Judul: INGLORIOUS BASTARDS.

Para karakter: Date Masamune dan Sanada Yukimura, Ishida Mitsunari dan Tokugawa Ieyasu, Chosokabe Motochika dan Mori Motonari, beserta karakter-karakter lain yang bakal lewat sekilas iklan.

Ringkasan: Berawal dari Sekigahara, berujung pada perbedaan dunia —Setidaknya bukan fana. Dan kini, keenam karakter utama harus berjuang saat masing-masing 'pasangan' rival... terpisah. Akankah masing-masingnya tetap saling mencari serupa magnet, ataukah... kisah berakhir tanpa deskripsi realita?

Peringatan: Ini akan menjadi kisah slash (M/M), juga sedikit sinting, dan seperti biasa sebagai awal rate masih T

Disclaimer: Semua karakter milik Capcom beserta para penciptanya. Author hanya meminjam saja.

Yak, mari kita mulai. XD


Prolog.


Awan-awan siang pekat bergulung dalam beliung, dan teriakan di daratan Sekigahara tidak kunjung berhenti seiring sosok-sosok para prajurit berlarian panik dari jangkauan julur tangan-tangan hitam yang merebak dari tubuh-tubuh mati.

Bulan sehitam arang terus bergerak menghadang terangnya mentari, perlahan-demi-perlahan menutupi... hingga penuh. Pancaran energi kegelapan menyerbak sejalan langit beralih kelam... merah membara.

"Masamune-sama!" Seru Kojuro sambil menangkap tubuh Tuan-nya.

"Aku tidak apa-apa..." Masamune berusaha bertahan berdiri dengan kedua kakinya setelah melepaskan serangan fatal terhadap lawannya, lawan yang selalu mengejarnya penuh intisari dendam dikarenakan dirinya telah mengakhiri kegilaan Toyotomi Hideyoshi akan kuasa.

Sedangkan disana... Sosok familiar jatuh terkapar di tanah, merenggang perih selama tatapan terarah sayu.

"Mitsu...nari...-kun..." Ieyasu tergeletak lemah sejalan sosok rival-nya jatuh, juga merenggang perih, memandangnya dengan raut antara kemarahan dan kekecewaan.

"Haa-a keparat... Nhhh!" Mitsunari tersengal kesakitan. Meski efek kerusakan tidak mencapainya secara penuh, serangan berbumbu petir dasyat benar-benar melemahkannya.

"Kau... tidak seharusnya melakukan itu untukku... Ugh— Mati saja... seperti anjing... bangsat..." geramnya sebelum berakhir tergeletak pingsan.

Sedangkan hati dan jiwa Ieyasu semakin prihatin, "Tolong jangan bilang begitu... Mitsu... Kita adalah... teman..." Kemudian menutup kedua matanya secara pasrah.

Sementara teriakan terus bergema, dan semakin ricuh... tanah kini bergetar diikuti seruak-seruak daratan berduri-duri lancip yang bermunculan pada pusat medan pertempuran.

"Apa yang terjadi?!" Yukimura melihat ke sekeliling. Tentu dirinya mengenal tangan-tangan hitam aneh yang mengejar para prajurit karena itu adalah kekuatan kegelapan yang khas. Tapi kenapa? Apakah Oichi-san berada di pihak Ishida Mitsunari? Ataukah Ishida Mitsunari sendiri hanya sebagai distraksi?

"Oi, Danna!" Seru Sasuke tepat muncul di samping Yukimura. "Kita harus membawa pasukan untuk menjauh dari sini!"

Namun pemikiran Yukimura berbeda, apalagi mengetahui sosok pria muda yang tertanda: 'rival' sedang terperangkap dalam kericuhan.

"Tolong kamu yang mengurus, sekalian cari dimana Oichi-san! Kita tidak bisa membiarkan ini!"

"Danna! Kalau terus berada disini sangat berbahaya!" Peringatan dari Sasuke.

"Aku tahu! Tapi Masamune-dono ada disana!" Tunjuk Yukimura dengan arahan wajah.

"..." Sasuke terpaksa menelan perintah si 'Tiger of Kai' muda; memperhatikan sejenak saat pemuda itu berlari menuju si 'One-Eyed Dragon' berada. Sedangkan seruak-seruak daratan berduri-duri lancip terus meninggi, menjadikan 'arena' semakin susah untuk diprediksi.

"Sesuai tipikal... Hm, apa boleh buat." Sasuke menggeleng, lalu melesat pergi mencari sumber dari permasalahan.

"Masamune-dono!" Seru Yukimura seketika sosok yang menjadi konsiderasinya terlihat tidak jauh.

"Sanada Yukimura, ngapain kau kemari?! Urus para prajuritmu saja sana!" Balas Masamune saat melepaskan pelukan 'Right Eye'-nya.

"Aku khawatir pada—"

"Bodoh, tidak perlu mengkhawatirkanku! Justru kau yang membuatku khawatir!" Potong Masamune sambil membantu rival-nya menebas juluran tangan-tangan hitam, lalu menoleh ke pria yang selalu menjaga punggungnya, "Kojuro! Arahkan para prajurit untuk keluar dari sini!"

"Bagaimana dengan dirimu, Masamune-sama?"

"Aku bersama bocah Sanada, kau urus saja bagianmu!" Sahut Masamune kala menghibahkan fokus ke kemilau merah di puncak kumpulan daratan-daratan berduri-duri lancip.

"Baik." Jawaban padat dari Kojuro, kemudian berlari menuju para komandan di bawah bendera 'Date'.

Sementara Yukimura meneruskan keterangan, "Aku tidak hanya khawatir padamu. Tapi ini! Yang kutakutkan, seseorang mengambil kesempatan dalam kesempitan, menggunakan situasi pertarungan. Dan ini adalah kekuatan milik Oichi-san!"

Masamune memicing ke rival-nya, "Oichi? Adik Oda Nobunaga? Dia masih hidup?"

"Ya, aku... sempat bertemu dengannya sewaktu perjalanan ke Barat untuk tugas aliansi. Saat itu aku juga bertemu Matsunaga-dono, dia mengambil tengkorak kepala Oda Nobunaga," terang Yukimura.

"Hisahide Matsunaga..." geram Masamune sewaktu mengingat kisah tentang Kojuro yang diculik oleh Takenaka Hanbe.

"Masamune-dono, kita harus cepat mencari siapapun dalang utama disini. Oichi-san saat itu telah kehilangan pikiran karena hati masih larut terkonsumsi oleh kesedihan, terperangkap antara kenyataan dan ilustrasi fana. Seseorang pasti menggunakannya. Dan aku mempunyai firasat buruk tentang ini," ucap Yukimura dengan raut cemas.

Masamune tersenyum, "Begitu eh? Tenanglah Sanada Yukimura. Aku disini, bukan? Ngomong-ngomong, coba kau tengok Ieyasu dulu."

Saat rival-nya menoleh padanya, Masamune segera mengimbuh, "Hm? Kenapa? Masih khawatir padaku? Ayolah, meski mataku hanya satu, ketangguhanku tetap jauh darimu."

Yukimura mengernyit antara ragu-ragu dan tersemu malu, "Baik, aku akan mencarinya dulu." Kemudian memalingkan wajah.

"Jaga dirimu, Masamune-dono."

Masamune melebarkan senyum atas kalimat terakhir itu, dan melanjutkan menebas sambil mengawasi kumpulan daratan-daratan berduri-duri lancip yang masih bergerak meninggi.

Di lain sisi, pada tebing yang tinggi...

Yoshitsugu tersenyum dari balik balutan perban, "Sudah saatnya. Akhirnya... momen ini..."

Tenkai menyamai senyum dari balik penutup wajah. Pemandangan keramaian di bawah seperti semut, sangat menyedihkan. Bagaimanapun korban segar dibutuhkan karena hanya elu kematian yang mampu membangunkan Oda Nobunaga dari tidur panjangnya.

Tapi...

"Sebentar, apa yang terjadi...?"

Tenkai pun menoleh ke pria di sebelahnya, "Apa? Apanya yang terjadi?"

"Mantranya..." guman Yoshitsugu sambil mengamati kilau merah di puncak kumpulan daratan-daratan berduri-duri lancip kini meredup, dan beralih warna. Bahkan hawa kegelapan berubah menjadi tidak terdeskripsi.

"Kenapa begini? Tenkai-kun, kau yakin sudah menaruh semuanya sesuai aturan?" Tanyanya segera, berpikir bahwa ini kemungkinannya disebabkan oleh kesalahan prosedur.

"Sesuai, tentu... Memangnya kenapa? Lagipula Matsunaga tidak mungkin membodohiku dengan tipuan..." sanggah Tenkai.

Yoshitsugu memicing dengan raut serius, "Tampaknya akan bermasalah. Baiklah, aku akan mencoba membatalkannya."

Tenkai segera menahan menggunakan senjata scythe-nya, "Tunggu! Gerhana matahari tidak terjadi setiap hari! Ini adalah momen; sekarang atau tidak sama sekali! Jangan pengecut setelah sejauh ini!"

"Tampaknya kau tidak mengerti. Kita sedang membuka alam kematian. Kita bahkan tidak tahu apakah ada alam lain yang mempengaruhi. Ini akan berakhir buruk jika tidak dicegah sekarang!"

"Persetan dengan itu!" Seruan tidak sabar dari Tenkai memaksa Yoshitsugu mempersiapkan mantra serangan. Sayangnya terdahului oleh sekali tebasan fatal.

"ARRGGH!" Teriakan pun terdengar berbarengan sosok Mitsunari hadir tidak jauh dengan tertatih, dan menyaksikan—

"YOSHITSUGU DANNA!"

Tenkai tidak terburu berkedip tepat Mitsunari melesat dengan tebasan secepat hantu. Sedetik berikut... tubuhnya melayang jatuh dari tebing, dan tangan-tangan hitam menjulur menangkapnya... "A—" ...Merenggut jiwanya.

"AAAAAAAAAAAAHH...!"

Semudah itu.

"Danna...!" Seru Mitsunari dengan terenggah-enggah kala memeluk Tuan-nya secara hati-hati.

"Oh... Ishida Mitsunari... Aku... mungkin harus meminta maaf... telah mengecewakanmu..." lirih Yoshitsugu seraya menatap sayu. Darah segar terus mengalir dari perutnya yang sobek.

"Menge...cewakan...?"

"Aku... tidak seharusnya memanfaatkan perasaanmu... Ngghh!" Yoshitsugu tersedak darah.

"Hentikan... Kumohon hentikan. Aku disini sesuai keinginanku sendiri. Aku berjuang untuk Hideyoshi-sama... Ini... tidak ada sangkut paut dengan Danna. INI untukku sendiri... demi kejayaan Toyotomi, Hideyoshi Kokuo Heika," timpal Mitsunari sambil menangis.

Yoshitsugu tersenyum parau, mencoba membawa jemari tangan kanan untuk membasuh lelehan air mata darah dari pipi Mitsunari, "Karena itu anakku... Karena itu... Aku yang mendukungmu sejauh ini... Terlalu jauh..."

Sementara kilau warna di kejauhan menguat bagaikan arus, dan—

"WOOOOOOSSHHHH!"

Pancaran energi aneh menembus awan. Seketika itu langit merah membara berubah seperti aurora, dan—

"BLAAAAAAAASSSTTTTT!"

Ledakan terbentuk di puncak kumpulan daratan-daratan berduri-duri lancip seiring sinar menyebar ke sepanjang Sekigahara.

"Aku... terlambat..." lirih Yoshitsugu saat perlahan-demi-perlahan menutup kedua mata.

"Danna... YOSHITSUGU DANNA!" Seru Mitsunari kala mengetahui bahwa rangka dada Tuan-nya yang tadinya kembang-kempis tidak lagi bergerak. "Tidak... Tidak... Ue-sama... Nhh- AAAAAAAAAAAAAHHHHH!" Teriaknya dengan parau seraya memeluk erat-erat.

Sinar yang berasal dari ledakan meredam gejolak kekuatan kegelapan milik Oichi, tangan-tangan hitam seperti menguap dalam baur udara... lenyap tanpa bekas bersama awal dari keganjilan baru.

Mitsunari mengerutkan kedua alisnya tepat gemuruh sahut-menyahut terdengar dari langit, membuatnya menengadah.

Di bawah pun tidak berbeda. Kesunyian mendadak melanda. Semua memandang ke langit, dimana sesuatu... garis-garis hitam besar serupa formasi sihir tampak di antara awan yang masih bergulung seperti beliung.

"Apa..." Masamune tidak bisa berkata banyak karena ITU terlalu... supernatural. Sedangkan Yukimura yang sedang memapah Ieyasu, keduanya hanya bisa tertegun. Begitu juga dengan Motochika dan Motonari yang terenggah-enggah, terpaksa menghentikan pertarungan demi melimpahkan perhatian ke atas.

Sampai—

Keempat sudut pada garis formasi tersebut memunculkan tulisan-tulisan simbol penjaga mata angin, pada tengahnya adalah tulisan simbol 'yin' dan 'yang', dan—

"...!" Masamune terkejut tepat garis-garis hitam yang sama, namun lebih kecil; terbentuk di bawah kedua kakinya dengan tulisan simbol 'naga' berada di pusat formasi.

Sebelum Kojuro sempat memperingatkan Tuan-nya—

"NGGGHH...!" Masamune menggeratkan baris gigi seketika energi dasyat mengukungnya, dan menyedotnya. "GAH- AAAAAAAAAAAAAAHHHHHH!"

Teriakan itu jelas mengundang pandangan dari Yukimura dan Ieyasu.

"Masamune-dono...!" Yukimura melepaskan pegangan memapah, dan terlambat, sinar hitam menyeramkan mengisi di tempat si 'One-Eyed Dragon' berdiri. "MASAMUNE-DONOOOO!" Teriaknya panik.

Sementara kedua mata Ieyasu membelalak pada garis-garis hitam yang terbentuk di bawah kedua kakinya dengan tulisan simbol 'yang'.

"Yu- Yukimura-kun... lari... CEPAT LARI!" Serunya tepat melihat di bawah kedua kaki Yukimura juga terdapat formasi yang sama dengan tulisan simbol 'macan', dan sekali lagi terlambat, energi dasyat menyedotnya, berbarengan dengan erangan keras dari Yukimura.

"DANNA...!" Seru Sasuke di tengah melayang di udara, dan menoleh ke suara teriakan dari Motochika dan Motonari, hingga—

"...!" Kedua matanya terfokus pada Ishida Mitsunari yang mengejang seiring munculnya garis-garis hitam dengan tulisan simbol 'yin' diikuti sinar hitam menyeramkan yang menelan keutuhan porsi tubuh.

Keenamnya terbawa melesat terbang ke langit, menembus masing-masing simbol yang berdiam pada formasi, dan—

"PYAAAAAAAAAARRRRRR!"

Garis-garis hitam besar itu pecah menguak seluruh putaran awan siang pekat, membawa menyebar ke segala penjuru bertepatan bulan melengser menampilkan mentari yang bersinar cerah bersama langit biru yang membentang luas.

Sedangkan keenam samurai... lenyap tanpa bekas.


TBC...


A/n: hehehehehehe *Author tertawa nakal*
Penasaran? Mari ikuti chapter selanjutnya. XD

Oh ya, pairing utama tetap berkutat pada Masamune dan Yukimura karena selalu ada 'surprise' tentang mereka. XD

Yang sudah membaca, mohon review dan koreksi ya~ Tq!