapa kudapan seperti tteokbokki, odeng dan sundae
Saat makanan yang mereka pesan tersaji dimeja, suasan menjadi riuh
"Wahh, sudah lama sekali aku tidak makan odeng!" Sehun memandang odeng yang begitu menggoda dihadapannya
Jongin merengut "Aku baru makan ini minggu lalu, bersama Joonmyeon hyung"
"Aku lapar!" Chanyeol berseru
Luhan terkekeh "Chanyeol pasti bisa menghabiskan ini seorang diri"
"Aku juga berpikir seperti itu, hyung" Baekhyun menyetujuinya
Kini suara riuh mereka terganti dengan suara kunyahan juga dentingan antara sumpit dan sendok, mereka sangat menikmati kudapan yang mereka makan
Baekhyun menyelupkan odeng kedalam saus tteokbokki "Chanyeol-ah, cobalah memakannya seperti ini" ia menyuapi Chanyeol
Chanyeol berseru "Wahh!" saat rasa saus tteokboki dan odeng menyapa lidahnya
Baekhyun tersenyum sampai membuat lengkungan sabit dimatanya
Chanyeol terdiam saat merasa ada debaran kencang yang asing didadanya, ia memperhatikan Baekhyun yang masih tersenyum, wajah sampai telinganya memanas. Sudah beberapa kali ini senyum Baekhyun selalu membuat Chanyeol seperti ini.
Mungkin aku sedang tidak enak badan
Ya, pasti aku tidak enak badan
.
.
Chanyeol mendapati dirinya yang tidak tertidur semalaman karna terus memikirkan senyum Baekhyun, begitu juga dengan tiga hari kedepan. Chanyeol tidak mengira jika senyuman Baekhyun yang sudah ia lihat selama tiga tahun ini akan berdampak buruk bagi ketenangan tidurnya
.
.
Chanyeol berjalan seperti zombie menuju luar rumah untuk berangkat sekolah, ia berbelok dipersimpangan jalan dan melihat Baekhyun sudah berdiri didepan pagar rumahnya, menunggu Chanyeol. Chanyeol tersenyum seadanya kearah Baekhyun
Baekhyun merengut melihat wajah Chanyeol yang terlihat buruk beberapa hari ini dan ia berani bersumpah kalau hari ini yang terburuk "Kau tidak tidur lagi?"
Chanyeol hanya membalas dengan anggukan lalu berjalan mendahului Baekhyun, mungkin aku harus menghindari senyum Baekhyun
Dipersimpangan selanjutnya mereka bertemu dengan Sehun dan Jongin yang juga merasa perihatin dengan wajah lelah Chanyeol, Luhan tidak berangkat bersama mereka karna setiap pagi ia diantar oleh ayahnya yang kebetulan bekerja diperusahaan yang satu arah dengan sekolah
Chanyeol melewati dua pelajaran dengan kepala yang terantuk-terantuk juga waktu istirahat dengan tertidur dimeja cafetaria, Baekhyun berkata untuk tidak mengganggunya karna Chanyeol terlihat sangat butuh istirahat
Disisa waktu istirahat mereka, Baekhyun membangunkan Chanyeol dan mengajak mayat hidup itu menuju kamarnya diasrama, Baekhyun membuka pintu dan menemukan kamarnya yang kosong tapi sedikit berantakan dengan barang teman sekamarnya
"Kenapa kita kesini?" Chanyeol bertanya setelah menguap
"Kau butuh tidur" Baekhyun menarik Chanyeol untuk duduk diranjang kosongnya lalu menarik kepala Chanyeol untuk mendarat dikedua pahanya
Chanyeol agak terkejut tapi ia tidak menolak, Baekhyun benar ia memang butuh tidur dan kenyamanan yang Baekhyun berikan benar-benar membuatnya semakin ingin memejamkan matan. Jari-jari Baekhyun mengusap rambut Chanyeol dan itu membuat Chanyeol kembali menguap dan mulai memejamkan matanya setelah meluruskan kaki panjangnya keatas rangjang, Chanyeol sedikit menoleh dan ia melihat Baekhyun yang tersenyum.
Chanyeol tertidur dengan memimpikan senyum Baekhyun dari awal ia terlelap
.
Chanyeol terbangun, ia mengambil ponsel disakunya dan melihat ini sudah jam 3 dan itu artinya Chanyeol tertidur selama 2 jam. Chanyeol baru sadar kalau Baekhyun tidak berada dimanapun, Chanyeol kembali melihat ponselnya dan baru sadar kalau ada dua pesan masuk dan itu dari Baekhyun
Bbaekh : Maaf karna tidak menemanimu, itu akan terlihat aneh jika kita berdua tidak dikelas
Bbaekh : Jika sudah bangun dan kau ingin kekelas, kunci pintunya! Aku taruh itu dinakas, kau tahu 'kan kalau sebagian barang dirumah sudah aku bawa kekamar, jika kau tidak mengunci pintunya aku tidak akan segan-segan memukul hidungmu! ^^
Chanyeol berdecih "Apa-apaan dengan emoji itu" tapi setelahnya ia tertawa
.
Chanyeol kembali kekelas saat hanya tersisa satu pelajaran lagi, ia mendapat tatapan sangar dari Kris
Kris mengangkat sebelah alisnya "Jadi kau sudah bisa membolos? Dari siapa kau belajar itu? Sehun? Jongin?"
Merasa namanya disebut Jongin dan Sehun langsung membela diri
Chanyeol menggaruk pelipisnya "Aku.. terjebak.. di.. salah satu.. kamar?" itu tidak terdengar seperti pernyataan tapi lebih seperti pertanyaan
Kris tersenyum tampan tapi itu benar-bebar membuat bulu kuduk Chanyeol meremang "Tunggu aku saat jam pulang, okay brother?!"
Chanyeol menelan liurnya
Guru terakhir mereka memasuki kelas tepat saat Chanyeol berjalan menuju mejanya, Chanyeol sempat melirik Baekhyun yang duduk didepannya, Baekhyun sangat puas menertawainya walau tidak bersuara, Chanyeol memukul pundak Baekhyun sebelum akhirnya ia duduk ditempatnya
Saat jam pelajaran berakhir, Kris meminta Chanyeol untuk membantunya membawa tumpukan buku yang tingginya hampir menyentuh dagunya (sebenarnya ini tidak pantas disebut membantu karna hanya Chanyeol yang melakukannya)
Setelah melakukan 'bantuan' untuk Kris, Chanyeol berlari menuju gerbang sekolah dan ia melihat Baekhyun yang bersandar didinding ruang penjaga dengan mengenakan mantel kebesaran berwarna cream, Chanyeol tidak bisa untuk tidak mengakui keimutan sahabatnya. Baekhyun mendengar suara langkah yang tidak asing jadi ia menoleh dan melihat Chanyeol yang sudah sangat dekat dengannya, Baekhyun tersenyum dan entah sadar atau tidak itu membuat pipi Chanyeol sedikit merah
Kenapa setiap Baekhyun tersenyum aku seperti ini?
"Ayo pulang!" Baekhyun berseru
Chanyeol mengangguk dan tersenyum bodoh seperti biasa "Seharusnya kau tidak menungguku"
Baekhyun menggidikan bahunya "Aku sudah terbiasa pulang bersamamu"
Ah, hanya karna terbiasa?
"Ah.." Chanyeol mengangguk pelan lalu berjalan mendahului Baekhyun yang sekarang juga sudah berjalan dibelakangnya
Mereka tidak mengobrol seperti biasa selama beberapa waktu sampai akhirnya Chanyeol bertanya;
"Apa kau pernah merasakan sesuatu saat melihat senyum seseorang?" Chanyeol berjalan mundur untuk bisa melihat wajah Baekhyun
Baekhyun mengangkat kedua alisnya "Sesuatu seperti apa?"
Chanyeol menggenggam kedua tali tasnya "Seperti gugup atau malu atau wajahmu tiba-tiba memerah?"
Baekhyun tersenyu tipis lalu mengangguk "Pernah, bahkan setiap hari"
Mata Chanyeol membesar "Benarkah?"
"Setiap hari ia tersenyum kearahku, tentu saja setiap hari aku merasakan hal seperti itu" raut wajah Baekhyun berubah, ia menggigit ujung bibir bawahnya sebelum melanjutkan "Tapi dia bahkan tidak menyadarinya" ia sedikit membungkuk dan Chanyeol tidak bisa melihat ekspresi Baekhyun karna itu, tapi yang jelas Baekhyun terlihat tidak baik
Chanyeol tiba-tiba berhenti melangkah dan itu membuat Baekhyun menabraknya "Yah!" maki Baekhyun
Chanyeol meringis "Sorry"
Chanyeol berjalan normal (menghadap depan) masih dengan Baekhyun yang berjalan dibelakangnya , pikirannya berputar, mencoba untuk menebak siapa orang yang Baekhyun maksud, apa itu Chanyeol? Bukankah itu terdengar mustahil? Lalu jika bukan Chanyeol, siapa dia? Dan kenapa pula Chanyeol memikirkannya? Bisakah Chanyeol berpura-pura untuk tidak peduli?
.
Dan pada akhirnya Chanyeol kembali tidak bisa tidur dengan tenang karna memikirkan siapa orang yang membuat Baekhyun terlihat sangat... sakit?
Apa itu Luhan? Mereka sangat dekat
Sehun? Tidak mungkin
Jongin? Bukankah Jongin dan Kyungsoo sedang dekat, jadi pasti bukan mereka
Joonmyeon? Tao? Yixing? Kris? Jongdae? Minseok?
Atau jangan-jangan itu.. Taehyung?
.
.
.
[Tbc]
Fanfic chapter kedua aku yeaayyy! /semoga engga ngecewain readers-nim (╥_╥). Kemungkinan besar chapter ff ini ga sebanyak ff aku sebelumnya, tapi belum tau juga sih, tergantung readers sekalian aja wkwkw. Jangan lupa review ^^
