.
.
.
Disclaimer:Monsta, Animonsta, dll
WARNING!: Author newbie, typo(s) bertebaran, EBI berantakan, dan lain-lain
.
.
.
Namaku Yaya Yah. Umur 20 tahun, seorang guru di salah satu sekolah menengah atas favorite. Bisa dibilang, aku ini guru yang populer. Mungkin karena aku guru yang paling muda disini.
Awalnya, kegiatanku dalam mengajar bisa dibilang tenang-tenang saja. Sampai laki-laki itu datang. Namanya Boboiboy Taufan, biasa dipanggil Taufan oleh teman-temannya.
Gara-gara dia, aku sudah tidak bisa lagi menjalani kegiatan sehari-hariku seperti biasa lagi dengan tenang.
Bagaimana bisa? Tentu saja, waktu itu aku dibuat kaget olehnya yang mengatakan dia suka padaku.
Bagaimana tidak kaget? saat kau sedang berjalan santai menuju kantor dan ada orang yang tiba-tiba menyudutkanmu ke dinding dan mengatakan 'aku menyukaimu' siapa yang tidak kaget coba?
Ya, itulah yang dia lakukan padaku. Awalnya aku hanya membiarkannya saja, tapi lama kelamaan perbuatannya semakin menjadi-jadi.
Contonhya, seperti sekarang,
"Selamat pagi, Bu Guru~"
Dia menyudutkanku ke tembok dan menahanku dengan kedua tangannya supaya aku tidak bisa kabur kemana-mana.
"Ibu hari ini cantik banget deh,"
"Jangan menggodaku Taufan, sana pergi ke kelasmu!"
"Ehehehe... Ibu malu ya? manisnya~"
Dia mulai menunduk dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Duhh.. kenapa anak zaman sekarang pada tinggi-tinggi banget sih? Mereka makan apa coba?
"Taufan, jika kau mendekatkan wajahmu lagi kau akan mendapatkan hukuman dariku,"
Bukannya menjauh, dia malah semakin mendekatkan wajahnya padaku. Ini anak memang kurang ajar ya, tidak menuruti perintah gurunya sama sekali. Karena itu aku langsung...
'PLAKK!'
Menamparnya dengan sekuat tenaga. Tapi, bukannya mengaduh kesakitan, dia malah tertawa. Pagi-pagi anak ini udah kesambet apaan sih?
"Hahaha... kalau Ibu malu bilang aja, uhh~ bikin aku gemas tau.." ujarnya sambil mencoel pipiku. Aku sudah tidak tahan lagi.
"TAUFAN! LARI KELILING LAPANGAN 30 KALI!"
NORMAL POVS~
Yaya kembali mengajar murid-muridnya seperti biasa, membiarkan Taufan yang berlari memutari lapangan tiga puluh kali.
Menjelang istirahat, hukuman Taufan selesai dilaksanakan. Dia langsung menuju ke kantin dan membeli sebotol air minum. Dia benar-benar lelah setelah mendapatkan hukuman penuh cinta dari guru kesayangannya.
"Hahaha... Taufan, bagaimana tadi hukumannya?" Ejek salah seorang temannya.
"Benar-benar tidak terlupakan, terimakasih." Sahutnya sambil melempar botol minumnya yang sudah kosong kepada temannya yang tadi mengejeknya.
"Sudahlah Taufan, kau tidak usah mengejar Bu Yaya lagi. Apa kau tidak jera setiap hari kena hukuman terus olehnya?" Tanya Gempa, temannya sekaligus anak emas guru.
"Gempa, aku tidak akan berhenti sampai Bu Yaya jatuh hati padaku. Akan kubuktikan kepadamu kalau Bu Yaya akan mencintaiku, sama seperti aku mencintainya." Ujar Taufan dengan keyakinan yang seyakin-yakinnya.
"Masalahnya, apa kau tidak bosan terus-terusan kayak gini? Setiap hari harus lari keliling lapangan tiga puluh kali. Kalau aku jadi kau sih, mending cari yang lain" Sahut Halilintar, temannya juga sekaligus ketua Osis sekolah.
"Hei Hali, cinta itu butuh banyak pengorbanan. Kau harus berkorban jiwa dan raga demi mendapatkan seseorang yang kau inginkan!"
Halilintar menengok ke arah Gempa, "Hei Gempa, apa dia terkena virus melankolis milikmu?"
Gempa langsung menjitaknya, "Seenaknya saja kau bicara."
Halilintar yang tidak terima langsung melancarkan serangannya, "Apa!? Memang benar kan?"
"Tapi apa yang kau maksud dengan virus melankolis milikku, haa!"
"Kenapa? Kau ini memang orang yang melankolis kan? sedikit-sedikit memberi quotes, sedikit-sedikit menasihati orang lain. Mentang-mentang anak emas guru!"
"Kau sendiri juga sama, selalu memberikan anak buahmu tugas yang banyak. Apa kau tidak tahu? Kau di sekolah itu mendapat julukan 'The Prince Of Evil'!"
"APA KAU BILANG!?"
"MEMANG BENARKAN?"
Oke, Taufan mulai pusing menyaksikan adu bacot antar 2 temannya itu. Lebih baik dia pergi menuju kantor guru. Dimana sang pujaan hati berada.
"Im coming my honey~"
Kantor guru. Diruangan itulah dia bisa sedikit mengendurkan syarafnya yang tegang dari kejaran sang pemuda yang bernama Boboiboy Taufan itu.
"Ahhh~ tenangnya~" Ucapnya sambil memijit-mijit pundaknya sendiri.
"Rasanya enak ya kalo dipijitin," Ujarnya sambil terus memijit pundaknya, yang tanpa ia ketahui tiba-tiba ada tangan yang memegang pundaknya secara tiba-tiba dan meremasnya. Ma-ma-maksudnya dipijitin... *dihajar reader*
Yaya yang menyadarinya langsung berdiri dan menoleh ke belakang, dan mendapatkan seorang pemuda yang sedang tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya.
"TAUFAN! Kamu ngapain disini?! Terus tadi kamu ngapain pegang-pegang pundak saya!?" Tanya sang guru penuh dengan rasa kaget.
"Loh, bukannya tadi ibu bilang pengen dipijitin. Ya udah saya pijit, berhubung saya tadi juga pengen kesini. Sepertinya kita sama-sama saling membutuhkan ya? saya membutuhkan Ibu, dan Ibu membutuhkan orang yang mau mijitin Ibu. Mungkin ini yang namanya kekuatan cinta," Sahut Taufan sambil nyengir gaje.
"Kekuatan cinta ndasmu! Pergi sana! Saya masih banyak urusan,"
"Eh, bukannya tadi mau dipijitin?"
"gak jadi! Cepat keluar sana!"
"Alah, Ibu jangan bohong... nanti kalau Ibu sakit saya yang sedih lo~"
"Bodo amat! Cepat pergi sana!" Seru sang guru dengan muka yang merah. Antara malu dan marah.
"Serius nih? Nanti siapa yang mau mijitin Ibu?"
YAYA POV'S
Ini anak maksa amat sih! Jangan-jangan dia pengen nyari kesempatan dalam kesempitan. Tidak-tidak-tidak-tidak, aku tidak akan memberikannya. Enak saja... aku ini masih punya harga diri tau!
"Taufan, sebentar lagi bel masuk segera berbunyi. Sebaiknya kau pergi ke kelas sana."
"Ck, Ibu gak usah bicara sok formal kaya gitu ke saya, usia kita kan cuma beda satu tahun,"
Ini anak benar-benar minta dihajar ya?
"Oke-Oke, maafkan saya. Tapi sebaiknya kau pergi ke kelas sekarang, kelasmu sudah mau dimulai Taufan."
"Tapi saya maunya sama Ibu,"
"Gak ada tapi-tapi, pergi ke kelas sana!"
"Tapi-"
'KRINNGGG!'
Syukurlah bel masuk berbunyi, dengan begitu anak kurang ajar ini pasti akan pergi dari sini. Tapi kok?
"Kenapa masih disini, belnya udah bunyi tuh?" Tanyaku menatapnya heran, kukira dia tidak mendengarkanku. Tapi raut mukanya yang tiba-tiba berubah membuatku mundur satu langkah.
"Ibu..."
"I-iya,"
"UWOOH! INI PERTAMA KALINYA IBU BICARA NON-FORMAL PADAKU, AKU SENANG BANGET~!"
Dia langsung memelukku dengan erat, sampai aku tidak bisa bernapas.
"TAUFANN! APA YANG KAU LAKUKAN HAA!" Aku langsung mendorong tubuhnya dan menjewer kupingnya. Enak saja dia main peluk-peluk orang, bukan muhrim pula!
"Adududuh... Ibu! Sakit bu... lepasin, telingaku mau copot nih!"
"Biarin! Lagian siapa suruh kamu peluk-peluk saya, Ha!"
"Abisnya tadi ibu manis banget sih, aku kan jadi gak tahan..."
Aku semakin menjewernya semakin keras. Kelas udah mulai, dia malah nge-gombalin gurunya. Bener-bener nih anak...
"Bu! Sakit bu... iya-iya saya mau ke kelas, tapi lepasin dulu,"
Akhirnya dia mau ngalah juga. setelah aku melepaskan jeweranku, dia segera pergi menuju kelasnya. Tapi sebelum itu... dia mencubit hidungku sambil bilang,
"Aku akan segera kembali my honey, jangan kemana-mana ya~?"
Habis itu dia langsung pergi begitu saja? Taufan, kau ini benar-benar...
"DASAR MURID MESUM!"
~TBC~
.
.
.
A/N: TARA~! Utie kembali~ XD ada yang kangen? /ENGGAK!/ it's okay~ T~T
Setelah fic 'pencil' Utie kembali membuat cerita yang gak kalah gajelnya..
Sebenarnya yang apdet cerita hari ini, seharusnya si Alf. Tapi gara-gara komputer sempat nge-hang, data-datanya jadi pada ilang semua. Dan yahh~ dia jadi...#ngelirik Alf yang lagi pundung dipojokkan#...gini deh^^"
Jadi, untuk sementara waktu. Nikmati saja cerita Utie dulu^^
see you~^^ *sambil puk-puk Alf*
