Tittle : Glotis

Writer : NaraYuuki

Betta Reader : Hanabusa Hyeri

Genre : Tentukan sendiri

Rate : T+

Cast : YunJae and The Others

Disclaimer: : They are not mine but this story, Kim Ryuhei and Jung Hyunnoare mine, NaraYuuki

Warning : Yuuki masih butuh banyak belajar. Kesalahan ejaan dan pemilihan kata harap dimaklumi, Miss Ty bertebaran, Penceritaan ngebut dan membosankan.TANPA EDIT! Malas soalnya =="

.

.

.

.

.

Pastikan baca Warningnya dulu biar tidak kecewa nantinya….

Mungkin akan ada beberapa yang tidak bisa memahami epep Yuuki kali ini.

Tanyakan saja yang tidak paham...

.

.

.

.

Bukankah kau bilang kau membenci aku yang menurutmu berisik ini?

Bukankah kau muak setiap kali mendengar suaraku?

Baiklah!

Mulai sekarang kau tidak akan mendengar suaraku lagi, mulai sekarang aku tidak akan pernah bersuara untukmu lagi, tidak akan pernah.

Selamanya...

Tidak akan pernah lagi...

.

.

"Yun, kau mendapatkan undangan dari Go Ahra." Namja berpipi chuby itu menyerahkan sebuah undangan pada bos sekaligus sahabatnya semasa muda dulu.

Mata musang itu melirik sekilas amplop undangan yang berada di atas meja kerjanya tanpa minat, "Undangan apa?" tanyanya dengan suara dinginnya.

"Konser Orkes Simfoni."

"Kau saja yang pergi! Aku tidak tertarik." Jung Yunho. Namja satu itu memang sedikit angkuh dan arogan. Ada sesuatu yang membuatnya seperti itu. Alasan yang hanya diketahui oleh orang terdekatnya saja.

"Sepertinya kau butuh hiburan. Pergilah!"

"Jangan memerintahku Park Yoochun!" Yunho mengingatkan.

Park Yoochun, namja berpipi chuby itu tersenyum, "Kalau tiketnya dua aku akan pergi bersama Suie, sayang tiketnya hanya satu."

"Kalau begitu buang saja! Atau berikan pada Changmin!"

"Tiket itu untukmu, bukan untuk orang lain." Ucap Yoochun, "Setidaknya hargailah niat baik pengirimnya."

.

.

"Pianisnya masih sangat muda. Wajahnya sangat cantik. Aku mengidolakannya." Yeoja bermarga Go itu bercerita dengan penuh semangat walaupun lawan bicara sepertinya sama sekali tidak menaruh ketertarikan terhadap ceritanya.

Ya, akhirnya Yunho datang demi menghormati kerja sama yang sudah terjalin antara perusahaan mereka, "Kenapa kau tidak mengajak tunanganmu saja, Nona Go?" tanya Yunho.

"Ah, dia datang. Hanya saja karena dia adalah promotor acara ini sehingga dia berada di back stage untuk memastikan semuanya baik-baik saja." Jelas Ahra, "Calon adik iparku pun ikut ambil andil sebagai salah satu anggota orkes kali ini." Ucap Ahra bangga.

"Hm... memagang apa dia?" tanya Yunho.

"Piano." Jawab Ahra.

"Pantas kau sangat membanggakan pianisnya, ternyata calon adik iparmu sendiri." Sahut Yunho.

"Ne. Namanya Kim Jaejoong. Dia sangat berbakat. Sering menciptakan lagu dan lirik yang indah. Sayang Joongie tidak bisa menyanyikan lagu-lagu ciptaannya lagi, padahal suaranya sangat merdu. Ya, merdu sekali..." Ahra terus melontarkan pujian-pujian untuk calon adik iparnya tanpa memedulikan ekspresi kaget yang ditunjukkan oleh lawan bicaranya.

Layar berawarna merah maroon itu terangkat, lampu fluoresen menyorot ke panggung tempat dimana para anggota orkestra tersenyum dan memberikan salam pada para penonton sebelum memposisikan diri meraka masing-masing sesuai alat musik yang akan mereka mainkan.

"Dia Jaejoongie!" dengan semangat Ahra menunjuk sosok cantik yang menuju ke arah piano yang berada di sisi paling luar panggung, "Dia namja tetapi sangat cantik bukan? Aku pernah cemburu padanya karena mengira dia selingkuhan tunanganku."

Mata setajam musang itu terus mengintai sosok yang mengganggu pikirannya, terus mengawasinya tanpa mau mengalihkan perhatiannya dari sang mangsa. Mangsa yang selama ini dicari-carinya.

.

.

Nocturne, My Bloody Valentaine, Bollero, Begin, Love In The Ice, Why Did I Fall In Love With You, In Heaven, Tommorow, Pierroti, White Lies, Picture Of You, Forever Love dan Sunny Day telah disajikan dengan baik oleh seluruh anggota orkes. Irama yang mengalun lembut namun terasa hidup itu membuat hati siapa saja yang mendengarnya bergetar.

Di back stage Ahra mengenalkan Yunho pada tunangan dan calon adik iparnya. Mereka berempat bahkan pergi makan malam bersama. Membicarakan konser yang baru saja usai itu dengan penuh semangat. Mengingat jejak kesuksesan penampilan para pemusik tadi yang sukses menggetarkan hati para penontonnya.

"Kenapa Jaejoong sshi sedari tadi hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saja? Apa kehadiranku mengganggumu sehingga kau enggan bicara, Jaejoong sshi?" tanya Yunho pada namja cantik di hadapannya ini. Ada letupan perasaan asing yang tiba-tiba saja membuat Yunho sedikit terusik dengan kediaman namja cantik itu.

Kim Ryuhei, tunangan Ahra itu tersenyum menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Yunho, "Kau pernah mendengar Glotis, Yunho sshi?" tanyanya sambil melirik adiknya, Kim Jaejoong.

"Apa itu?" Yunho mengerutkan keningnya, istilah bisnis apa itu? Kenapa namanya aneh sekali? Yunho bahkan baru mendengarnya.

"Glotis adalah kanker yang mana sel kankernya tumbuh pada pita suara." Jelas Ryuhei.

"Lalu?" tanya Yunho.

"Glotis itu menyerang Joongie." Jawab Ryuhei,

Yunho terdiam mendengarkan penuturan Ryuhei dengan seksama.

"Laryngectomy atau operasi untuk menghapus semua bagian pita suara adalah solusi untuk membuat Joongie tetap hidup mengingat sel kanker itu sudah menyebar sampai kerongkongannya. Joongie tidak bisa mengeluarkan suara lagi." Ryuhei tersenyum getir mengingat kenyataan pahit yang menimpa adiknya.

Prang!

Sendok yang Yunho genggam terjatuh begitu saja. Mata setajam musangnya nanar menatap sosok cantik di depannya yang masih memakan makan malamnya dengan ekspresi datar dan biasa.

"Joongie sudah berkonsultasi dengan ahli patologi wicara agar dapat belajar berbicara meskipun tidak memiliki kotak suara, namun hanya disaat tertentu saja Joongie mau berbicara pada kami." Ucap Ryuhei.

.

.

Yunho diam. Di sampingnya seorang namja cantik tengah terlelap dengan wajah damainya. Padahal dulu Yunho tidak serius mengatakan semuanya, padahal dulu Yunho sangat menantikan suara merdu itu memanggil namanya.

Namun kini...

Apakah Yunho tidak lagi bisa mendengarkan suara itu lagi? Suara yang sejujurnya sangat disukainya?

Dulu ketika masih sama-sama duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Jaejoong sering meneriakkan namanya dengan penuh semangat saat dirinya sedang bermain basket bersama teman-temannya, Yunho masih ingat dengan jelas bagaimana suara nyaring itu kerap kali membuat fans yeoja Yunho kesal. Tidak ada yang tahu bahwa sejujurnya Yunho selalu menantikan saat-saat dimana Jaejoong meneriakkan namanya. Yunho diam-diam selalu menunggu sebuah puisi dan sekotak kue kering di dalam lokernya, pemberian Jaejoong. Walaupun tidak pernah mencantumkan nama pengirimnya namun Yunho tetap tahu bahwa semua itu pemberian Jaejoong, karena Yunho tidak pernah salah mengenali tulisan namja yang disukainya sejak awal mereka bertemu di tahun ajaran baru dulu.

Hanya saja Yunho tidak mau menyeret Jaejoong dalam pusara kejamnya...

Pernah beberapa kali Yunho mendapati para fans yeojanya berlaku kasar pada Jaejoong namun namja cantik itu tetap tersenyum. Tidak sekali dua kali Yunho secara tidak sengaja mendengarkan obrolan teman sekelas namjanya yang berniat melecehkan Jaejoong. Yunho marah, menghajar mereka hingga nyaris diskors.

Sampai akhirnya Yunho berkata...

"Aku sangat membencimu Kim Jaejoong! kau yang selalu berisik memanggil-manggil namaku tiap kali aku berada dalam jangkauanmu. Aku mendengar suaramu yang sumbang itu!"

Tidak ada alasan lain.

Yunho hanya ingin melindungi Jaejoongnya. Kala itu Yunho berpikir mungkin lebih baik bila Jaejoong tidak terlalu dekat dengannya agar namja cantik itu tidak disakiti oleh orang lain. Dengan cara itu Yunho berharap bisa menjaga Jaejoongnya dari jauh. Hanya saja...

Semua tidak seperti yang Yunho bayangkan sebelumnya.

Namja cantik itu memilih pergi meninggalkannya satu bulan usai Yunho mengatakan kalimat sedikit menusuk itu. Tanpa kabar yang jelas Jaejoongnya menghilang begitu saja tanpa jejak. Yunho kebinggungan dan terus mencarinya...

Sekarang namja cantik itu terlelap di sampingnya karena kakak Jaejoong harus menemani Ahra yang tiba-tiba saja pingsan usai makan malam ke rumah sakit. Yunho tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, terlebih setelah mengetahui kondisi namja cantik yang masih sangat dicintainya.

Ya.

Segenap rindu dendam Yunho memang hanya diperuntukkan untuk namja cantik itu seorang.

"Kau sudah bangun?" tanya Yunho saat sepasang mata indah itu menatapnya.

Hanya ada anggukan kepala dan senyuman sebelum pintu mobil itu dibuka oleh namja cantik itu. Jaejoong keluar dari mobil. Sebelum menutup kembali pintu mobil, namja cantik itu membungkuk pada Yunho untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Yunho bergeming (tidak bergerak sedikit pun) untuk sekedar mencegah namja cantik itu. Dengan ekor mata musangnya, Yunho menatap namja cantiknya berlari kecil memasuki rumahnya. Yunho merasa ada sebuah palung besar yang mengikis hatinya perlahan-lahan. Yunho memejamkan kedua matanya, membiarkan air mata itu lolos begitu saja dari sudut-sudut mata tegas miliknya, membiarkan sakit itu luruh bersamaan dengan supir yang mulai menjalankan kembali mobilnya.

.

.

Aku tidak butuh belas kasihanmu, aku tidak butuh rasa ibamu. Kenapa kau datang setiap hari untuk menemuiku? Kenapa kau selalu memberiku hadiah-hadiah yang tidak pernah ku inginkan? Apa maumu sebenarnya?

Yunho menggenggam erat tangan namja cantik itu, "Kenapa kau marah? Kenapa meninggalkanku begitu saja? Aku menjadi perjaka tua sampai sekarang hanya demi mencarimu, menemukanku untuk mengatakan betapa sangat berartinya dirimu bagiku, Boo." Ucapnya, 'Lihat! Usiaku 32 tahun sekarang dan aku sama sekali belum pernah memiliki seorang kekasih. Itu karenamu, Boo. Karena aku menunggumu."

Jung Yunho yang terhormat, kau mulai ngelantur! Dan kenapa kau memanggilku, Boo? Nama apa itu?

"Kim Jaejoong, menikahlah denganku." Ucap Yunho.

Kau gila? Mabuk? Pergilah ke rumah sakit jiwa untuk memeriksa otakmu!

"Auwh!" Yunho mengaduh saat tulang keringnya ditendang oleh namja cantik yang menatap sengit padanya. Lemparan gembor (alat yang digunakan untuk menyirap tanaman) pun Yunho terima karena sudah lancang mengganggu waktu namja cantik itu. Tetapi tekadnya sudah bulat. Sekarang, Yunho tidak akan mundur lagi, tidak akan menghindar ataupun takut lagi. Yunho yang sekarang bukan lagi Yunho yang dulu. Yunho yang sekarang akan memasang badan untuk melindungi namja cantiknya dari hinaan orang lain, bukan menjauhinya.

Rasakan!

"Boo Jaejoongie, mari menikah dan membangun keluarga kecil kita berdua!" teriak Yunho saat namja cantik itu meninggalkannya dan memilih masuk ke dalam rumah. Tidak! Yunho tidak akan menyerah kali ini! Tidak akan!

.

.

Di duniaku yang sunyi ini aku tidak mengharap apa-apa. Kenapa kau harus datang lagi? Dulu aku memang menyukaimu, mengagumimu... Tetapi siapa kita? Kau hanyalah Jung Yunho sedangkan aku hanya seorang Kim Jaejoong. kita tidak pernah memiliki hubungan apa-apa, aku hanya seorang fans yang sangat menyukaimu yang kala kau menggiring kulit bundar keras itu dengan lincahnya. Kau hanya sekali berbicara padaku, masihkah kau ingat kalimat yang kau utarakan waktu itu?

"Aku sangat membencimu Kim Jaejoong! kau yang selalu berisik memanggil-manggil namaku tiap kali aku berada dalam jangkauanmu. Aku mendengar suaramu yang sumbang itu!"

Kau ingat sekarang?

Kata-kata itu sungguh meninggalkan kesan yang terlampau dalam untukku.

Satu bulan setelah kau berkata seperti itu dokter memvonisku dengan penyakit mengerikan, Glotis. Sel kanker yang sudah menyebar membuat pita suaraku terpaksa diangkat. Walaupun aku masih bisa bicara dengan latihan khusus, tapi entah kenapa aku enggan bersua dengan orang lain. Mungkin efek perkataanmu yang membekas dalam ingatanku sampai sekarang.

Lalu kenapa kau datang lagi?

Aku tidak butuh belas kasihanmu, aku tidak butuh rasa ibamu. Sungguh...

Cukuplah begini hidupku. Aku tidak butuh apa-apa lagi darimu. Aku sudah mencampakan cinta itu bahkan sebelum terucap.

Ya...

Duniaku yang sunyi ini adalah teman yang cocok untukku.

Bukankah begitu?

Lalu kenapa kau menatapku dengan tatapan sendu seperti itu? Kenapa kau selalu menatapku dengan pandangan terluka seperti itu?

Jangan mengasihaniku! Jangan pernah! Karena aku tidak suka itu...

.

.

Time after time

Modu da nae tasiya

And don't ask me why

Nan bol su eobseuni

Neon jigeum my luck

Bakkwil geora haetjiman

Nan geureochiga anha

Geu geon ne chakgagiya

I can't take this no more

Michyeobeorigesseo

I know you're not the one

I mareun hago galge

.

.

"Apa yang kau dengarkan beruang kecil?" tanya Yunho.

Namja remaja yang memiliki fisik serupa Yunho itu menoleh dan menatap ayahnya yang sedang membaca koran sorenya, "Suara Umma..." jawabnya sambil tersenyum.

Dua pasang mata setajam musang itu kemudian menatap sosok cantik yang sedang menyiram koleksi bunga lilinya...

Kim Jaejoong.

Setelah mengejar-ngejar Jaejoong seperti orang gila bahkan sempat mengabaikan perusahaannya sendiri, akhirnya Yunho medapatkan kesempatan untuk menunjukkan kesungguhannya pada namja cantik itu. Beruntung Yunho memiliki sahabat seperti Yoochun...

Jaejoong menerima pinangannya walaupun beberapa kali bahkan sering Yunho menerima lemparan barang ketika namja cantik itu sedang kesal dan marah padanya. Yunho tidak mengeluh. Kekerasan hatinya membuatnya bisa menahan itu semua. Yunho merasa dirinya pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jaejoongnya, setidaknya harga yang dibayarnya benar-benar tidak bisa ditukar dengan apapun juga di dunia ini.

Kebahagiaan...

.

.

Dalam setiap kebisuan pun, akan tetap ada irama kehidupan yang berdetak dalam sunyi... semangat untuk terus hidup dan berjuanglah yang akan membimbingmu menemukan melodi idah itu...

.

.

END

.

.

My friend... Yuuki tahu kamu pasti bisa melalui semua ini 3 Saranghae...

Fighting!

Sumber: health . liputan6 read /652910 /kanker – tenggorokan – tumor - ganas-dalam- tenggorokan (Kalau linknya terlihat dan bisa dibuka)

.

.

Friday, January 03, 2014

10:12:32 PM

NaraYuuki