Cinta "Monyet"

Chapter 1: The New Student

.

Yosh! Fic kedua, di akun yang kedua pula! Kekeke... XD

Kali ini, saya akan menampilkan Raimon Tarou sebagai pemeran utama! Yak, Monta si monyet lah pemeran utamanya kali ini! *digetok Monta*

Nah, tanpa bla bla bla lagi, langsung saja, ini dia!

*jreng jreng*

.

Disclaimer: dua orang keren yang selalu kuharapkan jadi saudara kembar saya *dilempar sapu* Riichiro Inagaki soushite Yuusuke Murata!

Pairing: MontaOC, SenaSuzu, RikuSuzu, HiruMamo, SenaOC

P.S: fic gaje, OOC, OC, sampah *nongol lagi kata2 Agon*, abal sangat, tidak bermutu, genre ga kerasa, etc, dsb, dll... oh ya! Disini, SenaSuzu sama HiruMamo udah jadian yaa... XD

Don't Like, Don't Read!

Tombol back menanti anda!

.

Raimon Tarou. Ya, itulah nama untuk sang wide reciever dari tim amefuto Deimon Devil Bats itu. Perawakannya yang pendek, dan kelewat aneh, membuat orang-orang risih berada di dekatnya.

Kecuali, anggota tim Deimon Devil Bats...

Ya, rekan satu timnya di American Football.

Rekan satu timnya yang sudah mengenal dia lebih dari siapapun, tentu tahu bagaimana kepribadian asli dari Raimon Tarou atau yang akrab disapa Monta itu. Humoris, periang, tidak pernah patah semangat, pantang menyerah, tapi tetap saja...

Dia sangat aneh, bahkan menurut anggota DDB sekalipun. Ditambah lagi kebiasaannya yang selalu mengucapkan kata "MAX!" di setiap akhir kalimatnya. Juga teriakkan anehnya yang selalu membuat bising telinga, yaitu: "MUKYAA!"

Selain itu, penampilannya lebih cenderung terlihat seperti monyet, apalagi hobinya yang senang memakan pisang. Benar-benar membuatnya dijuluki sebagai Monkey of Deimon.

Malang sekali nasibnya...

Terlahir sebagai orang aneh...

Dan pagi ini, dia tengah menikmati sebuah pisang sambil melangkahkan kakinya menuju sekolahnya, Deimon. Sekalian, pagi ini juga ada latihan amefuto bersama Devil Bats sebelum masuk ke kelas.

Dia menjalani hari-harinya seperti biasa...

Hingga ketika dia sampai di gerbang Deimon...

"Monta!" sapa seorang sahabat dekatnya, running back yang sekaligus anggota satu timnya, Eyeshield 21 alias Kobayakawa Sena.

"Ah! Hey, Sena!" sahut Monta sambil melambaikan tangannya dihadapan Sena.

"Mau ke klub?" tanya Sena sambil berjalan bersama Monta.

"Tentu saja! Mana mungkin aku bolos latihan? Benar-benar bukan kebiasaanku, MAX!" teriak Monta sambil mengacungkan telunjuknya tinggi-tinggi ke langit.

Sena hanya bisa tertawa garing melihat tingkah sahabatnya itu.

...

"A-ano.. sumimasen..."

"Eh?"

Spontan, Sena dan Monta berbalik. Mereka melihat seorang gadis yang memanggil mereka tadi.

'Wow... siapa gadis ini? Aku belum pernah melihatnya di Deimon...' batin Monta.

'Cantik..' pikir Sena. 'Ah, tapi masih belum sebanding dengan Suzuna! Hehehe...'

"Umm... aku mau tanya, kelas 1-2 dimana ya?" tanya gadis itu dengan senyuman yang dijamin bisa membuat para pria tepar seketika.

Sena dan Monta hanya diam.

"Ng, haruskah kuulangi?" tanya gadis itu. Ia takut kata-katanya tidak didengar tadi.

"Cantiknya..." gumam Monta yang tengah.. err.. terpesona?

"Apa?" sahut gadis itu memastikan.

"Eh! Bu-bukan apa-apa kok! Hahaha, iya..." ucap Sena sambil menyikut Monta, dan otomatis membuat Monta tersadar.

"Oh! Umm... kelas 1-2 ya? Ah, iya, i-itu kelas kami!" sahut Monta sambil menunjuk dirinya dan Sena.

"Kira-kira, kelasnya dimulai kapan ya?" tanya gadis itu.

"Ng... sekitar..."

"07.30!" Monta memotong kalimat Sena.

"Ah, sou ka? Hmm, kalau begitu, aku datang terlalu pagi ya?" pikir gadis itu.

"I-iya.. biasanya yang datang sepagi ini, hanya anak-anak dari klub olahraga yang akan mengadakan latihan pagi..." ujar Sena sambil memegang bagian belakang kepalanya dan tersenyum kikuk. Benar-benar ciri khasnya.

"Ne! Kau ada keperluan apa kesini?" tanya Monta yang sudah mulai bisa bersikap normal.

"Eh? Sa-saya..."

Triiing... triiing...

Terdengar suara ponsel berbunyi. Dan yang berbunyi adalah ponsel milik gadis itu.

"Oh, sebentar ya.." sahut gadis itu sambil mengangkat teleponnya. Monta dan Sena hanya diam menunggu.

"Halo?" ucap gadis itu memulai pembicaraan. "Apa? Sekarang? Benarkah? Ah, baiklah kalau begitu! Aku segera kesana! Tunggulah!" dan pembicaraan pun selesai.

"Ada apa?" tanya Monta dan Sena.

"A-ano... aku harus segera pergi! Maaf ya, permisi..." sahut gadis itu sambil pergi berlalu meninggalkan Sena dan Monta yang hanya bisa tercengang.

'Kenapa gadis itu?' batin Sena dan Monta.

...

"Ne, Sena!" sahut Monta memulai pembicaraan.

"Hm? Apa Monta?"

"Tidakkah kau pikir, dia benar-benar luar biasa MAX?"

"Eh? Ma-maksudmu... gadis tadi?"

"Iya! Dia benar-benar luar biasa cantik, MAX!"

"Ah, iya... kupikir juga... dia lumayan cantik..."

"Benarkah MAX?"

"I-iya... hahaha..."

"Kalau dibandingkan dengan Kak Mamori..." Monta nampak tengah membandingkan gadis itu dengan Mamori.

"Hmm, sulit dibandingkan... mereka berdua sama-sama cantik, MAX!"

"Ka-kalau dibandingkan Suzuna..." Sena sendiri mulai membandingkan antara gadis tadi dengan Suzuna.

"Gadis tadi begitu lembut, ramah, dan sopan... ng... dan Suzuna..." Sena membayangkan sikap Suzuna yang powerfull, ceria, mak comblang mania, bicara sekenanya, kesukaannya pada hal-hal yang extreme, dan sebagainya.

"Kalau dipikir dengan logika... gadis tadi mungkin jauh lebih baik dari Suzuna..." gumam Sena.

"Siapa yang lebih baik dariku, Sena?"

DEG!

Suara yang tak asing di telinga Sena. Suara dari kekasihnya tercinta, Taki Suzuna. Plus aura membunuh yang begitu kuat, menyeruak dalam dirinya.

Sena dan Monta membalikkan tubuh mereka dengan gaya patah-patah. Menatap ngeri Suzuna yang tengah tertunduk kesal menahan amarah.

"Su-Suzuna!" sahut Sena gelagapan dan super ketakutan. Bahkan dia lebih takut pada Suzuna yang tengah marah besar padanya saat ini, dibandingkan dengan aura setan Hiruma yang sudah biasa ia rasakan.

"Katakan sekali lagi Sena... Siapa yang lebih baik dariku itu?"

"I-itu.. itu..."

Sena paling tidak handal jika harus menghadapi situasi seperti ini.

"Err... ano... se-sepertinya, aku harus pergi! Ahahaha... sampai jumpa di klub Sena!" Monta berlari meninggalkan Sena yang tengah ketakutan karena Suzuna marah besar padanya. Dan Suzuna nampak siap untuk memakan Sena hidup-hidup.

"Siapa, Sena?"

"Eh?"

"Siapa wanita yang lebih baik dariku itu, hah?"

"Ti-tidak ada Suzuna! Sungguh! Ta-tadi... tadi.. tadi aku hanya bercanda dengan Monta! Iya!" sahut Sena gelagapan.

"Oh, bercanda ya?"

"I-iya..."

"Dan apa menurutmu, candaanmu itu lucu... Kobayakawa Sena?"

"Eh? Err... emm... y-ya, mungkin?"

"Oh... dan apa kau ingin tahu, bagaimana pendapatku tentang candaanmu itu?"

"Eh? Te-terserah padamu..."

*di depan ruang klub...*

Monta tengah berlari menghampiri pintu ruang klub, dimana semua anggota tim Deimon sudah berkumpul (kecuali Sena dan Suzuna) tepat didepannya.

Begitu Monta sampai, dia langsung ditembaki berbagai macam pertanyaan dari Hiruma.

"KEMANA SAJA KAU, MONYET SIALAN? KAMI SEMUA SUDAH MENUNGGUMU DARI SETENGAH JAM YANG LALU, DAN SEKARANG KAU MALAH DATANG DENGAN NAFAS TERSENGGAL-SENGGAL BEGITU! APA SAJA YANG SUDAH KAU LAKUKAN HAH? SUDAH BERANI MELAWANKU YA, MONYET SIALAN?"

"BERISIK MAAAAAAAAAXXX!"

"EH?"

Hening...

...

'Si monyet itu...'

'Sudah berani...'

'Melawan si setan?'

Batin Ha-Ha Bersaudara.

'Oh, tidak... Monta.. jangan!' batin Mamori.

Anggota yang lain hanya terbelalak.

Melihat keberanian Monta yang melawan teriakan Hiruma sang komandan dari neraka.

Hiruma malah menyeringai. "Ho, berani kau, monyet sialan?" aura setan Hiruma kembali menyeruak ganas.

TREK!

Hiruma menyiapkan AK-47 nya, dan menodongkannya tepat di dahi Monta yang tengah gemetar hebat.

"Ada pesan-pesan terakhir, monyet sialan?" tanya Hiruma seakan siap untuk mengantarkan Monta ke alam sana.

Monta hanya terus diam dengan tubuh bergetar.

"Waktumu lima detik dari sekarang!"

1...

Monta tetap diam...

2...

Masih diam...

3...

Tetap diam..

4...

Monta mulai membuka mulutnya...

"A-aku..."

"Waktumu satu setengah detik lagi!" sahut Hiruma yang sudah siap tembak. Anggota lain hanya cengo. Takut untuk bertindak.

"Aku..."

"Satu detik lagi..."

"Aku mau..."

"Setengah detik lagi..."

"Aku... aku mau punya p-"

DUUAAARRRR!

Baik! Sekarang, semua anggota DDB (minus Sena dan Suzuna) semakin terbelalak!

Sebuah adegan yang naas...

Benar-benar membuat semuanya cengo. Bahkan Mamori hanya diam mematung melihatnya. Tubuh Mamori bergetar.

"Hiiiiieeeee?" Sena teriak dengan histeris.

Tunggu!

Sena?

Bukankah...

DUUAAAARRRRR!

"SEENNNAAAAAA!"

"AMPUN SUZUNAAAAA!"

Semua sweatdrop termasuk Monta. Monta? Si monyet ini masih hidup?

Kalau begitu, tadi itu suara...

"CHEER SIALAN! KEMBALIKAN BAZOOKA MILIKKU!" sahut Hiruma dengan menembakkan AK-47 miliknya ke udara dan mengejar Suzuna untuk mendapatkan kembali bazookanya yang entah sejak kapan dipakai Suzuna untuk 'membunuh' Sena.

"HHHIIIIEEE!" teriak Sena sok dramatis ketika dua 'setan' mengejarnya saat ini.

Sena dikejar Suzuna...

Suzuna dikejar Hiruma...

Hiruma membawa AK-47...

Suzuna membawa bazooka Hiruma...

Dan Sena? Hanya bermodalkan kakinya yang cepat saja...

Semua anggota (minus yang sedang kejar-kejaran) hanya sweatdrop. 'Childish!' batin mereka.

Dan akhirnya, setelah acara kejar-kejaran selesai, latihan pagi pun dimulai. Dan Hiruma nampak menyimpan bazooka miliknya terlebih dahulu di loker dan menguncinya rapat-rapat. Mulai dari dikunci, digembok, disegel, dipasangi kayu, beton, baja, dan diletakkan granat juga dinamit waktu disekitarnya. Nampaknya ia takut kehilangan senjatanya lagi. Padahal dia mampu mendapatkannya dengan mudah hanya dengan mengeluarkan Akuma Techou pada pasukan militer. Mungkin, bazookanya itu pemberian seseorang?

Entahlah..

Bukan hal yang penting kan?

Intinya, semua senjata Hiruma berbahaya...

*skip time nyooo~*

Sena dan Monta nampak duduk dengan 'manis' di bangku mereka di kelas 1-2. Menunggu kedatangan guru mereka, karena bel tanda masuk sudah dibunyikan.

Tak lama kemudian, muncul seorang pria setengah baya, memakai baju khas seorang pengajar dan memakai kacamata tebal...

Ralat!

SUPER TEBAL!

"Ohayou, minna!" sahut pria itu sambil meletakkan buku-bukunya di meja dan membetulkan letak kacamatanya.

"Ohayou mo, sensei!" sahut para siswa terhadap pria itu, yang diketahui sebagai guru di kelas 1-2.

"Nah, sebelum kita memulai pelajaran, saya akan perkenalkan murid baru pada kalian semua!"

"Murid baru?" gumam Monta dan Sena. Mereka teringat akan gadis yang mereka temui tadi pagi.

'Jangan-jangan?' batin Sena dan Monta bersamaan.

...

Tidak lama kemudian, seorang gadis cantik dengan panjang rambut sebahu, memakai bandana pink, seragam Deimon, tas berwarna pink, sepatu putih, dan tersenyum manis kepada semua yang ada di kelas. Otomatis, para pria pingsan berjamaah dan para wanita hanya mendecak kesal.

Untung Suzuna tidak ada kali ini, jadi Sena tidak perlu khawatir akan dibazooka Suzuna lagi seperti tadi pagi.

Dan mengingat kejadian itu...

Sena memutuskan untuk tidak ikut terpesona pada gadis ini. Toh, dari awal juga Sena hanya menyukai attitude gadis itu saja. Tidak lebih...

Dan Sena sudah terlanjur cinta mati pada Suzuna...

Hoo, dramatis sekali..

Dan mari lirik keadaan Monta. Oh ya ampun, mimisannya kambuh...

"Silahkan perkenalkan dirimu..." sahut sang guru atau mungkin lebih akrab disapa Ryu-sensei.

"Baik.." sahut gadis itu. "Nama saya, Megumi. Saya biasa dipanggil Megu. Alasan saya pindah ke Deimon, adalah mengikuti orang tua bekerja. Ayahku seorang manager perusahaan, dan ibuku pemilik 21 cabang butik di Jepang. Yoroshiku.." ucap gadis itu sambil membungkukkan badan.

Nah, sekarang semua mata terbelalak. Termasuk para gadis. Sena dan Monta jawdrop.

"Sekarang, kau duduk di kursi yang ada di belakang Sena. Yang di dekat jendela itu."

"Baik..."

Lalu, gadis itu duduk tepat di belakang Sena. Setelah itu, pelajaran dimulai dengan lancar seperti biasa.

*jam istirahat, kantin Deimon...*

Terlihat, Sena dan Monta sedang menikmati mie ramen yang mereka pesan tadi.

"Hey, Sena!" sahut Monta memulai pembicaraan.

"Ng?" ucap Sena sambil menyeruput mienya.

"Berarti dugaanku benar ya?"

"Dugaan apa?"

"Gadis tadi! Megumi! Dia adalah murid baru di Deimon! Yang kita temui tadi pagi! Dia juga ternyata orang kaya, MAX!"

"Hmm, iya, sepertinya. Karena aku sendiri juga belum pernah melihatnya di Deimon selama ini."

"A-ano.. Sena, aku mau menanyakan sesuatu..."

"Apa, Monta?"

"Kenapa, saat aku melihat gadis itu, rasanya ada yang berbeda ya?"

"Berbeda?"

"I-iya... entahlah, aku sendiri tidak tahu! Maksudku, aku selalu merasa jantungku berdebar cepat saat melihatnya! Tidak seperti saat melihat Kak Mamori! Melihat Kak Mamori sih, aku biasa-biasa saja. I-iya... maksudku... jantungku tidak pernah berdetak secepat ini..."

Monta memakan mienya, dan Sena nampak tengah memikirkan sesuatu.

"Hmm..."

"Menurutmu apa, Sena?"

"Kurasa, kau sedang-"

"YAAA-HAAA!"

"Eh?"

Terlihat Hiruma sedang menyerobot antrian di kantin dengan menembakkan pistolnya ke segala arah. Semua lari terbirit-birit, dan sekarang Hiruma berada tepat di barisan paling depan dengan mudahnya. "Hey, penjaga kantin sialan! Aku pesan satu porsi ramen, yang extra pedas! Waktumu sepuluh menit, dan segera antarkan ke mejaku! Terlambat sedetik saja, aku tidak menjamin rahasiamu aman..." sahut Hiruma sambil memperlihatkan Akuma Techou kesayangannya dan menyeringai lebar.

"Ba-baik!" lalu, penjaga kantin itu segera membuatkan pesanan Hiruma secepat kilat.

"Kekekeke..." Hiruma hanya terkekeh dan mulai mencari tempat duduk. Sena dan Monta yang sudah biasa melihatnya hanya bisa sweatdrop.

Seketika, Hiruma mendapatkan tempat yang cocok untuknya duduk. Yak! Di meja Monta dan Sena yang terlihat sudah merinding ketakutan. Hiruma pun duduk dengan santainya, sambil memainkan pistolnya yang sewaktu-waktu dapat meluncurkan pelurunya begitu saja.

Semua yang ada di kantin nampak tegang.

"Kak Hiruma mau sendirian?" tanya Monta.

"Ng?" Hiruma menaikkan sebelah alisnya.

"Ka-kalau ingin sendiri, aku dan Monta akan pergi!" sahut Sena yang tengah bersiap untuk pergi meninggalkan Hiruma.

"Tidak. Makanlah disini. Kebetulan, aku sedang tidak ditemani makan bersama si manajer sialan itu. Dan ada baiknya, aku makan bersama kedua anak buahku ini kaan?" ucap Hiruma dengan memperlihatkan 'senyum manisnya' pada Sena dan Monta. *baca episode eyeshield 21 saat festival olahraga Deimon*

Sena dan Monta merinding melihat Hiruma 'tersenyum manis' seperti itu.

"Ba-baiklah..." hanya itu yang diucapkan Monta dan Sena.

*10 menit berlalu...*

Pesanan Hiruma sudah ada tepat dihadapannya, dan mulai melahapnya. Sena dan Monta pun mulai terbiasa dengan keberadaan Hiruma, juga rasa tegang mereka mulai berkurang.

"Hey, Sena! Kau belum menjawab pertanyaanku tadi!"

"Eh? Pertanyaan yang mana, Monta?"

"Soal Megumi!"

"Oh..."

"Megumi?" tanya Hiruma dengan tatapan heran. "Siapa itu? Petugas kebersihan yang baru? Kekeke..."

"Bukan Kak!" sahut Monta. "Dia murid baru di kelas kami!"

"Ng? Ah, hanya murid baru sialan rupanya..."

"Ne! Tumben sekali Kak Hiruma belum tahu tentang Megumi?" pikir Monta. Karena biasanya, Hiruma pasti sudah tahu lebih dulu dari mereka, dan sudah menuliskan semua datanya dengan cermat di Akuma Techou.

"Aku terlalu malas mencari informasi tentang dia... lagipula, aku sibuk dengan tugas sekolah sialanku..." sahut Hiruma santai sambil menyeruput mienya.

"Jadi?" tanya Monta pada Sena sekarang.

"Err... emm... kalau mengingat kata Suzuna... kau ini... se-sedang jatuh.. cinta.. Monta..."

Hiruma tersedak.

"Si monyet sialan jatuh cinta? Kekekekeke..." Hiruma tertawa dengan sadisnya.

"Hebat sekali monyet itu! Sudah berhasil meluluhkan hati si monyet sialan ini!" sindir Hiruma.

"Huh, enak saja! Bukan monyet, tapi manusia asli Kak Hiruma!" sahut Monta kesal.

"Kekekeke..." Hiruma hanya terkekeh setan, dan menuliskan sesuatu di Akuma Techounya.

Monta dan Sena hanya terdiam.

"Monta-kun! Sena-kun!"

"Hm?" sahut Hiruma, Sena, dan Monta bersamaan pada orang yang menyapanya.

"Siapa kau?" tanya Hiruma ketus.

"Aku Megumi!" sahut Megumi dengan senyum manisnya. 'Mirip si manajer sialan...' batin Hiruma. "Jadi ini, murid baru sialan itu?" tanya Hiruma pada Sena dan Monta.

"Si-sialan?" pikir Megumi. 'Kasar sekali orang ini...' batinnya.

"I-iya Kak..." ujar Monta dan Sena yang hanya bisa tertunduk pasrah mendengar Megumi dipanggil dengan embel-embel sialan.

"Kekekekek, kau mirip dengan pacarku, murid baru sialan!" ucap Hiruma sambil menyenderkan tubuhnya di kursi yang ia duduki.

"Yah, terserah..." sahut Megumi cuek. Hiruma kaget melihat respon Megumi yang sama seperti Mamori. 'Benar-benar percis...' pikir Hiruma.

"Oh iya, Sena! Monta! Aku mau mengajak kalian ke rumahku malam ini! Ya, untuk sekedar merayakan pesta perayaan rumahku yang baru disini." jelas Megumi sambil memberikan undangan untuk Sena dan Monta. Mereka menerimanya (kecuali Hiruma pasti).

"Undangan ini, hanya untuk seluruh siswa 1-2 saja kok..." jelas Megumi lagi.

"Baiklah!" sahut Monta dan Sena mantap.

Tidak lama setelah itu, Megumi pergi.

"Kekeke, ini akan menjadi kesempatan yang bagus, monyet sialan!"

"Kesempatan bagus?" pikir Monta bingung.

"Kau bisa mendekati si murid baru sialan itu saat di pesta sialan nanti!" jelas Hiruma yang tanpa sadar ternyata memberikan saran pada Monta.

"Ah, benar juga ya MAX?" sahut Monta girang. Lalu, terbesit satu ide di akal monyetnya itu.

Ralat!

Di akal cerdiknya itu...

"Sena! Kak Hiruma! Mu-mungkin ini adalah ide konyol bagiku... ta-tapi..."

"Cepat katakan, apa maumu, monyet sialan?"

"A-aku minta tolong... pada kalian..."

"Minta tolong apa?" tanya Sena yang tengah meminum jus jeruknya.

"To-tolong... p-pasangkan aku... dengan Megumi ya?" sahut Monta dengan keringat panas dingin saat mengucapkannya.

Sena tersedak.

Hiruma menyeringai.

"K-kau yakin, tidak salah orang untuk minta bantuan seperti itu pada kami?" tanya Sena memastikan setelah melalui masa-masa tersedaknya.

"Kenapa kau tidak minta bantuan pada si cheer sialan saja?" tanya Hiruma mengingat dirinya dan Mamori juga bersatu gara-gara akal gila dari Suzuna.

"Susah! Suzuna kan tidak sekolah di Deimon, dan kita hanya bertemu saat latihan saja! Kalaupun bertemu dengannya di luar waktu latihan, takutnya mengganggu kesibukannya kan?" jelas Monta panjang lebar.

Dia sendiri tidak yakin kalau harus meminta bantuan pada Hiruma dan Sena.

Tapi yang bisa ia andalkan hanya mereka. Dan mungkin, dia akan minta bantuan sedikit juga pada Mamori nanti.

"Bagaimana?" tanya Monta memastikan pada Sena dan Hiruma yang nampak sedang berpikir.

"Hmm, baiklah Monta! Aku akan membantumu!" ucap Sena mantap.

"Benarkah? Waaah, terima kasih MAX!" sahut Monta semangat.

"Kalau Kak Hiruma, bagaimana?" tanya Monta pada Hiruma.

"Yosh! Untuk kali ini saja, aku akan membantumu, monyet sialan! Yah, lumayan bukan? Untuk memenuhi daftar baru di Akuma Techouku? Kekekeke... Dan kalau berhasil, sebagai imbalannya, kau harus memberiku ¥5000 [1]! Dan kalau gagal, aku akan mengurangi jatah latihanmu selama seminggu!" sahut Hiruma sambil mengaduk jusnya.

"Sepakat MAX!" kata Monta mantap.

Dan pada hari itu juga, Sena, Monta dan Hiruma, mulai membuat berbagai rencana untuk mendekatkan Monta pada Megumi.

.

To Be Continued MAX!

.

[1]= err, kalau ga salah, ¥5000 itu sama dengan Rp. 500.000! bener ga tuh?

.

Yosh! Apa kira-kira rencana mereka bertiga? Berhasilkah? Dan bagaimana reaksi Mamori saat dimintai tolong oleh Hiruma dalam melancarkan aksi 'membantu' Montanya nanti? Bagaimana respon Megumi sendiri? Hal apa saja yang akan terjadi?

Tunggu di chap selanjutnya! XD

.

Nah, nah, nah! Mind to review? Maaf kalau hancur, saya cuma pemula yang masih polos dan ga tau apa2... *puppy eyes*

Jadi biar lebih seru, silahkan review! Kritik dan saran ditunggu! Kalau mau flame, bahasanya yang sopan yaah~ *dan masuk akal! –death glare-*

Haha, baiklah, gila saya mulai kambuh! Jadi, please review! *boft*

Keep Spirit Up!

Mayu-chan