Tanggal 14 Desember.

Sebuah tanggal yang cukup membuat masyarakat gempar saat itu—tanggal kelahiran sang putra mahkota, calon pemimpin Britannia nantinya.

Sekarang para pengurus istana sibuk mengurusi kelahiran sang pangeran. Apalagi ditambah sulit karena banyaknya kameramen dari televisi Inggris yang ingin merekam cantiknya—uhm, 'tampan'nya anak yang baru dilahirkan pasangan Ratu rachel dan Raja Vincent Phantomhive tersebut.

—Kita berpindahpada rakyat mereka saja, sekarang. Tampak seorang anak (dari wajahnya, terlihat seperti anak berumur 8 tahun) dengan rambut hitam pekat dan mata ruby-nya yang indah. Ia menatap lekat-lekat televisi, memandangi anak laki-laki berambut kelabu yang baru saja keluar dari rahim ibunya.

"Ciel... Phantomhive."

Ia menunjukkan sebuah seringai dan tatapan bernafsu mengerikan pada bayi yang disorot kamera tersebut.

.

It's For You, Ciel

Disclaimer: Kuroshitsuji (c) Toboso Yana

Pair: SebaCiel

Warning! Alur lumayan membingungkan, urutan kekuasaan kerajaan yang tidak jelas, bahasa muter-muter, typo, OOC, dan Fem!Ciel yang kontras dari sifat Ciel.

.

15 tahun (kurang) berlalu.

Setahun setelah pemakaman sang raja, Vincent Phantomhive, yang awalnya sudah menggantikan posisi almarhum istrinya yang meninggal setelah kelahiran anak keduanya, putri bernama Ciella. Vincent sudah memimpin Inggris untuk beberapa tahun—sampai akhirnya ia dibunuh oleh seseorang berjulukan 'Iblis bermata merah'. Kata seorang saksi—salah satu maid yang waktu itu dapat mengintip seisi lokasi pembunuhan—si 'Iblis' menyebut-nyebut sama Ciel sebelum akhirnya Vincent ditusuk beberapa senjata tajam. Apa senjata-nya dan siapa pembunuhnya... ya, itu masih misteri.

Kita tinggalkan dulu masalah itu—sekarang kita perhatikan keadaan Inggris. Merupakan negara yang dapat disebut—hmm, kacau. Maka dari itu, sang perdana menteri, William T., berniat mengangkat seorang ratu. (Silakan garisbawahi kata ratu.)

Waktu itu, di Inggris, sangat gempar akan kelahiran Ciel,rakyat tidak menyadari bahwa Ratu juga melahirkan seorang putri—namanya Ciella—yang merupakan adik kembar Ciel. Ciella merupakan putri bermuka dua—sangat ramah di depan orang lain, namunm ketika hanya dengan Ciel, dia sanagt suka menyombongkan diri—menyebalkan. Entah karena aura Ciel menular atau karena keangkuhan Ciel harus dibalas dengan yang setimpal, Ciel-pun tak mengerti. Yang Ciel mengerti hanya: Adiknya menyebalkan.

—Sekarang, kita beralih pada Ciel. Ia sedang meratapi makam —meratapi? Benarkah? Wajahnya tidak menyiratkan kesedihan ataupun kerinduan—malah wajah yang penuh rasa kesal.

'Tch. Gara-gara kau mati, Ciella akan menjadi ratu.' Masih ditatapnya makam sang ayah, tatapannya (masih) tidak menandakan rasa sayang sama sekali. Dan Ciel mengepalkan tangannya.

Flashback-

(Ciel's POV)

"Hai, Ciel!"

Terdengar suara yang familiar, cukup manis, eh, tidak manis sama sekali. Karena suara itu pasti milik—

"Kau pasti dengar apa yang dibicarakan Willi, 'kan?"

—Ciella.

Cih, adik kembar sombong itu pasti ingin memamerkan jabatannya yang dalam waktu dekat akan diangkat menjadi ratu. Aku muak. Harusnya cukup dari si dahi lebar itu kumendengarnya.

"Aku akan menjadi ratu, Ciel. Dan tenang! Aku sudah punya calon raja, Alois! Tunanganku! Kau tidak perlu repot-repot mengurusi kerajaan ini, ahahaha!"

Ingin sekali kurobek mulutnya sekarang juga. Tidak, tidak—harusnya nanti malam saja kubunuh. Sekalian aku tak mungkin ketahuan dan ditangkap polisi. Nah, lihat saja, adikku yang manis.

End of Flashback-

Ciel pulang dengan kereta kudanya. Oh—sibuk sekali adiknya hingga tak mengunjungi makam sng ayah, hanya karena besok adalah ulang tahunnya yang ke-15, pelantikan sang adik menjadi ratu.

Ciel menghela napas singkat, menunggu kereta kuda-nya sampai ke kerajaan. Sekali-kali ia melirik ke arah jendela di sampingnya—eh? Apa itu barusan? Ciel melihat sesosok bersurai hitam yang melewati kereta kudanya, sangat cepat, secepat kilat.

"Tadi itu ap—"

DUARR!

Kereta kuda Ciel meledak begitu saja, menisakan beberapa puing, cipratan darah manusia dan kuda yang sudah tercampur, dan asap setelah peledakan barang insulator tersebut. Tetapi...

TAP. TAP.

... Itu Ciel. Ya, dia selamat—tepatnya diselamatkan oleh orang yang sekarang berjalan menggendongnya ala uhukpengantin baruuhuk. Lalu, Ciel pun diturunkannya.

"Uhuk-huk. Hey, kau siap—"

Mata iel terbelalak, tangan Ciel bergidik seketika. Ini pertama kalinya ia melihat sosok seseram ini—oh,sebenarnya berparas cukup tampan namun irisnya...

Menampilkan dua warna yang berbeda—merah dan biru.

.

"Ah, soft lens-ku lepas..."

.

~TBC~


A/N: Fic ini saya tujukan untuk ultah Ciel, urr—besok? Dan ini merupakan fiksi two-shot makanya besok baru ketahuan hadiahnya, di chapter selanjutnya.

(uhuk—spoiler dikit deh(?), di sini saya masih kebayang-bayang Mukuro Rokudo—uhuk)

Terimakasih bagi pembaca. Ada yang mau review, alert, fave coretsayacoret uhum... cerita ini? Terima kasih banyak!