Terkadang orang tidak percaya akan adanya sebuah keajaiban, keajaiban yang datang dari sebuah mimpi. Mungkin aku juga salah satu diantara mereka. Tapi entah mengapa aku seperti merasakan sebuah keajaiban dari sebuah mimpi itu datang menghampiriku.
Who Is My Love?
.
Pair: ItaIno, slight ItaShion, SasuIno
.
Rated: T
.
Disclaimer by: Om ku sayang yang menciptakan anime ini yaitu, om Masashi Kishimoto. \(^o^)/
.
Warning: gaje, typos, ide biasa, dan masih banyak kekurangannya.
.
info umur:
Itachi: 15 tahun
Ino : 9 tahun
Shion: 15 tahun
Sasuke: 9 tahun
ENJOY READ
0.o.0.o0.o0.o0.o0.o0.o0.o0.o
-Itachi P.O.V-
Bunyi alunan piano itu tergiang kembali di telingaku. Alunan musik yang lembut, membuatku tertarik untuk mengetahui siapa yang memainkan piano ini. Aku terus melangkah tak menentu menerobos kegelapan yang berada di sekitarku.
Aku terus melangkah mengerakkan kakiku, hingga ada sebuah cahaya kecil terlihat dari kejauhan. Aku melangkah kearah cahaya yang merupakan asal dari bunyi itu. Semakin dekat ke cahaya, semakin terang, membuatku harus menghalangi silaunya dengan tangan kananku dan suara alunan piano yang indah itu pun semakin mendekat serta terdengar jelas.
Aku berhasil menerobos cahaya. Aku mengedipkan mataku berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata. Setelah mataku terasa lebih baik (?), aku menatap sekelilingku dan menemukan sebuah piano putih yang memainkan alunan yang indah yang membentuk sebuah lagu. Tenang, damai dan dalam, sangat menyentuh hati . Aku pun sempat hanyut dalam alunan tersebut, sampai aku tersadar dan ingin tau siapa orang yang memainkan lagu yang indah ini. Kakiku pun berjalan memutar ke balik piano.
Deg.
Hati berdesir ketika melihat orang yang memainkan piano itu. Mataku menangkap seorang gadis dengan lincah memainkan turs piano dengan jari lentiknya. Gadis yang muncul di mimpi sebelumnya. Gadis itu berambut panjang terurai berwarna kuning pucat yang tampak berkilau, ia menggunakan dress berwarna biru lembut yang tampak begitu anggun. Aku tidak dapat melihat wajahnya karna poni panjang gadis itu menutup wajahnya. Aku hendak menyapanya dan menyentuh pundak gadis itu. Mataku menangakap pundak dan badannya sedikit bergetar. Ketika tanganku hendak menyentuhnya ia terlonjak dan langsung melihat ke arahku. Seakan ia sadar akan kehadiranku.
Deg.
Hatiku kembali berdesir menatap matanya yang menatapku. Warna aquamarine yang indah ditambah dengan air mata yang berkilau menambah kesan sangat indah dimatanya. Bibirnya yang mungil dan berwarna kemerah-merahan serta hidung yang mancung menambah kesan imut padanya. Seperti barbie, pikirku. Mau tak mau aku mengakui satu hal, bahwa aku tertarik dengan gadis di hadapanku.
"Siapa kau?" tanya gadis itu sedikit bergetar.
"Ah... maaf aku mengagetkanku aku hanya ingin-"
"PERGI!" perkataanku terpotong dengan ucapan gadis di depanku. Mataku terbelalak mendengar ucapannya. Hei aku belum selesai berbicara, kenapa gadis itu memotong pembicaraanku. Kakiku berjalan mendekatinya.
"Jangan mendekat!" hentaknya lalu berdiri. Aku terdiam bingung melihatnya. Gadis itu kembali mengeluarkan air matanya lalu pergi meninggalkanku.
Aku menatapnya bingung, tetapi entah mengapa kakiku malah pergi mengejarnya.
"Tunggu..."
Gadis itu pergi tak tau arah menuju kegelapan yang pekat dan menyeramkan.
"Hei tunggu... berhenti..." teriakku.
Gadis itu berlari masuk ke dalam kegelapan dan lenyap tak terlihat kembali. Tetapi tetap saja kakiku mengejarnya dan ingin ikut masuk kedalam kegelapan itu.
"Tunggu..."
0.0o.0o.0o.0o.0.o0.o.o0.o0.
-Normal P.O.V-
"Tunggu..."Itachi terbangun dengan peluh memabasahi tubuhnya. Nafasnya tidak beraturan. Seperti merasakan saat ia berlari dimimpinya.
"Mimpi itu lagi. Huh!" Itachi membanting tubuhnya kekasur. Lalu memejamkan mata serta mengatur napas agar tubuhnya terasa rileks. Setelah ia merasakannya, wajahnya menghadap ke meja yang terletak sebuah jam beker kecil.
06.00
'hn. Sudah pagi rupanya' batinnya.
.tok
"Itachi... Apa kau sudah bangun?" suara lembut menyebut namanya dari luar kamarnya.
"Iya,Bu."
Mikoto yang mendengar jawaban anaknyapun tersenyum.
"Cepatlah mandi lalu sarapan."
"Hn." Ujar Itachi singkat. Tapi entah mengapa mikoto dapat mendengarnya. Mikoto yang mendengar jawaban anak sulung itunya pun beranjak pergi meninggalkan kamar Itachi.
Itachi pun bangun dan melangkah pergi ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian suara air keran pun terdengar dari dalam.
0.0o.0o.0o.0o.0.0o.0o.0o.0o
.tap.
Itachi sudah tampak rapi turun dari tangga menuju ruang makan, terlihat Fugaku yang sedang membaca koran dan Mikoto yang sedang menyiapkan makanan. Sadar akan kehadiran anak sulungnya Mikoto pun mengalihkan padangannya yang awalnya sedang sibuk menata sarapan ke arah sang anak.
"Itachi, kau sudah turun." Kata Mikoto tersenyum.
"hn." Itachi menarik kursi sebelum memerhatikan ada yang kurang dari anggota keluarganya.
"Ibu, dimana Sasuke?" tanya Itachi yang menyadari ketidak hadiran Sasuke di meja makan.
"Hah~... anak itu dari tadi tidur. Susah sekali di bangunkan. Ibu sudah capek membangunkannya. Coba kau yang menbangunkannya, Itachi. Ibu masih mempersiapkan roti panggangmu." Ucap Mikoto panjang lebar.
Tanpa lama menunggu Itachi pun beranjak dari kursinya.
.tok.
"Sasuke... ini Nii-chan." Itachi mengetok pintu dan memutar ganggang pintu.
Cekrek.
Ternyata pintu tidak dikunci. Itachi pun masuk dan mendekati ranjang king size yang sama seperti miliknya yang ada di kamarnya.
"Sasuke bangun! Ayo bengun, Bocah!" Bisik Itachi romantis di telinga Sasuke membuat sang pemilik merasa geli. Namun Sasuke pun tak kunjur bangun. Malah ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Itachi menaikkan sebelah alisnya. Hei kenapa adiknya begitu manja sih? Dengan sabar Itachi menghadapi Sasuke. Ia tampak sedang mencari cara untuk membangunkan Sasuke. Tak lama bibirnya pun menyungging sebuah senyuman tipis.
"Baiklah kalau kau tak ingin bangun. Tetapi-" ucapan Itachi terputus. Sasuke yang sebenarnya sudah bangun dari tadi pun membuka matanya sedikit dengan malas.
"-aku tak akan mengajarimu cara bermain basket." Sasuke yang mendengar itu pun langsung membuka matanya lebar.
"Tidak mau... Nii-chan harus mengajariku!" bangun Sasuke dari tidurnya. Itachi yang melihat adiknya sudah terbangun pun tersenyum puas dengan rencana kecilnya. Dia pun tertawa kecil melihat adik semata wayangnya itu, Sasuke pun cemberut.
"Kau menggertakku."
"Itu satu-satunya cara membangunkanmu tukang tidur." Itachi mengacak-acak rambut Sasuke. Sasuke hanya pasrah dan memasan wajah cemberut dengan bibir yang mengerucut yang membuatnya tampak begitu cute.
"Ayo kita turun." Kata Itachi sembari membelakangi Sasuke, sembari menyuruh Sasuke naik ke punggungnya. Sasuke yang melihatnya pun langsung tersenyum dan melompat ke punggung kakaknya.
"Ayo!" kakak beradik itu pun keluar kamar menuju ruang makan dengan canda tawa.
Di ruang makan.
"Nii-chan, nanti sehabis pulang sekolah ajari aku basket, ya." Kata Sasuke disela sarapannya.
"Sasuke, habiskan dulu makananmu." Ujar Mikoto melihat Sasuke yang tak selesai-selesai melahap sarapannya.
"Iya yah~, Kak." Ujar Sasuke semangat
"Sasuke, nii-chanmu sebentar lagi ujian kelulusan, biarkan dia konsentrasi belajar." Ujar Fugaku selanjutnya. Sasuke yang mendengar ayahnya sudah angkat bicara pun tak mampu menyangkal. Ia pun kembali mengerucutkan bibirnya.
"Tidak apa-apa, Ayah. Nanti sehabis pulang aku kosong kok." Kata Itachi tersenyum.
"Tapi-"
"Sudahlah Fugaku. Biarkan mereka." Mikoto pun ikut angkat bicara. Mau tak mau Fugaku mengalah, ia tak dapat mempertahankan keputusannya. Apalagi kalau istrinya sudah ikut-ikutan. Sasuke yang melihat reaksi ayahnya yang sepertinya membolehkan pun tersenyum senang.
Tuk. Itachi meletakkan sendok dan garpunya.
"Aku sudah selesai. Aku berangkat." Itachi pun selesai dengan sarapannya.
"Ya, hati-hati Itachi." Sahut Mikoto. Sasuke tampak masih menghabiskan sarapannya yang sedari tadi belum selesai.
0.0o.0o.0o.0o.0o.0o.0.0o.0o
Brum.
Itachi melaju dengan motornya menuju sekolahnya. Ia merupakan murid kelas 3 SMP di Konoha High School. Sekolah elit yang hanya membolehkan satu anak mengendarai motor, yang tak lain adalah Itachi. Karna sekolahan itu merupakan yayasan dari perusahaan ayahnya, jadi tak mungkin ia dilarang untuk mengunakannya. Ia pun sudah memiliki SIM dengan bantuan pamannya yang bekerja sebagai polisi. Lihat, betapa nyamannya hidupnya. Ia selalu mendapatkan apa yang ia mau. Motor, mobil, rumah, game, atau yang lain dapat ia dapatkan tanpa rintangan. Itu karena dialah penerus semua perusahaan yang di miliki keluarganya. Ini terasa berat baginya, memikul ratusan perusahaan yang tersebar di seluruh dunia. Walaupun ia tau, ia pasti juga akan di bantu Sasuke nanti. Tetapi tetap saja ia yang akan memegang kendali. Yah, dia harus menerima takdirnya.
Brak.
Itachi tersadar dari lamunannya setelah merasa menabrak seseorang.
"Aduh..." rintih orang yang ia tabrak. Itachi segera turun dari motornya dan membantu orang itu yang ternya adalah seoarang perempuan.
"Kau tak apa?" tanya Itachi lembut dengan nada bersalah.
"Tidak, aku tidak apa-apa." Gadis itu tersenyum menampakan wajahnya yang cantik. gadis itu tampak membersihkan dress ungunya yang kotor. Itachi memperhatikannya. gadis itu berambut kuning pucat panjang yang tergerai di tubuhnya, mata violetnya yang menatapnya tersimpan kelembutan. Ia merasa tak asing dengan ciri-ciri gadis ini, tapi dimana ia pernah bertemu? Itachi terus memerhatikannya sampai ia melihat luka di salah satu jarinya.
"Kau terluka!" sang gadis tersontak saat Itachi menyentuh jarinya.
"Ah ini tidak terlalu parah kok." Ujar sang gadis tersenyum manis. Mau tak mau Itachi pun ikut tersenyum. Dan menimbulkan rona merah di pipi sang gadis saat melihatnya.
"Nee-chan... hosh... Hosh... tidak... apa- apa?" tanya seorang anak menghampiri mereka berdua. Anak itu tampak mengatur napas sehabis berlari, ia mengunakan celana dan kaos lengan pendek serta topi berinisial 'I' di tengah-tengahnya.
"Loh... tangan nee-chan kenapa?" tanya anak itu khawatir.
"Ah ini... tidak apa-apa kok." gelak gadis itu. Anak itu yang ternyata adalah adik sang gadis, langsung melihat tangan sang kakak.
"Inikan...Patah." sang gadis itu menungukkan kepala. Itachi yang baru tau pun membulatkan mata.
'Patah?' batin Itachi.
"Agrhh... pasti gara-gara kau." Kata anak itu menatap Itachi garang. Mata aquamarinenya terus menatap Itachi dengan tajam.
...
-TBC-
Halo minna lama tak berjumpa. Kali ini Sagi membawakan fic ke-tiga. Semoga tidak terlalu buruk dari cerita sebelumnya yang Sagi buat.
Semoga Ini tidak mengecewakan. Nah, karna Sagi masih proses dalam pembelajaran membuat(?), bagi para reader di mohon saran dan masukan serta tanggapannya ya...
Di mohon...
R
E
V
I
E
W
