Disclaimer: Hidekaz Himaruya

Story rated: T

Pairing: UK x China, Scotland x China (minor)

Warnings: Pedo, OOC

Summary: waktu kecil dia selalu bersamanya. Tapi sekarang, dia menjadi seorang penghianat.

.

.

.

Dulu, Yao adalah seorang anak kecil yang miskin dan tidak mempunyai tempat tinggal. Tapi, seorang bangsawan Inggris dengan baju tailcoat hitam yang menawan datang menjeput Yao dari kematian yang menanti anak malang itu. Kini, Yao dan Arthur hidup berdua. Yao bahagia sekali bisa hidup bersama Arthur yang sudah ia anggap kakaknya sendiri.

Suatu hari, di hari minggu yang cerah, Yao sedang berlari menuju kamar Arthur. Dia baru saja pergi halaman depan untuk melihat bunga matahari yang ia tanam. "Arthur! Arthur!" teriak Yao sambil berlari. "Nona Yao! Hati-hati!" sahut Carolyn, pelayan keluarga Kirkland yang hampir saja ditabrak Yao. "Maaf Carolyn!"

"Dasar... nona, pagi-pagi sudah semangat seperti itu..." Carolyn menghela napas.

"Arthur! Arthur!" Yao mendobrak pintu kamar Arthur. "Hari ini bunga mataharinya sudah me...!"

"GROOOOOKKK..." suara siapa itu? Yaah.. siapa lagi kalau bukan Arthur. Ya, dia ngorok.

"I-Ini orang sudah jam 9 pagi masih juga tidur!" Yao menarik selimut yang dipakai Arthur sehingga dia terjatuh dari tempat tidur. "Bangun woi!"

"Adududuh... Yao... apaan sih... aku kan lagi enak-enak tidur...mimpiin cewek.. eh... mimpiin aku lagi bikin scone... huaaaahh..."

"Mimpiin scone kepalamu pisang! Hari bunga matahariku sudah mekar tau!" omel Yao.

"Ng? Ooh.. baguslah..." jawab Arthur "santai".

Yao menggembungkan pipinya. Menandakan kalau ia kesal. "Reaksimu sungguh tidak enak dilihat, aruuuuu!" jerit Yao sambil memukul kepala Arthur.

"Aduduh! Hei! Iya iya! Maaf deh!"

"... oh iya, aku buat kare udang untuk sarapan" kata Yao tiba-tiba.

"Eh? Kare? Udang? Aku kan gak suka makanan pedas..."

"Kamu! Makan mie godoknya Indonesia sampe cabe rawit satu toples aja habis, Cuma makan kare udang kok takut! Dasar payah!" ejek Yao.

"Iya deh... aku makan..." Arthur berdiri lalu mengganti piyamanya dengan baju sehari-hari.

"Kyaaa! Bilang dulu dong kalo mau buka baju!" seru Yao sambil menutup matanya. "Sudah kubilangkan kalo badanmu itu gak enak dilihat! Gak ototnya kayak paman Scott!"

Arthur menarik rok yang dipakai oleh Yao ke atas. "Lihat dulu dong kalo mau bicara! Kamu sendiri juga gak punya otot!"

"Aiyaa! Apaan sih! Dasar mesum!" Yao menampar pipi Arthur. "Dasar Pedo! Pedo Pedo Pedo Pedooooo!"

"Oi, oi! Jangan samakan aku dengan si Pedofil juara bola (baca: Spain) itu dong!" Arthur menarik-narik rambut Yao.

"Aduduh! Jangan tarik rambutku!" protes Yao.

"Ahaha... maaf.. maaf... Nah, sekarang aku jadi tidak sabar mencicipi kare buatanmu, ayo kita ke ruang makan!"

Arthur dan Yao menuruni tangga bersamaan sambil sedikit bercanda. Sampai di ruang makan, perut Arthur langsung berbunyi ketika mencium aroma kare yang begitu lezat. "Wanginya enak banget..." Arthur menarik kursinya lalu duduk. "Selamat makaaaaan!" Arthur mengambil sendok lalu menyendok karenya. Dia memasukkan sendok itu ke mulutnya dan...

"GYAAAA! APAAN NIIIIHH! PEDAS AMAAAATT!" teriak Arthur sambil melempar sendok yang ia pegang. Yao tertawa terbahak-bahak. "Buahahahaha! Aku kan habiskan 2 botol gouchujang untuk kare itu! Ahahahahaha!"

"Jangan ketawa! Ini gak lucu!" protes Arthur sambil mengipas-ngipas lidahnya yang kepedasan.

"Ahahaha... maaf... habis, kau jarang makan pedas sih, jadinya sekali-sekali aku bikin kare 'setan' untuk sarapan... boleh kan?"

"Boleh sih, boleh... tapi buat kare sampai menghabiskan dua botol gouchujang itu sih, keterlaluan namanya, kau mau membunuhku ya?"

"Nggak kok! Mana mungkin aku mau membunuh orang yang sangat kusayangi!" Yao nyengir sedangkan Arthur sedikit terbelalak.

"... Yao... kemarilah..."

"? Ada apa?" Yao turun dari kursinya lalu berjalan ke arah Arthur.

Arthur segera memeluk Yao lalu membisikkan sesuatu padanya. "Kau tak perlu melakukan apa pun untukku asalkan kau masih bisa tersenyum, itu sudah cukup bagiku"

"A-Arthur..." muka Yao memerah. "A-Aku... sangat menyayangimu..." Yao membalas pelukan Arthur.

"Oh iya, soal bunga mataharimu itu, aku ingin lihat"

"Benarkah!"

"Ya! Kalau sudah benar-benar mekar, nanti kubelikan bunga narcissus!"

"Horeeeeeeeeeee!"

.

.

Besok pagi, di hari senin yang benar-benar cerah, Yao sedang berkebun. Dia menanam bunga Narcissus yang dibelikan oleh Arthur kemarin. "Lalala~ Cepatlah tumbuh Narcissus putih yang indah~"

"Menanam lagi ya? Nanti bajumu kotor lho!"

"...? ... ! Paman Scott!" Yao berlari menghampiri Paman Scott, saudara Arthur yang berasal dari Edingburg, Skotlandia. "Buenos Dias! Apa kabar paman! Kapan balik dari Spanyol!" Yao langsung melompat ke arah gendongan Paman Scott.

"Baru kemarin sore. Aku kangen kamu, padahal seharusnya hari ini aku pergi ke Bielefeld untuk bertemu dengan Profesor McGuire. Tapi aku relain sehari ini untuk bisa melihat wajahmu yang cantik ini~"

"Paman Scoooott...!" wajah Yao memerah.

"Yao ada apa ribut-ribut? Oh? Scott! Lama tak jumpa ya! Kau sehat?" Arthur mejabat tangan Scott.

"Aku baik-baik saja kok. Wah, kau tambah tinggi ya!"

"Hehehe! Iya dong! Sekarang tinggiku sudah melebihi tiang yang biasa kau panjat waktu kecil dulu!"

"Hei hei, yang kau maksud itu tiang berukuran 167 cm itu?"

"Iya!"

"Itu sih, namanya kau masih pendek!" ejek paman Scott.

"Apaa!"

"Hei hei hei... kalian berdua ngomongin pendek itu rada nyesek tau. Disini kan aku yang paling pendek!"

"Ups... maaf Yao!"

"Ngomong-ngomong, besok kan natal! Christmas rosenya sudah pada mekar!"

"Aku ingin hadiah yang bagus, Arthur!"

"Tentu saja Yao! Aku sudah membelikanmu hadiah yang bagus!"

"Benarkah? Asyik!"

.

.

Pada malam harinya, Yao dan Arthur sibuk menghias pohon natal. Yao mencoba untuk menaruh starnya tetapi dia tidak sampai dan malah dia terjatuh dan untungnya mendarat di tumpukkan hadiah.

"Nah, pohon natalnya sudah jadi! Tinggal tunggu besok deh!"

"Aku gak sabar untuk membuka hadiahnya!"

.

.

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Yao. Hari ini adalah natal!

Yao segera menyibakkan selimut dan bergegas pergi ke ruang keluarga tanpa berganti pakaian. "Aku dapat dua hadiah!" jeritnya kegiragan. Dia membuka kado dari Arthur. Isinya adalah coat untuk musim dingin berwarna ungu muda dengan pita di kerahnya. "Kyaaa! Manisnya! Terima kasih Arthur!"

Arthur yang saat itu sedang memperhatikan hadiah-hadiah di bawah pohon natal itu hanya bisa tersenyum.

"Ah! Yang bungkusannya merah ini dari paman Scott!" Yao membuka kado dari paman Scott dan isinya adalah sebuah gaun pesta berwarna merah-kuning yang lucu. "KYAAA! Indah sekali! Terima kasih paman Scott!" Yao memeluk-meluk gaun itu.

"Sama-sama Yao. Aku yakin kau pantas dengan gaun itu!"

.

.

Malam harinya, Arthur mengadakan pesta natal. Banyak sekali tamu-tamu undangannya. Yao memaikai gaun pemberian paman Scott tadi pagi. Dia terlihat sangat manis. Seluruh anak laki-laki yang ada di pesta itu terpikat oleh kecantikan Yao. Orang-orang dewasa pun juga.

Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki bertuksedo hitam mengajak Yao berdansa. Tetapi paman Scott segera menghampirinya dan mengatakan bahwa dialah pasangan Yao di pesta ini.

.

.

Besoknya, setelah pesta, Arthur, Yao, dan Paman Scott, pergi ke kota untuk jalan-jalan. Tiba-tiba Yao melihat seekor anak kucing sedang berlari. Dia mengejar anak kucing itu. Tapi sayangnya, Yao tidak memperhatikan sekeliling. Anak kucing itu berlari ke arah jalan raya. Tiba-tiba saja sebuah truk lewat. Yao segera menoleh ketika truk itu membunyikan klaksonnya. "KYAAAAAA!"

"YAOOO!" Arthur segera mendorong Yao menjauhi truk itu. Sayangnya, malah Arthur yang tertabrak. Paman Scott segera menghampiri Yao. "Kau tidak apa-apa!"

"Ngh... Arthur..." Yao menoleh. Dia melihat Arthur yang bersimbah darah. Kepalanya bocor. Badannya penuh dengan darah. "ARTHUURR!" Yao segera berlari ke arah Arthur. Dia berteriak-teriak dengan suara yang terisak karena menangis. Berteriak minta tolong. Akhirnya Arthur dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya sudah tak tertolong.

"Arthur... kenapa... kenapa..."

"Yao.. sudahlah... yang terjadi biarlah terjadi... mulai sekarang... aku akan menjagamu. Aku janji..." Paman Scott memeluk Yao lalu mengecup dahinya dengan lembut.

To be continued.

.

.

.

Memang di chapter pertama ini gak nyambung dengan judul fanfictnya. Tapi, tenang saja, chapter kedua bakal segera update!