Tittle : My Winter Rose

Rate : T

Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho, Kim Kibum, Kim Heechul, Tan Hanggeng, Kim Junsu, etc

Genre: Romance, Hurt (Yang lain tentukan sendiri)

Desclaimer : Mereka semua adalah milik Tuhan dan orang tua masing-masing serta agensi masing-masing. Saya disini hanya meminjam namanya saja untuk melengkapi kisah dari FF karya saya.

Warning : Genderswitch for uke here.Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Banyak Typo(s) bertebaran dimana-mana. Cerita murni karya Saya (newbie Yunjae's author), jadi maaf kalau ceritanya jelek. Dibaca pelan-pelan saja. Thanks~

.

Don't Like, Don't Read!

.

Gak suka, Klik Back saja!

.

DON'T COPY!

.

.

_MeChwangie_

Chapter 1

#Seoul International Hospital

"Umma, bagaimana keadaan Joongie?" Tanyaku pada umma Heechul.

"Joongie baik-baik saja. Joongie hanya kecapekan saja kok. Mangkannya tadi waktu mau berangkat sekolah Joongie jatuh. Joongie tenang saja. Apa kepala Joongie masih pusing? " Ucapku dengan menahan air mata yang memenuhi kelopak mataku.

"Sedikit umma, Joongie merasa tubuh Joongie capek sekali akibat jatuh tadi." Jawabku sambil memandang wajah umma dan appa bergantian.

"Syukurlah, chagi." Appa pun mengelus puncak kepalaku, menghantarkan rasa sayangnya melalui usapan yang appa lakukan.

"Appa, Joongie besok boleh sekolah kan? Joongie kangen sama Junsuie dan Yunnie, appa." Tanyaku pada appa Hanggeng.

"Joongie kan harus istirahat, ingat kata Dokter Kibum. Kau tak boleh kecapekaan, sayang." Ucap appa Hanggeng dengan air muka teduh.

"Tapi, appa. Kata umma kan Joongie baik-baik saja. Kenapa Joongie tak boleh kecapekan?" Ucapku dengan wajah murung.

.

.

.

Sudut Pandang Orang Pertama (Jaejoong)

Sudah bebearapa hari ini aku berbaring lemah di ranjang rumah sakit. Aku tak boleh banyak melakukan aktivitas berat. Padahal usiaku masih 16 tahun, masih muda. Ini adalah kesempatan emasku untuk mencari jati diriku. Kesempatanku untuk bersenang-senang dengan teman-temanku. Tapi, apa yang terjadi pada diriku? Akhir-akhir ini aku hanya menghabiskan waktuku di rumah sakit dengan di temani berbuket-buket bunga mawar dari Yunnieku. Yah, mawar adalah bunga kesukaanku. Yunnie hanya memberi mawar, karena dia harus sekolah. Jadi dia mengunjungiku pada waktu dia luang.

Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku. Umma hanya bilang aku tak apa-apa. Tapi kenapa aku harus di rawat di rumah sakit? Kenapa umma dan appa melarangku melakukan aktivitas berat. Kenapa umma selalu protective padaku? Memang akhir-akhir ini aku merasakan tubuhku lemas, pusing, bahkan mual-mual. Tapi aku mencoba untuk menepis apa yang terjadi pada diriku, aku hanya menganggap bahwa aku kecapekan. Tapi suatu hari ketika aku akan berangkat sekolah. Aku tengah berlari di halaman manshion ku menuju ke garasi. Ketika tengah berlari, aku tak bisa mengontrol tubuhku. Tiba-tiba saja aku merasa sempoyongan dan akhirnya jatuh hingga aku tak sadarkan diri. Inilah yang membuatku harus dirawat di rumah sakit.

Jujur! Aku sungguh iri dengan kehidupanku 1 tahun yang lalu. Dimana aku masuk SMA, menjalani masa orientasi, dan bertemu Yunnieku. Sudah hampir beberapa minggu ini aku keluar masuk rumah sakit hanya untuk diperiksa dan menunggu. Yah, menunggu waktu yang tepat kata ummaku. Aku tak tau apa yang umma dan appa maksud. Ini semua gara-gara aku yang terjatuh hingga tak sadarkan diri. Membuatku harus selalu ceck up ke rumah sakit. Dan akhirnya kabar gembirapun datang padaku.

"Appa, Umma.." Panggilku lemah kepada mereka yang memasuki ruanganku sambil membawa sebuket mawar yang tentunya dari Yunnieku.

"Joongie, ini mawar dari Yunho. Yunho tadi harus latihan basket. Jadi dia tak dapat menjengukmu. Dan Suie tadi membawakan boneka gajah ini untukmu. Junsuie mengikuti bimbingan khusus matematika." Ucap umma ceria.

"Joongie, appa punya kabar gembira."

"Kabar apa Appa?" aku mulai tertarik dengan perkataan appa mengenai kabar gembira.

"Besok kau boleh masuk sekolah, sayang." Jawab umma Heechul sambil mengelus puncak kepalaku.

"Jinja?" Aku sungguh sangat senang. Aku bahagia sekali, aku sudah rindu dengan semua teman-temanku.

"Iyya dong sayang, tapi kamu masih harus tinggal di rumah sakit sayang." Sempat kecewa mendengar penyataan umma yang mengharuskan aku tinggal di rumah sakit, padahal aku kangen sekali dengan nuansa kamarku.

Cupp..

Umma mencium keningku dengan sayang. Dan aku tertidur pulas, merangkai mimpi-mimpi indah akan hari esok. Melupakan rasa sakit yang terus berdengung-dengung di kepalaku.

.

.

.

Keesokan Harinya

"Joongie, sini Dokter periksa dulu. Sebelum berangkat sekolah." Ucap Dokter Kibum.

"Ne, Dokter Kibum yang pretty." Ucapku dengan senyuman merekah.

Dokter Kibum pun memeriksaku, ia mengecheck tekanan darahku denyut jantung dan lain-lainnya. Nah, akhirnya dokter Kibum telah selesai mengechek keadaanku.

"Nah, Joongie sudah selesai. Ini tas dan sepatu sekolah Joongie, ummamu sudah menyiapkannya. Nanti kamu akan diantar sopirmu, ia sudah menunggumu di lobi Joongie. Nah, sekarang pakai sepatumu dan Dokter antar ke lobi."Ucap Dokter Kibum panjang lebar.

"Ne, Dokter. Nah, sudah selesai kajja,Dok." Ucapku lalu berdiri dan mulai menggandeng tangan Dokter Kibum.

.

.

.

Akhirnya aku berangkat sekolah. Meski harus diantar Pak Han dan di bawah pengawasan Junsu dan Yunho jika disekolah. Tapi, tak apalah. Aku bisa bebas dari bau obat dan kejenuhan selama di rumah sakit.

"Anyeong Chingu, Anyeong Junsu, Taemin, Eunhyuk." Sapaku dengan senyum merekah.

"Anyeong Joongie, akhirnya kau masuk sekolah. Aku kasihan melihat Junsu selalu sendirian. Hehehehe." Balas Eunhyuk sambil tertawa.

"Ne, Eunhyukie. Aku rindu kalian semua." Kami ber empat pun berpelukan.

Dan...

"Joongie?" Suara bass seseorang yang aku cintai, menyapa indera pendengaranku membawa getaran lembut pada hatiku.

"Yunnie, ini Joongie." Aku menghampirinya dan memeluknya dengan erat. Hingga sebuah deheman membuyarkan acara pelukan kami di dalam kelas pagi ini.

"Ehmmmm.. " Bunyi deheman dari Yoochun, Minho, dan Donghae yang ternyata membuat kami harus melepaskan pelukan ini.

"Ehh, oppadeul. Anyeong." Aku menyapanya dengan senyuman manisku.

"Anyeong, Joongie kau akhirnya masuk juga. Kasihan Yunho selalu sendirian tanpamu, dan kelas terasa sepi tanpa canda tawamu." Ucap Yoochun oppa kepadaku, yang diangguki oleh Minho oppa dan Donghae oppa.

.

.

.

Jam pelajaran pun dimulai. Para guru dan murid sangat bahagia karena aku -murid terpandainya "Kim Jaejoong" telah kembali bersekolah. Yeoja cantik a.k.a aku duduk di sebelah Junsu. Di depan Yoochun dan Yunho. Bel istirahat pun berbunyi. Para murid keluar kecuali aku dan Yunnie. Teman-temannku: Yoochun, Minho, Donghae, Junsu, Taemin Eunhyuk sengaja membiarkanku dan Yunho berdua di dalam ruang kelas.

Aku dan Yunnie akhirnya melepas rindu dengan berpelukan, mengobrol, dan makan siang bersama. Ketika aku akan membuka bekal Yunnie, tes...tes...tes... cairan warna merah membasahi tutup bekal putih milik Yunnie. Yunnie gelagapan melihat cairan merah yang telah membasahi kotak bekalnya. Yunnie melihat hidungku penuh darah, lalu ia membawaku ke toilet perempuan.

"Jae, bagaimana? Ini tissuenya cegahlah lagi darahnya dengan tissue ini." Ucap Yunho panic

"Tak apa-apa Yun, cuma mimisan kok." Jawabku dengan wajah yang menahan sakit di kepalaku.

"Sudah tak mengalir lagi kan darahnya,Joongie?" Tanya Yunho dengan raut penuh kekhawatiran, ia sangat mengkhawatirkan keadaanku -sang yeojachingu-.

"Tidak Yun, tapi kepalaku pusing." Jawabku dengan mata yang mengerjap-ngerjap. Lama-lama bayanganku menghilang dan

Bruuuukkkkk...

"Jae, Jaejoongie bangun sayang." Yunho mengangkatku dan langsung membawaku ke rumah sakit tempat aku dirawat. Yunho melajukan audi hitamnya dengan kecepatan penuh. Yunho menelphone appanya, dan appaku serta ummaku

.

#Seoul International Hospital

Dan disinilah aku sekarang, kembali ke rumah sakit. Tempat yang sebenarnya sangat aku benci. Tempat yang telah membuat kebebasanku hilang. Tempat yang telah membuatku berbaring tak berdaya. Apa penyakit yang aku derita, Tuhan?

"Dokter Kibum, tolong Joongie. Dokter." Yunho berteriak sambil menggendongku, ia berlari-lari memanggil dokter Kibum. Ia pun membaringkanku di atas ranjang rawatku.

"Ne, Yunho-sshi kau tunggu diluar saja ne. Saya mau memeriksanya." Dokter Kibum masuk ke dalam ruanganku. Dan ia menyuruh Yunnie keluar dan Dokter Kibum pun mulai memeriksaku.

.

.

.

Yunho menungguku diluar ruang rawatku, selang beberapa menit. Jung Siwon, appa Yunho datang, karena tadi telah dihubungi Yunho ketika ia tengah membawaku menuju rumah sakit.

"Ada apa Yunho?" Tanya appa Yunho, yang habis berlari-lari panik.

"Appa, Joongie tadi di sekolah mimisan, pusing, lalu ia jatuh pingsan,appa. Wajahnya pucat sekali Appa. Aku takut Joongie kenapa-napa." Yunnie pun menunduk menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk matanya dan siap akan jatuh.

"Sabar Yun, Joongie pasti baik-baik saja." Siwon appa pun memeluk Yunnie, menenagkan Yunnie akan keadaanku.

.

.

.

Yunho duduk di ruang tunggu di depan ruangan rawatku bersama Siwon appa, mereka tengah menunggu kepastian akan keadaanku. Sungguh miris sekali hidupku. Ketika mereka berdua tengah menunggu hasil dari pemeriksaan dokter Kibum. Tiba-tiba orang tuaku tiba dengan berjalan tergesa-gesa. Tampak ummaku menangis.

"Ada apa dengan Joongie, Yunho?" Tanya Heechul umma kepada Yunnie.Tapi belum sempat Yunnie menjawab pertanyaan umma, pintu ruang rawatku terbuka,

Ceklekkk..

Bunyi pintu terbuka, setelah hampir 1 jam Dokter Kibum memeriksaku dan akhirnya Dokter Kibum keluar. Dokter Kibum memanggil orang tuaku untuk ke ruangannya, dan Siwon Appa pun juga mengikuti mereka. Dan kini tugas Yunnie sekarang adalah menungguku sampai siuman. Yunnie duduk di sebelah ranjangku dan menggenggam tanganku, sambil membisikkan kata-kata cinta ditelingaku untuk menguatkanku.

.

#Dr. Kibum's Room

"Setelah pemeriksaan 2 minggu lalu, saya berhasil mengetahui penyakit Jaejoong. Karena tanda-tanda Jaejoong yang pingsan tadi di sekolah, dan juga keluhannya yang sering pusing dan mual-mual, memperkuat akan diagnosa saya." Ucap Dr. Kibum tegas.

"Joongie kenapa Dok?" Tanya Heechul umma mematiskan keadaanku.

"Apakah Joongie baik-baik saja?" Tanya Hanggeng dan Siwon appa bersamaan. Ternyata mereka semua mengkhawatirkanku. So, apa sebenarnya penyakit yang aku derita, Tuhan?

.

.

.

.

Tbc

Anyeong, readers!
Saya bawa FF baru yang sedikit berbeda dari FF saya sebelumnya. Saya pengen banget mencoba berbagai genre fanfic. Inilah FF saya yang sudah bertahun-tahun di laptop kakak saya, dan saya pun meremake dan akhirnya jadi seperti ini. FF ini menggunkan SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA.

Yasudah samapi di sini, mudah-mudah kalian suka. Beri tanggapan jika kalian suka dengan FF ini, saya pasti akan melanjutkannya dan post the next chap.

Add me "Meiwa Iwasaki" on Facebook

.

.

.

Hope you enjoy it

.

Thanks, all

.

MeChwangie