NOSE
.
.
Jeon Wonwoo
Kwon Soonyoung
.
.
Aku baru saja membuka mataku ketika kudengar suasana yang cukup ramai. Aku fikir guru tidak akan masuk kelas karena teman-teman berada dalam kondisi berisik. Ternyata tidak. Mereka mengabaikan tugas yang baru saja diberikan oleh Choi ssaem. Bukan mengabaikan, sedang malas lebih tepatnya. Sama halnya denganku. Lebih baik memanfaatkan jam kosong untuk tidur, baca komik ataupun novel. Bahkan Choi ssaem masuk kelas pun aku tak tahu.
"Youngie~ rajinnya~"
Aku melirik teman semejaku. Ia terlihat serius dengan pena di tangannya.
Aku baru saja mau menenggelamkan diri dan meneruskan tidurku, ketika Soonyoung memanggilku.
"Won, yang ini gimana? Sakelar dengan salurannya kok malah rumit gini."
Ia menyodorkan bukunya dihadapanku. Aku meringis. Hanya bisa tertawa dalam hati. 'mana tahu aku'
"Lebih baik tanya ke Choi ssaem langsung, Young. Aku gak faham"
Ia berkutat lagi dengan gambar roset dan papan kayu dengan berbagai bentuk kabel.
"Ayo ke ruang Choi ssaem, Won. Biar kamu juga faham. Kasihan otak kamu gak digunain. Karatan."
"Sial…" 'dikira besi apa'
.
.
.
"Kan. Choi ssaem sibuk. Gak bisa diganggu. Tahu gini mending tidur aja ta- aawww…". Suka main timpuk aja nih orang.
"Biar kepalamu lebih berisi. Komik aja terus sana yang dimakan.". Kesalnya.
"Ugh…". Aku mengusap-usap kepalaku yang sedikit pusing setelah mendapat pukulan buku tebalnya.
"Kamu di kelas jangan sering tidur. Dewan guru juga gak suka diacuhin. Mereka bagi ilmu masa iya mau ditolak"
"Choi ssaem banyak cerita nya. Kan jadi ngantuk". Aku mengelak.
"Bukan cerita Woo. Menjelaskan."
"Teori sih. Lebih suka praktiknya.". Aku menyanggah lagi. Tapi benar, aku lebih suka praktiknya langsung.
Ia memutar bola matanya malas. "Banyak alasan."
"Choi ssaem kalau menjelaskan materi tidak melihat muridnya. Selalu menghindar kalau bertatapan sama anak-anak. Kenapa coba?". Lanjutnya.
"Apa iya?" Aku bertanya. Mana tau sih.
"Makanya jangan mati di kelas". Ngeselin ini orang. Jahat bicaranya.
"Suasananya mendukung". Balasku acuh tak acuh.
"Beliau seperti itu biar anak anak pada dengerin. Yang gak faham bisa langsung tanya. Gak dengerin kaya kamu mah mana ngerti"
"Ish…."
.
.
.
Setelah satu jam pelajaran yang dibiarkan kosong –padahal ada tugas- akhirnya Choi ssaem masuk kelas. Aku mengamati cara beliau mengajar. Tiba-tiba saja tertawa mengingat pembahasan tentang Choi ssaem tadi.
"Kalau dilihat-lihat hidung Choi ssaem suka kemerahan ya. Kelihatan kaya jambu air. Jadi suka ketawa sendiri lihatnya. Haha"
Itu Soonyoung yang bicara. Aku jadi membayangkan dan membandingkan buah merah muda itu. Astagaa.. Ini tidak boleh. Ini tidak sopan. Maafkan aku ssaem. Ini karena Soonyoung. Ia meracuniku ssaem.
Ugh..
Dan sekarang aku tahu. Choi ssaem tipe guru yang ketika dipancing sedikit dengan pertanyaan, beliau akan dengan senang hati menjelaskan dengan panjang lebar. Dan aku menjadi sedikit lebih tertarik untuk belajar dan mendengarkan. 'walau masih sering mengantuk'
.
.
.
FIN
.
.
Ini gaje. Haha terinspirasi dari pengalaman kelas X. Waktu itu lagi ada pr elektronika. Yang lain pada ramai di kelas, aku sama temenku ke ruang guru buat nanya materi. Bapaknya lagi ada tamu jadinya nungguin di depan ruang guru, dan gak nyangka bakal cerita ngelantur sampe nggosipin fakta bapak ibu guru haha. Untung ruang guru lagi sepi. Gak ada yang denger jadinya. Kkkk~.
