Malam itu, dibawah bulan yang bersinar terang dan udara malam yang menusuk tulang. Beberapa perawat berlarian menghampiri sebuah ambulance yang baru saja memasuki kawasan Rumah Sakit. Suasana yang semula tenang di rumah sakit itu langsung berubah, suara langkah kaki yang terburu-buru, serta suara ranjang yang didorong, memenuhi langit rumah sakit malam itu. Seorang pemuda dengan jersey basket sebuah sekolah yang masih melekat pada tubuh lemasnya yang kini berada diatas ranjang dorong dalam keadaan tak sadarkan diri. Seorang perawat berusaha mengimbangi langkahnya dengan yang lain sambil terus memegang alat bantu pernapasan yang terpasang pada tubuh sang pemuda. Sementara beberapa pemuda dan pemudi terus mengekori langkah cepat para perawat itu. Dua orang perawat yang berada dibarisan paling depan membuka pintu sebuah ruangan, mempersilahkan dokter dan perawat lain untuk masuk dan memberikan pertolongan pada sang pemuda. Dan langkah yang mengikuti rombongan para perawat itu pun akhirnya terpaksa dihentikan dan meminta mereka menunggu di depan Ruang Gawat Darurat, sementara para perawat dan dokter itu menyelesaikam tugasnya.

I REMEMBER YOU

Disclaimer::

Kuroko No Basuke © Fujimaki Tadatosi

I Remember You © Sunakumakyumin

Genre::

Family, Friendship, hurt

Warning::

Typo, AU, jalan ceritanya membingungkan, pemilihan kosa kata yang tidak tepat, dan sedikit mengandung unsur Yaoi.

Chapter 1:: Kenyataan.

RnR please~

Di sebuah Stadion olahraga sedang diselenggarakan pertandingan final winter cup antara Rakuzan dan Seirin. Skor sementara di Quarter ke empat adalah 82-92 untuk Rakuzan, dengan waktu delapan menit lagi sebelum pertandingan selesai. Kuroko Tetsuya dengan Quasi Emperor Eye-nya dapat menahan serangan dari Akashi yang sedang memasuki zone, dengan begitu semangat pemain Seirin pun kembali bangkit dan perlahan dapat menyusul hingga tersisa 2 angka lagi sebelum kedudukan imbang. Namun di menit-menit terakhir kejadian tak terduga pun terjadi. Semua pemain Rakuzan memasuki zone, tentu hal ini membuat para pemain Seirin kaget. Walaupun Kagami Taiga ace tim Seirin berhasil memasuki pintu kedua dari zone, namun daya serang Rakuzan masih cukup kuat untuk dapat di bendung tim Seirin.

Melihat rekan setimnya tertekan seperti itu, Kuroko pun tak bisa tinggal diam. Setelah sibuk dengan pemikirannya sendiri, akhirnya ia pun tersadar bahwa hanya itulah jalan satu-satunya agar Seirin dapat menang. Dengan menggeluarkan kemampuan asli dari seorang Kuroko Tetsuya yang selama ini selalu disembunyikannya.

"Tiga menit.. apa aku bisa bertahan selama itu? Walau aku tak yakin tapi aku harus mencobanya demi Seirin." Batin Kuroko.

Dengan begitu, iris mata kuroko berubah menjadi lebih pucat dari biasanya. Dari mata itu Kuroko bisa melihat keadaan seluruh lapangan seperti halnya kemampuan milik Takao Kazunari. Namun bukan hanya itu, dengan mata itu kuroko juga dapat memperkirakan setiap gerakan yang akan dilakukan oleh rekan dan lawannya. Menentukan dimana sebaiknya ia mengatur agar rekan setimnya bisa terbebas dari Rakuzan. Selain kemampuan matanya, semua orang yang ada di stadion itu pun dibuat terkejut dengan kemampuan dasar kuroko dalam basket yang selama ini mereka anggap dibawah rat-rata, ternyata mampu melewati pemain rakuzan yang dalam keadaan zone. Hingga akhirnya Seirin pun dapat menyusul skor Rakuzan.

40 detik terakhir, peran serta Kuroko sebagai Point guard mampu membimbing Seirin untuk lebih unggul dari Rakuzan. Disamping itu dampaknya mulai dirasakan oleh Kuroko, Pandangannya mulai berkunang-kunang. Namun Kuroko tak ingin menyerah disini karena Rakuzan masih berusaha untuk mengejar angka.

"Aku tak akan kalah." Batin Kuroko. Kilatan cahaya bewarna biru muda muncul. Dan hal itu membuat semua orang yang ada di stadion kaget. Kuroko Memasuki ZONE.

Dengan kemampuan matanya itu kuroko dapat melihat apa yang akan dilakukan oleh tim Rakuzan, dengan begitu Kuroko dapat memotong pass dari Mayuzumi dan mengarahkannya ke tempat Izuki yang siap menerima pass itu. Namun, Akashi dengan kemampuan mata yang hampir sama dengan Kuroko dapat melihat pergerakan itu dan hampir memotong umpan dari Kuroko. Kuroko yang juga tau akan pergerakan Akashi, langsung berlari dengan cepat kemudian memotong dan mengubah arah pass itu kembali. Semua orang yang ada di dalam stadion kembali dibuat kaget dengan kecepatan milik Kuroko yang sama dengan Aomine dan juga Kagami. Akhirnya Bola yang di pass itu pun dengan sempurna dapat diterima oleh Kagami yang langsung mendunk bola ke dalam ring milik Rakuzan bertepatan dengan waktu yang menunjukan bahwa pertandingan itu selesai.

Histeria kemenangan para pemain dan pendukung Seirin pun memenuhi stadion, namun ungkapan kebahagiaan itu pun harus terhenti ketika tubuh mungil Kuroko yang pingsang secara tiba-tiba ditengah lapangan. Sontak hal itu membuat para pemain Seirin, Rakuzan bahkan para anggota Kisedai pun langsung berdiri dari tempat mereka dan bergegas memasuki lapangan.

"Kuroko-kun! Kuroko-kun." Riko mencoba membangunkan Kuroko. Namun sama sekali tak membuahkan hasil.

"Oi, Kuroko. Kau baik-baik saja?"

Kagami juga berusaha membangunkan Kuroko, namun keadaan Kuroko kali ini berbeda dengan keadaannya saat selesai melawan Touou. Hal ini membuat para pemain Seirin semakin panik.

"Ada apa dengan Kurokocchi? Apa dia baik-baik saja?"

"Tetsu!"

"Aka-chin, Kuro-chin kenapa?"

"Kalian semua diamlah." Ucap Akashi tajam. "Shintarou segera telepon Rumah sakit terdekat, kita harus memberi pertolongan pada Tetsuya secepatnya."

Perintah Akashi tenang. Calon pemimpin dari akashi Corp. Tentu sudah terlatih untuk tetap tenang dalam keadaan segawat apapun. Sehingga Akashi dapat diandalkan dalam bertindak dengan cepat saat seperti ini.

Para pemain Seirin, Anggota Kisedai dan Momoi. Mereka semua menunggu dengan gelisah (Kecuali Akashi yang tampangnnya tetep cool -_- ) didepan Ruang Gawat Darurat. Dan berharap para dokter di dalam sana dapat menolong sang pemuda bersurai baby blue.

"Dai-chan.. Apa Tetsu-kun akan baik-baik saja?" Tanya Momoi kepada Aomine yang ada disebelahnya.

"Kita berharap saja Satsuki." Jawabnya singkat.

Lampu di depan ruangan itu telah padam, artinya pekerjaan para dokter itu telah selesai. Mereka yang menyadarinya pun langsung beranjak menghampiri sang dokter. Bersiap mendengar kabar tentang keadaan pemuda yang ada di dalam sana.

"Bagaimana keadaan kuroko-kun dok? Apa Kuroko-kun baik-baik saja?" Tanya pelatih tim Seirin – Aida Riko – mewakili pertanyaan serupa yang akan diajukan oleh yang lainnya.

"Huft.. Sebelumnya kami minta maaf. Apa orangtua Kuroko-san ada? Karena kami harus memberitahukan kabar ini kepada mereka terlebih dahulu."

"Mereka sebentar lagi akan datang." Jawab Akashi Seijuuro.

Dan tak lama terdengar suara langkah beberapa orang mendekat kearah mereka. Terlihat dua orang wanita dan seorang pria mendatangi mereka.

"Dokter, bagaimana keadaan Tetsu-chan?" Tanya seorang wanita berusia kepala tiga gelisah, disebelahnya seorang wanita yang lebih dewasa berusaha menenangkannya.

"Apa anda orangtua dari Kuroko-san?"

"Ha'i. Kami adalah keluarga angkatnya dok. Jadi, apa Tetsuya baik-baik saja?" Kali ini sang pria yang bertanya.

Hening sesaat. Seolah sang dokter sedang menyiapkan diri untuk menyampaikan kabar yang akan dijelaskannya dan hal ini tentu saja membuat mereka yang ada disana semakin tegang.

"Kuroko-san mengalami kegagalan fungsi jantung. Hal ini sepertinya disebabkan oleh kecelakaan yang pernah dialaminya dahulu sehingga menyebabkan kerusakan fungsi pada jantungnya." Jelas sang dokter.

"A-pa? Tapi Tetsu-chan bisa sembuh kan dok?"

"Maaf.. kita tidak dapat melakukan apapun lagi, karena semua sudah terlambat untuk saat ini."

Suasana kembali hening, tak ada yang berbicara sama sekali. Mereka semua masih mencerna baik-baik setiap kata yang baru saja diucapkan sang dokter. Bagaimana mereka sampai tidak mengetahui keadaan yang selama ini dihadapi oleh pemuda dengan hawa keberadaan tipis itu. Ditengan pemikiran itu tiba-tiba sebuah pertanyaan berhasil memecah kesunyian diantara mereka.

"Sudah berapa lama?"

"Akashicchi, apa maksudmu-ssu?" Tanya pemuda cantik bersurai kuning – Kise Ryouta.

"Sudah berapa lama hal ini terjadi pada Tetsuya?" Ulang Akashi.

"Entahlah, tapi menurut perkiraanku sekitar 2 sampai 3 tahun yang lalu." Jelas sang Dokter.

"..."

"Kuroko-san akan kami pindahkan ke ruang rawat jika keadaannya sudah lebih stabil. Kalau begitu saya permisi dulu." Sambungnya.

"Aka-chin, memang Kuro-chin pernah mengalami kecelakaan yang parah?" Tanya Pria tertinggi diruangan itu – Murasakibara Atsushi.

"Itu juga yang ingin aku tanyakan dengan Keluarga angkat Tetsuya. Apakah anda bisa menjelaskannya Harada-san?" Tanya Akashi dengan nada yang penuh intimidasi. ( disini ceritanya Kuroko itu Keluarga angkat dan dia tetap pakai nama Kelaurganya yang asli Kuroko. Sedangkan nama keluarga angkatnya Harada).

"Sebelumnya kami minta maaf jika kami tidak bisa memberikan jawaban yang kalian pertanyakan. Karena kami juga baru mengetahui bahwa Tetsuya pernah mengalami kecelakaan. Karena sejak Tetsuya mulai tinggal dirumah kami, setahu kami Tetsuya tidak pernah mengalami kecelakaan yang parah atau sebagainya." Jelas tuan Harada.

"Selama ini Kuroko berhasil mengelabui kita semua begitu." Ucap Kagami sedikit terdengar emosi.

"Tetsu, kau benar-benar berhasil mengelabui kami semua." Sambung Aomine.

Seketika semua terdiam mendengar perkataan Aomine itu, mereka menyesali kebodohan mereka yang tidak mampu menyadari keadaan seorang Kuroko Tetsuya yang sebenarnya.

Di tengah pemikiran mereka, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan beberapa suster yang keluar dari ruangan UGD sambil mendorong sebuah ranjang yang diatasnya terdapat sosok pemuda yang sedang mereka pikirkan. Sontak saja mereka langsung tersadar dari pemikiran mereka masing-masing.

"Keadaan Kuroko-san sudah mulai stabil. Jadi, sekarang kami akan memindahkannya ke ruang rawat." Jelas seorang suster, kemudian suster itu pun kembali melanjutkan tugasnya.

"Lebih baik kalian istirahat. Aku tahu kalian pasti akan menolak permintaan ku ini. Tapi, kalian juga harus mengistirahatkan tubuh kalian. Bukankah sebagian dari kalian baru saja selesai bertanding? Dan berita tadi juga pasti berpengaruh dengan keadaan kalian bukan? Jadi, sebaiknya kalian istirahatlah sebentar. Setelah itu terserah kalian jika kalian ingin menemani kami disini." Ucap tuan Harada.

"Ya. Kami mengerti. Terimakasih Harada-san." Jawab Hyuga mewakili yang lain.

Dengan itu, mereka semua pun pergi ke arah dengan keluarga Harada. Saat ini Anggota Kisedai, Momoi dan tim Seirin sedang duduk di cafetaria yang ada di Rumah Sakit. Keheningan menyelimuti mereka. Walaupun makan sudah tersaji dihadapan mereka semua, namun tak ada yang berniat menyentuhnya.

"Setelah ini kalian masih ingin tetap disini, atau pulang?" Tanya Akashi memecahkan kesunyian yang ada.

"Aku ingin menunggu Kurokocchi siuman-ssu." Suara Kise adalah suara pertama yang terdengar setelah pertanyaan dari Akashi.

"Kau pikir hanya kau yang ingin menunggu Tetsu siuman heh? Tentu aku juga ingin." Balas Aomine.

"Kalau begitu aku juga – "

"Sebaiknya kau pulang saja Satsuki. Ibu mu pasti khawatir."

"Tapi Dai-chan –"

"Tenanglah, kalau ada berita tentang Tetsu aku pasti akan menghubungimu."

Aomine menepuk pelan kepala sahabatnya sejak kecil mencoba memberi sedikit kekuatan kepada gadis manis berambut pink yang kini sedang menangis itu.

"Karna besok adalah hari libur jadi tidak ada salahnya jika aku disini dan menunggu Kuroko siuman nanodayo." Ucap Midorima sambil memalingkan wajahnya dan menaikan letak kacamatanya yang tak berpindah sedikit pun.

"Baiklah karena Aka-chin, Mido-chin, Kise-chin, dan Mine-chin akan disini.. Aku juga akan disini."

"Nah, kami akan tetap disini. Bagaimana dengan kalian?" Tanya Akashi pada tim Seirin.

"Aku akan disini.' Jawab Kagami tegas.

"Baiklah. Kau, aku dan juga Teppei akan tetap disini. Sisanya kalian lebih baik pulang saja. Dan istirahat yang benar." Ucap Hyuga memberi keputusan.

"Tapi Hyuga-kun.. aku juga ingin disini." Sanggah Riko.

"Kantouku, lebih baik kau pulang. Aku tak mau nanti papa mu meneror kami gara-gara kau tidak pulang ke rumah." Jelas Hyuga.

"Tsk, Baiklah. Tapi kau berjanji harus memberitahuku kabar tentang Kuroko-kun. Mengerti? Kalau tidak latihan neraka menunggu mu." Ancam Riko. Hyuga hanya mengangguk mengiyakan.

"Aku pasti memberitahu mu dan yang lainnya tenanglah. Sekarang lebih baik kita makan dulu." Ucap Hyuga.

"Benar, aku sudah lapar. Bolehkah aku memakan ini Aka-chin?" Tanya Murasakibara.

"Hm.. Aku tak melarangmu Atsushi." Ucap Akashi.

Dengan begitu sang bayi raksasa Kisedai itu pun mulai menikmati makannnya, melihat hal itu satu per satu diantara mereka juga mulai menikmati makanan mereka. Namun tanpa mereka sadari salah satu diantara mereka hanya menegak cappucino hangatnya tanpa menyentuh sedikit pun makanan yang telah dipesannya.

Dua hari berlalu tanpa perubahan apa pun pada pemuda bersurai baby blue yang masih saja terbujur diatas ranjang pesakitan. Setiap hari selama dua hari ini tanpa lelah keluarga dan teman-teman pemuda itu silih berganti menunggu sang pemuda berekspresi datar itu untuk tersadar dan menunjukkan iris sewarna langit miliknya.

Seperti siang ini, di dalam ruang rawat VVIP di sebuah Rumah Sakit swasta. Seorang pemuda bersurai baby blue masih memejamkan matanya yang indah, di samping pemuda itu seorang pemuda bersurai merah sedang duduk menatap sang pemuda bersurai baby blue. Sementara pemuda berambut hijau lainnya sedang duduk tak jauh dari kedua pemuda tersebut. Tiba-tiba suasana hening diantara mereka dipecahkan oleh suara beberapa orang yang masuk dengan suara yang tidak pelan.

"Minggir kau BAKAGAMI. Kau menghalangi jalan ku."

"Diam kau AHOMINE, menyingkirlah dari jalanku."

"Aominecchi, Kagamicchi cepatlah. Aku ingin melihat Kurokocchi-ssu."

Rengek pemuda berambut kuning itu, namun rengekannyaa dianggap angin lalu oleh kedua pemuda yang masih memperdebatkan hal yang sama sekali tidak penting di depan pintu.

"Berhenti berdebat. Atau aku akan membuat kalian memdapat latihan tambahan." Suara mengintimidasi itu terdengar diantara perdebatan tidak penting yang sejak tadi berlangsung.

Para pemuda itu pun menghentikan perdebatan konyol mereka sebelum mereka membuat pemuda titisan iblis itu tambah murka.

"Ku..roko.."

To be continued,,,,

A-no~ Suna desu! #diem

Sumimasen Minna-san kalo ceritanya jelek, tidak menghibur dan sebagainya. Ini FF pertama suna di fandom anime jadi mohon bimbingannya untuk para senpai~

Arigatou buat yang udah ngeluangin waktu baca ff gaje ini sampai akhir #cengengesan

Minna-san boleh kasih suna kritikan, dan saran. Cukup klik review dibawah aja qo, gratis tanpa dikenakan biaya ^_^

Jaa~

Suna