*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

BROTHER

By : Kuroko Neophilina Phantomhive

Disclaimer : Matsui Yuusei

Warning : Typo, OC, OOC, Shounen-ai, Straight, Gaje, DLL

Summary : Ketika Asano Gakushuu harus menerima fakta ia akan jadi kakak dari seorang Akabane Karma, dan begitu pula sebaliknya. Bagaimanakah keseharian mereka?

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

"Moshi-moshi..." ucap seorang pemuda berambut merah dengan suara pelan, matanya yang sayu enggan melihat nama yang tertera dalam handphone-nya yang baru saja berdering dan langsung menekan tombol terima.

#Ah, Karma-chan! Gomen ne~ bisa buka pintunya? Kaa-sama lupa membawa kunci cadangannya...# balas seorang perempuan dengan nada lembut, yang diketahui adalah ibu dari pemuda berambut merah tersebut.

"Tunggu sebentar..."

Pemuda berambut merah itu atau yang dikenal dengan nama Akabane Karma itu pun bangun dari kasurnya dan berjalan keluar dari kamarnya dengan langkah gontai dan tubuh yang masih lelah serta mengantuk ia menuruni tangga dan membuka pintu rumahnya, tanpa aba-aba sang Ibu yang berada didepan pintu langsung memeluk anaknya dengan hangat.

"Aitakatta~, gomenasai membangunkan tengah malam begini. Penerbangannya diundur, yah jadi..." ucapnya sambil memeluk anaknya dan menghirup wangi tubuh Karma, terselip rasa kerinduan yang mendalam dalam hatinya. Yah...walaupun ia terus mengontrol anaknya melalui komunikasi pelayan yang disewanya untuk membersihkan rumah dan mengecek keadaan anaknya, tapi tetap sajakan? Ia ingin lebih dari itu, mengajaknya bicara langsung, memeluknya, menemaninya. Ah...pekerjaan yang sibuk memang menjengkelkan, mau gimana lagi itu pun demi masa depan anaknya bukan?

"Okaa-sama, lebih baik kita masuk dulu..." saran Karma yang sepertinya merasakan kalau sang ibu terlalu rindu padanya hingga lupa bahwa pintu rumah masih terbuka dan udara dingin pun mulai terasa menyentuh kulit. Sang ibu pun mengangguk dan melepaskan pelukannya, lalu Karma pun menutup pintu dan menguncinya kembali. "Otou-sama, tidak datang?" tanyanya sambil menuntun ibunya, kekamarnya.

Sang Ibu pun menggeleng pelan dan tersenyum lembut pada anaknya "Seijuuro, sedang sibuk mengrusi perusahaannya. Dia titip pesan padaku, gomen tidak bisa datang...Otou-sama sayang padamu," jawabnya sambil mengelus rambut merah anaknya, kemudian menyalakan lampu tidur agar tidak gelap.

Karma mengangguk pelan "Souka, Oyasuminasai..." ucapnya, lalu melangkah meninggalkan meninggalkan ibunya, namun sebelum melangkah ia merasakan tangannya digenggam oleh sang ibu.

"Eh~? Tidur disini aja ya bareng Okaa-sama~" ucap sang ibu manja.

"Hah...tap-"

Balasan Karma terhenti karena melihat sang ibu yang sudah mengeluarkan puppy eyes no jutsu-nya yang merupakan jurus anadalannya. "Baiklah..." ucap Karma tidak tega, lalu merebahkan diri dikasur orang tuanya dan mulai menutup matanya. "Oyasumi..." lanjutnya.

"Oyasumi..." balas sang ibu yang ikut merebahkan diri disamping anaknya lalu menariknya dalam pelukannya, tak lupa kecupan selamat malam dikeningnya sebelum ikut tertarik dalam mimpi.

TO BE CONTINUE

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

#Plakkkk# belum selesai kok...mari kita lanjut~

"Ohayou! Karma-chan~," sambut sang ibu dengan senyum cerahnya, yang tengah menyiapkan sarapan. Rambut merahnya yang panjang hingga pinggang ia biarkan tergerai, sebuah jepitan berbentuk strawberry terjepit manis disamping agar poninya tidak turun kebawah, sebuah kemeja putih tanpa lengan dipadu dengan rok berempel coklat dengan panjang selutut tak lupa sebuah apron pink yang melekat padanya. Benar-benar mirip Karma female version, terus ayahnya? Hohoho...ternyata setelah diselediki kecerdasan dan sifat menyebalkan miliknyalah yang diturunkan, kalau semuanya mirip ibunya? Author gak kebayang Karma jadi anak baik dan manis#diselipinwasabi#

"Ohayou! Okaa-sama..." balas Karma lembut yang sudah rapih dengan seragam sekolahnnya, lalu menarik kursi dan duduk menghadap meja makan. "Heh...masakan Jepang, kukira Okaa-sama bakal menyiapkan sarapan ala negara luar," lanjut Karma setelah melihat yang dihadapannya sekarang adalah sepiring telur mata sapi lalu sosis yang berada disamping telur itu, dan salad yang berada disamping sosis. Tak lupa dengan segelas susu strawberry.

"Eh? Karma-chan ingin Okaa-sama membuatkan sarapan dari negara mana?"tanya sang ibu yang sekarang tengah duduk disamping karma, bermaksud untuk menyantap sarapan paginya juga.

"Tidak kok, apapun buatan Okaa-sama aku suka dan akan memakannya..." jawab Karma sambil tersenyum manis, sedangkan sang ibu sudah mulai mengeluarkan aura bahagia dan entah kenapa Karma merasa melihat efek blinkblink disekitar ibunya. "Itadakimasu.." lanjutnya, lalu menyantap sarapannya bersama sang ibu.

Setelah menyelesaikan sarapannya, lalu sang ibu pun mulai membereskan peralatan makan dan membersihkannya. "Karma-chan, bisa bantu Okaa-sama membersihkannya?" pinta sang ibu, tangannya masih sibuk membersihkan kotoran diperalatan memasaknya.

"Gomen Okaa-sama, aku harus segera berangkat nanti ketinggalan kereta..." balas Karma yang sudah mengambil tasnya dan bersiap berangkat.

"kesekolahnya bareng Okaa-sama, naik mobil oke!"

Tunggu, tadi katanya dia gak bawa kunci rumah? Iya tapi, setidaknya ia bawa kunci pagar rumah sehingga bisa memasuki mobilnya supaya tidak menghalangi jalan.#Author:berartikarmakalautidurkeboyaksampegkedengeransuaramobil#Plakk#

Mendengar balasan ibunya karma pun memandangnya bingung, lalu berjalan mendekat kearah ibunya dan ikut mencuci piring. "Tadi pagi, Okaa-sama menelepon Asano-san dan bilang bahwa Okaa-sama akan menanyakan tentangmu bagaimana disekolah, tapi Asano-san bilang bahwa Karma-chan sudah tidak dikelas 3A lagi dan dipindahkan kekelas 3E, tenang saja...Okaa-sama tidak akan marah padamu. Karena, bagi Okaa-sama melihatmu senang sudah cukup.." jelas sang ibu, yang mengetahui anaknya berwajah sedih. "Lalu Asano-san bilang, walaupun Karma-chan diturunkan kekelas 3E tapi, Karma-chan menepati peringkat pertama dalam ujian semeseter itu hebat!"lanjutnya lalu mengusap lembut rambut anaknya, dengan tangannya yang baru saja dikeringkan setelah selesai mencuci piring dan alat memasak dengan bantuan anaknya.

"Lalu?"

"Okaa-sama diberi, nomor wali kelas 3E dan bilang padanya akan bertemu...kemudian saat Okaa-sama menelepon wali kelasmu, ia bilang Nurufufufufufu...Akabane Shina-san silahkan saja jika anda ingin berkunjung,"

Serius nih? 'Nurufufufufu' bukannya itu Koro-sensei? Kenapa bukan Karasuma-sensei saja? Jangan ia sedang ada misi dengan Irina-sensei?

"Nah, ayo kita berangkat..." ucap Shina, lalu melepas apron yang melekt padanya dan mengambil kunci mobil yang berada dimeja makan, Karma pun mengikutinya dari belakang dan segera memakai sepatu sekolahnya begitu pun Shina yang memakai sepatu highheelsnya yang berwarna coklat lalu berjalan kearah mobilnya, dan menaiki Lamborghini Veneno-nya. Karma shock berat! OMG! Ibunya ngajak mati bareng! Ia pun mengunci pintu rumahnya dan mengunci pagar rumahnya, lalu masuk kedalam mobil.

"Okaa-sama, masih waraskan?" tanya Karma yang sebenarnya ragu, karena ia masih ingin menjalani hidupnya.

Shina pun mengeluarkan smirk-nya walaupun dari luar keliatan anggun tetapi, sebenarnya dia mantan pembalap liar (?) "Khuhuhuhu...kita lihat saja nanti~" jawabnya, yang masuk dalam mode yakuza.

'mampus'

Tak lama kemudian setelah menghadapi ajal yang mendekat mereka pun, sampai di Kunugigaoka gakuen dan memarkirkannya. "Karma-chan~ kita sudah sampai loh...mau sampai kapan seperti itu?" tanya Shina sambil mencubit pipi anaknya yang masih shock dengan kejadian tadi.

Karma yang tersadar dari alam sana oleh cubitan nyata dari ibunya pun hanya bisa bisa berterima kasih pada kami-sama yang masih mengizinkannya hidup #karmataubat?xD

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

Para murid hanya memandang takjub dengan adanya mobil seharga puluhan miliyar itu terparkir disekolah mereka. 'siapa?' pikir mereka. 'Kepala sekolahkah?' tapi mereka pun melihat Koenigsegg CCXR Trevita yang tak kalah harganyamilik kepala sekolah terparkir tak jauh dari sana, berarti bukan. Terus siapa? Tak lama kemudian pintu pun terbuka dan menampakan Akabane Shina dengan anggunnya dengan angin pagi yang mengibaskan rambutnya tak lupa senyum lembut yang terpasang diwajahnya bermaksud membalas tatapan para murid. Salah satu Five Virtuosos, Ren Sakakibara langsung berlutut dihadapannya. "Madam, sungguh pesonamu tiada du-DUAKKKK" rayuan Ren pun terputus karna ada seseorang yang menendangnya siapalagi kalau bukan Karma.

"Karma-chan, tidak baik seperti itu..." ucap Shina, sambil mendekati Ren yang sudah mencium aspal.

'Karma-chan? Jangan bilang kalau...' gumam Ren, yang mencoba bangkit dan memandang Karma yang sudah masang wajah iblisnya.

"Gomen, ia tidak bermaksud untuk menendangmu...gomenasai. Karma-chan juga harus minta maaf!" ucap Shina dengan meninggikan sedikit suaranya, sedangkan sang anak hanya membuang mukanya.

'Jangan bilang kalau...'

"Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Akabane Shina, orang tua dari Akabane Karma..."

Saat itu pula ada yang lari-lari gak jelas kaya orang gila sambil teriak 'GAK MUNGKIN!'

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

"Tadi itu gak baik loh..." ucap Shina sambil berjalan mendaki bukit, tangan kanannya menngan tangan kiri Karma.

"Tapi ia sudah merayu Okaa-sama," balas Karma dengan cepat, lalu memasang wajah cemberut. Shina yang melihat itu pun langsung mencubit pipi anaknya dan kembali menggandeng tangannya.

"Baiklah, tapi lain kali jangan seperti itu ya..."

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

"Bagaimana penampilan sensei?" tanya mahluk berwarna kuning berbentuk gurita yang kini berprnampilan seperti Karasuma-sensei.

Anak-anak kelas 3E hanya bisa sweatdrop melihat Koro-sensei yang menyamar. "Sensei, aku harap tidak ada lagi adegan membuka wig," ucap seorang anak berambut biru, yang mengakunya adalah laki-laki tulen.

"Tenang saja, sensei tidak akan melaukannya lagi.." balas Koro-sensei, mengingat ia pernah beradegan seperti itu saat Ibu dari Nagisa datang padanya.

"Ngomong-ngmong siapa yang akan datang Koro-sensei?" tanya seorang anak berambut hijau yang merasa iri jika melihat payudara yang lebih besar darinya.

"Akabane Shina, ibu dari Karma..." jawab Koro-sensei, entah kenapa semuanya langsung tertarik kira-kira bagaimana ibu dari anak titisan iblis tersebut.

"Ah, lihat mereka datang..." ucap seorang perempuan berambut panjang berwarna pirang sambil menunjuk keluar jendela. Semuanya pun langsung melihat keluar jendela dan menampakan sepasang ibu dan anak yang sedang bergandengan tangan.

"USOOOO!" teriak anak kelas 3E yang tak menyangka bahwa, ibu dari Karma akan secantik itu.

"Nurfufufufu...sensei akan bersiap-siap,"

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

Kini sepasang Akabane sudah duduk dikantor guru dan berhadapan dengan Koro-sensei yang sedang menyamar, dengan jailnya murid-murid kelas 3E pun langsung mengintip dibalik jendela luar.

"Uh'h entah kenapa aku merasa melihat Karma female version," ucap seorang anak yang sudah dicap playboy oleh temannya. Yang lain pun hanya mengangguk, dan kembali ber-sweatdrop ria.

"Tidak kusangka, tenyata anda begitu cantik Akabane-san.." puji Koro-sensei, sebagai pembuka perbincangan.

Shina pun tersenyum manis mendengar sanjungan tersebut. "Arigatou gozaimasu, sensei..." ucapnya sambil sedikit membungkukan badannya sopan. "Sensei, bagaimana dengan perkembangan anakku disekolah?"tanyanya, kembali menormalkan posisinya.

"Karma-kun, sangat pintar ia salah satu murid kebanggaanku disini..." jawab Koro-sensei, dengan nada bahagia.

Shina tertawa kecil. "Maaf, bukan akademik yang saya maksud tapi sikapnya..." balasnya.

Karma udah mengirim deathglare pada Koro-sensei tapi, berhubung guru gurita kita ini jujur ia pun menjelaskannya secara detail mulai dari mengerjai, memukul, menghina, dll. Sementara itu Shina masih tetap tersenyum lembut, Karma? Entah dia pingin lompat kejurang sekarang.

"Begitulah," ucap Koro-sensei mengakhiri penjelasannya.

Shina hanya menghela nafas, dan menatap anaknya yang kini sudah membuang muka. "Kenapa, berbuat seperti itu?" tanyanya dengan nada sedikit kecewa.

Sedangkan yang ditanya hanya diam dan tak berani menatap, Karma ingin menceritakannya tapi terlalu panjang dan malas. Bahkan ia bingung harus mulai darimana. "Akabane-san, saya sarankan jangan kasar pada anak anda," nasihat Koro-sensei, yang masih mengingat tentang kejadian Ibu Nagisa.

Shina pun tersenyum menatap Koro-sensei yang menasihatinya dan kembali menatap anaknya, lalu meletakan kedua telapak tangannya kepipi Karma, agar ia bisa menatap matanya lalu...

'Cup'

"Itu tidak bisa sensei, karena ini juga merupakan salah saya jarang bersamanya selama ini," ucap Shina, setelah mencium kening Karma. Sedangkan anak kelas 3E yang melihat adegan yang baru saja terjadi terharu 'Baik banget...' yah..kira-kira seperti itulah yang ada dipikiran mereka. "Kalau begitu saya permisi dulu, terima kasih sudah menceritakannya sensei," lanjutnya, lalu memberi membungkuk sopan, setelah itu pergi meninggalkan sekolah.

"Sebaiknya kau bersyukur memiliki orang tua seperti itu, Karma-kun..." ucap Koro-sensei yang melihat Shina semakin menjauh dari pandangan melalui jendela kantor. Anak anak kelas 3E? Oh...mereka udah pada lari kekelas lagi.

"Ya..."

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

'Drrtttttt...'

Merasa handphone-nya bergetar Shina pun mengambilnya dari dalam sakunya, dan membuka sebuah pesan...

To : Akabane Shina

Subject : Ketemuan

Apa kau masih disekolah? Mampirlah dulu keruanganku kau masih ingat bukan?

Asano Gakuhou

Ia pun langsung melangkahkan kakinya kegedung baru sekolah dan mencari ruangan kepala sekolah, lalu mengetuk pintunya.

'Tok...Tok...Tok...'

"Masuk," ucap seseorang yang berada didalam ruangan.

'Krietttt'

Shina pun masuk kedalam ruangan setelah membuka pintu itu dan menghadap kearah sang kepala sekolah yang diduga titisan raja lipan #Duakkk#

"Duduklah..." titah Asano Gakuhou, sang kepala sekolah. Shina pun duduk disebuah kursi yang sepertinya sudah dipersiapakan, karena seingatnya diruangan ini hanya ada sebuah meja kursi khusus kepala sekolah saja. "Bagaimana hasil kunjunganmu?" tanyanya.

"Yah...seperti biasa, dia masih sama saja. Apa sebaiknya aku kembali ke Jepang saja? Tapi, kasihan Seijuuro kalau seperti itu. Menurutmu bagaimana Onii-sama?" jawab Shina, dengan ekspresi bingung yang terukir diwajahnya.

Onii-sama?

Ehem...jadi ceritanya keluarga Asano itu punya dua anak Asano Gakuhou dan Asano Shina, berhubung Asano Shina perempuan dan harus mengikuti marga dari sang suami yaitu Akabane Seijuuro.

Gakuhou hanya tersenyum melihat adik satu-satunya, kebingungan. "Bagaimana kalau Karma, dititipkan padaku?" tawarnya.

"Eh? Apa tidak keberatan Onii-sama? Onii-sama juga ada Gakushuu-chan loh~," jawab Shina yang heran, mendengar ucapan sang kakak yang telah berubah. Wajar saja semenjak pertarungannya dengan Koro-sensei ia telah mengerti arti pendidikan dan sosok ayah.

"Kau meragukanku?"

"Baiklah kalau Onii-sama merasa tidak keberatan, aku akan membereskan barang-barang Karma-chan dan akan bilang padanya setelah selesai, jika bilang duluan dia pasti akan menolak," jawab Shina yang kini sudah siap-siap dengan rencananya.

"Kau buru-buru sekali Shina-chan~, tidakkah kau kangen dengan Onii-sama?" tanya Gakuhou yang ternyata narsis #Ditelen#

"Hahahaha...aku harus buru-buru karena, besok sore aku harus sudah pulang lagi," jawab Shina yang sebenarnya rada shock, apa yang membuat kakaknya yang dingin jadi seperti ini?

"Baiklah, aku akan memanggil pelayan untuk membantumu.."

"Arigatou Gozaimasu, Onii-sama~"

TBC

Kritik dan saran diterima dengan senang hati~ ^^ Review Please~