Bad Boyfriend (INA Translation)
By: fychanbaek (Wattpadd)
Original link: my . w . tt / UiNb / A6fZqumOby (without Space)
Main Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol
Rating: M/R
.
.
I not own the story but, this translation is mine!
.
.
...
Foreword
Park Chanyeol benar-benar kekasih yang buruk. Ia hanya menginginkan dirinya untuk masuk kedalam celana kekasihnya –bukan untuk masuk kedalam kehidupannya.
...
..
.
Part I
Baekhyun sangat menyukai Chanyeol sejak pertama kali ia menapakkan kakinya di sekolahnya. Baekhyun menemukan aura yang sangat menarik yang tak dapat disembunyikan oleh pemuda yang lebih tinggi.
Chanyeol benar-benar seorang pemuda yang sangat menarik, jangan lupakan fakta tentang Chanyeol yang sangat terkenal dikalangan gadis –dan juga lelaki, tentunya. Tidak ada satu orangpun yang tak mengenal sosok pemuda jangkung itu disini.
Dan Baekhyun adalah salah satu pemuda yang amat beruntung sehingga bisa berteman begitu baik dengan Chanyeol.
Ini adalah kesekian tahun sejak Baekhyun mulai menyukai Chanyeol, perasaan itu semakin tumbuh begitu dalam disetiap waktunya dan mulai berkembang menjadi kata yang disebut dengan 'Cinta'
Tak lama lagi hari kelulusan akan tiba, Ia –Baekhyun bermaksud untuk menyatakan perasaannya pada Chanyeol sebelum waktu yang ia punya, akan habis dengan begitu cepat.
"Sekarang, Atau tidak sama sekali" suara batinnya berteriak.
Dengan perlahan, pemuda mungil itu menekan tombol bell yang terdapat pada pintu rumah dimana Chanyeol tinggal sendirian disana. Ia sedikit mengintip sebelum akhirnya masuk kedalam rumah. "Chanyeol!" Ia berteriak, memanggilkan nama sang pujaan hati.
Seseorang datang dengan menyentuh kulit bagian tengkuk Baekhyun yang sangat sensitif. Pemuda itu terkejut lucu. Chanyeol terkekeh begitu melihat pemuda yang lebih pendek menatapnya sengit. "Kau benar-benar manis, Baek." Chanyeol mengacak pelan surai pemuda mungil itu.
Baekhyun tak berfikir dengan benar. Ia melangkah tidak dengan hati-hati, dan nyaris tergelincir. Beruntung Chanyeol dengan sigap langsung bersiap untuk menangkap Baekhyun kedalam pelukannya..
"Hey, Hati-hati. Lantainya basah." Chanyeol mengingatkan Baekhyun sebagaimana pemuda jangkung itu merangkul pinggang Baekhyun dengan begitu hati-hati dan menuntunnya hingga menuju permukaan lantai yang cukup kering.
Baekhyun merasakan jantungnya berdetak sangat cepat hingga ia merasa jantungnya akan keluar dari dadanya saat ini juga.
"Jadi, apa hal penting yang ingin kau sampaikan padaku sampai kau datang ke flatku selarut ini, Baby Smurf?" Chanyeol menyeringai.
Baekhyun menelan ludahnya kasar. Merasakan tenggorokannya mengering. Tapi ini akan sangat sia-sia jika ia kembali begitu saja ke flat miliknya.
Oh Sial. Kau bisa melakukannya, Baek.
Ia menghela nafas kasar dan menutup kedua matanya rapat-rapat untuk mendapatkan rasa percaya dirinya yang menghilang beberapa waktu lalu sebelum menatap mata pemuda jangkung dihadapannya secara langsung.
"Chanyeol... Aku..." ia memulai pembicaraan. Lagi-lagi jantungnya berdentum begitu keras.
"Kau... Apa?" Chanyeol menautkan kedua alisnya bingung.
"Aku.. mencintaimu.." baiklah, ia mengucapkannya dengan sedikit tergagap. Pemuda mungil itu menundukan wajahnya untuk menyembunyikan kedua pipi gembilnya yang perlahan memerah. "Aku menyukaimu sejak pertemuan pertama kita. P-perasaan itu terus berkembang dan masuk semakin dalam... aku benar-benar jatuh cinta padamu."
Baekhyun merasa lega, mungkin karena akhirnya ia berhasil mengungkapkan perasaan terpendamnya pada pemuda jangkung dihadapannya.
Baekhyun masih disana. Masih menunggu Chanyeol untuk mengatakan sesuatu namun tak satu kata-pun yang keluar dari bibirnya. Jadi, dengan perlahan Baekhyun mengangkat wajahnya. Namun yang ia dapatkan hanyalah pemuda yang lebih tinggi dihadapannya menatap tepat dimata dengan pandangan yang begitu dingin. –cukup dingin untuk membunuh seluruh kupu-kupu yang berterbangan diperutnya.
Baekhyun menahan diri agar suaranya tak bergetar. "Ke –kenapa kau tidak mengatakan sesuatu?" pemuda mungil itu menyelidik kearah bola mata Chanyeol –terdapat bayangannya disana, diantara tatapan menusuk yang Chanyeol arahkan untuknya.
Baekhyun menunggu sedikit lebih lama, tapi pemuda yang lebih tinggi tetap membungkam kedua belah bibirnya.
Baekhyun benar-benar tau –sejak dulu Chanyeol adalah Playboy disekolah mereka. Semua yang pemuda jangkung lakukan ketika menjalin suatu hubungan semata-mata hanya untuk bermain-main, melakukan sex dan kemudian menghancurkan perasaan kekasihnya.
Tapi –sial dari gerak tubuh si mungil, terlihat dengan jelas bahwa Baekhyun berharap banyak jika seorang playboy kelas kakap seperti Chanyeol bisa menyukainya –walau hanya sedikit. ia memilih jatuh semakin dalam untuk pemuda jangkung dihadapannya, sayang sekali.
"A- a-ku pikirkau menyukai...ku?" ucapnya pelan hampir tak terdengar oleh telinga peri milik Chanyeol.
Chanyeol tersenyum meremehkan. "Kau berfikir seperti itu?"
Mata bulan sabit pemuda mungil itu mulai basah dengan air mata begitu merasakan sakit yang mulai menjalar disekitar relung hatinya. Pemuda mungil itu menggigit bibir bawahnya. Kemudian jemari lentiknya tergerak untuk menghapus kasar air mata yang mulai menghinggap dipipinya.
Baekhyun tersenyum pahit. Menghindari tatapan Chanyeol yang tak dapat dibaca saat ini. "Seperti apa yang ada di pikiranku.." ia mendengus "... ini sangat tidak mungkin seorang playboy sepertimu untuk menjalani sebuah hubungan percintaan, benar?"
Chanyeol mengangguk seraya menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Yap, Kau benar." Pemuda itu berkata dengan santai.
Tiga kata singkat –tiga kata yang benar-benar singkat dari bibirnya –tapi benar-benar membuat pemuda mungil itu merasa sesak. Seperti hatinnya telah ditikam berkali-kali, dan begitu dalam.
Baekhyun benar-benar ingin memukul Chanyeol, ia ingin menendang kejantanannya, menggunting telinga perinya tapi dengan cepat ia berfikir mungkin ini semua ide yang buruk.
Dan ia terlanjur melakukannya...
Melakukan hal yang salah...
Pemuda manis itu mulai terisak, jemarinya menangkup wajahnya dan mulai menangis sekuat mungkin.
Ia ingin memberitau semuanya –apa yang ia rasakan sekarang karena Chanyeol. Tapi ia mulai gantinya, merendahkan harga dirinya, membuang segala egonya karena –yeah ia masih sangat ingin berteman baik dengan Chanyeol. Hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa terus berada disisinya. Pikirnya
"Chanyeol, Maafkan aku..."
Chanyeol menaikan sebelah alisnya. "Untuk?"
"Karena aku mencintaimu..."
Chanyeol menghela nafasnya kasar.
"aku tau, setelah kejadian hari ini, kau akan berhenti berbicara denganku, kau akan menjauhiku, kan?" Baekhyun bertanya disela-sela isak tangisnya.
"Yeah."
Baekhyun menggenggam erat lengan pemuda yang lebih tinggi darinya. "T-Tolong j-jangan..."
"Jangan apa?"
"Jangan berhenti berbicara denganku, jangan menjauh dariku, kumohon.." Baekhyun meminta, wajahnya sembab akan air mata, rasa sakit dimatanya semakin terlihat jelas.
Chanyeol menatapnya.
"Tolong berhenti menangis." Desisnya pelan.
Tapi Baekhyun seolah-olah tidak mendengarkan setiap ucapan yang Chanyeol katakan, "Chanyeol, Kumohon.."
"Baekhyun, hentikan."
"Chanyeol –"
Ucapannya terputus ketika tiba-tiba Chanyeol mendorongnya kasar hingga membentur dinding yang terasa begitu dingin, kedua lengan kekarnya berada diantara kedua sisi pemuda yang lebih mungil, menjebaknya diantara lengannya yang panjang.
Baekhyun menyernyit bingung
Dengan cepat, Chanuyeol menekan bibirnya menyerang bibir pemuda mungil dan menunjukan sisi dominannya. Baekhyun menyernyit ketika Chanyeol mulai melumat bibirnya kasar. Ini benar-benar ciuman yang ceroboh dan sangat tergesa-gesa. Ciumannya begitu kasar hingga Baekhyun merasa bibirnya benar-benar akan terpotong, terpisah dari tempatnya.
Baekhyun mencoba mendorongnya. Tapi ia terlalu lemah. Yang hanya bisa ia lakukan hanyalah menangis diam disela-sela Chanyeol menyengat bibirnya begitu buas. Ia kehilangan akalnya, lalu pemuda mungil itu melingkarkan kedua tangannya disekitar leher Chanyeol, dan sebagai responnya Baekhyun membalas ciuman yang begitu kasar dan dominan, dengan ciuman yang lembut dan penuh cinta.
Chanyeol menjilat bibir bawahnya sebagai permintaan untuk masuk ke rongga mulutnya, dan mengejutkannya, Baekhyun tidak mempunyai pikiran lain selain membuka mulutnya untuk Chanyeol jelajahi.
Lutut pemuda manis itu bergetar dan bibirnya mengeluarkan desahan pelan ketika lidah Chanyeol dengan gagahnya berkelana didalam mulutnya yang terasa begitu panas.
Baekhyun merasa bagian selatannya mulai menegang. Ia menuntun tubuhnya untuk lebih mendekat, dan menempel begitu lekat hingga menggesek selangkangannya diantara paha milik Chanyeol. "Ahh. Fuck.." ia menggumam.
Chanyeol menyeringai begitu merasakan penis Baekhyun mulai terangsang, dan mengeras dibalik celananya yang mulai mengetat. Ia sadar, bahwa Baekhyun mulai nekat untuk terus melesakkan tubuhnya, mendekat dan lebih intens untuk mendekap tubuh jangkung Chanyeol.
Kejantanannya sekarang mulai menonjol, bahkan mungkin berukuran dua kali lebih besar dari milik Baekhyun.
Menginginkan untuk segera dihangatkan, ingin bergerak keluar-masuk didalam lubang temannya yang terasa begitu ketat, menginginkan tempatnya, secepatnya.
Chanyeol menuntun kepalanya untuk menelusuri pemandangan indah dari seorang Byun Baekhyun. Kulitnya yang seputih susu –seperti rubah betina dan menenggelamkan wajah tampannya di leher Baekhyun.
Baekhyun merasa suhu tubuhnya memanas ketika Chanyeol menghembuskan nafasnya kasar diantara ceruk lehernya. "Aku benar-benar ingin 'memolosi'mu, Byun Baekhyun." Ia berbisik sebelum mendaratkan bibirnya diantara ceruk leher pemuda yang lebih pendek.
Baekhyun merintih ketika lidah penuh dosa milik Chanyeol dengan begitu sembarangan, menjilati buah jakun –kecil miliknya. Pemuda jangkung itu mulai menggigiti kulit ceruk leher pemuda mungil, meninggalkan bercak kemerahan disana.
Baekhyun menaikkan tubuhnya untuk lebih jauh diatas Chanyeol. Membujuk pemuda yang lebih tinggi untuk menggendongnya. Chanyeol memegang kedua bongkah bokong Baekhyun kuat-kuat, mengangkatnya. Sementara yang lebih mungil mulai melepaskan kancing bajunya. Melemparnya entah kemana. Ia tidak tau. Dan tak ada waktu untuk memikirkan hal itu.
Chanyeol membimbingnya menuju ranjang yang begitu lembut, masih dengan bibir yang masih bertautan satu sama lain. Ia masih merasa begitu linglung karena pemuda yang lebih pendek mulai menampilkan tubuhnya. Yatuhan, ia benar-benar sexy. Ugh, ia benar-benar fuckable.
Baekhyun adalah yang pertema melepaskan ciuman karena mulai kehabisan oksigen. Dahi mereka masih menempel satu sama lain ketika nafas keduanya bertukar, menyesap oksigen satu sama lain.
Diam-diam, Baekhyun melirik Chanyeol yang ternyata juga sedang menatapnya kosong tapi penuh nafsu. Perasaan Baekhyun hancur begitu mengetahui bahwa Chanyeol hanya memandangnya karena nafsu, bukan karena cinta.
Dengan pikiran yang kalut, Baekhyun menarik Chanyeol dan membawanya menuju ciuman kasar yang dapat membuat bibirnya membengkak. Ia tak peduli jika bibirnya akan berdarah esok pagi.
Ia tidak peduli apapun yang akan terjadi diantara mereka setelah ini.
Yang ia tau hanyalah, ia patah hati.. dan Ia menangis diantara sela ciumannya dengan pemuda tinggi pujaan hatinya, Park Chanyeol
.
.
END/TBC?
.
.
T/N: Senangnyaaa aku dapat izin buat translate fanfict sekeren ini dari Ree yang jauh di philipina. Modal grammar pas-pasan, vocab minim jadilah mungkin ff translate absurd ini. But, percaya deh, ceritanya kereeeen banget! Makanya aku mau coba dikit-dikit ngasah english language aku buat translate fanfict ini.
Seemoga kalian suka! Kalau ada yang mau bantu aku translate or ngobrol bisa pm aku yaa! Jangan lupa reviewT_T aku juga ga mau Ree kecewa kalo smp g ada yg review /sobs/
See ya!
