Vocaloid's Fan Fiction


Vocaloid © Yamaha

© khiikikurohoshi

Love is Difficult!

Genre : Romance, School Life, Friendship

"O-oh…I'm writing in this fandom again. Maybe on this story, it will be JUNK xD. Sorry then…"


Love is Difficult!

Chapter 1

Kagamine and Kagamine

Cantik. Manis. Cerdas. Pendiam. Sigap. Tegar. Berkilau.

Itulah gambaran dari Rin Kagamine. Ketua Komite Kedisiplinan Sekolah (KKS) yang sangat terkenal di sekolah ini. Semua orang menyukai gadis ini. Semua patuh pada gadis ini. Semua kagum pada gadis ini. Gadis yang berumur 14 tahun ini sangat populer di sekolahnya, sampai-sampai…anak SD dan SMA mengenalnya!

Sekolah Rin terbagi atas 3 gedung. Namun gedung-gedung tersebut berada di satu lapangan, sehingga tetap saling mengenal antara siswa-siswi SD, SMP dan SMA.

"Ohayou…Rin-sama…" sapa seorang siswi saat dia melihat Rin di lorong kelas. Rin membalas sapaan tersebut dengan senyuman hangat, kebiasaan yang selalu dilakukannya pada orang-orang yang sudah menyapanya.

Lalu, berbeda dengan Kagamine Rin yang 'sempurna'…

Nakal. Bandel. Suka berantem. Menyebalkan. Iseng. Pengganggu. Play Boy. Menjijikkan.

Itulah gambaran dari Len Kagamine. Siswa yang terkenal akan ke'play boy-an-nya'. Banyak yang menyukai pria manis ini. Tapia da juga beberapa yang kurang menyukainya. Tapi memang, semua cewek-cewek tunduk padanya karena pesonanya yang sangat indah. Play Boy yang masih single ini sangat hobi mengganggu cewek-cewek yang ada dihadapannya.

Kadang kala hal itu membuat Rin sesak. Berapa kali Rin menegur pria bandel itu (sebagai KKS) namun si pria selalu keras kepala untuk melakukan apa yang disukainya. Beredar gosip kalau Rin dan Len adalah saudara. Namun Rin mengelak mentah-mentah tentang gosip itu.

Dia dan Len tidak berhubungan apa pun! Cuma mungkin kebetulan saja marga mereka sama.

"Kagamine Len! Berapa kali kukatakan! Jangan menghalangi jalan!" gertak Rin saat menemukan Len dan kawan-kawannya berdiri di jalanan.

Bukannya mengikuti perintah Rin, Len justru mencondongkan badannya, sehingga wajahnya dan wajah Rin berdekatan. "Kalau kukatakan tidak mau? Bagaimana ya…?" tanya Len dengan wajah genit. Rin memasang wajah 'jijik' pada Len.

"Kamu! Jangan membuatku marah deh!" teriak Rin dengan kencang. Len menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kalau kau menciumku, aku akan pindah deh…" godanya.

Rin menggertakkan giginya. "Mesum kamu, Kagamine Len!" bentak Rin sambil menerobos diantara pria-pria yang menghalangi jalan itu. Len hanya senyam-senyum melihat punggung Rin yang berlari.


Klak!

Rin membuka ponselnya ketika mendengar deringan.

Received 1 E-mail

Rin langsung menekan tombol 'open' dan merasa sebal dengan isi e-mail itu.

...

To : Kagamine 'Rin' (Orange)

From : Len Kagamine :: Banana ::

Subject : Geez…

Kau tega sekali ya, Rin…

Aku hanya bercanda loh, tadi…

...

Rin menutup ponselnya. "Si mesum itu…!" geram Rin. Inilah hal yang dirahasiakan Rin pada 'publik' selama ini. Dia dan Len adalah teman sejak TK. Rin sudah kenal Len sangat baik sebenarnya. Len tinggal dengan kedua orang tuanya. Sedang Rin tidak punya ayah karena beliau bercerai dengan ibunya.

Sebenarnya dulu mereka akrab sekali. Namun sejak masuk SD kelas 5, Len menjadi agak bandel dan sulit diatur. Makanya Rin pun sampai kewalahan mengurus pria itu. Hingga, ada jarak yang membatas hubungan mereka.

Rin mengetik balasan e-mail dengan cepat lalu memasukkan ponselnya di saku.


Len POV


Received 1 E-mail

Aku membuka ponselku, namun sebelum-sebelumnya aku sudah menebak siapa yang mengirimkanku e-mail ini. Dengan penuh harap (agar tebakanku benar) aku membuka isi e-mail itu.

...

To : Len Kagamine :: Banana ::

From : Kagamine 'Rin' (Orange)

Subject : Re_Geez…

Aku tahu kok!

Tadi itu kan Cuma tugasku menegurmu! Maaf deh kamu jadi sakit hati!

...

Aku tersenyum membaca e-mail dari Rin yang sebenarnya adalah temanku sejak TK. Aku tahu dia jadi tidak begitu menyukaiku karena saat SD dulu, aku memang menjadi nakal karena 'broken home'. Waktu itu aku ingat sekali aku berkata apa pada Rin hingga dia marah besar.

"Eh? Len? Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Akaito sambil merangkul pundakku, berusaha membaca e-mail dari Rin. Tapi aku langsung menutup ponselku.

"Rahasia dong. Ajakan kencan lagi nih…" ucapku berbohong.

Kulihat Akaito mencibir. Kurasa dia sebal. Hahaha…dasar anak itu. Dia benar-benar berbeda dengan kakaknya, Kaito Shion.

"Eh, Len…dengar-dengar kamu lagi akrab sama senior kita itu ya? Siapa sih namanya? Hatsune Miku-senpai!" bisik Akaito.

Aku tertawa, "Memangnya kenapa? Kau menyukainya?" balasku.

"Ah! Nggak deh! Aku sukanya sama Luka-senpai…auuh! Dia benar-benar cantik!" elaknya sambil memikirkan kecantikan dari sahabat karib Miku-senpai.

Pertanyaan Akaito nggak salah. Cuma kurang tepat. Hatsune Miku-senpai memang akrab denganku. Tapi kudengar dia jauh lebih akrab dengan kakaknya Akaito ini. Makanya aku harus hati-hati bergerak. Terlebih, Neru sangat agresif mendekatiku. Padahal aku kadang sebal dengan cewek berisik…

"Lalu…kudengar Kamui-sensei sangat akrab dengan Luka-senpai. Jadi gimana?" tanyaku dengan wajah yang…seolah-olah berkata 'hahaha-rasain-tuh'.

Akaito langsung cemberut, "Makanya! Aku akan menunjukkan pesonaku pada cewek itu!" ucapnya dengan menggebu.

Ckckckck...dasar dia itu…


Normal POV


"Rin-chan!" panggil seseorang.

Rin yang sedang membaca buku di bawah pohon langsung mengangkat wajahnya. Itu Hatsune Miku, tetangganya yang juga senpainya.

"Miku-nee! Selamat siang!" sapa Rin sambil tersenyum. Miku ikutan tersenyum dan langsung duduk disebelah Rin.

"Kau lagi baca apa, Rin-chan?" tanya Miku.

"Novel aja kok. Tumben ke sini, ada apa?" tanya Rin, kembali membaca bukunya.

"Nee…aku mau curhat sama kamu, Rin-chan…" jawab Miku sambil menyandarkan punggungnya di punggung Rin.

"Soal siapa? Kagamine Len itu?" tebak Rin. Wajah Miku langsung memerah. Rin tersenyum dalam hati.

"Mudah sekali dia ditebak. Miku-nee…kau benar-benar suka Kagamine Len ya?", pikir Rin dalam hati. Dia lalu menutup novelnya dan berbalik menatap Miku. "Ehem! Naah…mau cerita dari mana?" tanya Rin. Miku langsung berbinar.

"Begini…Len-kun menelponku semalam…" ucap Miku agak gugup.

"Hm?"

"…di, dia…mengajakku kencan…bagaimana ini, Rin-chan? Aku senang sekali…!" lanjut Miku sambil menaruh dua telapak tangannya yang saling mengatup dengan wajah yang kembali memerah. Dia kelihatan senang sekali.

"Ah…Kagamine Len juga mengirimkanku e-mail soal ini tadi subuh. Ternyata belum dijawab sama Miku-nee, ya? Baiklah…", Rin menghela napas panjang.

"Kau mau kencan dengannya?" tanya Rin.

Miku menganggukkan kepalanya dengan cepat. Tanda kalau dia benar-benar ingin.

"Kalau begitu…berdandanlah sebaik mungkin, sesederhana mungkin. Karena Miku-nee itu feminin, pakai saja dress seadanya. Jangan terlalu menor. Itu nggak cocok untuk Miku-nee." Jelas Rin. Dia mengetahui semua itu karena waktu SD, Len pernah menceritakan soal wanita impiannya pada Rin. Masa lugu-lugunya ya…

"Baiklah, Rin-chan! Terimakasih banyak ya! Hari minggu dia mengajakku kencan di taman bermain!" ucap Miku sambil memegang kedua tangan Rin.

"Aah…Miku-nee memang manis…"

Rin tersenyum kecil, "Berjuanglah, ya." Ucap Rin.


Received 2 E-mail

Rin terbelalak. "Uwaa! Dua e-mail!" Dengan cepat Rin membaca salah satu e-mail.

...

To : Kagamine 'Rin' (Orange)

From : Len Kagamine :: Banana ::

Subject : Dengar Deh!

Ajakan kencanku diterima Miku-senpai!

Hebat! Yeess!

...

Rin tersenyum kecut. "Dia gak berterimakasih. Dasar!" geram Rin dalam hati. Memang benar Len play boy. Tapi dia Cuma peduli pada 1 gadis. Yaitu Hatsune Miku seorang yang berada di hatinya. Dan Miku tetap menyukai Len karena dia tahu kalau Len sebenarnya anak yang baik.

Rin membuka e-mail yang lainnya.

...

To : Kagamine 'Rin' (Orange)

From : Hatsune MikuO - Green Leek -

Subject : Konnichiwa, Rin-chan

Aku sudah dengar dari kakakku.

Katanya dia diajak kencan oleh Kagamine Len. Dia kelihatan senang sekali.

Terimakasih ya, kau sudah membuatnya senang, Rin-chan.

...

Dheg!

Jantung Rin berdegup. Inilah rahasia lain yang disembunyikannya. Bahkan terhadap Len dan Miku sendiri. Dia menyukai Hatsune Mikuo, adik dari Hatsune Miku.


"Apa katamu, Len? Kau ngajak kencan Miku-senpai dan dia terima!"

Rin terbelalak mendengar teriakan suara yang sangat familiar. Kalau tidak salah itu suara Akaito, sahabat dekat Len, juga adik dari Kaito. Sepertinya Akaito lebih mendukung hubungan Len dengan Miku. Sedang Kaito sendiri…entahlah…?

"Rin!" panggil seseorang. Rin kenal betul suara ini.

"Gumi! Ada apa?" tanya Rin pada sahabat karibnya. Gumi adalah teman pertamanya saat dia masuk SMP. Dan Gumi yang sangat ceria dan selalu tersenyum itu selalu membuat Rin senang bersamanya.

"Ehee…aku Cuma manggil kok! Ayo deh! Lily udah nunggu lama tuh!" jawab Gumi sambil nyengir. Rin tersenyum lalu mengangguk.

"Aku lapar nih. Ke kantin yuk?" pinta Rin.

"Ayo aja!"


Rin POV


Aku menyiapkan makan malam bersama ibuku lalu kami makan bareng.

"Enak! Masakan ibu emang top!" pujiku setelah mengunyah satu sendok nasi goreng.

"Hihihi…kamu ini makin lama bermulut manis saja." Ucap ibuku, tapi dia tetap tersipu.

"Oh, iya. Kamu tadi pulang telat. Mikuo-kun menitipkan ini kepadaku." Ucap ibuku sembari memberikanku buku.

Aku memiringkan kepalaku sedikit. Agak bingung. Buku apa ya?

"Hmm…" aku membuka halaman buku itu.

"AH! Ini kan novel yang langka itu! Astaga…! Aku harus berterimakasih sama Mikuo!" seruku setelah membuka beberapa halaman buku pemberian Mikuo.

"Begitu kah? Ya sudah. Lalu kata Mikuo, setelah kau menerima ini tolong telepon dia." Lanjut ibuku. Aku mengangguk. Aku berpikir, sekalian saja aku berterimakasih.


Aku menekan nomor telepon rumah Mikuo.

Tut…tuut…tuuut…

Ckrak!

Kebetulan yang mengangkat telepon adalah Mikuo.

"Moshi-moshi, Mikuo. Aku sudah menerima novel yang kau kasih. Makasih banyak ya! Nanti kukembalikan deh!" ucapku sambil melirik novel yang berada di sampingku.

"Nggak masalah. Bacanya pelan-pelan saja." Ujar Mikuo di seberang sana.

"Oh, iya. Kau mau ngomongin apa? Sampai memintaku menelpon." Ucapku sambil memainkan kabel telepon.

"…hmm…" Mikuo berdehem.

"Ya?"

"…aku mau bilang kalau…sudah lama…aku suka sama…kamu…Rin-chan…" ucap Mikuo dengan suara terbata.

Eh?

Apa katanya?


T O B E C O N T I N U E D


A/N : Aku belum mendalami karakter-karakter dari Vocaloid. Jadi ada beberapa karakter yang MUNGKIN bisa kuambil random. Entah dari UTAUloid atau macamnya. Gomenne…