-Challenge-

*Chapter 1*

Story by: Nishiko Yuki

*Request dari DereDere02*

Vocaloid belongs to Crypton Media and Yamaha Corp.

Pairing: MeikoXAkaito

Genre: Romance, Humor

Warning: cerita yang gaje banget, banyak typo di mana-mana, humor garing seperti krupuk, kripik tempe, ayam goreng, dll…

Summary: Meiko, gadis himedere yang akhirnya mengalami perasaan cinta?

Yuki: Ini fict humor pertama Yuki jd, maaf kalau humornya garing…

Pagi-pagi, seorang gadis bersurai coklat masuk ke kelas…Diduduknya meja paling belakang yang dekat dengan jendela lalu menata rambut coklatnya dan merapikan roknya. Gadis himedere itu 'berteman' dengan salah satu laki-laki di kelasnya yang bernama Akaito. Sejak kecil, gadis himedere yang bernama Meiko ini suka memberi perintah kepada Akaito untuk melakukan ini dan itu. Jika tidak dilakukan, Meiko akan memberi pelajaran bagi Akaito.

"Meiko-sama mulai merintah-merintah Akaito lagi nih…," Bisik Rin ke Len yang melihat Meiko berdiri dari kursinya.

"Ya sudah mau gimana lagi…Itu kan sifatnya…," Ucap Len.

"Kau yang di sana!" Panggil Meiko sambil menunjuk ke arah Akaito.

"Apa lagi sih…Aku bukan budakmu tau…," Keluh Akaito.

"Apa kaubilang?! Cepat ke sini atau…," Ucap Meiko sambil berjalan ke meja Akaito.

"Sini cepat! *menarik baju Akaito*," Perintah Meiko.

Akaito pun berjalan menuju meja Meiko… "Apa yang kau inginkan Meiko-sama?" Tanya Akaito yang tiba-tiba berubah karakternya.

"A…A…Akaito…kamu kenapa sikapmu kok beda banget sih…," Tanya Meiko ketakutan.

"Hahahahahahahahahahahahahahahahahaha! Meiko ketipu nih…," Ucap Akaito sambil terbahak-bahak.

"Itu yang aku suka tentang Meiko…," Bisik Akaito di telinga Meiko.

"Sudahlah! PERGILAH KAU DARI HADAPANKU SEKARANG!" Perintah Meiko tanpa melihat muka Akaito.

KRING..KRING!

Pelajaran pun dimulai, Meiko yang masih memikirkan kejadian tadi tidak memperhatikan guru malah ngelamun sendiri…

"Huh! Apa yang dipikirkannya sampai ngubah sikap gitu…," Ucap Meiko di dalam hati.

TOK..TOK..TOK..

Akaito yang duduk di sebelah Meiko mengetuk kepalanya.

"HAAAALLLLLLLOOOOOOOOO?" Ucap Akaito yang masih mengetuk kepala Meiko.

"Aduh! Sakit tau ga! Kan aku sudah ngusir kau…Huh!" Ucap Meiko yang sekarang sudah tidak ngelamun lagi berkat ketukan kepala dari Akaito.

"Ok kuusir kau sekali lagi ya... klo kata 'pergilah' tidak berfungsi…begini aja…

ENYAHLAH KAU DARI HADAPANKU SEKARANG JUGA! SEKALI LAGI YA…SEKARANG JUGA!" Perintah Meiko hingga semua murid menghadap ke arah mereka…

"Yah…Mulai lagi deh…," Keluh semua murid bersamaan. Mereka sudah tidak tertarik melihat Meiko dan Akaito berdua seperti itu karena sudah terjadi tiap hari.

"Ngapain kalian semua lihat ke sini hm? Kagum dengan kecantikan Meiko ya?" Tanya Meiko yang sudah ke-GR-an.

"Sudahlah ga usah mikirin mereka…sensei, lanjutkan pelajarannya dong…," Ucap seorang murid yang duduk di barisan paling depan. Setelah semua murid tidak memperhatikan Meiko lagi, Akaito berkata…

"Jadi, Meiko mau kecantikannya dikagumi? Kalau mau, aku aja yang menatap muka Meiko sepanjang hari…," Goda Akaito.

"Enak aja kau…aku ga betah lihat mukamu terus 24 jam. Bisa-bisa mataku jadi sakit," Protes Meiko.

"Iya..iya..Meiko-sama," Jawab Akaito.

Pelajaran pun berlangsung dengan tenang tanpa keributan Meiko dan Akaito lalu tibalah waktu istirahat…

"Akaito! Kau harus makan bareng aku di sini!" Perintah Meiko yang menunjuk ke Akaito lalu ke mejanya.

"Ok, Meiko-sama…Mau kusuap?" Tanya Akaito.

"Boleh silahkan…Tumben kau yang tanya…biasanya aku yang nyuruh…," Puji Meiko sambil memberi bento nya ke Akaito.

"Untuk aku? Terima kasih ya Meiko…," Ucap Akaito yang bermaksud mengambil bento Meiko bukan menyuapnya.

"Hei! Katanya mau nyuapin kok malah diambil sih…," Ucap Meiko dengan muka cemberut.

"Oooo…Segitunya pingin disuap sama aku ya?" Tanya Akaito sambil menunggu jawaban Meiko.

"Siapa bilang hm? Aku ga butuh bantuanmu…Untuk informasi saja ya..tangan Meiko masih lengkap! Makananmu juga masih banyak jadi jangan ambil punyaku!" Jawab Meiko mengambil bentonya kembali dan mereka pun makan bersama.

Setelah Meiko dan Akaito menghabiskan bento mereka, Rin dan Len segera menghampiri mereka…

"Akaito sama Meiko mau pergi sama kita ke park minggu ini?" Tanya Rin dan Len.

"BOLEH! ^v^…," Jawab Meiko dan Akaito bersamaan.

"Jangan ikut-ikutan jawabanku dong!" Ucap Meiko.

"Bukannya Meiko mau aku ada di samping Meiko nanti?" Tanya Akaito.

"Memangnya aku butuh kau untuk apa?" Jawab Meiko melihat ke arah Akaito.

"Untuk diperintah bukan? Kan nanti kalau aku ga ikut terus Meiko-sama mau perintah siapa untuk melakukan ini dan itu?" Tanya Akaito sekali lagi.

"AKHIRNYA KAU SADAR TUGASMU DI DUNIA INI YA…," Ucap Meiko sambil menepuk-nepuk kepala Akaito.

"TUGASKU DI DUNIA INI?! Emangnya aku kengangguran apa punya tugas kayak gitu…Aku bisa dapat tugas yang lebih bagus tau..," Jawab Akaito.

"Kalau kau gam au tidak apa-apa…Aku bisa suruh orang lain seperti…RIN DAN LEN!" Usul Meiko.

"KAMI?! Kami ga mau disuruh-suruh sama Meiko! Kan itu tugasnya Akaito kan...Betul tidak Akaito?" Tanya Rin dan Len dengan evil smirk di muka mereka.

"Iya…Ya sudahlah! Aku akan ikut pergi untuk melaksanakan 'tugasku'…," Jawab Akaito mengalah karena melihat evil smirk di muka Rin dan Len.

Akaito sudah pasrah karena dipaksa oleh Rin dan Len karena di kelas, Rin dan Len dikenal sebagai murid yang paling mengerikan kalau lagi marah. Selagi mereka marahnya masih tahap pertama, Akaito harus mengalah.

"Nih, tiket ke park nya minggu ini jam 12. Datang ya…dan itu harus!" Ucap Rin dan Len bersamaan sambil memberi tiket lalu berjalan kembali ke meja mereka masing-masing.

"Hmm…aku jadi terpaksa pergi sama Meiko deh…," Keluh Akaito.

"Apa? Kalau kau ga mau ya sudah!" Ucap Meiko yang menjawab keluhan Akaito.

"Beneran? Ya sudah. Aku ga bakalan dating ya…," Jawab Akaito dengan muka seriusnya itu.

"Beneran kok! Kan aku sudah bilang tangan dan kakiku masih lengkap!" Jawab Meiko.

Jam istirahat pun sudah selesai…Meiko menyesal tentang kata-katanya tadi karena sebenarnya ia mau Akaito mendampinginya.

"Anak-anak, sekarang kita akan belajar tentang sistem transportasi manusia…," Ucap sensei yang melanjutkan penjelasannya sampai pelajaran selesai. Meiko yang masih menyesal, tidak memperhatikan ataupun menulis informasi yang diberikan tentang sistem transportasi itu.

"Nih, kau ga memperhatikan sensei kan?" Tanya Akaito sambil memberi buku catatan IPA nya kepada Meiko.

"A…A…," Gumam Meiko.

"A…Apa?" Tanya Akaito.

"Arigatou..," Ucap Meiko dengan suara yang kecil sekali lalu merebut buku IPA yang ada di tanga Akaito.

"Apa kaubilang? Coba ucapkan sekali lagi..," Tanya Akaito mendekatkan telinganya ke Meiko.

"Tidak ada siaran ulang untukmu!" Ucap Meiko mendorong kepala Akaito.

"Emangnya siaran televisi?" Tanya Akaito sekali lagi.

"IYA!" Ucap Meiko meninggalkan kelas.

"Meiko itu menarik sekali ya…," Pikir Akaito yang berhenti sejenak.

"Meiko tunggu aku! Jangan tinggalin dong!" Teriak Akaito.

"Huh! Emangnya aku bis yang bisa tungguin penumpang?" Tanya Meiko masih cuek.

"Nih! Karena aku sudah menunggu penumpang yang satu ini, kau harus bayar dengan membawa tasku…," Ucap Meiko yang memberi tasnya ke Akaito.

"Ok bos! Aku siap melaksanakan tugas!" Ucap Akaito sambil menghormat kepada Meiko.

"Oooo Akaito menganggapku sebagai bos ya? Aku baru tau nih…," Ucap Meiko sambil senyum-senyum.

"Oooo bukan…bukan… Bukan begitu kok. Meiko bukan bosku," Ucap Akaito.

"Maaf, sudah terlanjur… Mulai sekarang, Meiko menjadi bosmu," Ucap Meiko dengan bangga.

"Ah, ga enak punya bos kayak Meiko…," Ucap Akaito.

"CEREWET! Aku tetep jadi bosmu! Sekarang, antar aku pulang!" Perintah Meiko yang sekarang berperan sebagai bos Akaito.

Akaito pun mengantar Meiko ke gerbang sekolah…

"Kau serius mau aku antarin pulang?" Tanya Akaito yang menganggap perintah Meiko sebagai lelucon.

"Ya iyalah! Aku kan bosmu… dan kau harus tunduk kepadaku…," Ucap Meiko.

"Ya sudah, kita jalan yuk! Untung rumah Meiko searah dengan rumahku," Ajak Akaito.

Keluar dari gerbang sekolah, Meiko dan Akaito berjalan bersama tetapi ada sesuatu yang berubah. Meiko pun merasa kalau hatinya berdetak dengan kencang.

"Apa perasaan ini? Jangan-jangan ini sebuah penyakit!" Ucap Meiko dalam hati.

"Hmm…Akaito, kamu tau penyakit pada saat hati kita berdetak dengan cepat sekali?" Tanya Meiko penasaran.

"Setahuku sih ga ada penyakit kayak gitu…," Jawab Akaito.

"Kalau gitu bukan penyakit tetapi itu biasanya terjadi jika seseorag mengalami perasaan cinta biasanya…," Jawanya lagi.

"CINTA?! Apa maksudmu heh?" Tanya Meiko.

"Kenapa kau tanya aku? Kau ga pernah mengalaminya?" Tanya Akaito.

"Ga pernah. Emangnya Akaito pernah?" Tanya Meiko lagi.

"Pernahlah…," Jawab Akaito tersenyum.

"Kalau gitu sama siapa?" Tanya Meiko penasaran.

"HI-MI-TSU!" Jawab Akaito yang masih tersenyum.

"Enak saja! Aku kan mau tau…Akaito jahat!" Ucap Meiko marah.

Meiko yang marah pun berjalan sendiri terpisah dari Akaito. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah Meiko. Meiko yang marah langsung masuk ke gerbang rumah meninggalkan Akaito.

"Jaa ne Meiko…," Ucap Akaito.

"Huh!" Ucap Meiko langsung masuk ke rumah dan membanting pintu. Ia menaik tangga dan langsung masuk ke kamarnya.

"Emangnya Akaito suka siapa? Aku ga peduli!" Ucap Meiko sambil berbaring di atas kasur.

"Hei! Ngapain aku marah gara-gara dia suka sama cewek lain sih…," Ucapnya lagi.

O iya, sekarang sudah waktunya makan malam nih. Harus cepet makan lalu aku langsung mau tidur.

"ITTADAKIMASU!"

SKIP TIME

"GOCHISOUSAMA!"

"Meiko naik ke kamar dulu ya…," Ucap Meiko menaiki tangga lalu masuk ke kamar. Sesuai apa yang dikatakannya, Meiko langsung tidur.