Cast: Hunhan, Chanbaek, Taoris, Sulay, Xiuchen, Kaisoo

Rated: M

Disclamer: Mereka itu bukan punya saya. Mereka milik tuhan. Saya hanya meminjam nama, ciri ciri fisik, sifat dan kepribadiannya aja. Cerita ini punya saya ya ^^

WARNING: NC, YAOI, BOYSXBOYS, GAJE, BIKIN JIJIK, BAHASA FRONTAL, LEMON DAN ALUR GAK JELAS

Selamat membaca ff abal yang kedua -.-

.

09:45 KST

-SEKOLAH SEOUL PERSONAL HIGH SCHOOL-

'Cuit cuit'

Suara burung yang terdengar di pagi hari oleh seorang namja cantik dan manis yang sedang tersenyum melihat udara yang segar dan burung burung itu yang berterbangan dengan anggunnya. Namanya adalah xi luhan. Meskipun mukanya tersenyum manis dan cerah, hatinya tidak sejajar dengan apa yang mukanya katakan. Luhan, berumur 17 tahun, sedang memikirkan masa depannya yang tidak tahu akan bagaimana. Ia sekarang menempati bangku SMU dan baru saja menempati kelas 11 di sebuah sekolah yang teratas di korea. Sekolah itu juga salah satu sekolah yang ditempati hanya oleh anak orang tua ternama dan murid murid terkaya di seluruh korea tapi tidak bagi luhan. Luhan hanyalah seorang namja biasa tetapi lebih bisa di sebut dengan miskin. Ia disekolahkan di Seoul Personal High School dikarenakan orang tuanya dekat dan bersahabat dengan pemilik sekolah ini. Biasanya anak seperti luhan di sekolah teratas selalu di bully atau dijauhkan tetapi beda dengannya. Luhan memiliki teman cukup banyak dan tidak ada yang tidak menyukainya. Ia juga memiliki banyak penggemar yeoja cantik di sekolahnya. Apa luhan berpura pura seperti orang kaya? Tidak. Semua murid dan orang tua sekolah Personal High School mengetahui luhan anak dari kasta asosial tetapi mereka tidak mempedulikan hal tersebut. Bukankah itu mengagumkan bersekolah di sekolah teratas di korea, satu satunya anak dari kasta asosial tetapi tidak di tindas ataupun dijauhkan? Iya. Seharusnya luhan senang senang saja dan tidak mengkhawatirkan apapun tetapi ia hanya kebingungan masa depannya akan seperti apa.

"Luhaaaaan!" Tiba tiba luhan kaget oleh sebuah teriakan tak jauh dari kupingnya.

"Ya baekhyun! Apa kau gila berteriak tepat di kupingku? Aigo kau ini. Kuberitahu chanyeol jika sekali lagi kau melakukan itu!" Ancam luhan. Baekhyun hanya berseri dan tertawa centil.

"Ada apa denganmu baek?" Tanya luhan.

"Aku dan chanyeol sudah resmi menjadi sepasang kekasih, hihi." Tawa baekhyun membuat luhan sedikit geli tetapi itulah sifat seorang byun baekhyun. Tetapi luhan juga sangat terkejut ketika mendengar penjelasan dari baekhyun.

"Mwo? Kau benar benar sudah jadian dengannya? Bagaimana bisa? Bukankah kalian seminggu yang lalu tidak saling mengenal? Kenapa secepat ini kalian bisa jadian?" Tanya luhan tanpa menenangkan dirinya.

"Karena diriku seorang baekhyun, pasti diriku selalu laku dan menggoda iman orang, hihi." Tawa baekhyun lagi dengan genit.

"Baekhyun diamlah. Jangan berbicara seperti itu. Aku geli. Tapi sekarang berceritalah bagaimana kau bisa secepat ini jadian dengannya?"

"Ah luhan ge, gampang sekali. Kau hanya perlu menggodanya, lalu dia akan datang dengan sendiri jika kau cukup menggoda di matanya." Luhan hanya mengkerutkan keningnya dan heran dengan apa yang di maksud baekhyun.

"Menggodanya? Menggoda dengan apa? Dengan makanan?" Baekhyun hanya memutarkan kedua bola matanya karena ia tidak ada cara lain selain menjelaskan secara inti kepada luhan karena luhan sangatlah polos dan tidak tahu benar benar tentang keromantisan ataupun erotik.

"Yasudah, aku akan menceritakan secara detil dan cara cepat tetapi kau tidak boleh tertawa ataupun geli. Kau janji?" Luhan hanya mengangguk dan menatap baekhyun dengan semangat.

"Aku bergelut dengannya di kasur." Luhan hanya menatap baekhyun dengan tatapan tidak percaya.

"Apa maksud darimu 'bergelut' denganya? Kau benar benar bertinju atau ber..." Luhan tidak memberanikan diri melanjutkan kalimatnya.

"Kau benar menebak, luhan ge. Aku tidur dengannya." Luhan langsung berdiri dan melebarkan matanya.

"MWO? BAGAIMANA DIA BISA TERTARIK DENGAN CABE SEPERTIMU BAEK?! AKU TIDAK PERCAYA INI!" Baekhyun spontan menarik luhan kembali duduk karena murid murid di sekitar mereka pada melihat ke arah mereka dengan penasaran.

"Luhan ge! Jangan berteriak teriak. Nanti yeoli mendengarnya dan langsung menarikku ke kelas."

"Maafkan aku baekhyun tetapi aku hanya terkejut chanyeol secepat itu jatuh cinta padamu."

"Tidak apa apa. Aku mencari tahu tentang dia kepada senior kita, kris ge. Kau dekat kan dengannya. Jadi aku memberitahu bahwa aku adalah teman dekatmu dan sekalian bertanya tanya tentang chanyeol. Dan pada akhir pembicaraan kami, ia memberitahu rahasia chanyeol." Luhan semakin penasaran tetapi sudah tidak geli lagi karena phase tergeli sudah ia dengar.

"Uke magazine. Dia rutin membeli itu." Bisik baekhyun seperti ibu ibu yang sesang menggossip.

"Apa? Uke magazine? Apa kau seorang..."

"Aniyo! Aku hanya menggodanya seperti di majalah majalah uke tersebut. Aku membeli satu majalah dan membacanya dengan seksama. Setelah itu aku menggodanya dan ternyata ia benar benar, yaa begitu, menangkapku seperti sebuah ikan yang tersangkut." Luhan hanya mangap mendengar cerita baekhyun dan tak lama kemudian ia pergi meninggalkan baekhyun dengan kalimat

"Dasar cabe." Baekhyun hanya mengepoutkan bibirnya dan menyusul luhan.

KELAS BAEKHYUN 11B

'Drrt drrt drrt drrt'

*Call in from yeoli babe*

Baek: Anyeong yeoli chagi. Ada apa?

Yeol: Baek sayang, apa kau sudah makan?

Baek: Sudah. Kau juga sudah makan?

Yeol: Hm sudah. Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan denganmu.

Baek: Iya? Apa?

Yeol: Begini, nanti ketika makan siang, kris hyung mengajak kau, luhan dan diriku makan siang bersama. Apa kau ingin bergabung chagi? Tetapi kris juga ingin mengenalkan murid baru kepada kami. Dia baru saja pindah dari busan ke seoul. Tidak masalah kan untukmu dan luhan?

Baek: Ah tidak. Lagian menambah tali pertemanan tidak merugikan.

Yeol: Kalau begitu sampai nanti. Aku akan menjemputmu ketika sudah berkumpul.

Baek: Ne.

Yeol: Saranghae baek.

Baek: Nado saranghae yeol.

'Tut tut tut tut'

11:45 KST

Seiring waktu berjalan, waktu sudah hampir menunjuk pukul 12 dan baekhyun sudah di jemput oleh chanyeol yang sedang menunggunya di lawang pintu. Ia pun berjalan ke arah pintu dan mendatangi chanyeol.

"Hayo baek chagi. Mari kita jemput luhan." Ajak chanyeol

"Tunggu, kita jemput luhan saja dulu."

"Tadi sudah kukirim pesan kepadanya, dia bilang dia akan menyusul. Dia sedang menulis catatan dan menyalinnya." Ucap chanyeol.

"Ah arrasso, mari ke kantin." Jawab baekhyun.

CANTEEN SEOUL PERSONAL HIGH SCHOOL

Setelah chanyeol dan baekhyun sudah sampai pada kantin, mereka pun mencari cari sosok kris yang mungkin sedang menunggu mereka. Dan seperti tebakan, chanyeol melihat kris sedang mewink mereka dengan tangan untuk segera datang dan duduk.

"Ya chagi, kris disana. Aku menemukannya." Ucap chanyeol. Baekhyun mengikuti langkah chanyeol dengan sedikit malu karena dia ingat dia sering bertanya tanya tentang chanyeol kepada kris. Setelah mereka duduk, mulailah percakapan mereka.

"Kris hyung, katamu ada anak baru dari busan? Mana dia? Biasanya orang orang busan cantik cantik dan juga tampan tampan. Jadi, perlihatkanlah dia kepada kami. Aku sudah tidak sabar." Bilang chanyeol dengan semangat dan mungkin juga kehilangan kesabarannya.

"Tenang saja. Bentar lagi dia juga akan datang. Tadi dia mengirim pesan kepadaku. Dia sedang di kamar kecil."

Tak lama kemudian tiba tiba baekhyun melihat seseorang dari jauh yang terlihat sangat tampan dan putih mulus. Anehnya, baekhyun tidak pernah melihat orang itu sebelumnya.

"Kris hyung, kau kan senior disini. Apa kau tahu itu siapa?" Tanya baekhyun sembari menunjuk nunjuk namja tadi. Kris pun langsung tersenyum dan menghampiri namja yang dimaksud baekhyun.

"Ah akhirnya kau sampai juga. Lama sekali kau. Aku akan memperkenalkan teman temanku kepadamu." Ucap kris tiba tiba setelah sudah duduk kembali. Chanyeol hanya menyengir lebar tetapi baekhyun sedikit malu karena tadi ia menanyakan pada kris siapa namja tampan itu. Ternyata teman kris yang ia maksud untuk memperkenalkan dia kepada mereka. Malu sekali rasanya huft. Namja tampan itu pun duduk di hadapan bangku kosong.

"Annyeong. Namaku oh sehun tetapi kalian boleh memanggilku sehun saja. Toh aku lebih muda dari kalian." Ucap namja tampan itu.

"Senang berkenalan denganmu, sehun." Baekhyun tersenyum dan bersalaman dengan sehun. Tiba tiba kris teringat sesuatu yang hampir mereka lupakan.

"Ya chanyeol, dimana luhan? Apa dia sudah..."

Pertanyaan kris pun terpotong karena pada akhirnya ia melihat luhan juga dari kejauhan yang sedang berlari ke arah mereka. Kris pun melambaikan tangannya dan menyapa luhan yang akhirnya sudah dateng dengan terengah engah.

"Maafkan aku... hosh... aku hampir saja melupakan janjinya. Banyak sekali yang perlu aku catat." Ucap luhan setelah tiba di meja dimana mereka berkumpul.

"Tidak apa apa. Yang penting kau sudah datang dan ingin bergabung dengan kami." Jawab kris.

"Sekalian aku akan memperkenalkan dia kepadamu." Ucap kris sembari menunjuk sehun. Ketika sehun mengangkat kepalanya, ia serasa seperti ada petir yang menyambarnya.

"Oh, kau murid baru pindahan dari busan bukan? Namaku xi luhan. Salam kenal denganmu...?"

"S-sehun, ehm, n-namaku oh sehun. Tapi panggil sehun saja, luhannie." Ucap sehun dengan nada gemetar.

"Mwo? Apa saja yang baru kau bilang? Luhannie? Apa aku salah dengar? Ah kalian baru saja kenalan tetapi kau memanggilnya seolah olah ia pacarmu. Ck, ada ada saja kau sehun." Bilang chanyeol terkekeh. Sehun hanya memerah dan langsung duduk kembali setelah bersalaman dengan luhan. Luhan hanya menganggap semuanya biasa saja tetapi tidak bagi sehun. Suatu perasaan di hatinya telah bangun. Tapi setelah merhatikan luhan dengan teliti dari ujung kaki sampai kepalanya, ia bener bener terpesona. Matanya yang bersinar, senyumannya yang menggoda iman, jarinya yang lentik dan begitu juga dengan suaranya yang merdu. Benar benar menggoda libido sehun tetapi ia tidak boleh berfikir seperti itu meskipun sehun merasa celana bagian bawahnya sudah rada menyempit. Dia baru saja pindah dari busan dan tentu ia tidak boleh merusak image nya yang ingin dia bangun ulang dengan sempurna. Tiba tiba lamunan sehun di patahkan oleh pertanyaan luhan.

"Kalau begitu, apa aku boleh memanggil kamu sehunnie? Kau memanggilku luhannie dan aku akan memanggilmu sehunnie, bolehkah?"

Muka sehun berhasil memerah dan teman teman yang lain hanya tersenyum seperti mimik muka yang mengucapkan 'selamat ya sehun'. Sehun hanya tersenyum dan mengiyakan saja sebelum teman temannya mengucap hal hal yang aneh.

"Sehun sangat mirip dengan teman masa kecilku. Orang tersebut juga memanggil diriku luhannie. Kebetulan namanya juga sehun. Jadi aku akan menganggapmu seperti sahabat masa kecilku, sehunnie." Ucap luhan dengan tersenyum. Yang lain hanya tersenyum meskipun terkejut. Lebih terkejut lagi bagi sehun karena ia sudah berfikir luhan menyukai. Ternyata ia hanya mengangapnya seperti teman masa kecilnya. Betapa perihnya hidup ini.

Ketika waktu istirahat telah lewat, mereka pun kembali ke kelas masing masing. Sebelum itu sehun mengajak luhan pulang bersama karena ia penasaran rumah luhan letaknya dimana. Luhan hanya mengiyakan dan tersenyum.

SEPULANG SEKOLAH

17.30 KST

Ketika bel pulang sekolah telah berbunyi, sehun pun langsung begegas ke arah bagian kelas 11. Luhan tentu lebih tua darinya dan juga satu tahun lebih tinggi kelasnya. Luhan kelas 11 dan sehun kelas 10. Ketika sehun melewati lorong kelas 11, semuanya menatapnya. Ia mendengar bisikan seperti..

'Dia siapa?'

'Anak baru?'

'Wah tampan sekali!'

'Apa dia ulzzang?'

'Aku ingin menjadi pacarnya!'

Sehun hanya tersenyum kepada orang orang yang melihat ke arahnya dan yang ia senyumi langsung lemas, tersenyum balik dan menunduk padanya padahal sehun kan jauh lebih muda dari pada mereka. Mungkin karena ketampanannya yang melewati batas? Iya tentu. Ketika sekolah di busan ia juga memiliki banyak penggemar yeoja maupun namja. Ia benar benar seperti artis. Mana pintar pula.

Ketika sudah sampai depan kelas luhan, ternyata masih ada guru yang sedang memberi tugas kepada murid muridnya. Sehun mencari sosok yang cantik dan imut diantara 20 murid tersebut. Dan bingo! Ia menemukan luhan yang sedang menulis. Ia duduk di tengah dan disebelah lelaki yang berkulit sedikit gelap. Seperti kulit eksotis. Sangat tampan dan memiliki bibir yang sedikit tebal. Sehun penasaran siapakah lelaki itu tapi lamunannya terpotong ketika gurunya ada di depan pintu dan menanyakan apa yang sedang ia lakukan di lawang pintu. Sehun hanya menjawab 'sedang menunggu kakak kelas'. Guru tersebut mengangguk dan kembali kepada murid muridnya. Tentu semuanya menoleh ke lawang pintu dan melihat sosok sehun yang sedang menunggu luhan. Awalnya semua menatap sehun lalu banyak bisikan yang terdengar di kupingnya.

'Wah tampan sekali.'

'Siapa lelaki itu?'

'Aku baru melihatnya.'

'Tinggi sekali.'

'Apa dia sedang menunggu pacarnya?'

'Tatapannya kosong tapi mempesona.'

Itulah yang sehun dengar. Ketika mendengar orang berbicara seperti itu, dia melihat ke arah luhan. Ternyata luhan sedang tersenyum ke arahnya. Tentu sehun sangat senang dan tersenyum balik. Mereka bertatapan cukup lama sehingga seorang yeoja bertanya sesuatu kepada luhan.

"Ya luhan, apa ia temanmu?" Tanya yeoja tersebut.

"Iya. Memangnya kenapa?"

"Aniyo, ia sangat tampan. Kapan kapan kau perlu memperkenalkannya kepada kami. Jarang sekali ada lelaki setampan dia."

Luhan hanya tersenyum mendengar ucapan yeoja tadi. Memang sih. Jarang sekali. Apalagi tinggi.

Setelah itu gurunya pun pamit dan pergi meninggalkan kelas luhan. Tak lama kemudian murid muridnya pun keluar dari kelasnya sembari menatap sehun kagum yang sedang menunggu di samping lawang pintu. Tak lama pun luhan keluar dan menyapa sehun.

"Ah sehunnie. Kau sudah lama menunggu? Maafkan aku. Gurunya memberi kami tugas sebelum meninggalkan kelas." Ucap luhan.

"Tidak apa apa luhan hyung. Kajja, kita pulang. Sudah jam 6." Luhan pun mengangguk.

Setelah berjalan cukup lama mereka pun sampai pada rumah luhan. Awalnya sehun sedikit terkejut karena ia mendengar luhan satu satunya golongan asosial di sekolahnya tetapi ketika sampai pada rumah luhan, terlihatnya rumah dia tidak jelek sama sekali. Sangat besar bisa dibilang. 2 hektar mungkin ada.

"Luhannie, apa ini rumahmu?" Tanya sehun penasaran.

"Aniyo. Ini rumah kai, teman sebangkuku. Aku sering menginap di rumahnya. Rumahku sangat jauh dari sini makanya aku tinggal disini untuk sementara sampai aku menemukan rumah atau apartemen yang cukup murah." Ucap luhan. Sehun hanya mengangguk karena pikirannya terganggu oleh teman sebangku luhan. Kai. Ternyata dia mendapatkan nama kai tanpa harus bertanya kepada luhan. Tiba tiba ia punya ide.

"Luhannie, bagaimana kalau kau menginap di rumahku saja? Akan lebih nyaman pasti." Tawar sehun. Luhan sedikit terkejut karena ternyata sehun orang yang cepat memberi kepercayaan terhadap seseorang. Akhirnya luhan mengiyakan saja dan menyuruh sehun menunggu di luar sebentar. Ia akan mengambil baju dulu.

Sementara itu otak sehun sudah benar benar kejauhan pemikirannya. Ide yang sehun tiba tiba punya adalah, ia akan menggoda luhan, bagaimanapun caranya. Sehun ingin memiliki luhan. Hanya itu tujuan sehun mengundang luhan menginap di rumahnya. Sebenarnya sehun namja yang hampir sempurna. Hanya ada kekurangan sesuatu.

Sex addicted

Itulah kekurangan seorang sehun. Ia bisa melakukan sex puluhan kali sehari dengan siapapun yang bisa memuaskannya. Tetapi kali ini beda. Ia akan mengajarkan luhan hal yang seharusnya belum cukup umur untuknya. Malam ini sehun akan 'memakan' dan 'mengambil' keperjakaan luhan. Ia sudah mengatur segalanya dan yang sudah pasti, esok hari luhan dan dirinya tidak akan sekolah. Tiba tiba pikiran dan rencana nakalnya di potong oleh kehadiran luhan.

"Sehun? Apa kau baik baik saja? Kau aneh sekali senyum senyum sendiri." Luhan hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum manis. Sehun hanya tertawa dan berfikir

'Mulai nanti malam kau tidak akan pernah bisa tersenyum sepolos sekarang, luhannie.' Benar benar devilish/?

Luhan dan sehun berjalan 10 menit dan berhenti di halte bus untuk menunggu bus yang akan mengantarkan ke arah rumah sehun. Perjalanan mereka cukup lama jika dimulai dari rumah luhan sampai rumah sehun. Sejam mungkin ada. Setelah perjalanan yang jauh, mereka pun sampai pada rumah sehun. Luhan benar benar kagum ketika melihat rumah sehun.

"Woah sehun, rumahmu besar sekali. Lebih besar dari rumah yang ada di drama boys over flowersnya go jun pyo. Kau benar benar beruntung. Tapi apa kau tinggal sendiri di rumah ini?" Tanya luhan dengan penasaran.

"Aniya, ada beberapa pembantu tetapi hanya dua orang yang menginap di sini." Jawab sehun. Luhan hanya mengangguk dan matanya masih cukup berbinar binar. Mungkin sekarang luhan masih terkagum kagum tapi bentar lagi semuanya akan berubah.

Maupun dari dalam ataupun dari luar, rumah sehun terlihat sangat mewah. Mewahnya bukanlah mewah antik tetapi mewah moderen. Memiliki rumah seperti ini benar benar impian seorang luhan. Setelah melihat lihat cukup lama sehun mengajak luhan mengikutinya ke kamar Sehun.

"Sehunnie, aku akan tidur dimana?" Tanya luhan.

"Di kamarku saja. Kasurnya cukup untuk 5 orang. Aku memiliki kasur ekstra king size jadi kau tidak perlu khawatir. Sekalian kau menemaniku. Aku sering kesepian." Jawab sehun. Awalnya luhan sedikit malu harus membagi kasur dengan sehun tapi ketika mendengar bahwa kasurnya cukup besar, ia setuju saja. Tak lama sehun langsung menarik luhan ke lantai 1 dan mereka memasuki kamar tidur sehun yang cukup besar. Luhan mulai terkagum kagum lagi tetapi sehun hanya terkekeh melihat senyuman luhan.

"Ya luhannie, berhentilah menatapi rumahku seperti itu. Lebih baik kau mandi dulu. Aku akan mandi di ruang sebelah." Ucap sehun. Luhan mengangguk. Semuanya berjalan sesuai rencana sehun.

KAMAR SEHUN

20:00 KST

Setelah luhan selesai mandi, sehun kembali ke kamarnya dan mencium aroma sabunnya yang memenuhi kamarnya. Selama ini sehun memandi dengan sabun itu, belom pernah ia mencium bahwa sabun ini sewangi ini. Mungkin ini akibat luhan. Sehun semakin terangsang dan tidak sabar 'bermain' dengan luhan.

Sehun melihat ke arah luhan dan ternyata luhan sudah menguap nguap. Pertanda ia sudah mengantuk.

"Luhannie, apa kau ingin tidur? Kau terlihat lelah sekali. Tidurlah. Aku juga akan tidur sekarang."

"Jinjja? Arasso. Aku benar benar lelah hari ini." Ucap luhan. Sehun tertawa girang di dalam hatinya dan tidak sabar menyetubuhi seorang luhan. Tak lama sehun mematikan lampu kamarnya. Luhan sudah menaiki kasurnya dan siap siap untuk tidur tetapi sehun bilang ia akan segera kembail. Dia lupa menyikat gigi padahal dia ingin bermain single dulu untuk memanaskan dirinya.

*10 menit kemudian*

'Duarrr duarrr'

Terdengar di luar sedang hujan deras dan sehun semakin senang karena akan ada suara rintik yang menemani desahan yang akan terjadi sebentar lagi. Sehun kembali ke kamarnya dan ternyata luhan belum tertidur. Ia sedang sibuk memainkan ponselnya. Sepertinya mengetik pesan. Sehun menaiki kasurnya dan mendekati luhan tetapi tidak terlalu dekat supaya tidak terasa oleh luhan. 5 menit kemudian luhan pun meletakkan ponselnya di meja malam dan mematikan lampu disampinya. Ia menengok sebentar ke belakang dan mengecek apakah sehun sudah tidur apa belum. Ternyata ia sudah memejamkan matanya tetapi itu bukan berarti ia sudah tertidur. Luhan hanya tersenyum melihat 'sleeping face'nya sehun dan menarik selimutnya membelakangi sehun.

Ketika ia hampir tertidur tiba tiba ia merasakan sebuah pelukan. Hangat rasanya. Luhan tidak begitu menyadarinya karena ia hampir pindah alam ke alam mimpi tapi ketika ia menyadarkan diri, ia teringat bahwa ia sedang menginap di rumah sehun. Sebuah bisikan pun terdengar di kuping luhan.

"Hngg luhannie. Apa kau masih bangun?" Luhan langsung mebulatkan matanya tetapi tidak bergerak.

"B-belom sehun. T-tapi apa yang sedang kau lakukan? Apa kau kedinginan sampai memelukku?" Tanya luhan dengan nada gemetar.

"Aniya. Tubuhku terasa panas sekarang. Sangat panas." Jawab sehun dengan nada erotis. Luhan menegukkan salivanya yang tertahan di tenggorokannya. Tiba tiba sehun memegang tangan kiri luhan dan memimpinnya ke belakang. Tangannya menyentuh sesuatu yang keras. Seperti tonjolan. Atau mungkinkah itu batu?

"Akh luhannie. Tanganmu lembut sekali. Apa aku boleh meminjam tanganmu untuk mengocok penisku?" Pertanyaan itu membuat luhan langsung kaku.

"P-penismu? Apa i-itu penismu yang sedang ku sentuh?" Tanya luhan semakin panik.

"Akh kau betul sekali luhannie. Kocoklah penisku. Aku ingin kau mengulumnya dengan dalam, chagi." Ucap sehun dengan nada mendesah.

Oh tidak. Apa ini sebuah mimpi basah yang sedang di mimpikan oleh luhan apa memang kenyataan? Luhan benar benar berharap sehun hanya sedang mengigau.

-TBC-

HALOOOOO HEHEHE. Ini nc keduaku ( `ิิ∇´ิ) chapter 1 belom begitu hot tapi ntar deh di chapter 2. Semoga aja gue dapet imajinasi yang cukup yadong supaya makin nc /astaga ngomong apa ini ( ºº )

Yasudah ditunggu reviewnya. Kalo cukup banyak gue lanjutin ˆˆ