"apa hyung pernah memikirkan sedikit saja perasaan appa, eomma dan hyungku?"
"justru karena aku memikirkan mereka, makanya aku melakukan ini"
"aku lelah dengan semua hubungan ini"
"hyung bahkan lebih lelah lagi"
"terima kasih sudah pernah mencintai ku, sekarang bisa kau membebaskanku?"
"sakit, ini terlalu sakit, aku tidak sanggup"
"aku mohon berbaliklah, ku mohon berbaliklah, satu detik saja agar aku punya alasan untuk tetap menahanmu di sisi ku"
"biarkan ini menjadi jalan kita, biarkan ini menjadi kisah kita, biarkan ini menjadi pilihan kita"
This is our
-WAY-
Author: Wonkyu-na
Pair: Wonkyu, HanChul
Warning: BL, kalau ga suka baca male x male mending ga usah baca, oke ^^ attention, GS for Heechul, sorry for typos, or bad plot
Disclaimer: All chara belong to theirself and God, I only have the plot
summary: "biarkan ini menjadi jalan kita, biarkan ini menjadi kisah kita, biarkan ini menjadi pilihan kita" / Siwon, Kyuhyun, wonkyu ~ everything will gonna be okay
Chapter 1
Kyuhyun Pov
Apakah kalian percaya pada jalan takdir? Aku akan katakan ya untuk itu. Itulah yang ku lakukan sekarang. Menunggu seseorang yang aku anggap jalan takdirku, walau ini jalan yang salah, tapi aku tidak perduli, karna dialah alasan ku untuk tetap berada di dunia ini, karna dialah aku tetap berjuang untuk menjalani hari hariku, walau jeruji besi memisahkan kami.
Angin musim dingin mulai berhembus, kembali kurapatkan jaket tebal yang kupakai, sambil sesekali meniup telapak tanganku yang mulai mendingin karena tidak memakai sarung tangan,
"aish siwon hyung lama sekali sih, padahal kan harusnya jam segini dia keluar" aku mencoba mengintip ke arah pintu besar di depanku, namun tidak ada tanda - tanda seseorang akan keluar dari sana. Aku merengut dan menyandarkan tubuhku ke dinding sambil terus meniup - niup telapak tanganku, "haishhh pabboya kyuhyunnie, karna tergesa - gesa kau sampai lupa membawa sarung tangan, ck, lagipula kenapa aku percaya begitu saja pada sungmin hyung kalau siwon hyung akan keluar jam segini, mungkin saja sungmin hyung membohongiku. Haaaaaissshhh" aku menggosok - gosokkan tubuhku ke dinding,
"Kyuhyunnie? Kau sedang apa?"
Deg! Aku terkejut, suara itu, aku mendongakkan kepalaku ke atas, dan terlihatlah dia. Sosok itu, sosok yang sangat aku rindukan selama dua tahun ini, sosok yang terpisah denganku karena terhalang jeruji besi. Mataku langsung berkaca - kaca, namun bibirku menyunggingkan sebuah senyuman,
"siwonnie hyung" aku melompat dan memeluknya erat - erat, akhirnya, akhirnya cintaku telah bebas dari penjara. Ku per-erat pelukanku padanya, "hyung, siwon hyung, siwon hyung, akhirnya hyung bebas, akhirnya hyung bebas" tanpa sadar aku berteriak kesenangan. Perlahan kurasakan tangan siwon hyung membalas pelukanku.
"ne kyuhyunnie, hyung sudah bebas,"ucapnya terdengar sedih, tidak seperti biasanya.
Kalian tahu, kadang takdir itu mempunyai jalannya sendiri, entah itu jalan yang menyakitkan atau menyenangkan, aku tidak tahu, tapi aku rasa, sekarang ini, takdir mulai mempermainkanku.
Author POV
Kyuhyun melepaskan pelukan siwon dan menatap bingung ke arah namjachingunya tersebut, terlihat, siwon walaupun tersenyum tapi matanya menyiratkan penyesalan dan permohonan maaf. Belum sempat kyuhyun mencerna apa yang terjadi di depannya, sebuah suara mengagetkan namja tersebut.
"siwon oppa, chukkaeyo, oppa sudah bebas dari penjara" Kyuhyun menoleh ke arah suara tersebut lalu ganti menatap siwon seolah meminta penjelasan.
"ne tiffany, oppa sudah bebas" ucap siwon riang yang membuat kyuhyun menyadari satu hal, ada yang berubah dari siwon hyung-nya.
Perlahan siwon berjalan mendekati tiffany dan memluk mesra yeoja tersebut. Kyuhyun hanya mampu terdiam tanpa mampu berbuat apapun, otaknya masih sibuk mencerna apa yang terjadi di hadapannya. Namun apa yang siwon katakan berikutnya menarik kyuhyun ke dunia nyata, bahwa hubungan yang dia pertahankan selama ini hancur dalam hitungan menit, ah tidak, mungkin detik.
"kyuhyun-ah, mianhae, dia tiffany, kami akan bertunangan dan segera menikah"
Satu kalimat singkat namun mampu menghancurkan seluruh pertahanan kyuhyun. Kyuhyun menatap tidak percaya pada siwon, ia berharap ini hanya mimpi, ia berharap siwon hyung-nya hanya bercanda, ia harap ini hanyalah keisengan hyung-nya tersebut. Namun semua gerakan - gerakan siwon pada tiffany begitu pula sebaliknya membuat kyuhyun sadar, ini bukan mimpi, lelucon apalagi keisengan.
"h, hyung, hyung bercanda kan? Hyung pasti bercanda, ini tidak mungkin, tidak mungkin hyung! kenapa hyung tidak mengatakan apa - apa padaku selama ini, padahal, padahal hampir setiap hari aku mengunjungi hyung di sini," kyuhyun mati - matian menahan air matanya, ia tidak mau dianggap lemah, padahal sedikit kata - kata dari siwon selanjutnya bisa saja menghancurkannya berkeping - keping.
Ia, cho kyuhyun, yang selama ini mendampingi siwon di penjara, membantu siwon diterima lagi dalam keluarganya, ia yang selalu membantu siwon, ia yang selalu berkhayal akan melakukan kegiatan apa setelah mereka menikah nanti, namun apa yang dia terima saat ini? Dengan mudahnya siwon menghancurkan semuanya.
Siwon menghela nafas, pelan, sangat pelan hingga kyuhyun tidak bisa mendengarnya, helaan nafas yang tidak kyuhyun ketahui bahwa siwon juga merasakan sakit yang sangat di dadanya, kyuhyun tidak tahu, siwon sibuk memilih kalimat apa yang nantinya akan dia gunakan untuk menjawab pertanyaan kyuhyunnya.
"mianhae" akhirnya hanya satu kata itulah yang lolos dari bibir siwon, satu kata yang berhasil membuat air mata kyuhyun akhirnya meluncur dengan bebas tanpa bisa ditahan lagi,
"jeongmal mianhae, kyuhyun-ah" lanjutnya. Mati - matian siwon menahan dirinya agar tidak memeluk kyuhyun yang menangis, mati - matian ia bertahan agar kyuhyun bisa menerima keputusannya.
Kyuhyun hanya bisa diam membiarkan air matanya terus menetes, dia tidak perduli lagi terlihat lemah, dia tidak perduli ada seorang yeoja yang menatapnya dengan pandangan kasihan, dia tidak perduli lagi pada semuanya. Kyuhyun tersenyum kecut dan memandang siwon dengan tatapan kosong, "bisa hyung jelaskan apa yang terjadi? Hanya kita berdua, aku ingin hyung menjelaskan semuanya secara lengkap padaku"
Siwon tersentak, dia menatap tiffany sekilas, berharap yeoja itu mengerti dan mau pergi untuk beberapa saat. Tiffany yang dipandang seperti itu oleh siwon hanya bisa mengangguk kecil dan berlalu dari sana.
"kyuhyunnie"
"apa hyung ingat, bagaimana beratnya kita menjalani hubungan ini?" kyuhyun tidak mengijinkan siwon berbicara terlebih dulu, "apa hyung lupa, bagaimana aku mati - matian memohon pada orang tua ku mengenai kita. apa hyung sadar, berapa orang yang sudah kita lukai hanya karena hubungan kita? apa hyung tahu beratnya hidupku tanpa hyung dua tahun ini? Hah?! Apa hyung tahu?" teriak kyuhyun, ia tidak bisa lagi menahan perasaannya.
"mian..."
"apa hyung lupa, apa yang sungmin hyung katakan saat itu? Apa hyung lupa apa yang appa dan eomma hyung katakan saat itu? Apa hyung lupa?" kyuhyun mendorong keras bahu siwon hingga namja itu terhuyung ke belakang.
"mian.. kyuhyunnie, mianhae"
"kenapa hanya kata mian yang keluar dari mulutmu hyung, aku ingin penjelasan" kyuhyun berteriak keras,
'bagaimana aku bisa menjelaskan kalau kau daritadi bicara kyuhyun-ah!" balas siwon sambil berteriak, ia juga merasa tidak tahan, ia disalahkan habis - habisan oleh kyuhyun, walau dia tahu ia memang salah, tapi tidakkah kyuhyun sadar bahwa ini sangat berat baginya., "mianhae kyuhyunniea mianhae"
"apa hyung pernah memikirkan sedikit saja perasaan appa, eomma dan hyungku?"
Siwon terdiam, dia tidak mengerti apa yang dikatakan kyuhyun,
"mereka rela dihina banyak orang hanya karena kita hyung, mereka rela bekerja keras mempertahankan bisnis keluarga cho demi hubungan kita hyung. Tapi sekarang..Kenapa sekarang dengan mudahnya mengatakan akan bertunangan dengan seorang yeoja padahal kita masih ada hubungan, bagaimana bisa kau berbuat seperti ini hyung?"
"justru karena aku memikirkan mereka, makanya aku melakukan ini kyuhyunie" siwon mengatakan hal tersebut setelah terdiam cukup lama, mengontrol suaranya yang seperti tercekat, "bagaimana bisa mereka melihatmu bersanding dengan seorang mantan narapidana sepertiku kyu.. Bagaimana tanggapan relasi bisnis cho corporation nantinya.. Putra bungsu keluarga cho dan seorang mantan narapidana" Akhirnya satu tetes air mata lolos dari mata siwon, namja itu menangis, namja yang dikenal kyuhyun adalah namja yang begitu kuat itu kini menangis dan jatuh berlutut.
Kyuhyun terpaku ditempatnya berdiri, ia hanya bisa diam tanpa mengatakan apapun, pikirannya penuh dengan kata kata yang diucapkan siwon tadi.
"bencilah aku kyu, bencilah aku jika itu bisa membuatmu memaafkanku, tidak masalah untukku, asalkan kau bahagia, aku rela kau membenciku kyu. Aku rela" batin siwon sambil terus menunduk menyembunyikan air matanya. Tanpa mengetahui tatapan mata kyuhyun yang mengelam.
.
.
.
.
Kyuhyun POV
"..ah-kyuhyun-ah..."
Samar - samar aku mendengar sebuah suara, kubuka mataku perlahan - lahan dan mengerjap - ngerjapkannya.
"akhirnya kau bangun juga anak nakal, hyung sudah bersusah payah membangunkanmu dari tadi, tapi kau tidak bangun - bangun juga"
"hyung"
"waeyo kyuhyunnie?"
"aku memimpikannya lagi" ucapku lirih,
"nugu? Choi siwon?" aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan sungmin hyung.
"apa kau masih mencintainya kyu?" kali ini aku menggeleng sedikit, tapi kemudian aku menatap sungmin hyung, "menurut hyung, apa aku bisa tidak mencintainya lagi? Walau dia sudah menyakitiku begitu dalam?" sungmin hyung mengacak rambutku dan tersenyum,
"hyung percaya pada jalan kalian. Walau saat ini kalian terpisah, tapi jika memang ini adalah jalan kalian, kalian pasti akan bertemu lagi"
"hyung tidak benci padaku? Hyung tidak marah padaku? Tidak jijik padaku?"
Sungmin hyung menggeleng, "hyung yang mengijinkan kalian bersama, mana mungkin hyung marah apalagi benci pada kalian"
"tapi appa dan eomma,"
"mereka tidak membenci siwon, kyu, mereka hanya kecewa, kecewa karna siwon telah melukai anak kesayangan mereka, melukai adik kesayanganku. Ahh sudahlah lebih baik sekarang kau mandi, lalu jemput kekasih baru mu di bandara"
"hyung, changmin bukan kekasihku!" protesku yang disambut gelakan tawa sungmin hyung.
Yah inilah kehidupanku sehari - hari, terbangun karna mimpi yang selalu membayangiku sejak aku dan siwon hyung memutuskan hubungan kami dua tahun yang lalu. Aku tidak tahu dimana dia sekarang, yang aku tahu, siwon hyung tidak jadi menikah dengan yeoja yang sempat bertemu denganku di penjara waktu itu. Kalau diingat - ingat lagi, saat - saat aku menjemput siwon hyung dipenjara waktu itu adalah saat - saat terberat dalam hidupku. Bagaimana tidak, awalnya kami mati - matian meminta restu kedua orang tuaku dan sungmin hyung mengenai hubungan kami, tapi ternyata, beberapa tahun setelahnya aku yang mati - matian memohon pada orang tuaku agar tidak menghajar siwon hyung.
Kuhembuskan nafasku dengan keras, terbayang lagi olehku bagaimana marahnya sungmin hyung saat aku pulang dari penjara waktu itu. Bagaimana appa dan eommaku berniat menghajar siwon hyung tepat di depan mataku. Walau aku berhasil menghalangi mereka menghajar siwon hyung, tapi tamparan keras dari sungmin hyung tidak berhasil aku halangi.
Kuhembuskan lagi nafasku dengan keras dan berjalan menuju kamar mandi, bersiap menjemput sahabat sungmin hyung di bandara. Sambil mendengus aku berjalan ke kamar mandi, sahabat macam apa hyung itu, masa sahabatnya baru pulang dari luar negeri bukannya dijemput sendiri tapi malah menyuruh dongsaengnya yang menjemput. Kalau bukan karna changmin seumuran denganku, sudah ku tolak dari tadi permintaan sungmin hyung.
Changmin, ya, shim changmin memang sahabat dari sungmin hyung, tapi aku dan dia juga sangat dekat, dia sudah seperti hyung bagiku, ya walaupun secara resmi aku lebih tua darinya beberapa hari, tapi dia lebih dewasa dariku, dialah yang mampu membuatku bisa sedikit melupakan siwon hyung, dia juga yang membuatku memulai lagi hari - hariku.
Author pov
Incheon International Airport
Arrival Area
Seorang namja berdiri tepat di depan sebuah schedule board. Matanya memperhatikan satu per satu deretan jadwal kedatangan yang ada disana sembari sesekali menoleh ke arah pintu kedatangan yang tepat berada di dekatnya,
"bukankah pesawatnya sudah landing 30 menit yang lalu, tapi kenapa si bodoh itu belum keluar juga? Apa dia masih menunggu bagasi, awas saja kalau barang bawaannya banyak. Aku tidak akan membantu membawakannya" ucap kyuhyun dalam hati.
Kyuhyun menyandarkan tubuhnya ke salah satu tiang sambil memperhatikan sekeliling. Di tempat ini, beberapa tahun yang lalu adalah saksi awal pertemuannya dengan siwon. Mata kyuhyun memanas, sekelumit ingatannya saat itu membuat nafasnya sesak. Jujur saja, kyuhyun masih mencintai siwon. Kyuhyun masih berharap siwon kembali kepadanya.
Kyuhyun menghembuskan nafasnya pelan, "aku memang bodoh, kenapa selalu mengingatnya, padahal belum tentu juga siwon hyung masih mengingatku" kyuhyun mengeluarkan ponselnya yang berdering tanda ada panggilan masuk,
"yeoboseyo,"
"..."
"ne hyung, aku masih menunggunya, ponselnya juga masih tidak aktif... arraseo, hyung tenang saja aku tidak akan meninggalkannya di bandara... ne, annyeong hyung" Kyuhyun kembali menghembuskan nafasnya secara perlahan, dia kembali menatap pintu kedatangan yang ada di hadapannya. Namja itu mempoutkan bibirnya ketika matanya menangkap sosok tinggi seseorang yang sedang menarik kopernya, dia berjalan dari tempatnya berdiri dan ingin berteriak memanggil namja tinggi tersebut, namun teriakannya terhalang oleh sebuah suara anak kecil,
"ciwon appa"
Deg! Kyuhyun merasa sekelilingnya seakan berhenti mendengar nama itu, apa ada yang salah dengan nama itu, bukankah anak itu memanggil ciwon, bukan berarti itu siwon hyung-nya kan? Tidak mau terus berkutat dengan pikirannya, kyuhyun mencoba menelusuri suara anak kecil itu, dilihatnya seorang yeoja yang sangat cantik tengah menggendong seorang anak laki - laki yang berusia sekitar dua tahunan. Yeoja itu berjalan anggun menuju seseorang yang tengah berjalan sedikit di belakang changmin.
Kyuhyun mundur selangkah, dua langkah, tiga langkah, hingga tubuhnya terbentur tiang penyangga di tempatnya berdiri tadi. Seluruh tubuhnya bergetar, nafasnya tiba - tiba menjadi sesak. Bagaimana tidak, seseorang yang begitu masih kau cintai, kau tunggu, kau harapkan berada di depanmu dan mengecup sayang kening seorang yeoja dan mengangkat dengan bangga anak kecil yang tidak kau kenal ke dalam gendongannya
"si, si, si," belum sempat kyuhyun mengucapkan lanjutan dari kata - katanya, ada telapak tangan yang menutupi matanya,
"jangan dilihat lagi kyuhyun-ah"
"changamin..." suara kyuhyun tercekat, tubuhnya masih bergetar, sementara changmin masih menutup kedua matanya, tidak ingin kyuhyun yang begitu disayanginya kembali menangis karna seorang choi siwon.
Mata changmin menatap nanar ke depannya, dimana siwon merangkul seorang yeoja dan di pundaknya dia menggendong seorang anak kecil. Siapa yeoja dan anak itu? Changmin tidak berani berfikir yang macam - macam, tapi bagaimana dengan kyuhyun, apa yang dipikirkan kyuhyun? Mendadak changmin merasa telapak tangannya terasa basah dan hangat. Lagi, kyuhyun lagi - lagi menangis. Changmin merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa keluar lebih cepat. Seandainya passport dan visanya tidak terselip dia pasti bisa keluar lebih cepat.
"mianhae kyuhyun-ah, mianhae karna aku kau harus melihat hal menyakitkan ini"
"tidak changmin, ini bukan salahmu, ini bukan salahmu" ucap kyuhyun sambil terisak.
Changmin tetap membiarkan posisi mereka seperti itu hingga siwon dan -keluarga kecilnya-mungkin- itu lewat. Dia tidak perduli pandangan orang - orang yang ada di bandara tentang mereka, dia tidak perduli pada kopernya yang jatuh tergeletak di dekatnya. Yang dia perdulikan hanyalah kondisi kyuhyun. Apa yang harus dia katakan pada sungmin kalau sahabatnya itu mengetahuinya?
"changmin-ah, bisakah kau melepaskan tanganmu, aku ingin ke kamar kecil dulu untuk mencuci muka, aku tidak bisa menyetir jika seperti ini" ucapan kyuhyun menyadarkan changmin.
"tidak perlu kyu, biar aku saja yang menyetir"
"tidak min, aku tidak mau, aku kemari untuk menjemput dan mengantarmu, bukan menjadikanmu supir ku. Tidak apa, tunggulah sebentar di sini, aku akan segera kembali" kyuhyun tidak menunggu changmin untuk menyelesaikan kata - katanya. Dia langsung berlari begitu saja, membuat changmin melotot sebal.
"haish, anak itu, selalu saja keras kepala dan sok kuat, padahal rapuh begitu" changmin akhirnya mengalah dan duduk di deretan tempat duduk yang ada di dekatnya. "setidaknya ini lebih baik, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan hyung anak itu jika dia tahu dongsaeng kesayangannya menangis" gumamnya.
Kyuhyun berjalan gontai dan mencuci mukanya di salah satu wastafel. Pikirannya masih tertuju pada seorang choi siwon yang baru saja diihatnya. Tidak ada yang berubah dari namja tampan itu. Dia masih tetap tampan dan sempurna di mata kyuhyun. Tapi hatinya sudah tidak sempurna lagi mengingat sepertinya siwon sudah mempunyai kehidupannya sendiri. Kyuhyun tidak mau berfikir yang tidak - tidak tapi apa yang tersaji di depannya tadi sudah membuktikan bukan? siwon sudah memiliki keluarganya sendiri. Kembali air mata membasahi kedua mata indah kyuhyun. Namja itu membiarkan saja air mata itu jatuh bersamaan dengan air yang disapukan ke wajahnya.
Apa siwon sudah benar - benar melupakan kyuhyun? Apa cho kyuhyun sudah tidak berarti lagi di hidupnya. Walau perpisahan mereka sangat menyakitkan, walau mereka bertengkar saat berpisah tapi apakah dua tahun adalah waktu yang sangat singkat bagi siwon untuk melupakan seorang kyuhyun?
Kembali kyuhyun teringat yeoja tersebut. Yeoja itu begitu sempurna, begitu anggun dan elegan. Pantas saja siwon hyung lebih memilihnya daripadaku, itulah kalimat yang terus berputar - putar di otak kyuhyun, membuatnya merasakan sakit berkali - kali lipat dari sebelumnya. Kembali kyuhyun menyiramkan air segar ke wajahnya berharap itu bisa membuatnya melupakan pikiran bodoh yang terus berkecamuk di kepalanya. Namun sepertinya takdir lebih senang bermain - main dengannya.
Kyuhyun keluar setalah menenangkan dirinya. Namun sebelum ia berbelok keluar langkahnya tiba - tiba berhenti, sosok yang memungguninya sekarang menampilkan seseorang yang sedari tadi mengisi hatinya.
"appa, ciwon appa"
Kyuhyun POV
"aigoo kyu chagi jangan rewel, appa mau cuci tangan dulu, ne. jagoan kecil appa tidak boleh nakal, ingat kata eomma" suara itu, adalah suara yang begitu ku rindukan, dia tepat berada di hadapanku. Posisinya yang menunduk ke belakang menghadap seorang anak kecil dan yeoja cantik membuatnya tidak bisa melihatku, tapi aku, aku bisa melihatnya dengan jelas. Punggung itu adalah punggung yang dua tahun ini begitu aku rindukan, begitu ingin ku sentuh.
Apakah aku harus menyapanya, tapi aku takut, aku takut untuk mengeluarkan suaraku. Hyung, siwon hyung, aku merindukanmu, aku kemudian lebih memilih bersembunyi dibalik tembok. Terkesan pengecut memang, tapi aku masih belum sanggup menemuinya sekarang. Tidak dengan dia sedang bersama orang lain.
"appa, appa, eomma, eomma" suara anak kecil itu kembali membuatku sadar, ah iya, tadi siwon hyung memanggilnya kyu, apakah... tidak aku tidak berani berharap, tidak mungkin siwon hyung masih mengingatku. Selama ini dia tidak pernah mencari dan menghubungi ku lagi. Mana mungkin...
"Kyuhyunnie, sebentar ne, appa mau ke toilet sebentar. Tunggulah bersama eomma-mu di sini" lagi, kata - kata itu begitu telak menghantamku,
"hyung..." ucapku sambil keluar dari tempat persembunyianku,
Siwon hyung menoleh kebelakang, "kyu...hyun...ie..."
Tbc or end?
