Soonyoung menghela napasnya panjang. Ia tak bisa mengelak perintah sang ibunya kali ini. Sekuat apapun ia berusaha, ujung-ujungnya ia yang akan kalah. Soonyoung terdiam, lebih terlihat berpikir. Ia menghela napasnya sebelum ia berujar.
-gimmelatte-
PRESENT
Interesting Feelin'
.
Cinta pandangan pertama adalah sesuatu yang mustahil untuk seorang Kwon Soonyoung. Namun saat bertemu dengan gadis mungil yang menarik perhatiannya, akankah Kwon Soonyoung menarik semua perkataan itu?
.
Kwon Soonyoung x Lee Jihoon
Slight! Jiji (Jisoo x Jihoon), Jicheol, Junhao, Meanie
.
Genre : romance, sad
Rated : T
.
WARNING
Typo(s), genderswitch (for uke), au, alut tidak menentu.
"Bagaimana?" Soonyoung mengacak rambutnya frustasi. Ia ingin kabur dari rumahnya sekarang, sungguh. Ia menghela napasnya sebelum berujar.
"Kalau aku melawan umma, tentunya aku juga yang akan kalah atau mengalah." Soonyoung beranjak dari duduknya dan langsung bergerak menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Soonyoung menghempaskan tubuhnya kasar kearah kasur berukurang king size miliknya yang berada di dalam kamar bernuansa hitam-putih-abu tersebut. Matanya memandang langit-langit kamarnya dengan lekat. Soonyoung ingin sekali kabur dari kenyataannya.
"Appa, cepatlah pulaaaang!" Soonyoung menghentakkan kakinya kasar di kasur hingga menimbulkan bunyi berisik dan sprei yang berantakan.
…
Pemandangan Kota Seoul pada malam hari bisa menyihir siapa saja yang melihatnya dari atas ketinggian sebuah gedung. Jihoon mengeratkan pegangannya pada railing besi balkon apartment miliknya. Mata sipit itu mengedarkan pandangan kosongna kearah pemandangan Kota Soul yang indah bak miniature. Jihoon tinggal dengan adiknya diapartmentnya, Lee Haina.
Jihoon mengabaikan suara bising yang ditimbulkan dari kedua orangtuanya yang berada di ruang tengah apartmentnya. Pasalnya orangtuanya sedang kemari, menjemput sang adik untuk ke acara perjodohan sang adik. Jihoon sebenarnya malas untuk ikut, namun ia dipaksa untuk ikut, tapi perasaannya sedang tidak menentu sekarang.
Gadis bertubuh mungil tersebut menoleh saat pintu menuju balkon bergeser dan menangkap wajah sang adik yang terlihat bahagia, beda dengan keadaan dirinya sekarang yang masih mengenakan piyama dengan rambut yang di kuncir.
"Unni jadi ikut atau tidak?" Sedangkan yang ditanya hanya diam seribu bahasa.
"Unni masih emikirkannya?" Jihoon masih bungkam. Tak kunjug menjawab juga.
"Unni, bicaralah kalau kau masih punya mulut." Jihoon menatap tajam sang adik. Sikap sang adik yang sudah seperti ini sangat dibenci oleh dirinya.
"Tujuan awalmu ke sini sebenarnya apa?" Jihoon kembali melihat pemandangan Kota Seoul dengan tatapan kosong.
"Oke, kembali lagi ke awal, unni mau ikut aku atau tidak?" Jihoon terdiam seperti biasa.
'Kalau aku diam di sinni saja, akan menambah kalut pikiranku. Tapi aku tidak suka dengan acara seperti ini. Akan berakhir dengan membosankan mendengar omongan orang-orang lanjut usia. Ikut saja lah.' Jihoon berbalik dan berjalan melewati sang adik menuju kamarnya dan berganti pakaian.
Jihoon menghampiri keluarganya yang tengah sibuk menunggunya. Ia mengenakan dress tosca selutut, flat shoes putih dan bendana putih yang menghiasi rambut hitam legam sepunggung yang sengaja ia gerai.
"Omo, omo, omo, cantiknya anak umma."
Yang dipuji hanya tersenyum menanggapi perkataan sang ibu. Ia sebenarnya terlalu malas mengenakan baju yang membuatnya terlihat lebih feminism. Oh, girls, seorang Lee Jihoon yang irit bicara namun sekali berkata menusuk hati ini jarang memakai dress, mini dress atau long dress. Ia lebih senang memakai jeans ketat dan sweater kebesarannya.
"Unni kau sangat cantik dan imut." Sahut sang adik.
"Gomapta." Jihooon membenarkan letak tas selempang berwarna cokelatnya yang agak turun dari bahu kecilnya.
"Kajja!" sang ayah bangkit dari duduknya, meninggalkan apartment yang bisa dibilang mewah ini dengan di ikuti istri dan anaknya.
…
Soonyoung memutar ponsel di tangannya, yang ia pikirkan sekarang hanyalah kabur. Sungguh ia tak ingin datang ke acara tersebut. Soonyoung sendiri sudah rapih dengan kemeja putih, celana bahan hitam, dan pantofel hitam miliknya.
Ting
Mata sipit itu langsung menatap layar ponselnya yang menyala tanda ada pesan masuk.
'Soon, bagaimana dengan acaramu? Oh iya, ini kan sebenarnya acara ibumu. Semoga berjalan lancar ya. Good luck!'
"Seokmin." Pemuda bermata sipit itu menggeram rendah menyebutkan nama sahabatnya itu.
"Bukannya mengajakku untuk kabur, tapi malah berkata 'Good luck', dasar kuda." Soonyoung bergumam.
"Soon-ah? Kau sudah siap?" sang ibu menghampiri Soonyoung dan hanya di tanggapi senyuman singkat puteranya yang berumur 23 tahun ini.
"Kajja." Soonyoung berujar pelan. Ketara sekali ada rasa tidak mau dari suara seraknya. Sang ibu hanya menganggukkkan kepalanya.
Soonyoung berjalan menuju mobil sedan putih miliknya yang terparkir rapih di garasi rumah. Ia membukakan pintu untuk Ny. Kwon dan mempersilahkannya untuk masuk. Soonyoung langsung bergegas menuju pintu kemudi dan langsung mengemudikan sedannya menerobos ramainya Kota Seoul.
Tak ada yang berbicara atau memulai pembicaraan di dalam mobil mewah ini. Hanya alunan music yang menemani Soonyoung dan Ny. Kwon hingga mereka sudah sampai di restorant mewah milik ibunda Soonyoung.
…
Jihoon memainkan ponselnya dan bertukar pesan dengan sang sahabat yang sekarang berada di Perancis untuk mengejar S2.
'Aku sebenarnya malas untuk ikut menghadiri acara seperti ini, tapi kalau aku berdiam diri di rumah saja, perasaanku akan semakin acau, Wonu-ya.' Jari lentiknya di arahkan menyentuh tombol 'send' pada layar datar ponsel pintarnya.
Jihoon terdiam., mengingat kejadian tiga minggu yang lalu yang makin merubah dirinya menjadi lebih pendiam. Ia tertawa tanpa suara, mentertawakan dirinya sendiri. Ia merasa bodoh, dan menyesal karena sudah begitu saja melepaskan orang yang ia sayang untuk kembali lagi ke negara asalnya –Amerika tanpa alasan yang jelas dan meninggalkan janji manisnya untuk mempersunting Jihoon tahun depan.
Ting
Layar ponselnya menyala menandakan ada pesan masuk dan benar, ada pesan balasan dari sang sahabat.
'Kau tidak usah terlalu terpuruk dengan kepergiannya. Kalau memang dia mencintaimu, dia akan beri tahu alasannya kenapa ia kembali lagi ke Amerika, Jihoon-ah. Ingat, kau adalah gadis yang cantik dan imut, dalam waktu cepat, pasti ada yang menggantikkan posisinya, ubah sikapmu sedikit agar ada yang mau mendekatimu.' Jihoon terdiam, ia berpikir. Terhitung sudah hampir satu bulan ia masih belum bisa merelakan kepergian sang mantan, Hong Jisoo.
'Apa selama ini aku terlalu cuek dengan orang lain?' Jihoon mengirim pesan tersebut. ia terdiam kembali. Ia sudah menjalin hubungan Jisoo sejak bangku kelas tiga sekolah menengah akhir, maka dari itu Jihoon merasa amat sangat kehilangan. Tak lama ponselnya berdering lagi, dan ia sangat antusias membaca balasan pesan sang sahabat.
'Jika kau sadar dengan sikapmu selama ini, aku harap kau merubahnya dengan cepat. Bukalah hatimu untuk orang lain.' Ia terdiam. Terhitung seminggu sehabis kepergian Jisoo, Seungcheol yang dulunya merupakan kakak tingkatnya, mendekatinya terus-menerus. Bodohnya, Jihoon sendiri masih menaruh harapan kepada sang mantan dan berharap sang mantan akan kembali padanya suatu saat nanti.
…
Soonyoung duduk di salah satu meja restoran yang ternyata sudah di reservasi oleh sang ibu menggunakan namanya. Soonyoung menghembuskan nafasnya berat. ia perlu pergi dari tempat ini sekarang juga. Namun saat ia ingin meminta izin kepada sang ibu, teman sang ibunya sudah terlebih dahulu datang dan membuatnya menggeram rendah.
'Gagal lagi,' batinnya. Soonyoung menghembuskan napas kasar. Ia tidak suka situasi seperti ini. Terjebak di dalam percakapan orang tua yang membosankan. Soonyoung tetap tersenyum malaupun hatinya mengumpat.
Mata sipitnya tertuju pada salah satu gadis bertubuh mungil yang menundukkan kepalanya. Tanpa ia sadar, Soonyoung menyunggingkan senyum tulusnya.
'Manis,' batinnya.
Tbc.
Hallo~
Oh, please ini apa lagiiii? FF gaje dateng lagi nih wkwk. Sorry buat slightnya, gim gatau nama otp Jisoo x Jihoon tapi pas gim search nama otpnya JiJi, awalnya gim gayakin dengan nama itu, tapi apa boleh buat, dari semua web yang gim buka namanya emang JiJi, itu benerkan? Sumpah ya gim takut banget salah):
Gim tunggu review kaliaaan~
Sampai ketemu di chapt selanjutnya, Annyeong!
