"Hm, aku pulang dulu, ya, Sai-kun!" teriak Sakura dari jauh. Ia melambaikan tangan beberapa kali.

"Iya! Hati-hati di jalan!" seru Sai. Ia tersenyum ramah.

Sakura berlari pulang ke rumahnya dengan perasaan bahagia.

DEG! DEG! DEG!

"Eh?! Lagi-lagi jantungku berdetak kencang begini. Sebenarnya ada apa denganku?!" ucap Sakura risih.

Disclaimer: Naruto © Kishimoto Masashi

Just Be My Everything! © tsundere

Rated: T (dapat berubah tergantung keadaan)

Genre: Romance and drama (dapat berubah tergantung keadaan)

Pairing: SasuSaku (dapat berubah tergantung keadaan)

Warning: AU, OoC, OC, GaJe, Typo(s) dan lain-lain (dapat berubah tergantung keadaan) :D…

Saya sadar banget fic ini masih jauuuuhhh dari kata sempurna. Tapi, apa salahnya memberi review atau sekedar mampir untuk membaca fic ini?! Review sangat dibutuhkan demi kesempurnaan fic ini.

Flame? Hm, bolehlah. Saya juga senang kok dapat flame. Seperti ada yang nantangin gitu!

-xXx-

-Summary:

Sasuke Uchiha, dokter keren. Sakura haruno, siswi aneh. Apa jadinya kalau mereka harus tinggal seatap?!/SasuSaku/(summary pendek sangat)/ Silakan dibaca, sudah itu direview. Hahaha!

.

.

.

Chapter 1

-Awal pertemuan 1-

. . .

SAKURA HARUNO/ Umur 16 tahun/ Siswi yang agak aneh/ Terampil dalam bidang olahraga/ (Mungkin) menyukai Sai/ Tokoh utama/ Suka memakan buah Strawberry/ Paling anti sama tomat.

. . .

Maklum, beginilah nasib seorang gadis seperti Sakura yang baru merasakan namanya 'cinta'. Sakura tak mengenal cinta di lingkungan sekitarnya. Ia tak tahu apa itu cinta. Ia tak tahu gejala yang timbul saat merasa jatuh cinta. Ia tidak mengenal hal-hal tersebut sebelumnya. Ia bahkan tidak pernah mendengar cerita dari teman-temannya yang lebih berpengalaman. Sakura orang yang tertutup. Setiap jam istirahat, ia pasti berada di atap sekolah. Menurutnya, teman yang paling aman baginya hanya Sai seorang.

.

.

.

"Mungkin aku harus pergi ke rumah sakit untuk periksa. Siapa tahu saja aku terkena penyakit kronis. Bisa gaswat, tuh!"

Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, tiba-tiba langkahnya terhenti seketika. Ia berhenti tepat di depan sebuah klinik yang berukuran sederhana.

"Klinik Uchiha. Dokter spesialis penyakit dalam. Buka setiap hari. Mulai pukul 9.00 am sampai 21.00 pm. Eh, bukankah ini rumah Inuzuka-san?! Katanya memang mau pindah hari ini, tapi, uwahhh! Hebat! Begitu pindah, pembelinya langsung ambil tempat. Hebat, malah pemilik barunya langsung buka klinik. Eh, daripada pergi ke rumah sakit, lebih baik aku periksa di sini saja. Lalala~"

Sakura membuka pintu klinik tersebut. BRUK!

Ia baru saja menabrak seseorang. "Hei! Bersabarlah! Yang lain juga mengantri!" maki seorang gadis yang ada di hadapan Sakura.

Sakura ojigi beberapa kali. "Gomen na! Saya tidak melihat antrian tadi. Sekali lagi minta maaf!"

Sakura membulatkan mata begitu memperhatikan antrian di klinik itu. Mulai dari pintu masuk sampai ruang pemeriksaan. Yang ia herankan, kenapa orang-orang ini mengantri? Apa tidak ada tempat tunggu?! Sakura menoleh lagi kearah kursi tunggu. Kali ini ia makin terkejut. Kursi tunggu sudah dipadati beberapa pengunjung. Dan yang paling mengherankan lagi, kenapa pasiennya adalah perempuan semua?!

"Ehm, maaf. Ada apa di klinik ini sebenarnya?! Apa ada diskon alat kosmetik kesehatan?!" tanya Sakura pada gadis yang tadi tak sengaja ditabraknya.

"Huh, ini bukan diskon alat kosmetik kesehatan. Asal kau tahu saja, orang yang menjabat sebagai dokter di klinik ini adalah seorang pria tampan."

"Hah?! Pria tampan?! Tunggu, tunggu! Jadi kau hanya berpura-pura sebagai pasien? Kau tidak sakit sungguhan, 'kan?!" tanya Sakura lagi.

"Tentu saja. Aku hanya ingin bertemu muka dengan dokter itu. Aku tidak bisa melewatkan hari pertama ini. Eh, semua gadis di sini juga begitu, kok."

Sakura manggut-manggut. 'Setampan apa ia sampai digilai banyak gadis seperti ini?' batin Sakura.

Sudah tiga jam lamanya Sakura menunggu di klinik itu. Ia bahkan sudah tertidur pulas di atas kursi tunggu.

"Pasien nomor 75! Silakan memasuki ruang periksa!" ucap asisten klinik itu lewat sebuah mic.

Rupanya itu nomor antrian Sakura. "Pasien nomor 75!" ucap asisten klinik dengan volume suara yang ditambahkan.

"Kyaa!" Sakura terjatuh dari kursi. Ia meringis perlahan. Kemudian mengangkat kartu antriannya tinggi-tinggi.

"Iya! Aku nomor 75!" teriak Sakura spontan.

Asisten klinik ojigi perlahan. "Silakan memasuki ruang periksa."

"Ah, iya. Iya. Terima kasih!"

-xXx-

CKLEK! "Konichiwa!" sapa Sakura begitu memasuki ruang periksa.

"Huh, seorang gadis lagi kah?!" ucap dokter itu memastikan.

Sakura menggembungkan kedua pipinya. 'Apa salahnya kalau seorang gadis?'

"Duduklah!" pinta dokter itu tegas.

Dokter itu duduk di hadapan Sakura. 'Oh, benar! Ternyata benar sekali. Dokter ini memang keren!' batin Sakura.

"Apa keluhanmu?!" tanya dokter itu malas-malas.

"Aku tidak bisa bicara pada orang yang tidak memberitahukan namanya sendiri."

Dokter itu menatap Sakura tajam. "Kau punya mata, 'kan? Kau tidak lihat namaku telah terpajang sedari tadi di haadapanmu?!"

Skakmat! Malulah Sakura. Ia meringis kecil untuk menutupi rasa malunya. "Namamu terlalu kecil. Kau harusnya memasang yang lebih besar."

Sakura menatap nama dokter itu yang terpajang di hadapannya. 'dr. Uchiha Sasuke. Jadi nama kliniknya diambil dari nama marganya itu, ya!'

. . .

SASUKE UCHIHA/ Dokter spesialis penyakit dalam/ Tokoh kedua/ Keren/ Umur 20 tahun/ Karena mengurs klinik jadinya harus tinggal di rumah Sakura/ Penyuka tomat.

"Sekali lagi. Apa keluhanmu?!" tanya Sasuke sambil mengatukkan jarinya di atas meja.

Sakura balas menatap Sasuke. "Jantungku berdetak kencang setiap kali aku berdekatan dengan seseorang! Aku hampir pingsan setiap kali dekat dengannya. Yang ingin kupertanyakan, apakah aku mengidap penyakit kronis akut?!"

Sasuke menaikkkan alis kiri, ia jadi salah tingkah mendengar pernyataan dari Sakura.

"Kalau bicara yang serius, dong!" protes Sasuke.

Sakura menghela napas kesal. "Aku bicara serius, kok!"

"Kenapa kau bertanya hal seperti itu?!"

BRAK! Sakura berdiri sambil menggebrak meja. "Apa yang salah memangnya?! Itu penyakitku! Kenapa? Kau tak tahu cara menyembuhkannya?!" ucap Sakura.

"Penyakit macam apa itu?! Aku baru mendengarnya." Sasuke berdiri untuk menatap Sakura.

"Huh, harusnya aku tahu. Sebaiknya aku ke rumah sakit daripada pergi ke klinik baru yang abal ini."

"Heh, mana ada penyakit seperti itu?! Yang ada malah kau akan dianggap orang aneh! Err, kupastikan saja, ya! Apa kau sedang menggodaku?!" ucap Sasuke.

Sakura melongo. "Menggodamu?! Kau pikir aku tidak punya harga diri harus menggoda pria yang tidak kukenal sama sekali, hah!?"

"Semua yang datang juga begitu!" teriak Sasuke.

"Ah, kalau begitu kau salah. Jangan samakan aku dengan mereka. Aku datang sebagai pasien yang sakit. Kau malah memaki pasienmu dan malah mengatainya sedang menggodamu. Dasar dokter kurang ajar. Menyesal aku harus ke tempat ini!"

Sakura berjalan keluar dari ruang pemeriksaan. "Pergilah. Dasar monyet bodoh! Aku tidak mau tahu tentang dirimu dan juga penyakit penggodamu!" teriak Sasuke kesal.

Sakura mendelik. Ia melayangkan tatapan tidak suka kearah Sasuke.

"Kenapa?! Kau marah?! Kau pikir aku takut?!" tantang Sasuke.

Sakura berjalan mendekati Sasuke. PLAK! Sakura memukul wajah Sasuke menggunakan bukunya.

"Kau bilang apa tadi?! Say that again!"

"Apa yang kau lakukan!? Kenapa memukulku, hah?! Kau pikir hanya kau yang bisa memukul?! Aku juga bisa, monyet bodoh!"

PLAK! "Monyet bodoh apa maksudmu?!" teriak Sakura.

Bahkan sekarang mereka sudah berada di ruang tunggu. "Penyakit penggoda apa maksudmu, hah?!" PLAK!

Para asisten klinik pun terkejut menatap kedua orang tersebut.

"Hentikan! Kau pikir itu tidak sakit apa?!" gerutu Sasuke.

"Kau pikir aku mempedulikanmu?! Biar tahu rasa kau, bodoh!"

"Hei, kalian! Jangan diam saja. Lakukan sesuatu!" teriak Sasuke kepada para asistennya.

.

.

.

"Sakit sekali…" Sasuke meringis kesakitan.

"Sasuke-san, sebentar lagi akan selesai."

Sasuke sedang dikompres wajahnya menggunakan air hangat oleh asistennya. Pukulan Sakura yang bertubi-tubi itu ternyata meninggalkan 'jejak-jejak indah'.

Mana Sakura?! Oh, rupanya gadis itu sedang duduk di samping Sasuke sambil meminum secangkir o-cha pemberian asisten klinik. Katanya untuk menenangkan 'hati berapi' Sakura.

"Hah, hangatnya…" seru Sakura.

Sasuke mendelik tajam. "Hei! Dasar gadis berbahaya. Harusnya kau tidak perlu sesadis itu padaku! Huh," Sasuke hendak memukul Sakura, namun tangan Sakura buru-buru mencubit pipi Sasuke dan menyebabkan pria itu berteriak kesakitan karena Sakura menyentuh bagian yang memiliki jejak-jejak indah tersebut.

"Ne, aku pulang dulu. Terima kasih atas tehnya!" Sakura membungkuk pelan. Kemudian berjalan pulang ke rumahnya.

-TBC-

Apa pendapat kalian tentang fic baru saya ini?

Ehm, ada beberapa yang harus saya jelaskan untuk chap pertama ini (bagi yang tidak ingin membacanya, silakan diabaikan):

1. Awalnya, judul fic ini adalah 'My Everything'. Kemudian diubah menjadi 'By My Side'. Kemudian diubah '60 Days With You'. Dipikir lagi, ternyata malah kepincut sama 'Just Be My Everything'. Kata-katanya gajauh beda sama kedua judul tadi.

2. Fic ini diadaptasi konsep ceritanya dari manga 'My Dinosaur Dentist' karya Masami Morio (kalau gasalah).

3. Tadi di bio Sakura, tercantum kata 'orang yang agak aneh'. Maksudnya itu karena Sakura adalah gadis yang selalu bertindak tanpa berpikir, kelewat polos, dan ceroboh. Yang ngatain Sakura aneh itu bukan author, kok. Yang ngatain adalah teman-temannya Sakura. Ciyus, lho! XO

4. Bagian 'Awal Pertemuan' akan dibagi menjadi tiga bagian. Jadi, chap 1, 2, dan 3 akan berjudul sama XD

5. Setelah dilihat, silakan direview ya! Gak sulit, kok. Ehehehe

Sampai jumpa di chapter depan! Adios!