Story of Life and Love

.

.

.

Cast : HaeHyuk, YeWook, KyuMin, Siwon

Other : Kibum, ZhouRy, KangTeuk, HanChul, etc..

.

.

.

Romance, Hurt/Comfort

.

.

.

Enjoyed The Stories ^^


*Author POV*

Seorang namja tampan terlihat melangkahkan kakinya memasukki halaman sekolahnya.

Kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya, headphone yang melekat manis di kedua telinganya, jas seragam sekolah yang tidak dikancing, serta gaya berjalannya yang terlihat angkuh menandakan dirinya adalah seorang siswa penguasa di sekolah ini.

Lee Donghae, adalah nama dari siswa tersebut.

Dia adalah anak tunggal dari keluarga yang bisa dibilang konglomerat.

Ayahnya adalah seorang pengusaha yang sudah memimpin lebih dari enam perusahaan perfilm'an di Korea Selatan. Bahkan, perusahaan milik appa'nya sudah menyebar di Amerika juga Jepang.

Sedangkan ibunya, adalah seorang designer kelas dunia. Orang-orang yang memakai baju rancangan ibu'nya bukanlah orang sembarangan. Melainkan orang-orang yang berasal dari keluarga terpandang.

Senyum menghiasi wajah tampannya tatkala segerombolan yeoja datang menghampiri dirinya.

" Kyaaaa ! Donghae oppa, neo jinjja kyeopta ! "

" Donghae oppa, jadilah kekasihku ! "

" Donghae-ah ! Aku memberikan segenap cinta'ku untukmu..! "

Begitulah teriakkan-teriakkan para yeoja ketika dirinya sudah masuk ke dalam lingkungan sekolah.

Bagaimana tidak ?

Wajah tampan, mempunyai tubuh cukup ideal, dan lagi, dia merupakan pewaris Star Coorporation.

Fakta-fakta itulah yang dapat meluluhkan hati para yeoja.

Belum lagi, Donghae merupakan namja yang murah senyum.

Senyumnya itu, dapat meluluhkan hati setiap yeoja yang melihatnya.

Setelah melewati segerombolan yeoja tersebut, Donghae segera berjalan menuju lantai dua dan masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan ' Four Wangja Room ' .

Setelah menutup pintu ruangan itu, dia mengelus dadanya pelan sambil menghela nafas kemudian membuka kedua headphone'nya.

" Dasar yeoja-yeoja menyebalkan ! " umpat Donghae kesal.

" Diserbu lagi, eoh ? " tanya seorang namja yang sedang duduk disalah satu sofa sambil membaca buku.

" Ne, begitulah. Mereka selalu saja menggangguku. " jawab Donghae lalu melangkahkan kaki menuju dapur kecil.

Diambilnya sebuah gelas dan mulai menuangkan air putih ke dalamnya.

Namja berkacamata yang tadi sedang membaca buku, meletakkan bukunya di atas meja dan melihat Donghae yang sedang meminum habis air putihnya.

" Jangan berkata seperti itu. Jika salah satu dari mereka ada yang mendengar bagaimana ? Mereka akan sakit hati. " ucap namja itu seraya membuka kacamatanya dan mengelapnya.

" Tidak akan. Siapa salah satu dari mereka yang mau mendekati ruangan ini ? Lagipula, jika mereka mendengarnya lalu sakit hati, itu urusan mereka sendiri. Siapa yang menyuruh mereka mendengarkan ucapanku ? " jelas Donghae cuek lalu membaringkan tubuhnya disofa panjang, tepat di seberang temannya.

Mendengar itu, namja berkacamata tersebut terdiam.

Dia lebih memilih untuk mengalah daripada harus ribut dengan temannya yang satu ini.

Ya, dilihat dari luar, Donghae memang terlihat sempurna.

Tapi jika kalian melihatnya jauh lebih dalam, inilah sifat seorang Lee Donghae yang asli.

Seorang namja yang sangat cuek, tidak memperhatikan perasaan orang lain, dan seenaknya.

Selalu berpikir bahwa orang tua'nya merupakan penyumbang terbesar di sekolah ini, membuatnya terlihat sedikit sombong.

Cklek.

" Ya ! Hyung...! Ada kabar bagus pagi ini...! " teriak seorang namja tampan ketika masuk ke dalam ruangan tersebut.

Donghae yang merasa kesal, kembali duduk dan menatap namja itu tajam.

" Pelankan suaramu itu Cho Kyuhyun ! Lagipula, kenapa harus berteriak segala sih ? " tanya Donghae kesal.

Kyuhyun –namja yang tadi memasukki ruangan tersebut – hanya memperlihatkan sederetan gigi putihnya pada Donghae.

" Sudahlah. Kabar baik apa Kyu ? " tanya namja yang sedari tadi duduk diam di seberang Donghae seraya meletakkan kacamatanya.

" Ah, ne ! Hari ini, kita kedatangan murid baru. " jawab Kyuhyun senang.

Mendengar itu, kedua mata Donghae langsung berbinar.

" Jinjja Kyu ? " tanya Donghae memastikan.

Sementara Kyuhyun mengangguk mantap.

Seketika itu juga, Donghae mengeluarkan seringaiannya.

Ada murid baru, berarti ada juga aktivitas yang akan mereka kerjakan nanti.

" Hhh~ .. Kali ini, jika ingin melakukan hal itu lagi, jangan mengajakku. Aku tidak mau ikut-ikuttan lagi. " ucap namja bermata sipit itu malas.

" Yesung hyung. Kau ini bagaimana ? " tanya Donghae seraya menatap Yesung –namja bermata sipit tersebut- .

Yesung melirik sekilas Donghae dan Kyuhyun yang sedang menatapnya. " Aku sedang malas untuk menjahili murid baru. Dan jangan tatap aku dengan tatapan seperti itu. Karena itu tidak akan mempan. Kalau begitu, aku pergi ke kelas duluan. " pamit Yesung dan segera bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar.

Meninggalkan kedua temannya yang sedang melihatnya dengan tatapan kecewa.

" Ah, Yesung hyung sama sekali tidak seru ! Ada apa sih dengannya ? Biasanya mendengar hal itu dia juga akan ikut melakukannya bersama kita. Yah, walaupun hanya membantu sedikit saja. " sungut Donghae kesal.

" Hm.. Mungkin karena namja kecil nan manis itu yang menyebabkan Yesung hyung seperti ini. " jawab Kyuhyun seraya berjalan menuju sofa yang tadi di tempati oleh Yesung.

Donghae yang mendengarnya mengernyitkan dahinya bingung. " Namja kecil nan manis ? Nugu ? " tanya Donghae penasaran.

" Ryeowook. Anak kelas XI-B . Yesung hyung sangat menyukainya. Tapi, tadi pagi Yesung hyung melihat namja itu turun dari sebuah mobil bersama seorang namja tampan. Tentu saja, mood Yesung hyung jadi berubah karenanya. " jelas Kyuhyun.

Sementara Donghae, hanya menganggukkan kepalanya pertanda dia mengerti.

" Hm.. Ya sudahlah. Lebih baik sekarang kita memikirkan langkah pertama untuk mengerjai murid baru itu. " ucap Donghae seakan tak ingin perduli dengan masalah Yesung.

Dan setelahnya, mereka berdua'pun berdiskusi untuk membuat sebuah cara agar murid baru yang sebentar lagi datang, merasakan kejahilan mereka.

.

.

.

" Wuaahh.. Besar sekali sekolah ini. Persis seperti yang ada dalam selebaran itu. " ucap seorang namja yang berdiri didepan sebuah gedung bertingkat enam bertuliskan ' Seuta High School ' .

Dengan senyum yang terpasang diwajah manisnya, namja itu mulai memasukki kawasan sekolah tersebut sambil sesekali mengedarkan pandangannya.

' Semoga, ini adalah langkah awal yang baik untuk kembali memulai hidup'ku yang baru. ' ucap namja manis itu dalam hati.

Namja manis itu terus saja melangkah tanpa menyadari ada seseorang yang berlari tepat dibelakangnya. Namja yang berada dibelakangnya itu juga berlari sambil menatap ponsel miliknya.

Hingga akhirnya...

BRUUKK..

" Akh.. ! Appo.. " rintih namja tersebut setelah dirinya jatuh dengan kedua tangan yang menjadi penopang tubuhnya.

Sementara namja yang tadi menabraknya dari belakang juga sedikit merintih. Namun sedetik kemudian, dirinya melihat namja manis yang sedang mengusap kedua tangannya itu dengan rasa khawatir.

" Gwaenchana ? " tanyanya sambil berjongkok. Menyamakan posisinya pada namja manis yang tadi tak sengaja ditabraknya.

Namja manis itu mendongak, menatap namja berpipi chubby dihadapannya yang sedang menampilkan raut wajah cemas.

" Ne. Gwaenchana. " jawabnya sambil tersenyum.

" Geundae.. Tangan kirimu lecet. Sebaiknya diobati dulu. " ucap namja itu sambil menatap tangan kiri namja didepannya yang memerah.

" Jinjja Gwaenchana. Sebentar lagi juga akan sembuh. " jawab namja dengan gummy smile'nya itu seraya berdiri. Diikuti oleh namja didepannya.

" Ahni. Pokoknya tanganmu harus segera diobati. Kajja, ikut aku. " ajaknya lalu menarik lengan kiri namja manis didepannya menuju ruang kesehatan.

.

.

.

" Cha..! Selesai..! Dengan begini, tanganmu akan cepat sembuh dan tidak terkena infeksi. " ujar seorang namja imut itusetelah selesai mengobati tangan kiri seorang namja manis yang duduk didepannya.

" N-ne.. Gamsahamnida. " jawab namja manis tersebut gugup.

Mendengar itu, namja imut tersebut terkekeh. Dan tentu saja di tatap bingung oleh namja manis didepannya.

" Jangan seformal itu padaku. Panggil saja aku Sungmin, atau Minnie. Biasanya semua orang memanggilku dengan sebutan itu. Lagipula, aku yakin jika kita ini seumuran. " jelas namja berpipi chubby itu sambil tersenyum.

Sementara namja manis didepannya hanya bisa mengangguk pelan.

" Hm..Kau murid baru yang bernama Hyuk Jae itu kan ? " tanya Sungmin sambil membereskan peralatan kesehatan yang tadi dipakai olehnya.

" Ne, joneun.. Lee Hyuk Jae imnida. Panggil saja aku dengan sebutan.. Hyukkie. " jawab Hyuk Jae ramah.

Sungmin menghentikan aktivitasnya sejenak lalu menatap Hyuk Jae. " Kupanggil Hyukkie saja ya, biar terdengar lebih akrab. " ucapnya.

Hyuk Jae mengangguk pertanda setuju. " Tapi, darimana kau tahu jika aku murid baru disekolah ini dan juga namaku ? " tanya Hyuk Jae bingung.

Sungmin tersenyum dan kembali membereskan peralatan kesehatan tersebut.

" Mudah saja Hyukkie. Aku kan wakil ketua OSIS disekolah ini. Jadi sudah pasti aku mengetahuinya. Kau tahu ? Setiap sekolah ini kedatangan murid baru, pihak sekolah meminta semua anggota OSIS untuk mengecek data-data siswa baru tersebut. Hehehe... " jelas Sungmin.

" Oh.. Begitu. " gumam Hyuk Jae pelan.

" Nah, selesai. Sekarang, dimana kelasmu ? Biar ku antar. " tawar Sungmin.

Hyuk Jae terdiam sebentar. Berusaha mengingat-ingat dimana kelasnya.

" Ah ! Kelasku diruang sebelas B. " jawab Hyuk Jae dengan kedua mata yang berbinar.

" Eoh ? Itu juga kelasku. Wuaahh senangnya kita bisa sekelas. Kalau begitu, ayo kita ke kelas bersama. " ajak Sungmin seraya menarik tangan Hyuk Jae keluar dari ruang kesehatan menuju kelas mereka.

*Hyuk Jae POV*

" Annyeong haseyo.. Joneun Lee Hyuk Jae imnida. Aku, siswa baru disekolah ini. Salam kenal dan mohon bantuannya. "

Ku bungkukkan badanku setelah memperkenalkan diriku didepan semua murid kelas sebelas B. Kelas baruku.

Ya, hari ini aku adalah siswa baru disekolah Seuta High School. Sekolah yang menjadi idaman para anak remaja seumuranku. Dan kalian tahu ? Siswa disekolah ini, bisa dibilang siswa yang mempunyai otak cerdas, pintar, berbakat dan juga.. kaya. Mungkin, untuk soal kepintaran dan berbakat, aku memilikki itu. Terbukti dari semua orang terdekatku yang memuji hal tersebut. Tapi untuk urusan kaya.. aku tidak bisa berbohong. Aku ini hanya seorang anak yang bisa dibilang sebatang kara di Seoul. Untuk mencukupi kebutuhan saja, aku harus bekerja Part Time. Itu semua karena kedua orang tua'ku yang entah dimana keberadaannya.

Setelah cukup memperkenalkan diri, aku kembali berjalan menuju tempat dudukku. Ah, mungkin lebih tepatnya tempat dudukku dan Sungmin. Seorang namja imut, yang menjadi teman pertamaku di sekolah ini. Itu'pun karena dia yang tak sengaja menabrakku tadi pagi. Dan beruntungnya, kami sekelas.

Menurutku, dia merupakan orang yang baik. Terbukti saat tadi pagi dia bertanggung jawab untuk mengobati tanganku yang terluka. Dan lagi, cara bicaranya pada orang yang baru dikenal olehnya, sangatlah ramah.

" Kalau bagitu, kita mulai pelajaran hari ini. " ucap Jung songsaenim.

Dan yah, semoga saja hari ini aku dapat memulai hidupku yang baru dengan baik.

Hwaiting Lee Hyuk Jae..!

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dan inilah saat-saat yang ditunggu oleh semua murid disekolah ini termasuk diriku. Yaitu, istirahat.

Segera kumasukkan semua buku'ku ke dalam tas.

" Minnie hyung sudah selesai kan ? Temani aku ke kantin ya. " ucap seseorang dari arah samping kiriku.

Kutolehkan kepalaku dan menatap orang tersebut.

" Ne Wookkie. Ah, geundae.. Hyukkie boleh ikut kan ? " tanya Minnie pada seorang namja kecil dan manis yang masih berdiri disampingku.

Kulihat dia menoleh padaku. " Maksud hyung Hyuk Jae ? " tanyanya –balik- .

" Ne. " jawab Minnie.

" Tentu saja boleh. Kenapa tidak ? Lagipula, dia kan murid baru disini. Jadi, dia harus tahu semua tempat yang ada disekolah ini kan ? Dan juga, aku nantinya akan dapat teman baru. Hehehe.. " ucap namja itu sambil tersenyum.

" Geurae. Kajja Hyukkie, kita ke kantin. " ajak Minnie lalu berdiri dari tempat duduknya.

Aku'pun mengangguk dan mengikutinya berdiri.

" Ah, ne. Joneun Kim Ryeowook imnida. Panggil saja aku Wookkie, seperti orang lain memanggilku. " ujarnya sambil tersenyum ramah.

" Ne. Kau juga boleh memanggilku dengan sebutan Hyukkie. " balasku, dan tentunya sambil tersenyum.

" Kalau begitu, ayo kita segera ke kantin. Kau harus mencoba makanan yang dijual di kantin sekolah ini. Makanannya sangat enak. " jelasnya sambil menarik tanganku menuju kantin.

Entahlah, mungkin saja semua murid disini sangat senang menarik tangan temannya.

Tapi ku akui, mereka semua sangat baik. Tidak seperti namja yang berada jauh disana.

.

.

.

" Jadi, kau pindahan dari Busan ? " tanya Wookkie yang kini berjalan disamping kanan'ku.

Aku mengangguk pelan. " Awalnya, aku sedikit takut untuk pindah ke Seoul. Tapi yah, hitung-hitung mencari pengalaman baru, tak ada salahnya aku pindah. Lagipula, aku juga sudah sangat lama ingin ke Seoul. " jelasku. Sementara Minnie dan Wookkie hanya mengangguk-anggukkan kepala mereka pertanda mengerti.

" Ah iya, aku hampir lupa. Tadi kau memanggil Minnie dengan sebutan Hyung. Bukankah kalian itu seumuran ? " tanyaku pada Wookkie.

Kulihat dia menggeleng.

" Ahni. Aku lebih muda satu tahun dari Minnie hyung. Tapi berterima kasihlah pada kedua orang tua'ku yang terlalu cepat memasukkanku ke sekolah. " jawabnya sambil mempout'kan bibirnya.

Aku terkekeh pelan melihatnya. Ternyata dia sangat lucu.

" Hm.. Kukira kalian seumuran. Dan berarti, sepertinya kau juga harus memanggilku dengan sebutan itu. Karena aku seumuran dengan Minnie. " godaku.

Kulihat dia semakin mem'poutkan bibirnya kesal. " Arraseo ! Aku akan memanggilmu dengan sebutan itu ! " jawabnya.

Sementara aku dan Minnie, hanya bisa tertawa melihatnya.

Sampai akhirnya,.

BRUK

Tawaku terhenti saat merasakan tubuhku tak sengaja menabrak seseorang.

Kulihat seorang namja yang sedang menatap kemeja sekolahnya yang sudah basah dan kotor akibat jus miliknya yang tumpah.

" Ah.. mi-mianhae. A-aku tak sengaja. Aku benar-benar minta maaf. " ucapku sambil sesekali membungkukkan badanku.

Setelah itu, ku tatap dirinya yang sedang menatapku tajam.

Ah gawat ! Sepertinya dia sangat marah. Matilah kau Lee Hyuk Jae. Baru pertama kali sekolah sudah membuat masalah.

Tapi..

" Gwaenchana. " jawabnya sambil tersenyum padaku.

DEG

Aigo~

Ada apa denganku ?

Kenapa saat melihat senyumnya jantungku berdegup kencang ?

Oh ayolah Lee Hyuk Jae, tak mungkin kan kau menyukai namja ini ?

Kulihat dia mendekat kearahku lalu menepuk pundak kananku sejenak, dan kembali menatapku masih dengan tersenyum.

" Tak usah tegang seperti itu. Santai saja. Lagipula ini semua bukanlah kesalahanmu. Aku yang salah karena berjalan sambil memainkan ponsel sehingga tak memperhatikan sekelilingku. Mianhae. " jelasnya.

Sementara aku hanya mengangguk dengan canggung.

" Kalau begitu, aku permisi duluan. Annyeong Lee Hyuk Jae. " pamitnya lalu berjalan keluar dari kantin.

Aku terdiam mendengarnya.

Bingung ? Tentu saja. Bagaimana dia bisa tahu namaku, sedangkan aku yakin jika kami baru saja bertemu beberapa menit yang lalu.

Puk.

Sebuah tepukkan ringan dipundakku menyadarkanku dari lamunan. Kutolehkan kepalaku melihat Wookkie yang sedang menatapku sambil tersenyum –aneh- .

" Wae ? Kau bingung ya hyung? " tanyanya. Aku mengangguk pelan.

" Dia adalah Lee Donghae. Satu-satunya anak dari penyumbang terbesar disekolah ini. Kau tahu perusahaan Star Coorporation ? " tanya Minnie padaku.

Aku menggeleng. " Ahni. Perusahaan apa itu ? " tanyaku balik.

" Star Coorporation itu adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perfilman. Perusahaan itu merupakan perusahaan yang sangat sukses. Selain itu, Star Coorporation juga sudah tersebar di Amerika dan Jepang. " jelas Minnie.

" Lalu, apa hubungannya Lee Donghae dengan Star Coorporation itu ? " tanyaku bingung.

" Pemilik Star Coorporation itu adalah appa dari Lee Donghae. Keluarga'nya bisa dibilang berasal dari keluarga yang.. yaah, konglomerat. Makanya keluarga Donghae hyung bisa menjadi penyumbang terbesar disini. Dan berkat keluarganya juga, sekolah ini bisa terkenal. Mempunyai perusahaan yang bergerak dibidang perfilman membuat mereka mudah untuk meng'iklankan sekolah ini. " jawab Wookkie panjang lebar.

" Tapi.. bagaimana dia bisa tahu namaku ? " tanyaku heran.

" Kan sudah dijelaskan tadi hyung. Bahwa keluarganya merupakan penyumbang terbesar disekolah ini. Jadi, Donghae hyung bisa berbuat apa saja sesuka hatinya disini. Termasuk, mencari data tentang murid baru disekolah jika dia sudah mendengar akan ada siswa baru. Tapi, kusarankan jangan dekat-dekat dengannya. " ucap Wookkie.

" Wae ? "

" Karena dia tidak seperti apa yang kau bayangkan. Aku yakin, setelah kau melihat senyum dan sikapnya padamu tadi, pendapatmu tentang dirinya adalah dia itu merupakan namja yang sangat baik. Tapi, kau harus tahu satu hal. Itu semua hanyalah topengnya saja. Kau harus yakin padaku. " jawab Minnie, dengan sedikit berbisik di akhir kalimatnya.

" Hhh~ .. Sudahlah, kenapa kita jadi membicarakan dia ? Tujuan kita kesini kan untuk makan. Kajja, palli kita memesan makanan. " ucap Wookkie dan kembali menarik tanganku.

*Donghae POV*

Kulangkahkan kakiku menuju sebuah ruangan yang bertuliskan ' Four Wangja Room ' , sambil sesekali bersiul ringan.

Kuputar knop pintu tersebut dan menutupnya kembali dengan pelan. Aku'pun berjalan mendekati Kyuhyun dan Zhou Mi, yang entah sejak kapan berada diruangan ini.

Kududukkan tubuhku disamping Kyuhyun yang sedang asik bersama kekasihnya –PSP- .

" Eoh ? Hae, ada apa dengan bajumu itu ? " tanya Zhou Mi seraya mengalihkan tatapannya dari buku yang dibacanya padaku.

Aku menatapnya sejenak lalu memperhatikan kemeja sekolahku yang basah dan sedikit kotor. " Ini, tadi aku tak sengaja menabrak seorang siswa saat aku sedang berjalan sambil memainkan ponsel. Dan kebetulan, aku sedang memegang segelas orange jus. Jadi yah, tumpah mengenai kemeja'ku. " jawabku setelah itu kembali melihat Zhou Mi.

" Cih ! Bohong sekali kau hyung. " celetuk Kyuhyun yang masih fokus pada PSP kesayangannya.

" Bohong ? Bohong apa ? " tanya Zhou Mi bingung.

Aissh~ ..

Tak bisakah bocah setan satu ini merahasiakan sebuah rencana yang sudah kuatur dengan baik ?

Ah, mungkin bisa dibilang, rencanaku dengannya. Karena dia juga ikut andil dalam rencana ini.

Kulihat dia mem'pause'kan permainannya lalu beralih menatapku dengan senyum sinis'nya.

" Aku yakin itu adalah salah satu rencana awal yang baru kita buat kan hyung ? Jadi, jawab saja yang jujur. Tak usah merahasiakannya seperti itu. Zhou Mi hyung kan juga salah satu bagian dari kita. " ucapnya.

Kutatap dirinya tajam. Dasar, dia memang benar-benar bocah evil.

" Arra ! Terserah kau saja. Yang pasti, aku yakin dia sudah jatuh hati padaku. Itu semua dapat kulihat dari tatapan matanya padaku tadi. " ujarku sambil menatap langit-langit ruangan ini sambil bersandar pada sofa.

" Percaya diri sekali kau hyung. " balas Kyuhyun.

Sementara aku, hanya diam. Malas mencari meladeni ucapannya. Yang terpenting sekarang, rencanaku akan berjalan lancar.

Dan mulai sekarang, permainan dimulai.

.

.

.

Aku berjalan dengan santai menuju parkiran sekolah, tempat dimana mobil kesayangan'ku berada. Tapi saat ingin melewati halaman sekolah, kedua mataku tak sengaja menangkap seorang namja yang sedang berdiri tepat disamping gerbang sekolah.

Seringaiku keluar saat mengetahui siapa namja itu. Ya, namja itu adalah Lee Hyuk Jae. Seorang murid baru disekolah ini yang juga menjadi targetku. Menurutku, dia adalah namja yang manis yang sebentar lagi akan jatuh dalam pesona Lee Donghae.

Kulanjutkan langkahku yang kini menuju dirinya.

Puk.

Kutepuk pundak kirinya pelan yang membuatnya sedikit terkejut. Perlahan diputar tubuhnya menghadap padaku.

" Annyeong. Kau sendirian ? " sapaku. Yah, mungkin sekaligus bertanya.

Kulihat dia mengagguk pelan dan kembali menatap ke depan.

Hanya itu jawabannya ? Hei, setidaknya keluarkanlah suaramu Lee Hyuk Jae.

" Hm.. Kau tidak pulang ? " tanyaku lagi.

" I-ini aku ingin pulang. " jawabnya.

Ya ampun. Segitu gugupnyakah dia dihadapanku ? Lee Donghae, sepertinya kau memang bakat untuk menaklukkan hati seseorang.

" Kalau begitu, bagaimana kau ku antar pulang ? Kebetulan, aku sedang membawa mobil hari ini. Jadi kau bisa naik mobilku. Hitung-hitung agar kita menjadi lebih akrab. " ujarku.

Kebetulan ?

Tidak, tidak. Itu hanya sekedar akting'ku saja. Sebetulnya, aku membawa mobil setiap hari.

Kulihat dia menatapku sejenak lalu menggeleng. " Tidak usah. Aku akan pulang bersama Sungmin dan Ryeowook. Gamsahamnida untuk tawarannya. " jawabnya.

Sementara aku ? Aku hanya bisa diam mendengar penolakkannya. Yah, walaupun ucapannya lembut, tapi mampu membuatku tercengang. Baru kali ini ada yang menolak ajakkanku. Ingat ! Baru kali ini.

Dan lagi, dia menolak ajakkanku hanya untuk pulang bersama Sungmin dan siapa itu tadi ? Entahlah, yang penting setahuku selama ini Sungmin pulang dan pergi ke sekolah dengan menggunakan bus. Aku sendiri juga bingung kenapa. Padahal Sungmin itu anak orang kaya.

" Hyukkie-ah..! " sebuah teriakkan menyadarkanku dari lamunan.

Baik aku maupun Hyuk Jae, menoleh bersama ke arah dua orang siswa yang sedang berlari kecil menuju kami.

" Minnie, Wookkie, urusannya sudah selesai ? " tanya Hyuk Jae begitu dua orang siswa tersebut sudah sampai didepan kami.

" Ne. Kajja, kita pulang. " ajak salah seorang siswa yang mempunyai tubuh kecil sambil menarik tangan Hyuk Jae.

" Ne. Kalau begitu, aku pulang duluan. Annyeong... Donghae-ssi. " pamitnya dan mulai melangkah bersama dua orang temannya.

Dan apa itu tadi ? Bagaimana dia bisa tahu namaku ?

Tapi ku akui jika dia adalah namja yang sangat..

" Menarik. " gumamku dengan seringai yang tercipta diwajahku.

TBC..

Chaaaa^^ Author kembali setelah sekian lama tidak kirim FF hehe ^^

Ini FF yg author janjikan ^^

Jangan lupa RnR ne ^^

Sampai berjumpa di chapt 2^^