"Uri Umma"
Author : Do Sung Gyeol
Main Pair : KaiSoo/KaiDO, SuDO (SuhoxD.O)
Rate : M for all :3
Genre : Romance, Angst
Warning : THERE'S NO GENDERSWITCH HERE! So it's full of YAOI alias BoyXBoy, gajeness, fail, acak-acakan, OOC, BDSM, mature content, kekerasan, dll.
Chara belongs to GOD, story belongs to me
Part 1
::UmmaSaranghae::
Tengah malam, waktu dimana sebagian orang dipergunakan untuk tidur, namun tidak oleh orang-orang yang memang sedang butuh kepuasan diri dan batin. Orang-orang yang rata-rata adalah pemegang jabatan tinggi sampai yang bisa dibilang jabatan yang paling rendah, mereka semua bisa saja berkumpul menjadi satu pada malam hari.
Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti dan mengambil tempat untuk parkir disebuah tempat hiburan malam yang menamainya dengan 'Adam Bar'. Dari mobil itu keluar seorang namja berparas tampan dan berkulit putih dengan setelan jas mewah. Kemudian namja yang diketahui pasti seorang yang penting dan kaya raya itu melangkahkan kakinya ke dalam bar diikuti dengan dua orang berbadan besar dibelakangnya.
Seperti yang dibilang dari namanya, di bar itu sama sekali tidak ada yeoja alias memang bar itu sengaja dikhususkan untuk kaum gay. Seolah tidak terganggu oleh pemandangan yang berada dihadapannya, namja tadi melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan.
Diruangan itu terdapat seorang pria paruh baya dan seorang namja mungil sedang duduk disampingnya sambil menundukkan kepalanya. Mengetahui tamunya sudah datang, pria paruh baya itu menyunggingkan senyumnya lalu mempersilahkan tamunya untuk duduk.
"Kim Joon Myeon-ssi, direktur sekaligus pemilik dari sebuah perusahaan sukses dan terkenal di Korea, bercerai dengan istrinya setahun lalu dan mempunyai seorang anak laki-laki yang usianya yah... cukup matang. Kau yakin dengan apa yang kau lakukan ini tidak akan menjatuhkan posisimu dan perusahaanmu?" tanya pria paruh baya itu pada namja tadi.
"Aku tidak peduli, aku mencintainya melebihi istriku. Dan aku tidak akan menyesali apa yang aku lakukan kali ini" jawab namja yang bernama Joon Myeon tadi sambil menoleh pada seorang namja mungil yang duduk disamping pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu menyunggingkan seringaiannya dan dibalas seringaian kembali oleh Joon Myeon.
Dua pria besar dibelakang Joon Myeon tadi kemudian meletakkan sebuah koper besar dan membukanya. Sontak pria paruh baya didepannya dan namja mungil itu membelalakan mata mereka.
"Jujur saja Joon Myeon-ssi, ini terlalu banyak, bahkan melebihi harga yang kita sepakati"
"Anggap saja itu suatu kemurahan hatiku"
"Kau benar-benar menginginkannya?"
Joon Myeon kembali melirik namja mungil dihadapannya, "Sangat".
"Deal"
Setelah mereka berdua berjabat tangan, pria paruh baya itu mempersilahkan Joon Myeon untuk membawa namja mungil itu bersamanya. Dengan lembut dan penuh perhatian, Joon Myeon menggenggam tangan namja mungil itu dan menuntunnya pergi.
Senyum puas terlukis diwajah Joon Myeon ketika berhasil membawa namja mungil itu dari bar. Sesampainya ditempat parkir, ia mempersilahkan namja mungil tadi masuk dan duduk disebelahnya.
Mata mereka berdua bertemu, dan seketika Joon Myeon langsung memeluk erat namja mungil itu.
"Akhirnya, aku bisa memilikimu sekarang" gumam Joon Myeon.
Namja mungil itu hanya membalas pelukan Joon Myeon dan matanya mulai menitikkan air mata.
Mendengar namja didekapannya menangis, Joon Myeon melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata itu dengan ibu jarinya.
"Gwenchana, aku tidak akan menyakitimu, aku berjanji"
Namja mungil itu tetap menangis, matanya yang sayu menatap Joon Myeon lekat-lekat. Joon Myeon tersenyum lalu mendekatkan wajahnya untuk memberikan sebuah kecupan di bibir namja mungil itu.
"Kau berbeda chagiya, aku benar-benar mencintaimu, percaya padaku, arra?"
Namja mungil itu mengangguk lalu mengalungkan lengannya dileher Joon Myeon dan memberikannya sebuah ciuman panas. Bibir mereka berdua terus memagut satu sama lain sampai akhirnya lidah Joon Myeon berusaha untuk masuk kedalam mulut namja mungil itu dan menguasai setiap inchinya.
Mulai kehabisan nafasnya, namja mungil itu mendorong tubuh Joon Myeon dan berusaha mengambil udara sebanyak-banyaknya. Namun Joon Myeon tidak akan melepasnya begitu saja, mulutnya kini mulai menjamah leher namja mungil itu dan memberikannya beberapa kiss mark.
Tangan namja mungil itu meraih kepala Joon Myeon dan menekannya agar Joon Myeon semakin memperdalam ciumannya. Joon Myeon mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah namja dihadapannya. Wajah namja itu memerah, dan nafasnya tersenggal-senggal, sungguh pemandangan yang menggoda bagi Joon Myeon untuk kembali melampiaskan nafsunya.
Tiba-tiba, handphonenya berbunyi. Joon Myeon mendecak kesal lalu meraih handphone di saku celananya.
"Yeoboseyo? Ne, appa akan pulang sebentar lagi"
"Tentunya dengan membawa kejutan untukmu"
Joon Myeon mengakhiri telfonnya lalu menoleh ke arah namja mungil disampingnya.
"Kita berangkat"
::UmmaSaranghae::
"Kajja"
Sesampainya dirumah, Joon Myeon kembali menggenggam tangan namja mungil itu dan menuntunnya masuk kedalam rumahnya.
"Appa pulang"
Dengan senyum yang terlukis diwajahnya, Joon Myeon menarik namja mungil itu untuk mengikutinya ke sebuah kamar dilantai dua rumahnya.
TOK TOK
"Jong In, buka pintunya dan lihat kejutannya"
Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Kim Jong In, anak semata wayang Joon Myeon.
JongIn menoleh kearah appanya malas lalu beralih menatap namja disebelah appanya dengan tatapan tajam.
"Siapa dia?" tanya JongIn dingin
Joon Myeon tersenyum dan merangkul namja itu, "Dia umma barumu, namanya Do Kyung Soo"
Dan JongIn seketika melangkahkan kakinya kembali kedalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya di hadapan Joon Myeon dan namja bernama Kyung Soo itu.
Kyung Soo menunduk, tubuhnya bergetar dan hampir menangis. Namun Joon Myeon segera menenangkannya.
"Gwenchana chagiya, jeomal mianhae atas sikap JongIn tadi, dia hanya belum siap"
Kyung Soo memeluk tubuh Joon Myeon, berusaha meluapkan kesedihannya. Joon Myeon mengusap puncak kepala Kyung Soo lembut dan menciumnya.
"Pergilah ke kamarku dan ganti pakaian, aku akan mencoba bicara pada JongIn"
Kyung Soo mengangguk mengerti lalu pergi ke kamar Joon Myeon di lantai satu. Setelah memastikan Kyung Soo pergi, Joon Myeon pun masuk ke kamar JongIn.
"Jong In"
"Ada apa lagi?"
Joon Myeon mendekati JongIn yang sedang fokus dengan PSnya, berusaha berbicara lembut dengan putranya itu.
"Bisa dengarkan appa sebentar?"
JongIn tetap fokus pada PSnya dan tidak membalas pertanyaan appanya. Hingga Joon Myeon kesal dan mencabut sambungan PS itu. Jong In menoleh dengan wajah masam, memberikan appanya itu sebuah tatapan yang sangat tajam dan dingin.
"Apa yang appa lakukan?"
"Appa hanya meminta kau mendengarkan appa sebentar!"
JongIn mendesah berat lalu melemparkan stick PSnya sembarang.
"Jong In, appa tahu kau masih kesal dengan perceraian appa dan umma-mu dulu, tapi appa mencintainya, appa sangat mencintai Kyung Soo dan appa yakin Kyung Soo bisa merawatmu seperti layaknya umma-mu dulu"
"Appa mencintai namja jalang itu? Appa lebih memilih bercerai dengan umma demi namja yang selama ini bekerja sebagai pekerja seks itu? Namja kotor yang menjual tubuhnya kepada pejabat-pejabat kaya dan penyuka sesama jenis itu? DAN APPA BANGGA KARENA APPA ADALAH SALAH SATU DARI ORANG YANG TIDUR DENGANNYA?"
PLAK
"JAGA MULUTMU KIM JONG IN!" bentak Joon Myeon
"Aish... Appa sudah memutuskan sendiri keputusan appa, dan kau, mau tidak mau kau harus ikut aturan appa karena umma-mu sendiri sudah tidak mau lagi merawatmu! Lebih baik sekarang kau cepat tidur atau appa akan merampas semua game-mu!"
Joon Myeon kemudian pergi dari kamar JongIn, sedikit rasa menyesal ada didalam hati Joon Myeon karena telah membentaknya. Kadang Joon Myeon mengerti, JongIn putranya pasti masih merasa kesal dan tidak terima dengan perceraiannya setahun lalu.
"Joon Myeon-ssi, gwenchana?" tanya Kyung Soo ketika melihat Joon Myeon masuk ke dalam kamarnya.
Joon Myeon tersenyum lalu duduk disamping Kyung Soo, "Gwenchana chagi" katanya sambil membelai pipi Kyung Soo. Kyung Soo tersenyum tipis, dia memejamkan matanya ketika Joon Myeon mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Kyung Soo. Lembut.
Tangan Kyung Soo membelai dada Joon Myeon yang masih mengenakan jas dan kemeja itu. Kemudian, dibukanya satu persatu kancing kemeja Joon Myeon dengan dibantu tangan Joon Myeon setelah ia melepas ciumannya.
Setelah terlepas, Joon Myeon melempar jas dan kemejanya sembarang kemudian dia kembali menyambar bibir Kyung Soo penuh nafsu bukan ciuman lembut seperti yang tadi ia berikan. Kyung Soo meraih kepala Joon Myeon menekannya agar semakin memperdalam ciumannya.
Joon Myeon menjilat bibir Kyung Soo dan menggigiti bibir bawahnya agar Kyung Soo membuka mulutnya. Mengerti, Kyung Soo kemudian membuka mulutnya dan langsung saja lidah Joon Myeon masuk dan mengajak lidah Kyung Soo untuk bertarung.
Lidah mereka berdua saling bertautan, tidak peduli dengan suara decakan dari mulut mereka dan saliva yang tercampur mengalir dari celah mulut mereka.
Kyung Soo mengelus punggung Joon Myeon penuh sensual sambil menikmati lidah Joon Myeon yang mulai menguasai mulutnya. Dan setelah beberapa menit mereka melakukan ciuman panas mereka, mereka pun melepaskan tautan mereka untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.
Kyung Soo kemudian mendorong tubuh Joon Myeon hingga posisinya telentang lalu ia mulai menciumi tubuh Joon Myeon dan menjilat setiap daerahnya.
"Nggh…"
Joon Myeon sesekali mendesah mendapat perlakuan dari Kyung Soo. Dia kemudian meraih piyama tipis yang Kyung Soo pakai lalu merobeknya. Tangannya kemudian memelintir nipple Kyung Soo dan membuat Kyung Soo mendesah dan menghentikan kegiatannya.
"Khh… ngghh… J- Joon Myeon-ssihh…"
Joon Myeon kemudian bangun dari posisinya lalu meraih kepala Kyung Soo, membawa Kyung Soo kedalam dekapannya sambil membisikkan sesuatu di telinga Kyung Soo.
"You're so wild tonight, you make me crazy chagiya"
"Nggh… Joon Myeon-ssi, jangan menggodaku"
Joon Myeon menyeringai kemudian ia mulai menjamah leher jenjang Kyung Soo, membuat beberapa tanda merah disana. Meskipun Joon Myeon tahu, banyak pria yang pernah membuatnya disana tapi kali ini lain. Kyung Soo miliknya seutuhnya sekarang. Tidak akan ada yang berani menyentuhnya lagi karena sekarang Joon Myeon telah mengklaim Kyung Soo sebagai istrinya.
Lidah Joon Myeon kemudian turun hingga menyusuri pusar Kyung Soo dan bergerak mengililinginya. Lalu Joon Myeon menggigitnya gemas dan membuat Kyung Soo kembali memekik kesakitan.
"Akh… Appo…"
Joon Myeon mulai nakal, tangannya menyusup kebalik celana Kyung Soo lalu mengelus sesuatu disana.
"Aaah… Joon Myeon-ssi"
Joon Myeon tidak menghiraukan lenguhan Kyung Soo dan langsung saja ia membawa Kyung Soo kembali dalam sesi ciuman panasnya.
Namun kali ini Kyung Soo sedikit tidak fokus karena Joon Myeon terus mengelus kejantanannya dibalik celana.
"Aaah… aaah… ngghh…" racau Kyung Soo disela-sela ciumannya dengan Joon Myeon.
"Sepertinya kau tidak bisa fokus chagi, baiklah"
Dengan sekali tarikan, Joon Myeon melepas celana Kyung Soo. Joon Myeon menjilat bibirnya sendiri ketika melihat tubuh Kyung Soo yang tidak mengenakan apa-apa saat ini.
"What a beautiful scene, as usual" kata Joon Myeon dengan nada menggoda.
Kepalanya bergerak turun menuju daerah selangkangan Kyung Soo. Joon Myeon mengangkat sebelah kaki Kyung Soo lalu menciumi dan menjilati paha dalamnya.
"Khhh… Ahhnn… Joon Myeon-sshiiihh…"
Lidah Joon Myeon kemudian menjalar menuju kejantanan Kyung Soo yang sudah mengeras lalu mengulumnya, menghisapnya, dan sesekali menggigitnya gemas.
"Hah… aaah… Joon Myen-sshiihhh… Nghh… Aaah…"
Joon Myeon terus mengocok kejantanan Kyung Soo didalam mulutnya. Semakin lama semakin cepat dan Kyung Soo hanya bisa mendesah nikmat sambil meremas rambut Joon Myeon.
"Joon Myeon-ssi… aku… AAAAAHHH…"
Akhirnya, sesuatu yang sejak tadi tertahan didalam Kyung Soo keluar dan menyembur didalam mulut Joon Myeon. Tanpa rasa jijik sedikit pun Joon Myeon dengan senang hati menelan semua cairan cinta Kyung Soo didalam mulutnya.
"Ini masih foreplay chagi, kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan kan?"
Kyung Soo mengangguk pelan, ia kembali mendorong Joon Myeon dan merangkak keatas tubuhnya. Kyung Soo kemudian mencium bibir Joon Myeon dengan penuh nafsu. Lalu tangannya membuka celana yang masih melekat di tubuh Joon Myeon.
Melihat kejantanan Joon Myeon yang menyembul, Kyung Soo tak tanggung-tanggung, ia langsung melahapnya dan memberikan servicenya.
"Nggh… aahh… sshh… bagus chagiihh… terus… mmmhh…" desah Joon Myeon sambil meremas pantat Kyung Soo.
"Faster chagiya…"
Kyung Soo semakin cepat mengocok kejantanan Joon Myeon, hingga akhirnya Joon Myeon mencapai puncak klimaksnya.
"Chagiiih… akuuuh keluarr… aaaahh…"
Joon Myeon mengeluarkan miliknya didalam mulut Kyung Soo. Kyung Soo sedikit tersedak ketika menelan cairan milik Joon Myeon.
Joon Myeon tiba-tiba menarik sebelah kaki Kyung Soo hingga badannya terjatuh terlentang kekasur. Ia mengulum ketiga jarinya sendiri kedalam mulutnya, lalu dimasukkannya satu jari Joon Myeon kedalam lubang Kyung Soo.
"Aaah…"
Kyung Soo sedikit mendesah ketika jari Joon Myeon memasukinya. Ia masih bisa terbiasa. Namun ketika Joon Myeon memasukkan jarinya yang kedua, Kyung Soo mulai merasa kurang nyaman. Tubuhnya menggeliat dan membuat kedua jari Joon Myeon yang berada didalamnya menggesek lubang Kyung Soo.
"Ssshh… ngghh…"
Joon Myeon lalu memasukkan jari ketiganya, dan membuat Kyung Soo berteriak kesakitan.
"AAAAKHH… Appo!"
"Sssh… gwenchana chagi, kita sudah sering melakukannya kan?" kata Joon Myeon menenangkan Kyung Soo sambil mengusap air matanya yang hampir mengalir dari sudut matanya.
Lalu, Joon Myeon mulai menggerakkan ketiga jarinya didalam lubang Kyung Soo.
"Haah… oooh… Joon Myeon-ssihh… annhh… oooh… nghh…"
"Mendesahlah chagi… panggil namaku"
"J-joon Myeon-ssi… aahh… more… Joon Myeon-ssi…"
Setelah cukup, Joon Myeon menarik ketiga jarinya keluar. Lalu ia memposisikan kejantanannya didepan lubang Kyung Soo yang sedikit berdenyut dan memerah.
Joon Myeon kemudian mulai memasukkan kejantanannya kedalam lubang Kyung Soo dengan perlahan dan hati-hati.
"Nggaahh… Joon Myeon-ssi…"
"Tahan chagi"
Joon Myeon kembali menekan pinggulnya agar kejantanannya semakin tertanam didalam Kyung Soo. Dan akhirnya, milik Joon Myeon pun bisa tertanam seluruhnya didalam lubang Kyung Soo.
Mereka berdua terdiam sejenak, Joon Myeon menunggu respon dari Kyung Soo.
Tak lama kemudian, Kyung Soo meraih wajah Joon Myeon lalu mengecup bibirnya sekilas.
"Move"
Joon Myeon tersenyum lalu kembali memposisikan dirinya. Dia mulai memaju mundurkan pinggulnya. Mencoba untuk mencari titik kenikmatan Kyung Soo.
"Aaaah… Jo-Joon Myeon…ssi…" racau Kyung Soo sambil mencakar punggung Joon Myeon
"Disanahh… Joon Myeon-ssi… ngghh… more… Joon Myeon-ssi… yyaaah… oooh… faster…"
Joon Myeon semakin mempercepat gerakan in-outnya ketika ia berhasil menemukan titik kenikmatan Kyung Soo. Persetan dengan rasa perih akibat Kyung Soo yang terus mencakar punggungnya, yang terpenting baginya adalah menikmati tubuh 'istri'nya kali ini.
Kyung Soo semakin mendesah kenikmatan ketika sebelah tangan Joon Myeon mengocok kejantanannya seiring dengan kejantanan Joon Myeon yang terus menyentuh titik kenikmatannya.
"Ahh… aahh… Joon Myeon-ssi… fasterhh… aaangghh… ooh…"
"As you wish chagiih…"
Joon Myeon semakin mempercepat gerakan pinggulnya dan kocokannya. Hingga cairan putih mulai muncul dari ujung kejantanan Kyung Soo. Dan Joon Myeon sudah hampir mencapai klimaksnya.
"Joon Myeon-ssi… akkuh… aaarrrghhh!"
"Chaggiiiihh!"
Mereka mengeluarkan milik mereka bersamaan, lalu tubuh Joon Myeon seketika ambruk menindih tubuh Kyung Soo dibawahnya. Sedikit cairan putih keluar dari lubang Kyung Soo ketika Joon Myeon mengeluarkan kejantanannya dari dalam lubang Kyung Soo.
Joon Myeon meraih selimut yang tercecer oleh cairan miliknya dan Kyung Soo lalu menyelimuti tubuh mereka berdua.
Sudah hampir jam 3 pagi. Joon Myeon kemudian mengelus surai hitam milik Kyung Soo lalu mengecup puncak kepalanya.
"Tidurlah chagi, kau pasti lelah"
"Nde, jaljayo"
::UmmaSaranghae::
Keesokan paginya, JongIn baru saja bangun dari tidurnya dan segera pergi menuju ruang makan. Disana, matanya menangkap sosok Kyung Soo yang mengenakan apron dan tengah menyiapkan sarapan di meja makan.
"Ah, JongIn-ah, annyeong" sapa Kyung Soo ramah sambil tersenyum kearah JongIn.
JongIn menatap Kyung Soo tajam, ia semakin membenci namja dihapadannya, apalagi setelah mendengar suara desahan dari kamar appanya tadi malam. JongIn yakin, appanya telah bercinta lagi dengan namja yang dianggapnya murahan itu.
"Dimana appa?"
"Appa, tadi dia sudah berangkat duluan. Kau lapar? Umma sudah mempersiapkan sarapanmu di- aakh" Kyung Soo memekik kesakitan ketika JongIn mencengkram rahang Kyung Soo kuat. Matanya menatap penuh amarah pada Kyung Soo.
"Siapa yang kau sebut umma tadi?" tanya JongIn dengan nada dingin.
"J- JongIn-ah… appo… lepaskan… jebal…" pinta Kyung Soo ketika JongIn semakin mencengkram rahangnya kuat.
"Jangan pernah kau sebut dirimu sendiri sebagai umma, kau tidak pantas dengan sebutan itu! Arra?" ancam JongIn dengan memberikan penekanan disetiap kata-katanya.
Kyung Soo mengangguk pelan, "Bagus" Jong In kemudian melepaskan cengkramannya yang hampir meremukkan rahang Kyung Soo itu. Ia melangkahkan kakinya kembali ke lantai dua.
"Ah, jangan lupa nanti kau buang saja itu semua, aku akan makan diluar" kata JongIn sambil menunjuk pada semua masakan yang dibuat Kyung Soo.
"Nde…" jawab Kyung Soo sambil berusaha menyeka air matanya.
TBC
*Blush*
Bikin fic apaan sayaaaa? ((OAO|||||)
Ini fic rate M pertama saya, saya buat ini soalnya saya lagi frustasi sama nilai UTS saya #JDAKS, mianhae kalo lemonnya amburadul/kurang hot saya kurang ahli ;w;
Mind to RnR? Critic with NO BASH Please! Especially for the pairing :3
Find any typo=too lazy to edit
Gamshahamnida
