Tittle : Antagonist (GS)
Writer : NaraYuuki
Betta Reader : Hyeri
Genre : Romance, family, angst, hurt, drama, ga jelas seperti yang buat =="
Rate : M?
Cast : Umma dan Appa ^_^ and The Others
Disclaimer: : They are not mine, but this story is mine NaraYuuki
Warning : Yuuki masih butuh banyak belajar. Kesalahan ejaan dan pemilihan kata harap dimaklumi, Miss Ty bertebaran, tanpa Yuuki edit soalnya lagi sakit malas.
.
.
\
.
.
"Joongie…. Mari bertemu dan bicara!"
"Ne. Datanglah ke rumah!"
.
.
Yeoja cantik itu berjalan pelan mendekati namja yang tengah sibuk memeriksa dokumen-dokumen yang dibawanya dari kantor. Membuka satu per satu kancing kemeja putih yang di kenakannya, memperlihatkan dada berisinya yang tertutupi sebuah bra berwarna hitam, memamerkan kaki jenjangnya yang tidak tertutupi oleh apa pun selain under wear bermotif hello kitty.
"Bear…." Panggilnya manja.
"Boo?" namja bermata musang itu tersentak kaget melihat pemandangan menggiyurkan di depan mata sipitnya.
Yeoja berkulit seputih susu dan sehalus kapas itu membuka kait branya, membuang benda malang itu entah kemana dan segera mendudukkan dirinya dipangkuan sang namja.
"Bo…. Boo…."
"Ne?"
"Ada yang kurang…." Namja tampan itu membantu sang yeoja berdiri, menarik under wearnya hingga terlepas dan kembali mununtun sang yoeoja untuk duduk diatas pangkuannya lagi, "Ini baru benar…."
.
.
"Eng…. Yunie….ahhh…." desah Jaejoong, ah…. Sepertinya Yunie bearnya terlalu bersemangat menjamah tubuhnya.
Yunho mengulum, menggigiti dan meremas-remas dada sital yeojanya, "Boo…. Aku tidak tahan."
Jaejoong tersenyum menatap yeoja yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja Jung Yunho itu, "Masukkann saja Yunie…."
"Yunho!"
Jung Yunho, namja pemilik mata setajam musang itu menghentikan kegiatannya, dan melihat siapa yang sudah berani mengganggu kesenangannya. Dengan sedikit kasar Yunho mengambil jasnya untuk menutupi tubuh polos Jaejoong yang berada diatas pangkuannya.
"Oonie sudah datang?" Jaejoong tersenyum pada Ahra yang sudah menangis pilu.
"Ahra, apa maumu? Tidak tahukah kau, kami sedang….…."
"Kau keterlaluan, Yun!" lirih Ahra.
"Onnie mau bicara padaku atau suamiku?" tanya Jaejoong dengan wajah polosnya.
Dengan kasar Ahra menghapus air matanya, "Ku tunggu kau di ruang tamu!" yeoja itu melangkah keluar meninggalkan Yunho dan Jaejoong.
"Boo…."
"Hanya ingin sedikit menggodanya, Bear…." Jaejoong turun dari pangkuan Yunho.
Yunho melingkarkan tangannya dipinggang Jaejoong, "Kita belum selesai, Boo." Jemarinya mulai meremas-remas dada Jaejoong lagi.
"Kita lanjutkan nanti, ne…." Jaejoong mengusap lengan Yunho.
"Boo…."
Cup!
Jaejoong mencium sekilas bibir Yunho, "Malam ini aku milikmu, Bear…."
"Jangan lama-lama!" kesal Yunho.
"Arraso baby bear…." Jaejoong memungut bra dan under wearnya, memakainya dan menarik kemja putihnya, menggancingnya asal kemudian berjalan pergi meninggalkan Yunho yang sedikit merajuk.
.
.
"Apa maksudmu? Kau memintaku untuk langsung ke ruang kerja, tapi lihat apa yang ku lakukan?!" marah Ahra.
"Eum, Yunie yang tidak tahan…. Padahal aku hanya sedikit menggodanya." Jaejoong tersenyum dan mendudukkan dirinya di depan Ahra., "Wae? Bukankah hal ini biasa dilakukan oleh sepasang suami istri? Ah, kau yang belum menikah saja juga melakukannya dengan siapa itu namanya…."
Plak!
"Hentikan! Cukup sudah Jae!" air mata menggenangi mata Ahra.
"Bukankah karma itu berlaku Onnie?" tanya Jaejoong, senyuman tetap menggembang dari chery lips merahnya yang sedikit bengkak. "Kau yang mengumpankan Yunho padaku dan lihatlah! Sekarang dia jatuh ke dalam pesonaku. Apa kau menyesal, Oonie?"
"Kim Jaejoong!"
"Apa yang ingin kau bicarakan padaku? Cepat katakan! Beruang besarku tidak suka menunggu makan malamnya…."
"Ceraikan Yunho!"
"Mwo? Kenapa aku harus menceraikannya?"
"Karena kau tidak mencintainya! Kau hanya memanfaatkannya untuk membalas dendam padaku."
Jaejoong tersenyum sinis, "Kalau begitu aku tidak akan pernah menceraikannya karena dengan mengikat Yunho disisiku bisa membuatmu mati perlahan-lahan…."
"Kau wanita mengerikan!"
"Kau mengajariku dengan baik, Oonie…. Bukankah kau menyuruh namja chingumu untuk memerkosaku dulu? Dan lihatlah…. Namja chingumu kini menjadi suamiku, berada di bawah kendaliku…. Ini sungguh menyenangkan!"
"Wanita kejam!"
"Kau guru yang baik untuk itu…."
.
.
"Ahra meninggal. Dia menyetir dalam keadaan mabuk…." Ucap Yunho disela kegiatannya mengukir leher dan bahu Jaejoong dengan jejak-jejak cintanya, "Dia terjun dan tenggelam di dalam sungai Han."
"Kau menyesal karena kekasihmu mati mengenaskan?" tanya Jaejoong sembari menitikkan air mata dari doe eyes kelamnya.
"Boo…."
"Ahhhh…." Jaejoong hanya bisa menangis disela kegiatan intimnya bersama Yunho. Suaminya, mantan kekasih kakaknya. Menangis karena merasa menjadi yeoja yang jahat. Jahat pada Yunho, jahat pula pada Ahra.
.
.
Enam bulan sebelumnya….
"Yun…. ini Joongie, adikku….." ucap Ahra tersenyum riang mengenalkan namja chingunya pada sang adik. Yeah, setidaknya selama sepuluh tahun ini itulah status Ahra dan yeoja cantik pemilik doe eyes yang menatap sinis padanya.
Yunho menatap doe eyes kelam yang seolah menghanyutkannya itu tanpa berkedip.
"Joongie, ini Jung Yunho namja chinguku." Ahra memeluk erat lengan kanan Yunho. Yeoja yang empat tahun lebih tua daripada Jaejoong itu terlihat begitu bahagia.
Jaejoong menatap namja tampan di samping kakak tirinya itu tanpa minat. Mungkin Jaejoong memang tidak pernah peduli pada apa pun yang berhubungan dengan anak dari yeoja yang sepuluh tahun lalu menikah dengan Appanya.
"Jung Yunho." Yunho mengulurkan tanggannya pada Jaejoong.
Mengabaikan Yunho, Jaejoong melangkah menaiki tangga menuju kamarnya, lelah setelah berkutat dengan studynya. Diusinya yang ke-20 tahun, yeoja berkulit seputih susu itu tengah disibukkan menyusun Desertasinya. Jaejoong memang sosok gadis jenius.
"Maafkan dia. Kejeniusan otaknya mempengaruhi tempramennya yang sedikit buruk." Ahra tersenyum.
"Ne." sahut Yunho. Sedikit kecewa juga tidak bisa menyentuh pemilik kulit indah itu.
"Akan ku buatkan minum. Kau mau apa?"
"Teh saja…."
"Tunggu sebentar, ne…." Ahra melangkah menuju dapur, tidak menyadari tatapan musang kekasihnya menatap ke arah tangga yang kosong.
Entah apa yang Yunho lihat….
.
.
Lima bulan sebelumnya….
"Bantu aku menyingkirkannya, Yun." Pinta Ahra yang tanpa permisi memasuki ruang kerja Yunho.
"Mwo?" mata musang itu membulat sempurna menatap Ahra, sedikit melupakan beberapa dokumen perusahaan yang harus diperiksanya, "Apa maksudmu? Menyingkirkan siapa?" tanya Yunho binggung.
"Jaejoong. Dia merebut semuanya dariku." Adu Ahra.
"Merebut apa?"
"Kau tahu? Tadi Umma menamparku hanya karena membela yeoja brengsek itu!" maki Ahra.
"Ahra, aku rasa ini…."
"Jebbal…." Mohon Ahra.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Katakan padaku!" pinta Yunho.
"Jaejoong mendebatku. Apa salahku kalau aku menduduki posisi direktur di perusahaan Appa? Dia mengatakan aku tidak mampu dan sialnya Umma membelanya. Umma bahkan menamparku…." Mata Ahra berkaca-kaca, "Yun, jebbal…. Bantu aku!"
"Aku juga tidak bisa memberikanmu jabatan sebagai direktur di sini walaupun kau adalah tunanganku sendiri." Yeah, dua minggu yang lalu Ahra dan Yunho resmi bertunangan, pestanya sangat meriah meskipun tanpa kehadiran Jaejoong.
"Kau mau aku melakukan apa?"
"Hancurkan Kim Jaejoong! Buat dia menyesal!"
"Caranya?!"
"Perkosa dia, renggut apa yang mejadi harta berharganya sebagai seorang wanita!"
"MWO? Yah! Kau gila…."
"Yun…. Jebbal…."
"Itu keterlaluan, Ahra. Apapun kecuali itu."
"Jebbal Yun. Kau yang melakukannya atau aku yang membunuhnya?!"
.
.
Empat bulan sebelumnya….
Mendapat gelar doktor diusia muda ternyata tidak menjamin kebahagiaan bagi Jaejoong. Banyak aspek yang menunjang sebuah pondasi kebahagiaan, atau apabila ada seseorang yang memang berniat merusak suatu kebahagiaan. Itulah yang Jaejoong alami.
"Andwe! Andwe!" Jaejoong menjerit, berteriak histeris, meraung dan memohon pada namja bejat yang tengah menyetubuhinya. Seingatnya tadi dirinya menemani Ahra pergi ke desainer atas perintah ayahnya untuk memesan gaun pengantin yang akan di pakai Ahra dalam upacara pernikahannya. Tapi kenapa? Kenapa ketika doe eyesnya terbuka ada seorang namja yang tengah menyetubuhinya. Ironisnya namja yang tengah merenggut harga dirinya adalah calon kakak iparnya sendiri.
Yunho.
Dengan tidak berperi kemananusiaan seorang Jung Yunho merampas kehormatan Kim Jaejoong sebagai seorang perempuan. Untuk pertama kalinya Yunho menanamkan benihnya pada rahim seorang yeoja, yeoja yang merupakan calon adik iparnya sendiri, yeoja yang sebenarnya membuat akal sehatnya sedikit mengabur dengan pesona yang dimilikinya.
"Apa salah Joongie…. Hiks…. Hiks…."
.
.
Tiga bulan sebelumnya….
"Andwe! Andwe!" Jaejoong menjerit histeris di bawah guyuran air dari shower yang membasahi tubuhnya yang kemerah-merahan akibat digosok kasar oleh si empunya, "Joongie kotor…. Joongie kotor…." Yeoja cantik itu menggosok kulit putihnya kasar, memukul perut ratanya yang mungkin beberapa bulan lagi tidak akan rata lagi akibat benih dari perbuatan bejat Yunho.
Dok…. Dok…. Dok….
"Joongie, buka pintunya, Chagy…. Kita bicara baik-baik, ne…." pinta wanita dewasa yang selama sepuluh tahun ini membesarkan Jaejoong dengan cinta tulus, "Yeobo, dobrak saja pintunya! Aku khawatir pada kesehatan uri Joongie. Kalau dia seperti ini kasihan bayinya…."
"Menyingkirlah dari pintu…." Perintah Mr. Kim.
Bug! Bug! Bug!
Beberapa kali namja yang merupakan ayah kandung seorang Kim Jaejoong itu membenturkan dirinya pada pintu kamar mandi tempat Jaejoong mengurung dirinya selama lebih dari dua jam lamanya. Namja tampan itu berusaha keras agar pintu itu dapat terbuka dan segera memeluk putri kecilnya yang sedang frustasi. Pasangan Kim itu tahu apa yang menimpa putri bungsu mereka, mereka juga tahu ada sebuah nyawa tidak berdosa yang tengah tumbuh di dalam rahim Jaejoong.
Brak!
Dan pintu kokoh itu pun akhirnya terbuka…
"Joongie! Andweeee!" jerit Mrs. Kim.
.
.
Ahra beberapa kali meneguk mekju langsung dari botolnya, "Dia depresi dan mencoba bunuh diri. Anak yang dikandungnya keguguran…. Aku senang sekali."
"Anak?" tanya Yunho, ditatapnya calon istrinya yang suda hampir mabuk itu tajam.
"Ne. Dia mengandung anakmu." Ucap Ahra, senyum menggembang di wajahnya.
"Siapa?"
"Jaejoong. Dia mengandung anakmu…. hehehehehe…. Sayang dia mengalami pendarahan gara-gara depresi. Anak itu mati. Aku senang sekali dia semakin depresi. Aku ingin dia gila…." Racu Ahra yang kembali meneguk mekjunya.
"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?!" marah Yunho. Namja tampan itu sempat menggebrak meja kayu yang memisahkannya dari Ahra.
"Itu tidak penting!"
"Itu peting untukku! Brengsek!" Yunho segera menyambar jaket dan kunci mobilnya, namja tampan bermata setajam musang yang sama sekali belum mabuk itu segera berlari menuju mobilnya yang terparkir di samping kedai, melupakan cara Ahra pulang kembali ke rumahnya. Yang ada di dalam pikiran Yunho hanyalah Jaejoong, Jaejoong, Jaejoong dan anaknya.
.
.
Yunho menatap yeoja berkulit pucat yang semakin memucat itu, terlihat raut kesedihan dan kelelahan di wajah cantiknya, tubuhnya sedikit kurus, warna merah alami pada bibirnya sedikit memudar. Ada kesedihan dan rasa bersalah di dalam hati Yunho. Luka yang dialami Jaejoong, Yunho pun mengalami, perih yang yeoja cantik itu rasakan pun dirasakan oleh Yunho. Sejujurnya namja tampan itu menyesali perbuatannya pada Jaejoong. Andaikan dia tidak menuruti Ahra, tapi…. Bila Yunho tidak melakukannya Ahra akan membunuh Jaejoong dan Yunho tidak mau yeoja cantik yang sudah mencuri hatinya itu meninggal. Yeah, cinta dalam hati untuk Ahra pergi entah kemana? Yang tersisa hanyalah sebuah perasaan asing untuk Jaejoong yang Yunho kenal dengan nama cinta.
.
.
Dua bulan sebelumnya….
Yunho duduk di bibir ranjang Jaejoong. Hampir setiap hari sepulang kerja Yunho datang mengunjungi Jaejoong, "Apa yang bisa ku lakukan untuk menebus kesalahanku?" tanyanya.
Doe eyes kelam itu menatap tajam mata musang Yunho, "Kau tidak akan bisa memberikan apa mauku. Pergilah!"
"Katakan! Akan ku lakukan apapun untukmu." Janji Yunho.
"Jinjja?"
"Ne."
"Bisakah kau mencintaiku dan meninggalkan Ahra?" tanya Jaejoong.
"Apa?"
"Tebus kesalahanmu dengan seluruh hati dan hidupmu!"
.
.
Satu bulan sebelumnya….
Ahra terpaku. Bukankah hari ini pernikahannya? Bukankah harusnya hari ini yeoja itu menjadi yeoja paling bahagia di dunia karena akan menikah dengan orang yang dicintainya?
Tapi tidak!
Lihatlah di depan sana! Di altar pernikahan.
Sepasang kekasih sudah menjadi sepasang suami istri. Yeoja cantik itu menggantikan posisi Ahra.
Harusnya Ahra yang menikah dengan Yunho, bukan yeoja itu!
Tapi kenapa?
"Kau memilih senjata yang salah Onnie." Jaejoong tersenyum pada Ahra, sebuah senyum meremehkan sekaligus senyum kemenangan.
"Kalian…. Teganya melakukan hal ini padaku?" lelahan air mata Ahra tidak bisa mengembalikan semunya. Pernikahannya dengan Yunho yang direncanakanan akan berlangsung pukul sepuluh pagi kini menjadi boomerang bagi dirinya sendiri karena satu jam yang lalau Yunho sudah menjadi milik Jaejoong.
Jaejoong menghapus air mata Ahra, "Bumerangmu kembali padamu dengan luka yang lebih besar lagi. Dan aku dengan senang hati akan menebarkan garam yang sangat banyak diatas lukamu…. Akan ku tunjukan sesuatu padamu, Oonie…."" Jaejoong berjalan mendekati Yunho,
Air mata Ahra menjadi saksi sebuah tautan yang tercipta antara chery lips merah itu dengan bibir berbentuk hati yang sebelumnya miliknya.
Well, takdir memang sangat adil.
.
.
"Aku bukan yeoja baik. Mungkin Tuhan memberikanku peran antagonist, tapi aku yang seperti ini pun berharap dapat memberikan cinta tulus pada mereka yang mencintaiku…."
.
.
END
.
.
.
Thursday, April 18, 2013
7:09:51 AM
NaraYuuki
