"Hyung kembalikan!".

"Jangan bermimpi, Kyu!".

"Hyung aku bisa terlambat, aishh bagaimana ini? HYUNGDEUL, HYUNGDEUL!".

Terlihat beberapa namja yang tiba-tiba berhamburan dari ruang masing-masing. Ada yang sedang mengenakan dasi, mengancingkan baju, dan yang paling parah adalah ada yang masih terlihat memasukkan satu kakinya di celana.

"Ada apa. Kyu?" Tanya seorang namja yang terlihat lebih tua dari beberapa namja lainnya.

"Heechul Hyung, dia mengambil PSP ku", adu Kyuhyun si bungsu.

Jung Soo –namja tertua- mengarahkan sorot lembutnya kearah namja yang Kyuhyun maksud. Sementara namja yang dilihat hanya tersenyum sinis, tak merasa bersalah sedikitpun.

"Ini akibatnya jika kau tidak menurut, Kyu".

"Baiklah aku akan mandi dan segera bersiap-siap. Tapi berikan dulu PSP ku" Ucap Kyuhyun yang terlihat mengerucutkan bibirnya.

"Sudahlah Heechul Hyung berikan PSP itu", laki-laki berlesung pipit yang sedari tadi sibuk dengan dasinya akhirnya mengeluarkan suara.

"Jika dia tetap tidak mau mandi, aku yang akan mengurusnya", seorang namja terlihat baru saja keluar dari sebuah kamar disudut ruangan. Ekspresi datar yang dimilikinya langsung membuat Kyuhyun begidik ngeri dan segera berlari ke lantai 2 untuk kembali ke kamar dan bersiap-siap.

.

"Kibum dan kau Kyu. Sepulang sekolah nanti temui kami di ruang kerja Appa. Ada sedikit masalah. Aku sangat membutuhkan otak jenius kalian", Jung Soo mengintrupsi sambil sesekali melirik beberapa dongsaengnya.

"Donghae-ah, jangan lupa untuk datang tepat waktu. Kau selalu saja melupakan jadwal kita", tegur Jungsoo pada salah satu namja tampan yang sedari tadi terlihat sibuk memakan sarapannya.

"Kyuhyunie, habiskan makananmu. Jangan menyisakan makanan seperti itu", Tegur Heechul lagi-lagi memulai perang dengan magnae kecilnya.

"Aku tidak suka sayur ini, dan ini..juga ini", Kyuhyun sibuk memilih dan menyisihkan beberapa bahan warna-warni yang masuk ke dalam piringnya.

"Sekalian kau buang saja makananmu. Awas saja kalau kau kembali sakit, aku akan membuangmu dari atas jembatan sungai Han", Kali ini suara Ki bum yang terdengar.

"Benarkah?", mata Kyuhyun mulai berkaca-kaca.

"Tuhan tidak menyukai hal itu Bummie", tegur Siwon.

"Dan Tuhan tidak menyukai manusia yang menyianyiakan makanan", sanggah Kibum tak ingin kalah.

"KYUUUUUU!".

Sebelum perdebatan panjang itu terjadi, sebuah suara berhasil mengalihkan beberapa pasang mata yang tengah duduk melingkar di meja makan rumah itu. Seorang namja kelebihan tinggi badan terlihat melompat-lompat kearah mereka, Ani, lebih tepatnya kearah Kyuhyun.

"YAK! Tiang listrik bisakah kau lebih sopan jika bertamu?", Hardik Heechul tajam.

"Hehehe, mianhe Hyungdeul. Anyeong Kyuhyunie", sapa Changmin riang. Yang lain hanya tersenyum maklum, kecuali Heechul dan Kibum tentunya.

"Ahh, Kibum Hyung. Tuhan tidak akan membenciku. Jja Chwang, aku akan menyuapimu. Sayur-sayuran ini sangat baik untuk tubuhmu", Kyuhyun meloncat girang, mempersilahkan Changmin duduk di kursinya, lalu menyuapi namja kelebihan tinggi badan itu dengan senang hati.

"Mashita?" Tanya Kyuhyun dengan senyum lebarnya.

"Emm, jjongmal mashita", balas Changmin senang.

"Bukankah semua makanan yang masuk mulutmu terasa enak?" ledek Heechul tajam, tapi Changmin tetap menikmati makanannya, tepatnya makanan Kyuhyun tanpa memperdulikan kata-kata pedas Heechul.

"Kau hanya perlu tutup telinga jika laki-laki berwajah cantik itu berbicara Chwang", Kyuhyun yang sudah selesai dengan kegiatannya segera menyambar tas dan menarik sahabatnya keluar rumah.

"YAK, BERHENTI KAU SETAN KECIL!", Heechul yang baru sadar bahwa namja cantik yang dimaksud Kyuhyun adalah dirinya segera melempar sendoknya kesal.

"Hahahaha, HYUNGDEUL AKU BERANGKAT!"

Jung Soo, Heechul, Donghae, Siwon dan Kibum hanya menggelengkan kepalanya dengan kebiasaan yang hampir setiap hari magnae mereka lakukan.

"Hyungdeul aku juga berangkat", Kibum menyambar tas yang tadi diletakkannya di bawah kursi.

"Aku harap di sekolahmu ada mata pelajaran bagaimana cara berekspresi, Kibumie", -lagi- Heechul dengan perkataan pedasnya.

"Lalu aku akan keluar dari sekolah itu", Jawab Kibum tak kalah pedas. Jungsoo, Donghae dan Siwon hanya mampu menahan tawa saat Heechul diam tak mampu menjawab sanggahan dongsaengnya yang terkenal cerdas itu.

"Jangan berani macam-macam dengan Kibum, Heechul-ah. Dia akan menghabisimu dengan otak jeniusnya", Ucap Jungsoo yang telah selesai dengan kegiatan sarapannya

Heechul hanya mendengus menatap satu-satunya Hyung yang dimilikinya. Dalam hati dia membenarkan perkataan Hyungnya. Dia, bahkan Hyung maupun dongsaengnya selalu kalah ketika berdebat dengan Kibum. Dongsaeng dingin yang irit berbicara itu selalu membuat mulut saudara-saudaranya bungkam.

.

Seperti hari-hari sebelumnya, kedua saudara kembar –Kibum dan Kyuhyun- tak pernah terlihat berangkat bersama. Walaupun keduanya berjalan melewati jalan yang sama dan menaiki bus yang sama, namun keduanya tidak pernah jalan beriringan maupun duduk berdua di dalam bus.

"Kibum Hyung, apa kita harus mengajaknya jalan bersama?" tanya Changmin pada Kyuhyun yang tengah memainkan lollipop coklat di tangannya.

"Berjalan bersama atau tidak, itu akan sama saja suasananya", Jawab Kyuhyun seadanya.

"Benar juga. Bahkan dia berjalan sambil membaca buku. Apa dia tidak khawatir akan tersandung?"

"Dia bisa membaca, sekaligus mendengar dan memperhatikan sekitarnya. Dia bisa membagi otaknya dengan benar sepertiku, jadi berhenti mengkhawatirkannya Chwang".

Changmin membulatkan matanya. Benarkah? Seorang Kim Kibum secerdas itu, bahkan kembaran namja dingin yang berada disampingnya kini juga sama? Kenapa dia baru tau? Tiba-tiba saja Changmin ingat sesuatu.

"Ahh, pantas saja walaupun kau selalu sibuk dengan PSPmu di dalam kelas kau tetap bisa menangkap pelajaran dengan baik", Changmin mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lalu? Bagaimana kalian bisa seperti itu? Aku juga ingin seperti kalian", Changmin berseru heboh menimbulkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya.

"Jangan bertingkah seolah-olah kau adalah orang bodoh Chwang. Bahkan nilaimu tak jauh dari nilai kami, bahkan kadang kau menyamai kami", Kyuhyun memasuki bus yang tiba di depannya, disusul dengan Changmin dan Kibum beberapa detik setelahnya.

"Tapi aku harus belajar mati-matian, tidak sepertimu bisa belajar dan bermain sekaligus".

"Aku juga sama denganmu. Kau dengan hobby makanmu, dan aku dengan game ku. Kau belajar bersama makanan-makananmu dan aku dengan game ku", jelas Kyuhyun yang mulai sibuk dengan PSP miliknya.

"Lalu bagaimana kau bisa belajar sambil berfikir untuk mengalahkan musuh di game mu".

"Kau tau ini?" Kyuhyun menunjukkan earphone yang digunakan hanya di telinga kanannya. Changmin hanya mengangguk.

"Kau bisa belajar teori dari sini". Changmin membuka mulutnya lebar-lebar. Kyuhyun yang tak sengaja melirik Changmin hanya tersenyum geli melihat sahabat kecilnya itu berekspresi sedemikian rupa.

"Jadi selama ini isi mp3 mu bukan lagu?"

Kyuhyun menggelengkan kepalannya, masih fokus dengan PSP dan juga earphone yang isinya adalah rekaman suara seosaengnim di sekolahnya.

"Lalu bagaimana dengan matematika, fisika dan Kimia? Kau tidak mungkin hanya mendengarkannya kan?".

"Aku bahkan sudah selesai membaca semua buku penuh angka dan rumus itu di ruang baca milik Appa".

Lagi, Changmin membelalakkan matanya lebih lebar. Dia tau betul siapa keluarga Kyuhyun, terlebih Appanya yang merupakan pemilik perusahaan furniture besar di Korea. Changmin tau Ayah dari sahabatnya adalah lulusan S3. Lalu apakah Kyuhyun sudah membaca semua buku yang dimaksud hingga jenjang pendidikan yang ayahnya tempuh?

"Aku bisa gila.." Akhirnya Changmin menggeleng pasrah, tidak habis fikir dengan 2 anak kembar bermarga Cho itu.

.

"Bagaimana? Apa jalan keluar terbaik yang bisa dilakukan untuk masalah ini?".

Kedua anak kembar non-identik itu diam sejenak sebelum menjawab. Mengerutkan keningnya, terlihat berfikir serius. Walaupun salah satunya lebih terlihat memaksa untuk berfikir karena kondisinya malam ini sedang demam, namun dia tetap berusaha untuk ikut member suara.

"Kau bisa mengambil 2 atau 3 dari supplyer yang ada untuk dipersiapkan Hyung. Pastikan siapa dan bagaimana kulitas barang dari supplyer itu, dan juga berapa lama perusahaan itu menjadi supplyer. Perhatikan hal sekecil apapun yang bisa menjadikan nilai lebih", Kibum terlihat mengulurkan map kuning kearah Jungsoo.

"Itu adalah list supplyer terbaik yang bisa ku rekomendasikan dan sudah ku pelajari, sisanya ku serahkan pada Kyuhyunie".

"Emm.. Aku sudah mempelajari list supplyer yang Bum-bum rekomendasikan, dan aku setuju. Alokasi dana dalam hal ini sudah ku atur dan sudah ku kirim ke emailmu Hyung. Kau hanya perlu datang dan meyakinkan mereka", Kyuhyun mengernyit ketika kepalanya mulai berdenyut. Siwon yang disampingnya berusaha membuatnya rilex dengan memijat kedua pelipis maknaenya.

"Juga salah satu dari mereka adalah mafia yang sedikit licik. Tapi aku sudah menemukan satu hal yang membuat dia tidak akan bisa menolak kerjasama kita. Jika ini berhasil ku pastikan proyek yang sedang kau jalankan dengan relasi di luar negeri akan semakin terbuka dan tentunya menguntungkan perusahaan kita", jelasnya sembari menghela nafas.

"Lalu bagaimana dengan pembangunan proyek kita di Jepang? Prospek disana sangat bagus", Kini giliran Siwon yang bertanya. Siwon memegang perusahaan bagian properti dan sekarang tengah mengembangkan bisnisnya di Jepang.

"Boleh aku menjelaskannya dulu Bum-bum? Aku ingin segera tidur", rengek Kyuhyun. Kibum hanya mengangguk.

"Sebelum bertanya harusnya kau check emailmu Hyung..aishh merepotkan saja", keluh Kyuhyun yang dihadiahi deathglare milik Heechul. Kyuhyun hanya meringis melihatnya.

"Semua detail design sudah kami buat dan ku kirim ke emailmu, dan tentu saja aku dan Kibum mengerjakannya sepulang sekolah tadi. Kau bisa membuka detailnya di file autocad yang sudah kami masukkan dalam satu folder"

"Mengingat Jepang adalah Negara yang disiplin..dan begitu menjaga lingkungannya, kami juga sudah menyusun untuk analisa environmental impact..jauh-jauh hari. Ughh…." Kyuhyun meringis ketika tidak hanya badannya yang terasa panas dan pusing. Dada kirinya ikut berdenyut, bahkan dia sudah meringkuk di atas sofa ruang kerja sang Ayah dimana mereka berkumpul sekarang.

"Ck…sudah ku bilang istirahat. Aku saja yang menjelaskan pada Hyungdeul", ujar Kibum datar. Sebelum berkumpul Kibum sudah berisi keras menyuruh kembarannya itu untuk istirahat, namun bukan Kyuhyun namanya jika tidak membantah. Dan alhasil, tumbang di tengah rapat keluarga adalah konsekuensi yang harus didapatkannya.

"Kau hanya..hh..akanh menjelaskan inti..Hy-hyungdeul tidak akan mengerti, ugh..appo", Kyuhyun semakin menekuk tubuhnya. Siwon langsung merengkuh tubuh adiknya, berusaha menenangkan.

Beruntunglah bagi Kibum, dia terlahir dengan tubuh yang sehat selain bonus otak cerdasnya. Berbeda dengan Kyuhyun yang sedikit kurang beruntung, otaknya memang cerdas namun tubuhnya tidak sekuat otaknya. Bonus yang didapat Kyuhyun adalah imunitas tubuhnya yang lemah dan jangan lupakan kelainan jantung yang dideritanya sedari kecil. Ya..siapa sangka anak 16 tahun yang kadang bertingkah seperti anjing kecil itu mengalami hal semengerikan itu.

"Donghae, Chullie antar Kyuhyun ke kamarnya dan panggil uisa. Kibummie, kurasa hanya butuh 3 menit untuk membahas sisanya, segera sampaikan", Ujar Jungsoo tegas.

Setelah kedua Hyungnya membawa Kyuhyun kembali ke kamar, Kibum segera menjelaskan beberapa hal yang tadi belum selesai Kyuhyun sampaikan. Kedua Hyungnya hanya mampu menganggukkan kepalanya, walaupaun dalam hati mereka sangat khawatir dengan keadaan si bungsu, namun perkerjaan tetaplah perkerjaan. Dan jikapun Kyuhyun tau mereka meninggalkan pekerjaan mereka hanya karena penyakitnya kambuh, sudah dipastikan setan kecil itu akan mendiamkan mereka beberapa hari ke depan. Dan hal itu justru akan membuat kondisi maknae mereka menurun. Dan mereka tidak ingin hal itu terjadi.

.

"Hanya serangan ringan. Demam dan kelelahan yang dialami memicu lebih keras kinerja jantungnya, jadi saya harap untuk beberapa hari ke depan dia istirahat di rumah", jelas uisa yang baru saja selesai memeriksa Kyuhyun. Anak itu bahkan sudah terlelap.

"Apa kami harus mengikatnya lagi, Jung uisa?".

Orang yang dipanggil Jung uisa hanya tersenyum tipis, dia sangat paham jika Kyuhyun adalah anak yang tidak bisa diam bahkan dalam keadaan sakit sekalipun.

"Ku serahkan hal itu pada kalian, asal jangan menyakitinya", Jelas Jung uisa sambil berlalu menuju pintu utama kediaman Cho. Kebetulan kamar bungsu keluarga Cho ada di lantai satu, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk naik turun tangga rumah megah itu.

.

Seperti yang sudah mereka duga sebelumnya, Kyuhyun benar-benar membuat masalah pagi ini. Jam 4 pagi dia sudah menghilang dari kamarnya, membuat Donghae yang semalaman menunggunya kebingungan mencari keberadaan pemuda pucat itu.

"Eothokke, Kyuhyunie eodiga?", Donghae yang kalut langsung membangunkan seluruh penghuni rumah, bahkan beberapa maid yang berjaga di depan sampai memasuki rumah akibat teriakkan histeris Donghae.

"Mian, aku tidak bisa menjaganya..hiks..". Kibum mencoba menenangkan Donghae yang masih terisak, otak jeniusnya berfikir, bola matanya bergerak kesana kemari mencari petunjuk. Dan..gotcha!

"ikuti aku Hyungdeul", ujar Kibum datar. Keempat hyungnya hanya diam dan mengikuti langkah Kibum.

Salah satu ruangan di lantai satu menjadi fokus ke 5 namja tampan itu, Kibum sendiri masih menelusuri tetesan darah yang kemungkinan besar adalah darah adiknya yang memaksa melepas infuse, ahhh..ya dia tadi melihat infuse yang harusnya masih digunakan adiknya menggantung begitu saja di kamar si bungsu.

"Aigoo..uri maknae berpindah tempat eoh?", Jungsoo mendekati adik bungsunya yang tengah tertidur dengan posisi meringkuk. Tubuh kurusnya terbelit selimut tebal milik Appa dan Eomma mereka. Kamar itu sudah kosong, penghuninya bahkan sudah benar-benar istirahat dengan tenang. Orang tua mereka meninggal 3 tahun lalu, akibat kecelakaan saat mereka berlibur di Jepang.

"Sepertinya semalam dia mimpi buruk", Heechul berucap sambil mengusap lembut kepala Kyuhyun yang basah akibat keringat yang diproduksinya.

"Apa mimpi itu lagi?", Siwon mulai menerawang, kembali mengingat kejadian naas yang melibatkan adik kecilnya.

"Dia selalu memimpikannya saat sedang sakit", Jungsoo ikut mengusap kepala maknaenya yang sudah terbebas dari Heechul.

"Apa Kyuhyunie hanya tidur?". Beberapa pasang mata itu menatap tajam Donghae yang baru saja bersuara.

"Ma..maksudku, dia tidur seperti orang mati. Apa..apa dia baik-baik saja?" tanya Donghae sedikit takut, terlebih melihat beberapa pasang mata yang masih menatapnya tajam.

"Dia hanya tidur, demamnya sudah turun. Semoga dia kembali sehat dan selalu sehat", Siwon berujar sambil memejamkan matannya, memanjatkan sedikit harapan kepada Tuhan.

"Kibummie. Gwaenchana?", Jungsoo memperhatikan salah satu dongsaengnya yang sedari tadi hanya diam, memandang adik kembarnya dengan tatapan kosong dan datar. Siapapun tidak akan bisa membaca apa yang ada di dalam fikirannya.

"Hn" Jawabnya, 'singkat'.

"Ada apa denganmu?", kali ini Heechul yang bertanya.

Donghae dan Siwon yang tidak paham hanya diam memperhatikan.

"Hanya perasaan saudara kembar". Keempat namja di dalam ruangan itu kecuali Kyuhyun dan Kibum mengernyit bingung. Kibum memutar bola matanya kesal.

"kami berbagi segalannya semenjak dalam kandungan eomma, sedikit banyak aku bisa merasakan apa yang dia rasakan", ujarnya masih terfokus dengan tubuh yang terbungkus selimut itu.

"Eum..bahkan kalian berbagi otak, makanya kalian sama-sama jenius. Sedangkan kami?", Donghae menunjuk dirinya sendiri dan….

"YAK! Apa maksudmu dengan 'kami'? Kau saja yang bodoh Donghae!", Heechul bengkit sambil menarik guling yang tadi dipeluk oleh adik bungsunya, membuat adik bungsunya itu mulai terusik dan bergerak tak tenang. Matanya terbuka, bibir pucatnya merengut.

"Gulingku, eodiga?", Tanyannya kepada siapapun dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya mengerjap lucu.

"Hyungie, gulingku mana?", tanyanya –lagi-, mata bening itu sudah berkaca-kaca.

"OMO! Uri maknae jangan menangis ne? Heechul hyung kembalikan gulingnya, kau sudah mengganggu istirahat uri maknae!", teriak Siwon sambil merebut guling berwarna baby blue milik Kyuhyun. Guling kesayangannya sedari kecil. Walaupun ukurannya sudah tidak cocok lagi dengan ukuran tubuhnya yang berusia 16 tahun. Namun benda itu tetap menjadi benda kesayangannya.

"Mianhae, saeng-ah. Ini Hyung kembalikan..cup..cup". Semua yang ada di ruangan itu terkikik geli, kecuali Kyuhyun tentunya -dia bahkan sudah kembali ke alam mimpinya-. Heechul sungguh mirip dengan seorang yeoja yang tengah menenangkan anaknya di keadaan seperti ini.

"YAK! apa yang kalian tertawakan?"

"Eoh..hanya menertawakan hyung saja yang seperti ahjumma pengurus anak hahahaha..appo yak!", Donghae meringis saat tangan heechul yang besar tetapi mulus itu mendarat di kepalannya.

"AAAAA Lee ajhussi, tolong aku!" Donghae berlari keluar kamar sambil berteriak minta tolong pada salah satu pengurus di rumahnya. Heechul sendiri tengah mengejar sambil membawa gulungan kertas ntah didapatkan dari mana.

Kibum menoleh saat mendapati adik satu-satunya yang dia miliki bergerak gelisah di bawah selimut. Kaki jenjangnya melangkah mendekat, tangan itu bergerak menyentuh tangan yang lebih dingin dan pucat. Bibir tipis yang selama ini hanya mampu tersenyum sinis terlihat menyunggingkan senyum. Senyum tulus seorang kakak kepada adiknya.

"Tenanglah, hyung ada disini menjagamu", ujarnya sembari mengelus kepala sang adik.

"Kau harus percaya dan selalu percaya dengan hyung apapun yang terjadi, ne?", ujar Kibum pada akhirnya sebelum akhirnya beranjak mengikuti Hyungdeul yang lain untuk bersiap siap.

'Aku harus menyelidikinya, Hyung. Aku melihatnya'.

TBC

Anyeong chingudeul..semoga kita bisa berteman

Aku penulis baru, dan baru tau dan kenal memberdeul 5 bulan lalu ahahahah dan saya menyesal kenapa baru mengenal mereka. Salam kenal semuanya, elf-sparkyuu..

Terimakasih untuk yang sudah membaca. Ditunggu reviewnya yaaa^^