I Can See You (ch 1)

Author: ltmsjh

Length: Twoshot

Cast:

Kim Jongin (N)

Do Kyungsoo (Y)

Other find by yourself

Rate: T

Genre: Romance, fluff

Disclaimer: Only own the plot. Don't sue me, please?

Background song:

Blind – TRAX

Better – SHINee

SNSD Jessica and Tiffany – Only One For Me (or Taemin Solo Radio cut – Only One For Me)

Summary: Kim Jongin fall in love with a girl who was Blind. He trying to make that girl see him from her heart. Not her eyes. Because, Feeling couldn't be lied. Eyes could see someone just from the outside, but feeling could see someone real heart. And Kim Jongin, trying hard to explain his real heart to that girl. *extra failed english*

Lagi lagi repost ff lama dari pada membusuk di blog mending saya post disini wkwk

well, I WARNED YOU GUYS! IT'S SOOO FAILED FICTS!JANGAN BACA KALAU GAMAU KECEWA(?)

.

jika memang tuhan memberikan setitik saja cahaya dalam hidupku, Jongin-ah..itu adalah kamu..

.

Ketika kamu tersakiti, dan ingin menangis..

Menangislah seperti dirimu sendiri..

Jika kamu masih merasa sakit setelah itu dan membutuhkan seseorang..

Datanglah padaku..

Datanglah seperti dirimu apa adanya..

Jika kamu tersakiti dimanapun kamu berada..

Datanglah padaku..

-Better by SHINee

.

(Kim Jongin POV)

Tik. Tik. Tik. Tik.

Aku menatap jam tangan biruku dan tersenyum menghitung setiap detiknya tanpa rasa bosan. Menyandarkan tubuhku pada dinding koridor apartement. yeah, aku sedang menunggu seseorang. Lebih tepatnya aku selalu menantikan waktu-waktu dipagi hari ini untuk menatapnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 am tunggu saja maka sebentar lagi akan..

Ceklek.

Pintu disampingku terbuka dan keluarlah seorang yeoja yang entah mengapa begitu menarik perhatianku akhir-akhir ini. Ia seketika menunduk saat kembali merasakan sesuatu berada di bawah kakinya. Ia kemudian mengambil benda itu, tersenyum dan mencium wanginya.. Ah senyum itu..entah mengapa aku sangat menyukainya..

Yah.. Benda itu adalah sebuah Buket bunga mawar merah yang selalu kuletakkan di depan pintu apartementnya setiap pagi.

"siapapun dirimu..aku hanya ingin mengucapkan terimakasih karena telah memberikan bunga ini dan meletakkannya didepan pintu setiap hari :)" gumamnya pelan namun aku tetap dapat mendengarnya karena jarakku yang begitu dekat dengannya.

'ne, cheonmaneyo :D asal kamu senang, aku bahkan rela harus dimarahi soojung ahjumma karena terus memetik bunganya setiap pagi, hehe^^;;' kekehku dalam hati sembari terus memperhatikan gerak-geriknya.

Even if you lean your head against me and blankly look at me, you don't know

Yeoja itu kemudian memasukkan bunga itu kedalam tasnya, dan berbalik untuk mengunci pintu apartemennya. Namun..

Tring..

Kunci-kunci itu terjatuh dari genggamannya dan terlepas dari mainan yang menghubungkannya satu sama lain.

"aigoo.." yeoja itu menunduk berusaha meraba-raba lantai untuk menemukan kunci-kuncinya yang berserakan. "ottokhae?" serunya agak sedikit panik. Ia kemudian pada akhirnya menemukan hampir seluruh kunci yang berserakan diantara kakinya namun ia masih belum menemukan kuncinya yang terakhir.

Aku tersenyum simpul sambil beranjak dari tempatku berdiri dan mengambilkan kunci terakhir yang terjatuh tepat di depan mataku dan meletakkannya disekitar tempat tangannya mencari.

I am invisible but I am standing in front of you But your eyes look past me

"nah, Ini dia! Akhirnya..hehe :) aku kira aku akan menghilangkannya dan eoh..sepertinya aku hampir terlambat." ia tersenyum kembali dan kemudian memasukkan semua kuncinya kedalam kantung blazer seragamnya kemudian berjalan sedikit tergesa menuju lantai bawah. Namun sebelum itu, aku sudah mendahului langkahnya menuju tangga. Kenapa tangga? Molla. Aku juga tidak tahu kenapa yeoja itu selalu menaiki dan menuruni tangga saat ia akan bepergian. Padahal pihak apartement ini menyediakan sarana lift dan kurasa lebih aman jika dia menggunakannya. Huft~

SNAP! Aku menangkap genangan air disekitar anak tangga yang akan dipijaknya kemudian mengambil sapu tangan yang ada dikantung blazerku dan segera saja membersihkannya. Dua anak tangga lagi ia akan turun, aku dengan cepat membersihkannya dan meniup-meniup lantai itu agar cepat kering dan memastikan bahwa ia tidak akan terjatuh.

Kini kami sudah sampai di lantai dasar namun aku tetap saja tak mengalihkan pandanganku pada benda-benda disekitarnya, sesekali mencuri pandang kearah wajahnya yang selalu berbinar, tersenyum. Ah, walaupun aku melihatnya secara terang-teranganpun, kamu takkan mengetahuinya, kan? :P

Ah, senyum itu..hei, mengapa kamu tak pernah berhenti tersenyum? Apakah dengan begitu kamu takkan merasakan beban berat di bahumu? Kurasa ya, karena bagiku, dengan melihat senyummu maka aku juga akan terus tersenyum, dan dengan senyummu lah..segala kegundahanku akan hilang seketika.

Aku menyukaimu..dua bulan yang lalu sejak pertama kalinya aku pindah keapartement ini dan hingga sekarang..aku tetap saja tidak dapat mengalihkan tatapanku darimu.

"Annyeong Kyungie" Soojung ahjumma, yeoja 30tahun yang super stylish sang pemilik apartement dan florist–yang memiliki taman bunga juga yang bunganya selalu kucuri–menyapa yeoja itu, yeoja yang selalu kuikuti dan kulindungi, Kyungsoo dengan ramah.

"ah annyeonghasseyo, Ahjumma^^" serunya sambil membungkuk kemudian tersenyum.

"seperti biasa, selalu bersemangat dipagi hari haha :D" kalian lihat kan? Bahkan Soojung ahjumma saja wajahnya selalu cerah jika berbicara dengan Kyungsoo^.^

"ah, annyeong Jong–" sapanya saat berpaling dan menatapku namun aku segera menghentikan ucapannya dengan gerakan menempelkan telunjukku di bibir dan menggelengkan kepalaku dengan kuat. Aigoo…ahjumma~! Jangan sampai Kyungsoo mengetahui kalau aku ada disini!

"ahjumma berbicara dengan siapa?" tanya Kyungsoo tiba-tiba dengan pandangan kosong namun ia tetap tersenyum.

Tuh kan! Aishh..

"a-annieyo Kyungie, hehe ahjumma tidak berbicara dengan siapapun kok.." Soojung ahjumma kemudian menatapku sambil terkekeh pelan.

"jinjjayo? oh ya ahjumma, kurasa..akhir-akhir ini ada yang sering mengikutiku." serunya sambil merubah ekspresinya menjadi sedikit bergidik.

DEG

"je-jeongmalyo?" Soojung ahjumma menatap kearahku dengan pandangan hayoo-kau-hampir-ketahuan! kemudian kembali melanjutkan ucapannya. "mungkin hanya perasaanmu saja, sayang :) oh ya, tadi umma mu menelefonku." katanya langsung agar mengalihkan perhatian Kyungsoo.

"u-umma?" senyum itu hilang beberapa detik diwajahnya setelah mendengar perkataan soojung ahjumma namun kemudian muncul kembali seperti biasa.

"ne, dia bilang bahwa mungkin minggu depan ia akan kemari untuk mengunjungimu. Walau yah..dia sudah sangat mempercayakanmu padaku namun tentu saja ia sangat rindu pada aegya nya kan?"

DEG

Ekspresi menyakitkan itu datang kembali namun kali ini ia benar-benar berhenti tersenyum. Aku menatap wajahnya dengan seksama. Kyungsoo-ah..kenapa kau begitu tidak menyukai ummamu? Batinku dalam hati.

"keudaeyo? Ah. Arasseo. kalau begitu aku pergi dulu ahjumma, sepertinya aku sudah hampir terlambat. Hehe :)"

"ne, hati-hati ya :D semoga sekolahmu menyenangkan, annyeong.."

"annyeong ahjumma^^" ia imenunduk, kemudian melambaikan tangannya sambil tersenyum walau lambaian itu kearah yang salah. Dan bergegas berjalan keluar dari gedung apartement yang sudah dihafalnya luar kepala.

"sepertinya ada yang sudah terlambat untuk kesekolah disini.." gumam soojung ahjumma pelan sambil terkekeh dan menatap kearahku dengan tatapan jahil. "namun demi Kyungsoo yang sangat disukai..ah, dihukum songsaenim membersihkan toilet berbulan-bulan pun aku rela~" serunya sambil kembali terkekeh dan pergi. Aigoooo! Dasar tante-tante menyebalkan bisanya hanya menggodaku!=.= Jika tidak ada Kyungsoo disini, awas saja! *loh emang mau ngapain?.-.

Euuuhh! Aku sedikit menyesal menceritakan pengalamanku padanya saat disuruh songsaenim membersihkan toilet namja yang ukh..super sangat bau itu karna aku datang terlambat selama tiga hari berturut-turut. Karena apa? Karena aku selalu mengikuti Kyungsoo untuk sampai digerbang sekolahnya dan memastikan ia masuk dengan aman sampai dikelasnya kemudian barulah berjalan–atau sebenarnya berlari–kesekolahku yang jaraknya sangat jauh bahkan harus memutar arah hingga itu semua kadang membuatku mandi keringat setiap pagi. Apalagi sesampainya disekolah ditambah dengan ocehan songsaenim yang tiada habisnya=.=;;

Aku kemudian keluar dari gedung apartement kembali mengikutinya dan berhenti didepan halte bus. Dan seperti pagi-pagi sebelumnya, melindunginya–walaupun ia tidak pernah tau–dari ahjussi-ahjussi mesum atau bahkan para pencopet yang selalu berkeliaran di bus, mengikutinya sampai kedepan sekolahnya–sekolah untuk anak-anak yang err..kau tahu? Namun entah mengapa terasa lebih elit dari sekolahku*_*–kemudian berlari luar biasa kencang menuju sekolahku. Bagiku, ini seperti olahraga dipagi hari haha :D

Hosh..hosh..hosh..

Aku membungkuk untuk menarik nafas dan menatap jam tangan biruku saat aku telah sampai didepan gerbang sekolah yang tertutup.

"selama PAGI, Kim Jongin^^..rekor tercepat, terlambat tiga puluh menit! Cukkae~" suara berat itu kemudian muncul secara tiba-tiba didepanku.

"aigoo..pagi Wufan songsaenim :) jeongmalyo? Berarti aku sudah ada kemajuan hehe :D"

BLETAK

"aduh!"

"kenapa kau malah tersenyum, hah?! Apanya yang kemajuan? Jelas-jelas kau masih saja terlambat bukannya meminta maaf malah tersenyum-.-" Wufan Songsaenim memukulkan gulungan bukunya kekepalaku.

"mianhamnida songsaenim :("

"satu kali lagi, Kim Jongin maka kau akan masuk kedalam buku kasus dan akan kupanggil orang tuamu.."

"andwaeyo! jebal~" seruku cepat.

"kalau kau tidak mau makanya jangan selalu terlambat!=.=" serunya kemudian menatapku dengan tatapan bisakah-kau mengurangi-pekerjaanku-sedikit-saja?

Aku kemudian memasang wajah aegyo 1000 watt ku—walau sebenarnya aku tidak bisa melakukannya sama sekali—dan menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca. "songsaenim..sebenarnya, aku selalu terlambat karena.."

" …."

"setiap pagi..aku hiks.." aku pura-pura terisak, "aku harus kemakam haelmoni ku dulu dan berdo'a untuknya..hiks aku benar-benar merindukannya songsaenim, biasanya dia selalu ada disampingku, tapi sekarang ia sudah tiada..hiks.."

"aigoo Jongin-ah, uljima uljima baiklah songsaenim akan mengatakan hal ini ke kepala sekolah ne? Agar ia memperbolehkan mu untuk masuk lebih lambat."

"jeongmalyo? Kamsahamnida songsaenim!" seruku sambil memeluknya. Hahaha! aegyo 1000 watt milik Kim Jongin memang tidak pernah gagal! XD

"ne-ne-ne! Sudah sana masuk ke kelasmu! Kau sudah terlambat 45 menit, kau tahu?!"

.

(Kyungsoo POV)

Aku berjalan perlahan sambil tetap tersenyum menuju kearah sekolah, namun tiba-tiba kurasakan bunyi hentakan kaki seseorang dibelakangku. Jalanan ini memang sangat ramai, Tapi entah mengapa aku dapat merasakan seseorang mengikutiku. Ini sudah lama kurasakan, awalnya aku hanya membiarkannya namun perlahan-lahan..aku sedikit takut juga. Stalker kah? Kenapa ia selalu mengikutiku? Apa yang ia inginkan dariku?

Aku bergidik dan mempercepat langkahku namun..

Bruk!

Aku menabrak orang-orang yang berlalu-lalang di trotoar jalan dan membuat tubuhku terjatuh dan isi tasku berhamburan keluar.

"ya! Kalau jalan lihat-lihat dong!" seru suara seorang wanita membentakku. Aku hanya menunduk sambil berucap,

"mi-mianhamnida..aku tidak sengaja." aku kemudian berusaha memungut barang-barangku. Aigoo..aku sudah terlambat dan bahkan bagaimana jika buku-buku tugasku hilang?

Tes.

Cairan bening itu turun begitu saja dari mataku, aku meringis pelan, kemudian dengan cepat menghapusnya. Aigoo..jangan menyerah begitu saja, Kyung!

"gwenchanayo?" suara seorang namja membuatku mendongak, walau aku tak dapat menatapnya namun aku tersenyum.

"ne, gwenchanayo. Hajiman..aku tidak dapat menemukan barang-barangku, hehe :)"

"aku bantu ya.." kurasakan namja itu menunduk dan memungut barang-barangku.

"nih.." ia memberikan Tasku kepangkuanku. Aku sedikit menunduk dan mengucapkan terimakasih.

"kamsahamnida :)"

"kamu bisa berdiri?"

"eung?" tanyaku bingung.

"apa kamu bisa berdiri? Ayo pegang tanganku, aku akan membantumu bangun." aku tersenyum dan mengulurkan tanganku dan segera disambut oleh tangannya yang hangat itu. Ah, siapa namja ini? Mengapa ia baik sekali?

"lain kali hati-hati yah.."

"ne, jeongmal kamsahamnida :)" aku kembali menunduk dan meneruskan perjalananku menuju sekolah.

Deg. Deg. Deg.

Aigoo~ ada apa dengan jantungku? Kenapa sedikit terasa aneh?

Dan tanpa ku sadari, dari kejauhan seseorang menatapku dengan pandangan teduh sambil terus mengawasi hingga aku sampai digerbang sekolahku.

Just once, just once, please look for me

.

(Kim Jongin POV)

"apa enak?" aku mengangguk menjawab pertanyaannya. Selalu seperti ini, setiap hari aku akan diminta soojung ahjumma untuk mencicipi masakannya. Tentu saja aku tidak pernah menolak makanan gratis, ditambah masakannya memang enak sekali :D

"Jongin-ah.."

"ne?" jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari pancake dihadapanku.

"Kenapa tidak kau nyatakan saja perasaanmu pada Kyungsoo?"

"uh? Uhukk uhuuk!" aku tersedak saat mendengar perkataannya.

"aigoo.. Minum dulu nih." aku segera meneguk air putih yang diberikannya dengan cepat.

"kenapa ahjumma bertanya seperti itu?" tanyaku sambil menautkan kedua alisku.

"habisnya.." ia menopangkan tangan kanannya dan menatapku sambil terkekeh. "aku selalu kasihan melihatmu yang begitu tulus menjaga dan mencintainya tapi sayangnya ia tak pernah tau akan hal itu.."

"sudah cukup kok.." gumamku pelan.

You can't see so I love you like this

"mwo?"

"begini saja sudah cukup bagiku, ahjumma. Memandangi wajahnya yang tersenyum tanpa ia ketahui saja sudah cukup bagiku. Yang kutakutkan jika dia mengetahui keberadaanku, dia malah tidak menyukainya, hehe=.="

"aigoo Jongin-ah.. Jangan pesimis begitu dong," serunya sambil menatapku gemas. "lagipula kurasa Kyungsoo yang sekarang..sangat kesepian dengan dunianya yang gelap.."

" …."

"dia membutuhkan teman, Jongin. Dia telah kehilangan semuanya sejak kecelakaan 3 bulan yang lalu. Ia bahkan tidak ingin menemui ibunya lagi sejak saat itu." Soojung ahjumma menunduk menghindari tatapan mataku.

"mengapa begitu?" tanyaku cepat.

"aku juga tidak tahu pasti, tapi yang kutahu.." Soojung ahjumma menarik nafas,

" …."

"ibunyalah yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi," tanpa aku sadari aku menahan nafasku mendengar perkataannya.

Kyungsoo-ah, apa kamu benar-benar kesepian? Sendirian di duniamu yang gelap? Apa kamu ketakutan? Apa kamu kehilangan arah? Tapi mengapa kamu selalu tersenyum? Untuk menyembunyikan semua rasa itukah?

Kalau begitu..bolehkah aku..menemanimu, Kyungsoo-ah? Bolehkan aku menjadi matamu? Menjadi cahaya di antara kegelapanmu? bolehkah?

.

07:30 AM

Tik. Tik. Tik. Tik. Tik.

Aku menatap bergantian kearah jam tangan biruku dan kearah pintu apartement didepanku. Kenapa ia belum keluar juga? Biasanya jam-jam segini ia sudah keluar untuk pergi kesekolah. Apa ia sudah pergi dari tadi? Anni, aku rasa tidak. Karena aku sudah menunggu disini sejak sejam yang lalu, tidak mungkin ia kesekolah jam 6 pagi=.= lalu kenapa? Apa ia sakit?

Aku mondar-mandir dengan gelisah didepan pintu apartementku. Sebenarnya apartementku dan Kyungsoo berhadapan, namun entah mengapa aku rasa dia tidak begitu mengetahui keberadaanku=_=

PRANG!

Aku tersentak dari lamunanku saat mendengar suara sesuatu yang pecah. Dan tidak salah lagi..suara itu berasal dari pintu dihadapanku. Aigoo..ada apa? Aku menjadi sedikit cemas.

Ceklek.

Bruk.

Tiba-tiba, Yang kutahu, aku sekarang sudah berada di dalam apartementnya. Menatap sekekeliling dengan pandangan kagum. Aku tidak tahu mengapa orang yang tidak bisa melihat bisa menjadikan apartement ini begitu bersih dan wangi, tidak seperti apartementku-.-"

Kyungsoo! Suara isakan seseorang tiba-tiba menyadarkanku dari lamunanku. Aku segera berlari kearah dapurnya dan benar saja..disana aku melihat Kyungsoo yang sedang duduk dan terisak pelan sambil memegangi lengan kanannya dan ada banyak pecahan kaca didepannya.

"aigoo..gwenchanayo?"

Ia mendongak kaget saat mendengar suaraku. Mungkin ia tidak menyadari kalau aku memasuki apartementnya.

"gwenchanayo?" tanyaku lagi.

"nu-nugusseyo?" tanyanya bingung dengan suara serak.

"itu sama sekali tidak penting untuk saat ini, akan aku kuobati tanganmu, Kyungsoo-sshi. Sepertinya kamu terkena air panas? Aigoo..kamu tidak terkena pecahan kaca, kan?" aku menyentuh tangannya untuk mengecek lukanya namun ia segera menepis tanganku dan menunjukkan raut wajah ketakutan padaku.

"kamu siapa?" tanyanya lagi, ekspresinya… seperti menolak untuk didekati oleh orang asing.

DEG

I become more and more invisible

Aku menarik nafas, mengumpulkan keberanianku, "aku Kim Jongin, penghuni apartement didepanmu. tadi saat aku akan keluar aku mendengar suara pecahan kaca makanya aku langsung kesini. Ayo, aku obati lukamu."

Ekspresi wajahnya melunak dan ia kemudian mengangguk, membiarkanku menarik tangannya dan mendudukkannya di sofa. "apa kamu mempunyai salep? Mungkin cukup untuk mengobati lukamu."

Ia menggeleng pelan dan menggigit bibir bawahnya, "a-aku tidak punya, kemarin aku menjatuhkan kotak obatku dan aku tidak tahu ia ada dimana." ia meringis pelan saat berbicara, mungkin menahan rasa sakitnya.

"keudaeyo? kalau begitu tunggu disini, aku akan mengambil salepku." aku segera beranjak dan langsung berlari menuju apartementku dan mengambil salep.

"sini, kemarikan tanganmu." gumamku dan ia membiarkanku mengobati luka bakarnya.

"tahan ya.." seruku agar khawatir melihatnya yang meringis menahan sakit.

"kenapa bisa seperti ini?" tanyaku setelah selesai mengobati tangannya.

"tadi.." gumamnya, "saat aku selesai memasak bubur dan akan memindahkannya ke mangkuk, tiba-tiba mangkuk itu terlepas dari peganganku dan terjatuh kemudian pecah dan buburnya mengenai tanganku." ia terkekeh, "aku ceroboh sekali ya? Benar-benar tidak berguna.."

Aku menatapnya yang tertawa, aigoo..seandainya aku bisa melindunginya..

"lain kali, kalau kamu membutuhkan seseorang, katakan saja padaku, aku akan membantumu hehe :)" seruku sambil menggenggam tangannya erat, ia agak sedikit terkejut karena genggamanku namun ia membiarkannya dan tersenyum.

"kamu..Kim Jongin, kan?" tanyanya saat keheningan menyelimuti kami.

"ne," aku mengangguk walaupun ia takkan dapat mengetahuinya.

"kamu sekolah di SOPA, kan?" tanyanya sambil tersenyum. Aku menatapnya bingung.

"Bagaimana kamu bisa tau?"

"SooJung ahjumma yang menceritakanmu padaku, hehe :) dia bilang ada..seorang namja tampan yang sangat baik pindah didepan apartementku," ia sedikit menunduk menyembunyikan semburat merah diwajahnya. Aigoooo~! Soojung ahjumma ternyata sudah mempromosikanku kepada Kyungsoo! Haha :D

"keudaeyo? Haha :D" aku ikut tertawa dan tanpa ia ketahui, semburat merah juga telah muncul di wajahku.

"oh ya, kamu tidak pergi kesekolah?" tanyanya bingung.

Aku terdiam sejenak kemudian menepuk jidatku! Keudae! SE-KO-LAH! Aku sudah terlalu terlambat untuk pergi kesana!

"ngg..hari ini seluruh siswa SOPA diliburkan, hehe" aku terkekeh pelan, untung saja Kyungsoo tidak mengetahui kalau aku masih mengenakan seragam sekolahku dan menyandang tasku. Aku mengeluarkan ponsel dari blazerku dan mengetik pesan singkat ke teman sekelasku, Sehun.

'Hun-ah, tolong bilang ke songsaenim kalau aku tidak bisa datang hari ini, aku flu berat '

Kesempatan ini tidak boleh aku sia-siakan, ini pertama kalinya aku mengobrol dengan Kyungsoo! Tidak sekolahpun tidak masalah! *jangan ditiru ya-_-

"oh ya, Kyungsoo-sshi, kamu juga tidak pergi kesekolah hari ini?" tanyaku bingung.

"err..sebenarnya aku merasa kurang enak badan hari ini makannya..aku memutuskan untuk istirahat." aku tertegun sejenak, memperhatikan wajahnya yang memang agak merah dan baru kusadari kalau tangan yang tadi kugenggam itu juga sedikit terasa panas.

"kamu demam?" tanyaku khawatir sambil menaruh telapak tanganku dikeningnya. Dan benar saja, terasa hangat.

"a-aku mungkin hanya kurang istirahat."

"keudaeyo? Kalau begitu kamu istirahat saja, biar aku masakkan bubur yang baru buatmu :)"

"eh? Tidak perlu, Jongin-sshi. Itu terlalu merepotkan, aku sudah tidak apa-apa kok. Kamu kan..pasti punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

"annieyo, gwenchana. Aku senang membantumu kok, ayo kubantu ke kamarmu lalu kumasakkan bubur."

"eung :)" ia mengangguk dan membiarkan aku membantunya menuju kamar dan mengompresnya, menuju ke dapur untuk membersihkan pecahan kaca kemudian memasak bubur :D hmm semoga saja resanya enak=_=

Hehe walaupun ini sedikit melelahkan tapi ini sangat menyenangkan ^^

Aku kembali kekamarnya dengan nampan yang kutaruh semangkuk bubur diatasnya. Kulihat ia sudah tertidur nyenyak. Apa benar ia kelelahan? Kufikir-fikir..kenapa orang tuanya membiarkan ia tinggal sendirian disini? Terlebih ia tidak dapat melihat. Hal itu pasti dua kali lebih merepotkan baginya.

Aku duduk ditepi kasur dan menyentuh keningnya dengan telapak tanganku. Masih sedikit panas, namun sudah agak mendingan. Aku tersenyum memandangi wajahnya yang tertidur dengan damai. Kemudian, Aku beranjak dan kuberanikan diriku untuk menyentuh keningnya dengan bibirku.

Just once, just once, please look for me

The more you feel, the more you feel

.

(Kyungsoo POV)

Aku membalikkan tubuhku dengan gelisah, dan akhirnya menyerah. Menerjapkan kedua mataku dan menguceknya. Walau..tanpa aku melakukan itupun aku tetap saja takkan melihat apapun.

Seringkali pada pagi hari, atau kapanpun saja aku terbangun dari tidurku, aku berdo'a pada tuhan, agar saat aku membuka mataku, aku dapat melihat semuanya lagi, seperti dulu.

"kamu sudah bangun?" suara seorang namja mengagetkanku. Aku menoleh pada asal suara dan tersenyum.

"kamu masih disini?"

"yeah, aku menunggumu terbangun hehe :)" namja itu terkekeh pelan, diam-diam aku merasakan wajahku memanas.

"gomawo.." gumamku pelan.

"ne, cheonmaneyo, aku kan sudah bilang, kapanpun kamu membutuhkanku, aku akan bersedia membantumu. Oh ya. Kamu pasti lapar, kan? Buburnya sudah dingin, aku akan memanaskannya lagi." Kurasakan ia beranjak namun aku berusaha menggapai tangannya.

"ti-tidak apa-apa kok, tidak usah merepotkan. Bubur dingin juga tidak masalah buatku :)"

Aku mendengar ia menghela nafas, kemudian duduk diujung tempat tidurku. "baiklah. Aaa~"

"mwo?" tanyaku bingung.

"aku akan menyuapimu. Say aaa~"

Aku mengerutkan keningku kemudian mengangguk seraya membuka mulutku.

"nah gitu dong. Hehe :)" ia mengelus rambutku lembut dan terkekeh karena aku mengikuti kemauannya.

DEG

Tunggu dulu! Baru kurasakan..Suara ini.. Entah mengapa kurasa aku pernah mendengarnya sebelumnya.

Entah mengapa, jantungku mulai terasa aneh lagi.

"Jongin-sshi?"

"ne?" Tuhkan benar..suara ini mirip sekali dengan suara namja yang menolongku kemarin. Pantas saja aku merasa tidak asing :o

"ah. Annieyo hehe :)"

"oh ya Kyungsoo-sshi?"

"eum?" gumamku pelan karena aku masih menelan buburku.

"kau mau kan menjadi temanku?"

"teman?" Aku sedikit tersentak mendengar kata-kata itu. Teman..aku bahkan sudah lupa apa artinya teman.

"….."

"aku berjanji takkan membiarkanmu kesepian. Aku janji."

If only you will find me so that I can have you in my arms

Aku akhirnya mengangguk dan sesaat kemudian merasakan seseorang menarikku kedalam pelukannya.

.

Aku dan Jongin sudah berteman sejak lima hari yang lalu :D yeaaaaay \^^/ dan setiap hari aku akan menemaninya kesekolah walaupun ia selalu menolaknya, namun lama-lama ia terbiasa juga haha :D

Oh ya, tadi pagi ia bercerita padaku bahwa dulu..Ia selalu suka melihat bintang dimalam hari maka dari itu, aku ingin mengajaknya ke atap gedung apartement untuk melihat bintang karena malam ini cuacanya sedang cerah sekali :)

Ting..tong..

"jongin?" tanyanya saat membukakan pintu. Lihat kan? Bahkan saat aku belum bersuara sedikitpun, ia sudah tau kalau aku yang ada didepannya saat ini XD

"bagaimana kamu tahu kalau aku yang datang kemari?"

Ia terkekeh pelan seraya melebarkan pintu apartementnya. "siapa lagi yang akan mengunjungiku malam-malam seperti ini, hehe. Ayo masuk!"

"ah. Andwaeyo," aku menarik tangannya dan ia seketika memperlihatkan raut wajah kebingungan.

"waeyo Jongin-ah?"

"aku ingin mengajakmu kesuatu tempat :D"

"tapi.."

"sebentar saja..jebal, aku yakin kamu pasti akan menyukainya :)"

"baiklah." ia mengangguk dan tersenyum kemudian membiarkanku menggandeng tangannya menuju kesuatu tempat.

.

"Sampai!" seruku riang dan berbalik menatapnya yang terlihat bingung.

"kita dimana? Mengapa angin terasa kencang sekali disini?"

"kita ada di atap gedung apartement :D"

"mwo?" ia berbalik kearahku dan raut wajahnya seketika berubah menjadi…sedih?

"ne, aku ingin mengajakmu melihat bintang :D bukankah kamu suka melihat bintang?" aku terkekeh pelan namun ia segera menggelengkan kepalanya.

"Jongin-ah, aku ingin kembali." Ia terlihat gusar dan menarik ujung jaketku.

"waeyo?"

Ia menarik nafas panjang, "walaupun aku ada disini, walau sebetapa inginnya aku untuk melihat bintang-bintang itu, aku takkan bisa melihatnya. Aku ingin kembali." ia menunduk dan terisak pelan. Aku segera merengkuh tubuhnya dalam pelukanku.

"dunia ini begitu gelap, Jongin-ah. Kegelapan yang pekat. Tak ada satu titikpun cahaya disini. Aku takkan bisa melihat bintang-bintang itu lagi. Disini terlalu gelap.." aku merasakan T-shirtku basah dan tubuhnya terguncang hebat. Begitukah Kyungsoo-ah? Begitukan perasaan yang kamu rasakan? Apa sebegitu sakitnya? Tidak tahukah kamu bahwa aku jauh merasa lebih sakit jika kamu seperti ini?

"jangan takut, Kyungsoo-ah. Aku akan menemanimu, jangan takut. Jika kamu ingin melihat sesuatu, katakan padaku dan aku akan menjelaskannya padamu. Aku akan menjadi matamu Kyungsoo-ah. Kamu tidak akan sendirian lagi di dunia itu, aku akan selalu menemanimu." aku mengelus punggungnya pelan agar ia merasa tenang dan mencium harum rambutnya.

'saranghae, Kyungsoo-ah..' bisikku dalam hati.

"jangan tinggalkan aku, seperti mereka, Jongin-ah aku mohon.." aku sedikit tidak mengerti dengan ucapannya namun akhirnya aku mengangguk.

"ne, tidak akan. Selamanya tidak akan pernah."

I spread my arms and say that it feels so cool but you still don't know

To Be Contiuned

Review please ^^ /buing buing with Kai/ LOL