Hai reader!
Saya Yukata Girl, author baru di sini, jadi mohon ...sudah lama saya ingin menulis ffn ini.
Akhirnya saya bisa menulisnya, dan mendapat inspirasi dari berbagai lagu yang menurut saya sedih dan membaca ffn ini, lebih bagus jika kita membacanya sambil mendengarkan lagu Jyukai-Hikari, karena akan lebih terasa sedihnya, ketika kita membaca ceritanya di bagian-bagian yang sedih dan romantis sambil mendengarkan lagu ini.
Inilah ffn saya yang pertama untuk para reader sekalian! Tapi kalau ada unsur kesamaan atau kemiripan, itu semua karena ketidaksengajaan author yang sweet ini.
Waiting You!
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rated : T
Pairing :SasoSaku slight GaaSaku
Summary:Hidup ini tidak selamanya berjalan dengan kita merasa hidup ini tak adil, tapi itulah resikonya dalam menjalankan hidup ini. Biarlah takdir yang menentukan jalan hidup kita, dan kita hanya menjalankannya. Sesuatu yang sangat membosankan di dalam hidup ini yaitu menanti seseorang, yang pada akhirnya menjadi penantian yang sia-sia.
Don't Like? Don't Read
?/...
….?/…
Kring…kring…
Alarm pun berbunyi yang menunjukkan pukul 05:30, si gadis pinky itu pun terbangun karena suara alarm sialan miliknya itu.
"Hhoooammm…ada apa dengan alarm sialan ini? Sepertinya aku sudah menyetelnya jam 06:00, tapi kenapa dia membangunkanku jam 05:30? Dasar alarm sialan" gerutu Sakura sambil mematikan alarm miliknya itu,lalu mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Selesai mandi, Sakura pun memakai seragam sekolahnya dan pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama Kaasan dan Tousan.
"Sakura, tumben sekali kau bangun jam segini?" tanya Kaasan pada anaknya yang sedang mengambil nasi untuk sarapannya.
"Hn…itu karena alarm sialan itu, yang telah membangunkanku sepagi ini! Siapa sih yang menyetel alarm ku sepagi ini? Sepertinya aku sudah menyetelnya jam 06:00, tapi kok jadi jam 05:30?" gerutu Sakura pada Kaasan dan Tousannya.
"Kaasan yang telah menyetel alarm itu jam 05:30, supaya kamu bangun cepat!" jawab Kaasan pada Sakura yang sedang merengut.
"Sudahlah cepat makan makananmu, lalu pergi ke sekolah! Apa yang dilakukan Kaasan itu betul, kan bangun cepat itu lebih baik" kata Tousan pada Sakura.
Sakura pun memakan makanannya dengan lahap, lalu mengambil tasnya dan berpamitan pada orangtuanya.
…At School…
"Sakura, kok tumben datangnya cepat?" tanya Ino pada temannya yang berambut pink.
"Iya nih,Kaasan menyetel alarm ku jam 05:30, padahal aku maunya bangun jam 06:00" Jawab Sakura cemberut.
'Ooh…, tapi usaha Kaasan mu itu bagus lho! Jadi kau bisa pergi ke sekolah dengan cepat." Kata Ino sambil tersenyum pada Sakura.
"Hmm…iya-iya,ayo kita masuk ke kelas! Berdiri disini terus bisa membuat kakiku mati rasa," gerutu Sakura pada Ino.
Mereka pun masuk ke kelas XII-B, yaitu ruangan belajar mereka.
…/?/?/…
"Hei…Saku-chan…Ino-chan, apa kau melihat Neji-kun?" tanya gadis bercepol dua yang bernama Tenten kepada Sakura dan Ino.
"Mana ku tahu, memangnya aku pacarnya hah?" jawab Ino sambil memasukkan tasnya ke laci mejanya.
"Iya aku juga tidak tahu, lebih baik kau cari saja dia" saran Sakura pada Tenten.
"Hmm…baiklah!" jawab Tenten kepada 2 sahabatnya itu.
Tenten pun pergi keluar kelas mencari Neji.
Teng…Teng…Teng…
Kurenai-sensei pun masuk ke kelas XII-B untuk mengajar.
"Ohayou gozaimasu. Ogenki desu ka?" tanya Kurenai-sensei pada murid-muridnya.
"Hai, genki desu!" jawab murid-murid serentak.
"Baiklah kita sekarang belajar sejarah, buka buku hal 106 dan dengarkan saya menjelaskan" kata Kurenai-sensei dengan lantang.
Tapi sewaktu mau menjelaskan, tiba-tiba…
Tok…tok…tok
"Masuk! Oh ternyata kalian, kenapa terlambat masuk kelas?" tanya kurenai-sensei pada Neji dan Tenten.
"Hmm…itu..itu…" kata Tenten terbata-bata
"Apa kalian mau bolos ya?" tanya Kurenai-sensei pada Neji dan Tenten.
"Tidak, kami tadi disuruh Tsunade senju kekantornya" jawab Neji santai.
"Hmm…iya-iya sensei, katanya sih mau bicara 6 mata!" kata Tenten ketakutan.
"6 mata? Bukanya 4 mata?" tanya kurenai-sensei keheranan.
"Hn…iya sensei, kami kan bertiga jadi kami bicara 6 mata." Jawab Tenten tersenyum terpaksa.
"Hn…ada-ada saja kalian. Sudah cepat duduk, kali ini saya maafkan tapi jangan kalian ulangi lagi ya!" saran Kurenai-sensei pada Neji dan Tenten.
"Arigatou sensei, kami tidak akan mengulanginya lagi" jawab Neji santai.
Neji dan Tenten pun duduk ke bangkunya masing-masing, dan membuka bukunya hal 106. Kurenai-sensei pun menjelaskan teori yang sedang mereka pelajari sekarang, tapi diantara murid-muridnya yang sedang mendengarkan dengan baik, ada saja murid yang melamun di kelas, dia itu Haruno Sakura. Mari kita lihat apa yang dia lamunkan.
…Flashback...
10 tahun yang lalu…
"Saku-chan, Tousan ingin pergi ke toko seberang taman ini untuk beli sesuatu, kau di sini dulu jangan pergi kemana-mana ya! Kalau ada orang asing yang mencurigakan, kau langsung pergi dan jumpai Tousan di toko seberang taman ini dan jangan bicara padanya!
Saran Tousan pada sakura.
"Hn…baiklah Tousan. Tapi, Tousan jangan lama-lama ya! Sakura takut sendiri disini." Jawab sakura kepada Tousannya.
Tousan pun pergi ke toko seberang dan meninggalkan Sakura sendiri di taman. Sewaktu Sakura ingin berjalan-jalan di sekitar taman itu, Sakura tidak melihat bahwa ada batu di depannya dan BRUUK…, Sakura pun terjatuh dan kakinya luka kena batu yang tajam itu, dan mengakibatkan kaki Sakura berdarah.
"Aduuh…sakit…hiks…hiks…hiks…Tousan dimana…?" kata Sakura sambil menangis.
Tiba-tiba di depan Sakura berdiri anak laki-laki, yang mungkin lebih tua 1 tahun dari umurnya sekarang, sedang menatap Sakura.
"Kau kenapa? Terluka ya?" tanya anak laki-laki itu pada Sakura.
"Kau…orang asing…kata Tousan aku tidak boleh bicara pada orang asing!" jawab Sakura sambil mengusap air matanya.
"Kau bilang tidak boleh bicara pada orang asing, tapi sekarang kau sedang bicara padanya." Kata anak laki-laki itu pada Sakura yang ketakutan.
"Kau pergilah, jangan dekati aku!" jawab Sakura ketakutan.
"Tenanglah aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin membantumu membersihkan lukamu." Jawab anak laki-laki itu sambil tersenyum.
Anak laki-laki itu pun membersihkan luka Sakura dengan air minumnya lalu mengikatnya dengan sapu tangannya yang berwarna biru, agar darahnya berhenti keluar.
"Sudah beres deh,,, sekitar 3 hari kakimu pasti sudah sembuh!" kata anak laki-laki itu pada Sakura.
"Terimakasih…maaf telah mengiramu orang asing" kata Sakura sambil tersenyum
"Ooh…tidak masalah aku kan memang orang asing bagimu" jawab anak laki-laki itu sambil membalas senyuman Sakura.
"Tapi kau orang asing yang baik, senang bertemu denganmu!" kata Sakura sambil tersenyum.
"Senang bertemu denganmu juga, oh iya orangtuamu dimana?" tanya anak laki-laki itu keheranan.
"Kaasan ku di rumah, dan Tousan ku sedang pergi sebentar ke toko seberang sana." Jawab Sakura sambil menunjuk toko seberang taman.
"Ooh…semoga kita bisa bertemu lagi ya! Mungkin kalau kita berjodoh, kita bisa bertemu kembali di lain waktu…" kata anak laki-laki itu sambil tersenyum.
"Tapi, kenapa kau membantuku?" tanya Sakura keheranan.
"Kalau kata orang, apa salahnya saling membantu. Tapi kalau menurutku pribadi, aku menolongmu karena kau itu perempuan yang menarik." Jawab anak laki-laki itu pada Sakura
Sakura masih tidak mengerti akan perkataan anak laki-laki yang sudah menolongnya itu.
"Oh iya, namaku Haruno Sakura, kalau kau?" tanya Sakura pada anak tersebut.
…/?...
"Saku-chan kau dimana?" tanya Tousan kebingungan mencari-cari keberadaan anaknya.
…/?...
"Itu suara Tousan." Kata Sakura sambil berusaha berdiri.
"Aku pergi dulu ya!" jawab anak laki-laki itu sambil menjauhi Sakura.
"Tu…tunggu, kau belum menyebutkan namamu! Namamu siapa?" tanya Sakura sambil menjerit memanggil anak itu.
Tapi anak laki-laki itu sudah pergi, dan Sakura pun menyesal karena tidak tau nama orang yang telah menolongnya tadi.
…/?...
'Ooh ternyata kau disini… Tousan sudah mencari-carimu dimana-mana. Tapi kenapa dengan kakimu?" tanya Tousan pada Sakura.
"Tadi aku terjatuh dan kakiku kena batu, jadi berdarah deh…!" jawab Sakura sambil tersenyum menandakan bahwa dia tidak apa-apa.
"ya sudah ayo Tousan gendong, kita pulang ke rumah ya!" Kata Tousan sambil menggendong Sakura di punggungnya.
END FLASHBACK
"Haruno Sakura…Sakura…" panggil Kurenai-sensei kepada salah satu anak muridnya yang sedang melamun.
Sakura pun terkejut dan spontan berdiri sambil mengangkat tangannya.
"Eh…eh…pasta…ramen…sushi…" jawab Sakura dengan spontan.
Semua murid-murid di ruangan itu pun tertawa terbahak-bahak, karena perkataan Sakura.
"Haruno Sakura…kenapa kamu melamun di jam pelajaran saya?" tanya Kurenai-sensei kepada salah satu muridnya yang berambut pink.
"Eh…eh…itu …" kata Sakura terbata-bata.
"Sekarang kamu maju ke depan, dan kerjakan soal yang saya berikan ini!" perintah Kurenai-sensei pada Sakura.
Sakura pun maju ke depan kelas, lalu mengerjakan soal yang di berikan Kurenai-sensei kepadanya.
*1 menit kemudian*
"Kenapa belum dijawab?" tanya Kurenai-sensei
"Eh…eh…maaf sensei, saya tadi tadi tidak mendengarkan penjelasan sensei" jawab Sakura sambil menundukkan kepalanya.
"Sebagai hukumannya, kau keluar kelas dan kelilingi lapangan 10 kali sambil berlari!" Perintah Kurenai-sensei sambil marah-marah.
"Tapi…" kata Sakura sambil menatap Kurenai-sensei memohon agar diringankan hukumannya.
"Cepat… tidak ada tapi-tapian!" perintah Kurenai-sensei sambil marah-marah.
"Baik sensei!" Sahut Sakura sambil berjalan ke luar kelas.
Sakura pun berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali, banyak murid-murid dari kelas lain melihat dan menertawakan Sakura.
"Aduuh… malu sekali aku, tapi aku harus semangat agar hukuman ini cepat selesai!" batin Sakura dalam hati.
Teng…teng…teng…
Bel tanda istirahatpun berbunyi, semua murid Konoha High School berhamburan keluar kelas. Ada yang pergi ke kantin, ada yang bercakap-cakap dengan temannya serta ada yang duduk-duduk di kelas untuk melepas lelah.
"Heiii…Sakura, kenapa kau tadi melamun?" tanya Ino pada temannya yang sedang duduk di bangku.
"Hosh…hosh…hosh, tunggu dulu aku masih lelah gara-gara berlari mengelilingi lapangan tadi" ucap Sakura sambil memegang dadanya.
"Ini minumlah!" sambil memberikan botol minumannya pada Sakura.
"Arigatou Ino!" kata Sakura sambil tersenyum.
"Kamu sih! Melamun sewaktu belajar. Kan kau tahu kalau Kurenai-sensei akan sangat marah jika ada murid yang melamun saat jam pelajarannya. Memangnya kau melamunkan apa sih?" tanya Ino penasaran.
"Hmm… aku melamunkan seseorang yang pernah menjadi penolongku waktu kecil" kata Sakura kepada Ino.
"Siapa dia? Beritahu aku dong, dan bagaimana ceritanya?" tanya Ino sembari menggoyang-goyangkan bahu temannya itu.
"Panjang ceritanya…, aku malas memberitahukannya padamu" jawab Sakura sambil membuang muka.
"Ayolah… aku kan temanmu, mungkin aku bisa membantumu menemukan orang itu!" saran gadis berambut kuning itu pada Sakura.
Sakura pun menceritakan kisahnya sewaktu bertemu anak laki-laki yang telah menolongnya sewaktu kecil.
"Bla…bla…bla…bla…and…bla…bla…bla" kata Sakura kepada Ino.
"Oh jadi itu ceritanya, tapi apa kau tahu warna rambutnya? Mungkin itu bisa membantumu menemukan anak laki-laki itu" saran Ino pada Sakura.
"Seingatku warna rambutnya merah, tapi sayang sekali sewaktu aku ingin menanyakan siapa namanya, dia sudah , aku tidak tahu siapa namanya!" kata Sakura sambil menundukkan kepalanya.
"Tenanglah aku akan membantumu mencari orang yang telah menolongmu itu" ucap Ino sambil tersenyum pada Sakura.
"Terimakasih Ino, kau temanku yang sangat baik" kata Sakura sambil membalas senyuman gadis berambut kuning itu.
"Itulah artinya teman!" ucap Ino sambil tersenyum.
"Apa kau tidak ke kantin?" tanya Sakura pada temannya itu.
"Tidak, sebentar lagi sudah mau masuk!" kata Ino sambil duduk di bangkunya.
Teng…teng…teng…
Bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi, dan siswa-siswi KHS berhamburan masuk ke kelas.
" Kali ini pelajaran Jiraiya-sensei, apakah dia akan masuk untuk mengajar?" tanya Tenten pada 2 sahabatnya itu.
"Hello…, ya mana kami tahu! memangnya kami ini anaknya apa?" tanya Ino pada Tenten yang selalu membuat dirinya marah.
"Sudah…sudah…kalian berisik sekali sih…!" ucap Sakura sambil menidurkan kepalanya di atas meja belajarnya.
…./?...
"Konnichiwa…! Ogenki desu ka?" tanya Jiraiya-sensei pada murid-muridnya
"Konnichiwa sensei, genki desu sensei!" jawab murid-murid serentak.
"Baiklah buka buku hal 222 dan jawab semua soal-soal yang ada disitu, sampai hal 226!" perintah Jiraiya-sensei pada anak muridnya.
Murid-murid pun membaca buku yang disuruh oleh Jiraiya-sensei pada mereka.
"Oh iya, 3 hari lagi kita akan mengadakan pesta Hallowen. Jadi diwajibkan bagi para siswa, untuk memakai baju yang berhubungan dengan Hallowen.!" Ucap Jiraiya-sensei pada murid-muridnya.
"Horeee…!" seru para murid-murid.
"Dan kelas ini akan bergabung dengan kelas XII-A, jadi di saat pesta Hallowen akan sangat ramai karena di gabung kelas XII-B dan XII-A" ucap Jiraiya-sensei dengan suara lantang.
"Disana juga akan ada, makan bersama dan dansa antar pasangan. Jadi dari sekarang mulailah mencari pasangan dansamu!" ucap Jiraiya-sensei sambil tersenyum.
"Horeeee… asikk!" ucap para murid-murid serentak.
"Sudah-sudah… kembali belajar!" kata Jiraiya-sensei menghentikan keributan di kelasnya.
Teng…teng…teng…
"Ayo Sakura kita ke kantin…" ajak Ino pada Sakura yang masih duduk dibangkunya.
"Malas ah… kau pergi saja sama Tenten." Ucap Sakura sambil menidurkan kepalanya ke meja belajarnya.
"Kau menyuruhku pergi ke kantin bersama Tenten? Bisa-bisa aku terus ditanyainya. Dimana Neji-kun lah, apa dia sudah makan atau belum lah, apa hari ini dia sehat-sehat lah , pokoknya mulutnya itu tidak pernah berhenti bertanya tentang sesuatu pada ku! Orang seperti dia pergi bersamaku ke kantin? Oh bisa mati berdiri nanti aku disana" kata Ino panjang lebar.
"Ha…ha…ha… kau bisa saja," ucap Sakura sambil tertawa.
Tap…tap…tap…
Terdengar bunyi langkah kaki seseorang, yang menuju ke kelas mereka. Ternyata itu Kiba bersama anjingnya yang bernama Akamaru.
"Hei…apa kalian tau! Tenten tadi menyatakan cinta pada Neji di koridor sekolah!" ucap Kiba sambil mengelus kepala anjingnya.
"Apa…? Jadi jawaban Neji apa?" tanya Sakura penasaran.
"Neji menolaknya secara terang-terangan di depan murid-murid, dan Neji bilang kalau sifat Tenten itu kekanak-kanakan." Ucap Kiba.
Guk…Guk..Guk…, suara anjing Kiba memenuhi kelas itu seakan setuju atas perkataan tuannya..
"Hei…jauhkan anjing itu dariku, kau tahukan aku itu takut anjing!" seru Sakura sambil berusaha mengusir Akamaru.
"Hn…iya-iya aku akan pergi," ucap Kiba sambil pergi keluar kelas.
"Woww… ini berita yang heboh!" kata Ino sambil duduk di samping Sakura.
"Tapi kasihan Tenten, dia pasti malu sekali dan hatinya pasti sangat hancur." Ucap Sakura yang merasa sedih.
"Sudah biarkan saja dia, memang perkataan Neji itu benar kok! Sifat Tenten itu kekanak-kanakan sekali, bagaimana bisa orang menyukai cewek seperti itu," kata Ino membenarkan perkataan Neji.
"Hush… jangan sampai di dengar oleh Tenten perkataanmu tadi, pasti dia akan marah" ucap Sakura sambil menutup mulut Ino.
"Hn… iya.., iya aku tahu" kata Ino sambil melepaskan tangan Sakura dari mulutnya.
Teng…teng…teng…
Bunyi bel pertanda pelajaran terakhir pun dimulai, para siswa berhamburan masuk ke kelas masing-masing.
"Hmmm… mana ya Tenten, kok belum masuk kelas?" tanya Sakura pada Ino.
"Mungkin dia merasa malu untuk masuk ke kelas dan bertemu Neji" ucap Ino pada sahabatnya yang berambut pink itu.
"Itu dia!" kata Sakura pada Ino.
Tenten pun masuk ke kelas dan duduk di bangkunya. Sakura pun menghampiri Tenten dan menyemangatinya.
"Tenanglah…jangan dimasukkan ke hati, lupakanlah Neji anggap dia itu tidak ada di kelas ini. Kan masih banyak cowok yang lebih baik dan lebih ganteng darinya" ucap Sakura pada Tenten sambil mengelus kepala sahabatnya itu.
"Terimakasih Sakura, aku akan berusaha untuk melupakannya. Kau memang sahabatku yang terbaik" kata Tenten sambil tersenyum.
Sakurapun kembali ke bangkunya dan berbicara pada Ino.
"Sepertinya Iruka-sensei tidak masuk hari ini." Ucap Sakura kepada sahabatnya yang berambut kuning itu.
"Mudah-mudahan saja, aku juga lagi malas untuk belajar!" seru Ino pada Sakura.
Kelas XII-B ricuh dan ribut, gara-gara Iruka-sensei tidak masuk hari ini.
Teng…teng…teng…
Bel pulang pun berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing.
….At Home….
"Aku pulang…!" teriak Sakura di depan pintu rumahnya.
"Hmm… iya sebentar Sakura!" ucap Kaasan sambil membuka pintu.
Sakura pun masuk ke dalam rumah, dan menaruh tasnya di sofa, kemudian duduk di sofa itu.
"Apa Tousan belum pulang kerja?" tanya Sakura pada Kaasan
"Belum, Tousan pulang malam. Apa kau lelah? Ayo kita makan, Kaasan sudah menyiapkan makanan untukmu." Ucap Kaasan sambil berdiri di hadapan Sakura.
'Hn… Kaasan makan sendiri saja, aku mau tidur." Ucap Sakura sambil berjalan menaiki tangga dan masuk kekamarnya.
Kaasan pun hanya geleng-geleng kepala, melihat tingkah anaknya yang sudah mau dewasa itu.
…./?...
Sakura mengganti bajunya dengan baju rumah, lalu menghempaskan badannya ke tempat tidur dan memandang langit-langit kamarnya, lalu memejamkan matanya.
?*#/?
?*#/?
Kau kenapa? Terluka ya?...
Kau pergilah, jangan dekati aku!...
Kau itu perempuan yang menarik...
Senang berkenalan denganmu...
Namaku Haruno Sakura...
Hei…tunggu, namamu siapa?...
Sakura pun tersadar dan bangun dari tidurnya, lalu duduk di tempat tidurnya.
"Hosh…hosh…, kenapa peristiwa itu kembali terngiang di kepalaku?" ucap Sakura sambil memegang kepalanya dan menatap jendela kamarnya.
Sakura pun berjalan ke arah meja belajarnya, dan membuka laci mejanya. Lalu mengambil sapu tangan berwarna biru muda, kemudian duduk ditempat tidur sambil memandang sapu tangan milik laki-laki yang telah menolongnya waktu kecil.
"Kapan aku bertemu denganmu lagi? Kau bilang kalau kita berjodoh pasti kita akan bertemu kembali suatu saat nanti, tapi sampai sekarang kita belum bertemu juga. Apa kita tidak berjodoh? Aku merindukan saat-saat ketika kita bertemu kembali Kami-sama tolonglah pertemukan aku dengan dia," Batin Sakura dalam hati sambil menunjukkan raut muka yang sedih.
….TO BE CONTINUED….
