LIES

(special dibuat untuk menumpahkan rasa kekesalan & kebetean hari ini)

Mengapa hal menyebalkan selalu identik dengan langit gelap dan pertanda turunnya hujan ? Sama seperti hari ini juga, langit gelap, dan sepertinya akan turun hujan. Kesialan datang begitu saja, membuatnya kesal dan merasa ingin marah, namun tidak dapat. Ingin menangis, namun tidak bisa. Memberontak pun nantinya akan dicap sebagai kolonel yang tidak tahu diri dan sok ekslusif sehingga nantinya dirinya akan memberi kesan negative pada orang-orang lain di pangkalan militer.

Sebenarnya permasalahan dirinya hanya mudah. Kematian teman baiknya, dan pemotretan tahunan militer.

Yap. Hanya itu.

"tuan ! bisakah anda tersenyum sedikit ?" tanya fotografer yang sudah siap memotretnya dan anak buahnya. "anda… terlihat terlalu suram. Seharusnya anda yang sebagai pahlawan perang memberikan kesan gagah dalam foto ini. Lagipula, foto ini akan dimasukkan ke koran central ketika sudah jadi. Masak tampang anda masam seperti papaya busuk ?"

Roy mustang menaikan sedikit ujung bibirnya, namun ekspresinya tetap terlihat sedih. "begini ?"

"ya… tahan sebentar."

JEPRET ! JEPRET !

"ulangi lagi." Perintahnya. "kolonel mustang, anda harus senyum lebih banyak lagi !"

"ta..tapi saya baru saja kehilangan sahabat saya, dan sekarang saya harus tersenyum ?" ia menekan katanya di frase kehilangan sahabat agar si pemotret itu tahu apa yang sedang ia rasakan. Tapi si tua itu hanya tergeleng, berkeras dalam pendiriannya.

ah.. ia benci dirinya yang harus diatur-atur seperti itu.

akhirnya ia memaksakan sebuah senyum, senyum yang sebenarnya dalam hatinya tergores luka yang amat dalam. Senyuman dibuat-buat, palsu, sebuah topeng darinya. Senyuman karena suatu tekanan dari atas.

Setelah foto itu jadi, ia hanya memandangnya sekilas, mengaggumi kehebatan dirinya berakting itu.

Ia kesal…

Benci…

Kehilangan….