FF|| GS || SUPERJUNIoR || KYUMIN || Shining Star ||
Titlle : Shining Star
Rated T-M
Genre : Hurt, Romance, Conmfort,
Cast : Sungmin as Yeoja
Hanuel oC as Sungmin's daughter
Kyuhyun Namja as Ryewook's old brother & Younger's brother
Kibum Namja as Kyuhyun & Ryewook's old brother
Ryewook Namja as Kyuhyun and Kibum's Younger Brother
Hankyung & Heechul as Cho brothers's parents
Donghae as Yeoja
Summary : Lika-liku perjalanan hidup Lee Sungmin yang terenggut kebahagiaannya oleh takdir dan Cho Kyuhyun
Desclaimer : Mereka semua adalah milik Tuhan. Tapi fanfic ini murni hasil karya saya.
Warning : Saya ingatkan bahwa apapun yang ada di sini murni hanyalah sebuah karangan FIKSi, jangan pernah menanggapinya terlalu berlebihan. Kalian boleh menvisualisasikan mereka seperti apapun, tapi jangan terlalu mengambil hati. Saya Anti EYD , full of typos, super OOC, Garing, membingungkan, butuh konsetrasi penuh, yang tidak suka harap segera tinggalkan.
_BryDen_
MoKPo,.2012
Lihat, bintang itu sangat indah, bertaburan gemerlap menghiasi langit, aku ingin ada disana..sungguh aku ingin merengkuh mereka.
Gadis menginjak belia itu mengulurkan tangannya ke langit. Menggapai-gapai seolah ia mampu memetik salah satu kerlipan yang tengah mengodanya.
Ahk, bintang itu. Apakah dikelilingi oleh mereka akan membuat dunia bahagia?
Gadis mungil itu tersenyum kecil. Disana, diatas langit, Ada satu wajah yang dilukis hanya pada serangkaian bintang. Ia satukan hingga membentuk seraut wajah. Ya, Seraut wajah, dengan ukiran senyum yang menawan. Kedamaian yang di nantinya sepanjang hidup, 8 tahun.
" Kau suka sekali memandangi bintang, sayang" sebuah suara membuyarkan lamunan gadis manis itu.
" Halmeoni" Hanuel segera menghambur kepelukan sang nenek seraya menyandarkan tubuhnya manja. Sang nenek menyambutnya, tersenyum hangat, seraya membelai-belai kepalanya. Sungguh bagi Hanuel berada dalam dekapan Teukie Halmeoninya adalah saat- saat paling nyaman.
Dan bagi Eeteuk mencurahkan kasih sayang pada cucu satu-satunya yang ia miliki ini, adalah cara paling baik yang ingin ia lakukan.
Kedua cucu dan nenek itu terhanyut dalam keheningan malam. Menikmati hembusan angin musim semi di beranda rumah mungil mereka.
Hingga suara khas Hanuel menggema " Halmeonie..." Haneul merenggangkan pelukannya pada tubuh sang nenek
" Eum.." Eeteuk, mengelus rambut cucunya "Ada apa, sayang?"
Sesaat Haneul terdiam. oh, lihat, ada siratan pedih yang Eetuek dapati di mata mungil nan polos itu.
Haneul mendongakkan wajahnya ke langit, mengudarakan kedua bola matanya mengitari rangakaian bintang yang ia bentuk wajah.
" Halmeonie, apakah benar eomma memang ada di langit, lalu Appaada di mana?
Jessshh…Eeteuk terhenyak, apakah saat itu telah datang? Apakah ini pertanda ia harus membuka segalanya? Selama ini cucu perempuannya ini tak pernah menuntut jawaban lebih selain keberadaan eomanya di langit? Dan gadis itu akan sangat bahagia menamai seluruh rangkaian bintang sebagai eommanya. Dia tidak akan menuntut apapun dan bahkan seperti tak perduli dengan apapun.
Ahkk…apakah ini saat yang tepat?
Eeteuk meraih kembali tubuh mungil Hanuel dalam pelukannya. Tangannyapun kembali melakukan hal yang sama membelai belai lembut kepala cucunya dengan penuh kasih sayang.
" Nak, kau pasti mengantuk, Halmeonieakan menceritakan sebuah kisah padamu?
Hanuel tidak protes karna sang nenek tak menjawab pertanyaannya. Sungguh ia tahu, seorang ibu tidak ditakdirkan ada dalam kehiudpannya. Perlahan Haneul memperbaiki letak tubuhnya, membaringkan diri di paha Eetuek dengan nyaman. Hmm, ya,, Hanuel, lebih memilih melelapkan dirinya diiringi kisah sang nenek yang akan membawanya tenggelam kealam mimpi.
Eeteuk mengelus wajah Hanuel lalu mencubit kecil hidung mungil cucunya. Waktu itu telah sampai juga. Ya, Waktu di mana dia tidak lagi harus menyimpan segalanya. Usia Hanuel lebih dari 8 tahun dan dia cukup dewasa untuk mengerti akan kehidupan
Eeteuk menarik nafasnya panjang, ia harus memulai kisah ini. Harus, Sebelum langit menghukumnya. Dan bumi tak mau lagi menerima dirinya. Ah tidak, yang terpenting adalah sebelum Hanuel semakin dewasa sebelum ia sempat tahu segalanya.
" Nak, ini adalah kisah seorang gadis cantik yang selalu berkerlip indah bagai bintang. Ia adalah pesona yang mengagumkan, sebelum ada kegelapan yang menghancurkan kegemilangannya."
_BryDen_
SEOUL , 1998
Seorang gadis kecil melangkah ragu memasuki ruang tamu mewah kediaman keluarga Cho, ruangan yang didesain dengan gaya arsitektur eropa itu menyilaukan pandangannya. Kedua tangan mungilnya mendekap erat boneka Bunny seolah-olah hanya itu yang bisa menjadi pelindungnya. Sungguh, gadis kecil itu tak yakin, apakah benar berada di bangunan semegah ini kelak akan membuatnya tetap nyaman.
" Masuklah nak" seorang pria yang walau setengah baya namun terlihat sangat tampan, menepuk-nepuk pundaknya. "Mulai sekarang kau tinggal di sini dan ini adalah rumahmu, dan mereka adalah saudaramu. Wookie dan Kibum, kemarilah lihat siapa yang Appa bawa" pria itu memanggil kedua putranya yang tengah bermain sepak bola di taman samping rumah.
Keduanya berlari menghambur kepelukan sang ayah. " Appa…" teriak mereka bersamaan.
" Aigoo, anak-anak Appa" Hankyung merengkuh kedua putranya dan menggendong mereka bersamaan, Kibum bergelantungan di punggung kekarnya sedang Wookie berada dalam dekapannya.
" Aish kalian ini, apa kalian tidak malu ada noona di sini?
Kedua pasang kakak beradik yang terlalu bahagia dengan kepulangan sang ayah yang pergi selama seminggu nyaris tidak menyadari kehadiran seorang gadis manis dengan rambut dikuncir dua berpita, yang menatap mereka dengan mata mungil yang mengerjap-ngerjap.
"eh,,,ini siapa, Appa? tanya Kibum yang segera turun dari punggung ayahnya. Ia memandangi gadis mungil itu dari atas hingga bawah dengan wajah merona malu malu.
Melihat gadis itu kembali mengerjap-ngerjapkan bulu mata lentiknya, membuat Kibum spontan ingin menggigit kedua pipi chubby itu.
"Ini…hmm..Cantik, ayo perkenalkan dirimu pada dua anak nakal ini!"
Hanchul mengacak rambut Kibum, " aish, Appa" Kibum merasa tergangu dengan perlakuan appanya.
"Na, Sungmini-eoyo" Sungmin memperkenalkan
" Ryewook" si kecil Ryewook mengulurkan satu tanganya tetap tak ingin turun dari gendongan sang Appa, Sungmin menyambut uluran tangan kecil itu sambil tersenyum hangat.
"Aku Kibum, Cho- paling tampan" Kibum segera menepis tangan saudara lelakinya. " Yak, Hyung" Ryewook spontan memukul kepala Kibum, ia merasa terganggu dengan kelakuan Kibum yang seenak jidatnya menyela perkenalannya dengan yeoja baru itu.
"Appo" Kibum mengelus elus kepalanya. Anehnya dia tidak sama sekali membalas perbuatan Ryewook.
"Wookie, kau tidak boleh melakukan itu pada Hyungmu" Hankyung memperingatkan putra bungsunya. Ia pun segera mengelus elus kepala Kibum sebelum putra sulungnya itu menangis.
Disaaat keluarga Cho mulai menyambut kehadiran anggota baru di keluarga mereka. Dari balik kaca di lantai 2 rumah megah itu. Sepasang mata tajam mengamati mereka dari kejauhan. Ia sama sekali tidak terusik. Dia hanya diam seolah tidak tertarik pada apapun.
Yang terbaca dari guratan wajahnya adalah kesinisan. Namun anehnya, sepasang mata kelam yang ia miliki tak pernah berhenti memandangi sosok gadis mungil itu. Bahkan sejak kedua kaki mungil si gadis menapaki halaman rumah.
" euhm..oh ya, di mana Cho Kyuhyun?
Hankyung baru menyadari sesuatu, ada yang kurang dari salah satu putranya. Bahkan ia tidak melihat keberadaan putra tengahnya itu sejak tadi.
" Pasti dia sedang berada dikamarnya, Appa", Kibum bergegas ingin memanggil adik lelakinya agar segera berkenalan dengan saudari mereka yang baru. Namun Ryewook buru-buru mencegahnya.
" Biar aku aku saja, Hyung" Wookie meminta turun dari gendongan Appanya. Namja mungil magnae keluarga Cho itu berlari kecil menaiki anak tangga kelantai 2 menuju kamar kakak tengahnya.
Sepasang mata yang terus mengamati mereka dari kejauhan, segera menarik tubuhnya menjauh begitu melihat Ryeowook dengan lincah menaiki anak tangga. Namja belia itu membawa tubuhnya masuk kekamar pribadinya, menguncinya rapat lalu menenggelamkan dirinya di hadapan setumpuk buku-buku tebal dan sebuah laptop. Dia bertindak seolah-olah memang sejak pagi belum keluar kamar.
Tak lama, pintu kamarnya di ketuk-ketuk kecil.
Tok..tok..
"Hyung,..buka pintunya. Appa, membawa Noona baru yang sangat cantik" tangan mungil Ryewook menggedor-gedor pintu kamar Kyuhyun.
" Hyung" panggilnya lagi, namun tak ada jawaban. Ia baru ingin memanggil untuk ketiga kalinya sebelum terdengar suara sahutan dari dalam.
" Ryewook-ah, kau menggangguku"
"Hyung,, Appa baru saja datang, masa kau tetap main starcraft dan tidak keluar-keluar sepanjang hari?.."akh, Hyung!" jerit Ryeowok. Ryewook berniat mencongkel pintu kamar Khuyun kalau saja namja sok tua bagi Ryewook itu tidak segera membuka pintu kamarnya dengan kasar.
" Kata siapa aku main starcraft, hah?" Kyuhyun yang tidak terima atas tuduhan magnaenya melotot tajam.
" Mwo, Hyung tidak main Starcraft?" Ryewook melongokkan kepalanya ke dalam kamar, di atas meja belajar Kyuhyun terlihat sebuah buku tebal yang terbuka, namun sang laptop tertutup rapat " Hmm, pasti Hyung baru menutupnya, iya kan?
" hish" Kyuhyun beranjak menutup pintu dan melangkah turun kelantai bawah, ia tidak berminat menanggapi saudara lelakinya itu. Terlalu bodoh dan membuang buang waktu.
Ryeowook yang kecil sudah harus ditempat dewasa demi menghadapi sifat dingin sang hyung, hanya mendengus sebal lalu berlari mendahului Kyuhyun.
" Childish" gumam Kyuhyun pedas tanpa terdengar oleh Wookie
_BryDen_
Kyuhyun sampai di lantai bawah beberapa saat setelah Ryewook mengabarkan kalau kakak lelakinya akhirnya mau keluar kamar.
Hankyung menyambut putra tengahnya dengan senyum seorang ayah yang rindu akan putranya" Hey Man, Bagaimana kabarmu hari ini?" Hankyung meninju kecil bahu Kyuhyun, perlakuan yang bahkan lebih dewasa dibandingkan dengan memperlakukan Kibum sebagai putra sulung.
" Seperti yang Appa lihat, aku baik-baik aja" hanya itu. Malah sejujurnya anak itu kini tengah berpikir bahwa ternyata Ayahnya sama Childishnya seperti kedua saudaranya.
Hakyung tertawa kecil menghadapi kelakuan putranya. Terlampau serius untuk anak berusia 12 tahun.
" euhm..ok.. Appa senang melihatmu baik-baik selalu. oh ya, ini adik barumu dan mulai sekarang kalian bersaudara".
Kyuhyun menilik tubuh gadis kecil dihadapannya dari atas hingga bawah.
" oh, jadi ini Noona bagi Wookie" Kyuhyun mengeryitkan dahinya, dan mencibir tipis menampakkan tanda tak berminat."Apanya yang cantik?" desisnya sarkastik.
Walaupun berkata begitu namun tatapan mata Kyuhyun yang begitu menusuk tajam mampu membuat Minnie -gadis lugu dan polos- bergidik ngeri. Ia spontan sampai menyembunyikan dirinya di balik tubuh Kibum. Tangannya bergetar kencang mencengkram erat pinggang Kibum. Gadis kecil itu ketakutan.
Di mata Sungmin, anak lelaki yang baru dilihatnya hari ini, itu seperti vampire yang ingin sekali membunuhnya. Sungmin hampir menangis menyembunyikan wajahnya dalam-dalam di balik boneka Bunny kesayangnya yang sejak tadi tak sekalipun jauh darinya.
"Yaks..Kyu, lihat! aish , baru bertemu denganmu, dia langsung mau menangis. Huh dasar Monster". Kibum membalikkan tubuhnya berusaha menenangkan Minnie yang wajahnya mulai memerah menahan tangis.
Kibum tak habis pikir, bisa tidak sih adik lelakinya itu sedikit tersenyum ketika berhadapan dengan orang lain? Apalagi di hadapan gadis semanis Minnie.
Bukannya meminta maaf atau mengklarifikasi perbuatannya, Kyuhyun justru memohon diri pada Appanya untuk segera kembali ke kamar. Ia menganggap sudah tidak ada hal penting yang patut membuatnya bertahan di tempat itu.
" Appa, aku ingin kembali ke kamar, besok ada test di sekolah" Kyuhyun beralasan.
Hankyung menarik nafas panjang " Loh, kau kan belum memperkenalkan dirimu pada deongsangmu, Chagiya?"
Hmm, mau tak mau Kyuhyun harus berbasa-basi memperkenalkan diri "Cho Kyuhyun Imnida, pangabsemnida". Kyuhyun membungkungkan badannya 900, seolah-olah sedang berkenalan dengan orang yang usianya lebih tua darinya.
Minnie yang masih ketakutan bahkan tidak berani sekedar mengulurkan tanganya untuk Kyuhun. Merasa tak ditanggapi Kyuhyun berdecak tak perduli, anak itu bergegas meninggalkan ruang tengah dan kembali ke lantai atas.
"Dasar...Crazzy Brother" batin.
Hankyung menggeleng-gelengkan kepalanya, heran. Apa mau dikata? Tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia tidak mungkin mampu merubah sikap putranya. Sifat itu hadir bukan secara alamiah. Ada kebiasaan turun temurun yang mungkin ditiru oleh putranya.
Yang bisa Hankyung lakukan hanya berdoa, dari lubuk hati kecilnya yang paling dalam, semoga kelak alam mengijinkan putranya menjadi orang-orang terbaik, dan diterima oleh siapapun dengan baik.
" Ahhh…Minnie chagia. Kyuhyun oppa, memang begitu pada orang yang baru dia kenal. Jadi jangan marah ya, Minnie". Hankyung mencubit kecil pipi Sungmin, demi mencairkan suasana. Kibum pun melakukan hal yang sama ia meneol-neol lengan Minnie untuk menghiburnya.
"Noona, ayo kita lihat kamarmu". Wookie tiba-tiba ia meraih telapak tangan mungil Minnie dan menggenggamnya erat.
Wookie seolah-olah mengingatkan Ayahnya yang hampir lupa, ia seharusnya segera mengajak Minnie yang kelelahan dari perjalanan jauh untuk beristirahat di kamar barunya.
"Benar juga, ayo kita lihat". Mereka berempat beranjak dari ruang tengah menuju sebuah kamar dengan daun pintu berhias aneka pernak-pernik girly.
Entah bagaimanapun caranya, Hankyung meminta pada asisten rumah tangga dikeluarganya untuk mendesain kamar baru bagi Sungmin seindah mungkin. Walau mungkin tidak akan semirip kamar milik gadis kecil itu sendiri di rumahnya yang lama.
"Nah,, Minnie, mulai sekarang ini kamarmu?" Hankyung membuka pintu kamar berwarna pink tua Itu.
" Wahh" mata dan bibir mungil Minnie sama -sama membulat sempurna. Ia begitu takjub pada tumpukan berbagai macam boneka dan accessories yang memenuhi ruangan itu. Ia seperti mendapatkan kembali segalanya yang pernah ia miliki bertahun tahun yang lalu.
" Untuk hari ini, seperti ini dulu kamarmu. Besok, kau bisa mengubahnya sesuai apa yang kau mau, Aegya?"
" Ne, Gomawo, Hankyung Ahjushi..eum maksud ku Hankyung Appa". Sungmin buru-buru meralat ucapannya, begitu teringat saat dalam perjalanan Hankyung tak henti-hentinya mengingatkan untuk memanggilnya Appa, bukan lagi Ahjushi.
"Noona,, besok aku pasti akan membantu membuat kamar yang cantik". Wookie berseru riang. Mengitari kamar Minnie, Wookie sedikit tidak tertarik melihat kamar gadis ini. Terlalu Girly hanya di penuhi satu warna Pink yang membuatnya pusing.
"Hmm..tenang aku pasti membantumu, kita cat ulang kalau perlu" Kibum menepuk dadanya, sombong.
" Ish,..aku yang akan bantu, Hyung" seloroh Wookie.
" Aku juga Wookie"
" Aku….." pekik Wookie, tidak terima.
Sebenarnya ini hal sepele, tapi itu mampu membuat Minnie terkekeh, merasa lucu mendengar pertengkaran melantur kedua saudara barunya.
" Iya, sudah-sudah!". Hankyung berusaha melerai sahut-sahutan kedua putranya yang mungkin akan berbuntut pertengkaran
"besok, Wookie membantu Sungmin Noona memperbaharui kamarnya, Kibum hyung juga" tambah Hankyung sebelum putra sulungnya mengeluarkan suara protes.
"dan Kyuhyun oppa, juga". Entah mengapa Hankyung menempatkan nama itu di akhir?! karna mungkin sebenarnya ia pun tak yakin, apakah putranya yang satu itu mau berpastisipasi?
" Ya….Kalau dia mau?".Kibum mengendikkan bahunya tak yakin. Tapi ia tak ambil pusing, toh tanpa Kyuhyun masih ada dia dan Wookie.
" Hmm,, bye-bye Minnie, istirahat yang enak ya"
Hankyung menutup pintu kamar, membawa kedua putranya bercengkrama melepas rindu.
_BryDen_
Brakkkk
Kyuhyun membanting buku tebal yang diraihnya dari atas meja belajar dengan kasar. Benar, Ia sama sekali tidak berminat lagi mengisi otaknya dengan rumus-rumus dan istilah-istilah dari buku tebal itu.
Tangannya bergerak cepat membuka layar monitor laptop hitam yang sejak pagi tadi belum ia sentuh. Tak lama jari-jarinya bergerak lincah memutar-mutar di atas Keyboard.
Arghttt….
Untuk kesekian kalinya Kyuhyun mengeram frustasi. Ada kekesalan yang ia lampiaskan secara membabi buta pada permainan itu.
" Jelekkk..benar-benar Yeoja jelek" Kyuhyun lagi-lagi menjerit. Bahkan kali ini memaki seorang Yeoja, padahal di layar monitornya tengah menembaki anime Yeoja cantik nan seksi
_BryDen_
Malam itu, keluarga besar Cho berkumpul di ruang keluarga, tempat mereka biasa saling bercengkrama bila ada kesempatan.
Kibum dan Ryeowook terlihat tengah mengajari Sungmin bermain games di hadapan layar flasma besar. Mereka saling berebut stik games, untuk bisa mengusai permainan.
Sedangkan Kyuhyun, anak itu memilih bermain games seorang diri di pojok ruangan dengan gameboard di tangannya.
Hankyung memandangi putra dan satu putri barunya dengan begitu bahagia. Nampaknya anak-anak kandungnya bisa dengan mudah menerima kehadiran si mungil Minnie. Mungkin, karna gadis kecil itu manis dan menarik, oh tak lupa, yang pasti Minnie sangat lucu dan menggemaskan.
Wajah-wajah Inocent putra putrinya menyusupkan kehangatan dalam diri Hankyung, namun sayang, masih ada sedikit pekat menyelimutinya.
Hankyung ingin sekelilingnya tersenyum. Dunia ini indah, terlebih dengan kehadiran sinar baru di kehidupan mereka.
Ia ingin semua wajah di rumahnya tertawa riang atau paling tidak tersenyum hangat. Sayang, justru ada satu wajah, yang wajahnya sesungguhnya sangat diharapkan Hankyung akan menyambut dan merekahkan senyuman manisnya, tulus, setulus ia memcintai dan mengagumi wajah itu.
Ya, Hankyung tengah merindukan senyum hangat istrinya Chulie sepanjang hari ini, oh tidak, bahkan sejak seminggu yang lalu ketika pada akhinya Hankyung memutuskan mengadopsi Si Yatim Piatu dari keluarga Lee, Lee Sungmin, kemudian pergi ke Daegu untuk menyelesaikan segala perkara yang menimpa keluarga kecil itu.
Argtt…Hankyung lelah, apa mungkin sebenarnya istri cantiknya itu tidak menerima keputusannya dengan Ikhlas? mereka bahkan sudah membiarkan gadis malang itu terluntang lantung selama 2 tahun tanpa orang tua?
Jujur, saat ini yang paling Hankyung inginkan adalah menyandarkan tubuh lelahnya di pundak sang istri. Bukankah suami istri layak berbagi kelelahan.
Tapi lihat! Sejak tadi Chulie tidak sedikitpun memperhatikannya. Wanita itu sibuk mengutak-atik desain mode baju pada berlembar-lembar skets yang ia bawa dari butik yang dikelolanya.
Hmm…selama ini Chulie tidak pernah sekalipun membawa-bawa pekerjaannya ke rumah, apalagi dihadapan anak-anak, lagi-lagi, hari ini Chulie telah melakukan hal kurang mengenakkan bagi Hankyung.
Hankyung benar-benar tidak tahan, ia ingin memperlihatkan pada gadis kecilnya, Minnie. Bahwa anak itu sangat diterima oleh ibu angkatnya dan mereka semua menyayanginya.
Hankyung berniat mendekatkan tubuhnya pada sang istri. Sayang, baru saja Hankyung ingin mendekatkan dirnya, urung, karna sang istri tiba-tiba bangkit membereskan semua kertas-kertas dan perlengkapan kerjanya.
"Anak-anak ayo kita pergi tidur" intruksi bersuara khas, tegas namun keibuan milik Chulie menggema membuat anak-anaknya sesegera mungkin menghentikan aktivitas mereka.
Kibum merapikan stik games dan perabotannya. Sementara itu si kecil Ryewook segera kembali menghambur kegendongan Appanya seperti yang tadi siang ia lakukan.
Hankyung menyambut keatraktifan si kecil Ryewook. Ia menggendong Ryewook dengan kuat, sementara itu ditatapnya Chulie penuh harap, Ia berharap istrinya itu berinisatif meraih tubuh Minnie ke dalam gendongannya atau paling tidak menuntunnya hingga masuk kekamar gadis kecil itu.
Tapi tidak, Chulie tidak sama sekali melakukan hal itu. Ia bahkan lebih memilih secepat mungkin menarik lengan Kyuhyun agar putranya itu segera masuk ke dalam kamar.
Hankyung mendengus hampa, ia kecewa, sangat kecewa. Sebegitu dingin dan kekanak-kanakannya istrinya ini.
"Ayo Minnie, sini. Appa gendong kamu ke kamar, Chagiya". Hankyung melebarkan satu tangannya. Dan mensejajarkan dirinya dengan Minnie agar mudah menggendong dua anak kecil berusia 9 dan 7 tahun itu dalam satu rengkuhan, tubuh kedua anaknya itu sama-sama mungil, jadi tidak menyulitkan.
Sepasang Suami Istri itu kini disibukkan dengan mengurusi putra-putrinya menjelang tidur.
Hankyung terlebih dahulu mengantarkan putri kecilnya Minnie kekamar tidur yang letaknya di lantai bawah, tak jauh dari ruang keluarga. Si sulung Kibum yang paling antusias pada saudari barunya mengekor di belakang sang Ayah.
"Gomawo". Hankyung tersenyum bangga ketika putra sulungnya membukakan pintu kamar untuk mereka.
" Ne chonmaneo Appa...hehehehe".
Hankyung menurunkan tubuh Minnie sementara Wookie yang mulai menguap kantuk tetap berada dalam gendongannya.
Hankyung merapikan selimut Minnie, lalu mengusap kepalanya. "Nah, Aegya selamat tidur"
" Ne, selamat tidur Appa, Kibum oppa, Wookie" ucap Minnie menenggelamkan wajahnya di bantal.
" Ne, selamat tidur" sahut Wookie dan Kibum bersamaan.
Dengan berat hati Hankyung menutup kamar Minnie. Hati kecilnya meyakini gadis itu pasti sulit beradaptasi dengan tempat barunya.
" Akh, semoga kelelahan membuatnya bisa tidur dengan nyenyak" harap Hankyung.
Hankyung melanjutkan tugasnya. Ia membawaWookie ke tempat tidur bersama Kibum. Untuk yang ini Hankyung hanya perlu merebahkan putra bungsunya ke tempat tidur, untuk selanjutnya ia percaya pada putra sulungnya yang bertanggung jawab menidurkan si adik.
_BryDen_
Di kamar Kyuhyun, Chulie sedang memastikan bahwa Kyuhyun putra tengahnya tidak akan kembali bermain games secara diam-diam menjelang waktu tidur, dan jika telah dipastikan Kyuhyun akan benar-benar tidur, maka Chulie akan mengecup kening putranya, mematikan lampu utama sesudah itu menutup pintu kamar. Nantinya Kyuhyun sendiri yang akan menyalakan lampu tidur.
"Selamat malam Chagiya, selamat Tidur" ucap Chulie sebelum meninggalkan kamar putranya.
" Ne omma, selamat Malam" bisik Kyuhyun bahkan nyaris tercekat tanpa suara.
Chulie meninggalkan kamar Kyuhyun secepat mungkin. Ia berjalan menelusuri lorong rumah megahnya menuju sebuah bangunan berbentuk puri kerucut tabung. Bangunan itu berada di tengah-tengah taman bunga yang bermekaran indah warna-warni. Semua taman di taman itu mendapat perawatan khusus.
Chulie semakin mempercepat langkahnya, ia tak ingin Hankyung tahu bahwa ia tengah menuju ke bangunan itu.
Hmm…Sebenarnya banguanan khusus itu adalah kamar Spesial bagi Heechul dan Hankyung. Namun lebih seringnya Chulie yang mengunci diri sepanjang waktu yang ia mau di kamar itu. Hal itu ia lakukan jika sedang ingin menjauhi suaminya.
Dan biasanya yang terjadi berikutnya adalah suaminya yang teramat penyabar dan penyayang itu bahkan rela duduk mendengkur di depan pintu menunggu sampai istrinya mau membukakan pintu dan membiarkannya masuk.
Tak akan lama, karna Chulie memang tidak pernah tega menyakiti suaminya.
Tapi tidak untuk hari ini? Entahlah?
Hari ini Chulie benar-benar ingin menjauhi suaminya. Ia bukannya ingin lari dari apapun, dia hanya sedang ingin sendiri, sendiri menenangkan diri.
Chulie ingin mencoba agar bisa berpikiran jernih.
Ckeklekkk…..Chulie terburu-buru membuka pintu kamar Khususnya.
"Malam ini aku akan tidur disini"
Chulie terdiam. Pandangannya nanar hampa tanpa ekspresi.
TBC
*************************************************************************************************"
~~Slide Story
Seoul, 2012
" Arghhh…mengapa kau pergi meninggalkan dunia ini di saat aku baru begitu bahagia menemukan anak kita?!
Lelaki berwajah stoic itu mengeram keras. Menahan, kekesalan, penyesalan, kesedihan, dan kekecewaan yang bercampur aduk menjadi satu.
~~Slide Story
Jeju, 2012
" Aku mencintaimu, Kyu " Sungmin mengecup bibir Kyuhyun dengan sangat lembut.
N.B : Saya berharap ada yang membaca ini. Saya ingin mengingatkan sebelum terlambat, bahwa di dalam fanfic ini akan terjadi banyak penyiksaan terhadap diri Lee Sungmin ( termasuk pemerkosaan), bukan karna saya tega menyiksa dia, hey kawan ini hanya Fanfict, saya mencintai seluruh member super Junior. Saya hanya meminjam Visualisasi. Saya harap kecerdasan bisa menanggapinya. Adakah yang tertarik dengan cerita ini?
