Back
A Drabble
Written by Yuchocco
Disclaimer: Kuroko no Basket is property of Fujimaki Tadatoshi. I made and shared this fic simply for my own satisfaction.
Warning(s): spoiler, plot kilat, no pairing, typo(s).
Enjoy!
.
.
.
Detik terakhir pertandingan telah terlewati. Buzzer memekik ke seluruh penjuru stadion. Hampir setiap rahang ternganga kala mata mereka menghujamkan pandangan ke papan skor di samping lapangan.
Seirin 102-100 Rakuzan.
Seirin menang.
Entah siapa yang memulai, tetapi secara tiba-tiba suara sorakan dan berbagai tangan dan kepalan yang teracung. Menerobos masuk ke setiap indra yang dimiliki oleh mereka yang menginjak lapangan kayu di stadion itu. Euforia berangsur-angsur merasuki setiap pemain Seirin. Membuat mereka saling merangkul atau ber-high five dengan tawa dan senyum.
BRUKK...
Suara debam terdengar ke telinga Kuroko Tetsuya dan secara refleks menolehkan kepalanya. Serta merta mata baby blue-nya menangkap pemandangan yang teramat langka.
Akashi Seijuurou terjatuh dan terkulai di lantai.
Buru-buru Kuroko melepaskan diri dari rangkulan Koganei dan Kagami kemudian menghampiri Emperor bersurai merah yang tergeletak dilantai.
"Akashi-kun!" Kuroko berseru. Agak mengherankan karena teriakannya dapat mengalihkan euforia para pemain Seirin dan mengalihkan pandangan mereka ke arah Kuroko yang berlutut disamping Akashi.
"Oi! Daijoubu ka? Aitsu?"
"Shiranai... tapi kelihatannya dia tidak baik-baik saja"
Bisik-bisik dari penonton perlahan terdengar di telinga para pemain. Keempat anggota inti tim Rakuzan mulai menggerakkan kaki mereka mendekati kapten dan sang bayangan.
"Daijoubu ka? Akashicchi tte..." Tanya Kise Ryouta kepada Aomine yang berada di sebelahnya.
"Saa... masuk Zone dan memakai Emperor Eye secara bersamaan kurasa cukup menguras energi" Jawab Aomine "Sekalipun dia adalah Akashi"
"Maa... bagaimana kalau kita sedikit mendekat?" Ujar Momoi sambil mengambil langkah pertama yang kemudian diikuti oleh Kise dan Aomine. Dari sudut matanya, Aomine melihat Midorima dan Murasakibara mendekati pagar tribun seperti mereka.
"Akashi-kun... Shikarishirou..." Kuroko berkata sambil mengangkat kepala Akashi dan menyangganya dengan tangannya.
"Oi! Siapapun! Cepat ambil tandu!" Seruan Eikichi Nebuya membuat paramedis yang bertugas menjadi dua kali lebih bergegas.
"Ku...roko?" Panggilan lirih dari Akashi menghampiri indra pendengaran Kuroko.
"Hai? Akashi-kun daijoub-..." Ucapan Kuroko terhenti, matanya melebar kala sesuatu yang mengejutkan menerobos masuk ke matanya. Begitu juga dengan keempat keajaiban yang dapat dengan jelas melihat perubahan yang terjadi pada diri Akashi.
Mata emas itu hilang.
Sebagai gantinya sebuah rubi cerah muncul sebagai pasangan bagi rubi yang lain.
"Kuroko? Ada apa dengan tatapanmu?" tanya Akashi yang entah kapan sudah mengubah posisinya menjadi duduk.
"Me...Akashi-kun no me ga..."
"SUDAH KUDUGA KAU AKAN KEMBALI, AKASHICCHI!" Teriakan lantang dari Kise yang dibarengi dengan lompatan Aomine dan Kise dari pagar tribun membuat spektator lain semakin tercengang.
"Mattaku... Mine-chin, Kise-chin" gerutu Murasakibara sambil mengikuti dua keajaiban melompati pagar.
"Aku paham kalian begitu senang karena Akashi kembali. Tapi turunlah dengan cara yang wajar, nanodayo" Midorima berkata sambil bergegas menuju tangga yang menghubungkannya ke lapangan.
"Che... dasar tsundere... bilang saja kau juga excited!" ujar Takao usil sambil mengikuti langkah tergesa Midorima dengan matanya.
Tiga tubrukan yang dibarengi dengan pelukan erat menghujani Akashi yang masih bingung dengan keadaan. Seketika kedua rubi yang paling dirindukan kelima keajaiban itu menangkap sosok Midorima yang berjalan tenang ke arah mereka. Melihat wajah Midorima yang melembut dan sinar matanya yang menunjukkan kelegaan seketika membuat Akashi sadar apa yang terjadi.
"Yappari Akashicchi pasti kembali-ssu! Yokatta-ssu~ hiks...hiks..."
"Akashi! Yappa Modotta!"
"Aka-chin... Kangen..."
"Akashi-kun..." panggilan dari Kuroko
"Kuroko..." Akashi melepaskan pelukan dari Aomine, Kise dan Murasakibara dengan halus.
"Okaerinasai..." ucapan Kuroko dibarengi dengan senyuman yang paling ekspresif darinya.
Akashi menutup matanya dan tersenyum –bukan menyeringai– menahan segala emosi yang entah sejak kapan terbendung, kini menyesaki dadanya.
"Arigatou... Minna..."
Dan pelukan ronde kedua terjadi. Momoi yang berdiri di tribun penonton menekap mulutnya sambil terisak. Pemandangan inilah yang sudah lama ditunggunya.
Sementara seluruh stadion hanya terdiam sambil tersenyum. Sesekali ada yang merogoh saku dan meraih saputangan dan mengelap mata mereka, efek menyaksikan drama persahabatan yang tersaji dihadapan mereka.
END
Pendek kan? Iyalah namanya juga drabble...XDD
btw, inilah yang saya buat ketika saya dulu greget nungguin detik-detik akhir pertandingan final Winter Cup. Mana Fujimaki-senseinya sadis banget, satu chapter dibuat nggantung sedemikian rupa... untung saya nggak ikut gantung diri... XD
Anyway, makasih banyak udah baca fic ini...^^ kritik dan saran saya tunggu yaa...^^
PS: skornya masih Seirin 102-100 Rakuzan... soalnya pas saya bikin fic ini, terakhir baca manganya skor mereka belum nyampe 100, jadi di fic ini saya asumsikan kalau skor tearakhir adalah 100 lebih dikit...
PS: dibawah ini ada terjemahan bahasa indonesia dari bahasa jepang yang saya pake diatas. In case ada reader yang kurang paham...^^ tapi kalau misalnya ada tata bahasa atau kata-kata yang kurang tepat, feel free to correct me okay... ^^
"Oi! Daijoubu ka? Aitsu?" : "Hei! Apa dia tidak apa-apa?"
"Shiranai..." : "Entahlah"
"Daijoubu ka? Akashicchi tte..." : "Baik-baik saja kan? Akashicchi..."
"Shikarishirou..." : "Bertahanlah..."
"Me...Akashi-kun no me ga..." : "Mata... Mata Akashi-kun..."
"Mattaku... Mine-chin, Kise-chin" : "Ya ampun... Mine-chin, Kise-chin"
"Yappari Akashicchi pasti kembali-ssu! Yokatta-ssu~ hiks...hiks..." : "Sudah kuduga Akashicchi pasti kembali-ssu! Syukurlah-ssu~ hiks...hiks..."
"Akashi! Yappa Modotta!" : "Akashi! Kau memang kembali!"
