Only One

Mereka bukan punya saya, saya cuma pengen bikin fic SuJu xp. Newbie ^^

Dan ada lyric Only One BOA yang saya masukin disini.

WonTeuk, slight SiBum, slight Kangteuk.

Typo, pendek, gaje. Dont Like Dont Read

Apa aku belum cukup?

Apa semuanya tetap saja kurang? Dengar, aku bertahan karena aku ingin. Dan sekarang kau hancurkan dengan satu pengakuan singkat. Aku juga merasa bersalah, kau tahu? Aku merasa tidak pantas. Tapi semua kebohongan ini menyakitkan.

"Hyung!"

Ah, dia memanggilku seperti biasa, seolah kejadian semalam tidak ada. Maka, akupun bersikap biasa.

"Ada ada, Siwon."

Dia, menundukkan kepalanya, kemudian berkata, 'maaf' untuk yang entah sudah berapa kali. Akupun hanya menghela napas melihat itu. Hingga aku memilih untuk mengelus kepalanya. "Aku bosan mendengar kata maaf itu, Siwon. Aku tidak apa-apa."

Bohong.

Aku jauh dari baik-baik saja. Bahkan tersenyum pun rasanya membuat bibirku kaku.

"Aku tidak tahu lagi harus berkata apa, Hyung. Membohongimu sekian lama, menyakitimu, dan kau masih bisa tersenyum padaku. Setidaknya, Marahlah, Hyung."

Siwon berkata lirih, namun aku bingung harus bagaimana. Marah? tentu saja aku marah. Tapi, aku tidak tahu harus marah seperti apa. Rasanya seperti mati rasa setelah hal menyakitkan ini.

"Aku marah padamu. Aku kecewa padamu sampai-sampai aku ingin agar kau dan Kibum tidak pernah bahagia."

Bisa kulihat dia tersentak mendengar penuturanku. Aku menatapnya lama, kemudian melanjutkan, "apa itu yang kau mau? tapi, kurasa melakukan itu semua juga percuma. Aku lelah."

"Sudahlah, Siwon. Kita jalani saja hidup kita masing-masing."

"Terima kasih, Hyung."

Lagi-lagi dia menunduk, hah!

"Bukannya, kau harus menjemput Kibum di bandara?"

Aku mengusirnya dengan halus dan dia sepertinya paham.

"Baiklah, aku pergi dulu, Hyung. Jaga dirimu."

Aku hanya mengangguk, tidak tahu lagi harus berkata apa, bahkan mengatakan 'hati-hati' saja tidak bisa. Payah!

Hanya terus menatap punggungnya sampai menghilang dibalik pintu coklat itu.

"Leeteuk-hyung?"

Seseorang menepuk pelan bahuku. Ah, Kangin rupanya. "Ya, Kangin-ah? Ada apa?"

"Aku yang harus bertanya, Hyung. Kenapa kau bengong begitu?"

"Aku? Aku baik-baik saja, kok." kilahku. Aku sedang malas bicara sekarang, jadinya aku cepat-cepat menghindar.

"Aktingmu buruk, tahu."

Ah kenapa Kangin mencekal tanganku sih. Aku berusaha melepaskannya, tapi sulit. "Lepaskan, Kangin-ah. Aku mau ke kamar."

"Kau tidak akan kemana-mana sampai menjelaskan sesuatu. Apa yang dilakukan bocah itu padamu?"

"Kenapa kau langsung berkata begitu?" tanyaku heran.

Kangin perlahan mengendurkan cekalannya lalu membimbingku duduk di sofa.

"Aku hanya menebak, sih. Dan ternyata tebakanku benar ya?"

"Aku dan Siwon sudah putus."

"Hah?"

"Aku tidak bicara dua kali."

"Kenapa?"

Hah! anak ini benar-benar!

"Dengar, Kangin. Aku juga butuh privacy."

Aku kemudian beranjak dan melangkah ke kamar, tapi sebelum itu.

"Maaf, kalau aku mengganggumu, Hyung. Tapi aku cuma ingin tahu tentangmu. Aku cuma ingin kau melihatku dan memberi sedikit waktumu. Aku menyukaimu. Dari dulu."

Tuhan, rasanya masalahku belum selesai.

Setelah pengakuan Kangin waktu itu, jujur saja aku merasa sedikit canggung harus berhadapan dengannya. Walau dia tetap bersikap wajar dan tidak pernah mengungkit hal itu, tapi rasanya aku sudah mengecewakannya. Aku bilang, untuk saat ini aku tidak ingin memikirkan hal itu. Semoga saja nanti aku bisa menerimanya.

Dan mengenai Siwon, dia semakin mesra saja dengan Kibum. Mereka memang serasi.

Sementara member yang lain mulai bersikap antipati pada pasangan itu. Ini membuatku harus menjelaskan pada mereka tentang keputusan kami berdua.

Dan tetap saja aku masih berharap kalau kenyataan Siwon menjalin hubungan dengan Kibum tidak pernah ada. Aku masih menginginkan dia. Apa salah?

' Even at the moment we break up,

you're the only one

It hurts and hurts and it's foolish

but good bye '

FIN

FIN