My Story My Life (Under The Sky before story)

Main Cast : Zhang YiXing (Lay) , Kim JoonMyun (SuHo)

Other Cast : SM Family

Chapter : 1/2

Gendre : Romantic with little bit of fantasy

Rated : T maybe

Disclamer : All character belong to GOD , their FAMILY and their ENT .

Warning : its YAOI fanfic , OOC, TYPO, if you dont like yaoi just leave this page NOW, dont be PLAGIATOR.

Summary : Saat Zhang Yixing terjebak di dalam cerita yang ia buat sendiri.

Happy Reading

Pukul 23.55 KST

Terdengar suara rintikan air yang jatuh mengenai genting genting bangunan yang berjajar rapih di sekitar jalan kota. Seoul kini sedang di guyur hujan dengan petir yang sesekali menyambar membuat sebagian besar penduduk Ibu Kota Korea Selatan ini lebih memilih untuk diam di dalam rumah dan menggulung dirinya dengan selimut tebal, atau mungkin sekedar menonton TV sambil meminum secangkir minuman panas.

Seperti seorang lelaki manis yang tengah terlelap di balik selimut tebalnya. Suara gaduh petir sepertinya tak mengganggu lelaki ini.

"Eungg" leguh lelaki itu saat sebuah cahaya masuk kedalam kamarnya. Tapi cahaya itu tak berhasil membawa pulang dirinya dari alam mimpi.

Perlahan dari cahaya itu muncul lah seorang wanita cantik bergaun putih dengan sayap putih yang indah di punggung nya. Dan tentu saja dengan senyuman khas menghiasi wajahnya. Wanita itu berjalan perlahan ke arah meja belajar yang terletak di sudut ruangan. Dari tangannya terpacar seberkas cahaya putih sama seperti cahaya yang membawanya tadi hanya saja lebih kecil. Diarahkannya cahaya tersebut ke tumpukan kertas yang di simpan rapi di atas meja kayu tersebut.

Lagi lagi wanita itu menunjukan senyum penuh wibawanya.

"Mulai sekarang apa yang menjadi impianmu akan terwujud. Aku harap kau menulis hal hal yang baik Zhang Yixing" ucap wanita itu sebelum menghilang di telan cahaya.

DRAP DRAP DRAP

Suara derap langkah terdengar keras di koridor yang kosong. Seorang ber name tag 'Zhang Yixing' berlari menyusuri koridor sekolahnya sambil membenarkan dasi seragamnya. Ia terlambat lagi ternyata.

Langkah Yixing terhenti di depan kelasnya. Ia menarik dalam dalam nafasnya lalu menghembuskannya kasar.

"Semangat Zhang Yixing" gumam Yixing sambil mengepalkan tangannya.

Perlahan ia membuka pintu kelasnya.

SYUUUUT

HUP

Beruntunglah Yixing yang memiliki daya refleks yang tinggi, jika tidak mungkin wajah manisnya sudah menjadi tempat pendaratan sebuah sepatu berwarna kuning yang sedang terbang bebas melewati pintu. Yixing menghela nafas lega.

"Kemana Kim songsae?" tanya Yixing pada teman sebangkunya Byun Baekhyun

"Sedang sakit katanya" jawab Baekhyun seadanya.

Yixing mendudukan dirinya sambil lagi lagi menghela nafas. Antara lega dan menyesal.

Lega karna ia tak harus menghadapi hukuman dari guru killer yang sangat terkenal seantero jagat raya –sekiranya begitu menurut Yixing- . menyesal karna ia sudah susah susah membuang tenaganya untuk berlari lari seperti orang kesetanan sambil mengejar bis yang jelas jelas masih diam di tempatnya tak lupa pula acara menghentakkan kaki di dalam bis sehingga membuat seisi bis menatap aneh kepadanya.

Baiklah lupakan kejadian memalukanmu hari ini Zhang Yixing.

"Kau tau? Lay mengeluarkan komik baru" ujar seorang gadis yang duduk tak jauh dari Yixing dan Baekhyun.

"Tentu saja aku tahu aku kan fans beratnya" jawab gadis lain.

"Aku tak sabar menunggu seri selanjutnya" ujar gadis ber nama Tifanny sambil memeluk erat komik yang di bawanya.

"Aku juga, aku yakin ciritanya akan semakin seru dan romantis" sahut gadis berambut coklat yang diketahui bernama Jessica. Yixing yang mendengarkan pembicaraan mereka tersenyum tipis penuh kegembiraan.

"Tapi aku jadi penasaran siapa sebenarnya Lay itu, dia selalu merahasiakan identitas aslinya" ujar Tiffany

"Memang hampir semua penulis begitu kan? Tapi aku harap dia seorang lelaki" jawab Jessica sambil menerawang ke langit langit membayangkan sesuatu yang hanya dia dan Tuhan yang tau.

"Sepertinya akan sangat bahagia memiliki pacar yang romantis seperti Lay" ujar Tifanny sambil ikut menerawang dan membayangkan sesuatu yang lagi lagi hanya dia dan Tuhan yang tau.

Yixing bergidik ngeri menatap dua orang yang sekarang sedang senyum senyum.

Tanpa mereka sadari seseorang yang sedang mereka bicarakan ada di belakang mereka dan mendengar semua pembicaraan mereka.

Zhang Yixing seorang murid sma kelas dua berumur 18 tahun yang terlihat biasa biasa saja ternyata adalah seorang komikus terkenal yang sedang naik daun. Ia memang sengaja menyembunyikan identitasnya. Alasannya ? ia tak mau repot repot menghadapi fans fans nya. Dan LAY adalah nama pena yang ia gunakan. Entah apa yang menjadi alasan Yixing memilih 3 huruf itu. Yixing hanya memilih huruf secara acak. Dan ternyata 3 huruf itu membawa keberuntungan baginya.

Jadi kesimpulannya

LAY adalah YIXING dan YIXING adalah LAY .

'Apa yang sedang mereka fikirkan tentangku?'

Ekor mata Yixing tak sengaja menangkap sosok lelaki yang sedang mengobrol di sudut kelas.

Seketika Yixing melupakan kegalauan batin yang tadi melandanya. Matanya tak bisa lepas dari sosok itu, sosok lelaki yang sudah menyita hampir seluruh waktunya. Lelaki yang membuat dirinya rajin masuk sekolah, dan tentu saja membuat yixing belajar lebih giat.

Kim Joonmyun atau mungkin lebih terkenal dengan sebutan Suho.

Seorang lelaki yang sering di katai pendek oleh teman temannya –walaupun umurnya lebih tua- , memiliki putih yang memancarkan cahaya cahaya kewibawaan dari sekitar tubuhnya. Seorang yang berkali kali di calonkan menjadi ketua osis di sekolah tapi selalu memilih mengundurkan dirinya saat dia sudah terpilih. Dan orang yang selalu mendapatkan ranking 1 se sekolah.

Hari sudah mulai gelap , burung burung berlomba lomba untuk kembali ke sarangnya.

Seorang lelaki bersurai coklat masih berkutat dengan pinsil dan kertas. Sejak pulang sekolah tadi Yixing sama sekali belum beranjak dari tempatnya. Beberapa kali Xiumin –kakak Yixing- mengetuk pintu menyuruhnya untuk sekedar makan. Tapi Yixing hanya menjawab dengan gumaman kecil. Dia sangat sibuk saat ini. Dua hari lagi adalah deadline yang di tentukan redaksi. Sementara Yixing baru mengerjakan seperempatnya. Salahkan saja tugas tugas sekolah yang tak henti hentinya datang dan merengek meminta untuk di kerjakan.

Yixing menorehkan garis garis sederhana di atas kertas. Perlahan garis garis itu berubah menjadi sebuah gambar. Gambar seorang gadis berambut panjang , gadis bermata bulat coklat bertubuh kecil dan ramping yang menggunakan seragam sekolah ber name tag 'Xi Luhan' . gadis itu duduk di bawah sebuah pohon mapel sambil menatap lurus ke depan. Di sisi lain Yixing menggambarkan seorang lelaki bertubuh tinggi dan berhidung mancung yang menggunakan seragam dari sekolah yang sama dengan Luhan sedang berlari menuju tempat dimana Luhan berada. Lelaki yang di beri nama 'Oh Sehun' itu terlihat seperti mencari seseorang. Dan ceritapun terus berlanjut.

"Tunggu aku di sini ya. Jangan kemana mana " wanti Baekhyun,Yixing hanya mengangguk ngangguk malas sambil mendudukan dirinya di sebuah kursi kayu yang hanya muat untuk 2 orang. Ia kini sendirian di bawah pohon mapel yang berdiri tegak di taman belakang sekolah. Yixing menghela nafas sambil menatap kosong ke depan. Baekhyun baru saja pergi tetapi ia sudah merasa bosan. Tak lama berselang datanglah seorang lelaki yang berlari ke arahnya. Seperti mencari sesuatu –atau mungkin seseorang- . ia menoleh ke arah Yixing dan berjalan mendekatinya

"Yixing-ssi apa kau melihat Chanyeol?" tanyanya sambil sedikit tersengal, mungkin efek dari berlari.

"Chanyeol? Park Chanyeol? Sedari tadi hanya aku yang berada di sini" jawab Yixing

"Jincha? Anak itu" Suho –lelaki tadi- mendudukan dirinya di samping Yixing, membuat Yixing sedikit menggeser tubuhnya, takut jikalau ia terlalu dekat dengan Suho maka Suho akan mendengar suara jantungnya yang tengah berdetak lebih kencang sejak Suho memanggil namanya tadi.

"Mengapa kau malah duduk di sini?" tanya Yixing akhirnya. Lagi lagi Yixing beruntung karna kemampuannya menyembunyikan perasaan.

"Sedikit istirahat tak apa kan? Aku lelah sekali mencari tiang listrik itu" jawab Suho sebari menyenderkan tubuhnya ke belakang. Yixing mengangguk paham. Tak lama Yixing mengeryitkan dahinya hingga kedua alisnya bertemu. Ia merasa De Javu. Yixing merasa pernah mengalami kejadian ini. Tapi kapan? Yixing menggelengkan kepalanya. Mungkin hanya perasaanku saja , batinnya.

"Yixing-ssi, kau tidak apa apa? Mengapa kau menggelengkan kepalamu?" tanya Suho , Yixing menunduk malu.

"Itu tadi ada nyamuk" jawabnya.

"Oh" jawab Suho singkat..

"Yixing-ssi" panggil Suho lagi, Yixing hanya menggumam, mungkin ia terlalu gugup.

"Sebenarnya, aku-"

"Suho hyung!" sebuah suara memotong perkataan Suho. Tak hanya Suho,Yixing pun ikut menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Ternyata sesosok lelaki dengan perawakan tinggi sedang melambaikan tangannya ke arah mereka.

"Aku pergi dulu Yixing-ssi, sampai bertemu lagi" pamit Suho sebari menyunggingkan senyuman khas nya. Perlahan di pipi Yixing muncul semburat semburat merah. Ia mengalihkan pandangannya ke samping sambil mengibaskan tangannya.

"Mengapa udara di sini jadi sedikit panas"

Bel kediaman keluarga Zhang berbunyi dengan nyaring. Seorang berpipi tembam berlari menuju pintu dengan celemek yang masih ia kenakan.

"Paket untuk nona Zhang Yixing" ujar seorang lelaki menggunakan seragam lengkap khas tukang post. Xiumin mengangguk.

"Dimana aku harus tanda tangan" tanyanya.

"Disini tuan"

"Terimakasih" ujar Xiumin setelah menerima paket untuk adiknya. Xiumin segera membawa paket tersebut ke lantai dua tentu saja setelah mengunci kembali pintu.

"Yixing, ada paket untukmu" ujar Xiumin yang sudah masuk ke dalam kamar sang adik tercinta entah bagaimana caranya.

"Hei Zhang Yixing bangun ! Anak ini" gerutu Xiumin saat melihat Yixing masih belum beranjak dari kasur empuknya.

"Hmm nanti saja ge, aku masih mengantuk" gumam Yixing sambil merapatkan selimutnya.

"Ada paket lagi untukmu" ulang Xiumin

"Simpan saja di meja biasa ge" jawab Yixing dengan suara parau khas orang yang baru bangun tidur. Xiumin menghela nafasnya lalu meninggalkan benda bersampul coklat dan berbentuk persegi panjang itu di atas meja belajar Yixing bersamaan dengan paket paket serupa yang masih terbungkus rapi.

Musim gugur di kota Seoul. siswa di kelas XI-2 sedang mengikuti kelas Biologi. Seluruh murid memperhatikan pelajaran dengan antusias. Entah karna memang materi biologi kali ini sangat menyenangkan atau karna pelajaran biologi di ajar oleh Jaejoong sosaengnim yang mendapat predikat 'Guru Tercantik' se- SM High School.

Berbeda dengan teman teman sekelasnya , tokoh utama kita sedang sibuk dengan fikirannya sendiri. Ia kini sedang memandang ke luar jendela. Sesekali pipinya yang putih bersemu merah.

" Bagaimana bisa aku bermimpi seperti itu?" batinnya. Untuk kesekian kalinya pipi Yixing bersemu merah. Ia masih bisa merasakan bagaimana kehangatan itu menjalar dari genggaman tangan orang itu. bagaimana kata kata yang telah selama berbulan bulan Yixing tunggu terdengar jelas di telinganya. Bagaimana hembusan nafas hangat itu menerpa wajahnya.

"Uhk" wajah Yixing semakin memerah. Jika Xiumin tidak membangunkannya mungkin first kiss nya akan diambil oleh seseorang di mimpinya.

"Tidak mungkin"

"Apa yang tidak mungkin Zhang Yixing?" Yixing terlonjak kaget mendengar namanya di panggil oleh Jaejoong. Tanpa ia sadari suaranya tadi terlampau keras untuk bisa di sebut gumaman.

"Ti, Tidak ada sosaengnim" Jawab Yixing sambil menunduk malu. Terdengar samar samar suara kekehan dari teman teman sekelasnya. Jaeojoong menggelengkan kepalanya.

"Baiklah pertemuan kali ini cukup sampai di sini, sampai bertemu anak anak" ujar Jaejoong sosaengnim menutup pelajarannya. Ternya kau melamun cukup lama Yixing-ah.

Bel istirahat telah berbunyi seiring dengan keluarnya Jaejoong dari kelas . Murid murid berhamburan keluar kelas. Sudah lapar rupanya.

"ge kau mau ke kantin?" tanya Baekhyun. Yixing hanya menggeleng ia masih tertunduk karna malu.

"Ya sudah" Baekhyun berjalan melewati Yixing.

Keadaan kelas begitu kosong karna seluruh penghuninya berpindah ke kantin, ah tunggu tidak semuanya, masih ada beberapa murid yang memilih berdiam diri di dalam kelas yang sepi dan damai.

"Yixing-ssi" panggil seseorang. Merasa di panggil Yixing mendongkakkan kepalanya. Ia tertegun , wajahnya kembali memerah saat mengetahui siapa yang memanggilnya.

Lelaki itu terkekeh melihat tingkah Yixing yang menggemaskan menurutnya.

"Hey yang tadi itu jangan terlalu dipikirkan" ujar lelaki tadi sambil menarik kursi sebelah Yixing dan menempatkan dirinya disana. Yixing hanya diam tak menjawab. Bukan insiden memalukannya dengan Jaejoong sosaengnim yang mengganggu otaknya. Tetapi mimpinya, ya mimpi.

Bagaimana rasanya jika kau bermimpi dan seseorang di mimpimu sedang duduk di sampingmu. Hey tunggu sebentar, kita bahkan belum tau siapa lelaki yang duduk di sebelahmu, Yixing.

"Aku tidak apa apa Suho-ssi" ujar Yixing sambil tersenyum ke arah Suho. Lagi lagi Yixing berhasil menyembunyikan perasaannya. Suho tersenyum lalu menarik tangan Yixing.

"Mau kemana?" tanya Yixing bingung

"Ikuti saja"

"Nyaman sekali" Suho memejamkan mata sambil merentangkan tangannya, menikmati angin musim gugur yang cukup dingin. Suho menoleh ke samping. Mata nya menangkap Yixing yang sedang melamun. Suho menepuk pundak gadis di sebelahnya. Perlahan Yixing menoleh ke arah nya.

"Kenapa?" tanya Yixing

"Harusnya aku yang bertanya begitu, kau kenapa?" Yixing menggeleng.

"Aku, hanya menikmati angin Suho-ssi" jawab Yixing berbohong. Lagi lagi perasaan aneh menyeruak di hatinya. Untuk ke dua kalinya ia merasa De Javu, untuk kedua kalinya ia merasa pernah merasakan –atau melihat- keadaan seperti ini. Tapi kapan? Yixing yakin ini pertama kalinya ia pergi ke atap sekolah bersama Suho.

Ah mungkin aku terlalu banyak menonton drama , batin Yixing.

"Yixing-ssi" Yixing menoleh dan

"WAAAA" Yixing sontak memundurkan tubuhnya saat melihat seekor ular -mainan- berada tepat didepan matanya.

"Wahaha" Suho tertawa penuh kemenangan melihat reaksi Yixing.

"Berhenti tertawa Suho-ssi" ujar Yixing kesal.

"Maaf, Suruh siapa melamun haha" ujar Suho masih dengan sisa sisa tawa terdengar di akhir kalimatnya.

"Kau menyebalkan Suho-ssi, lagipula dari mana kau mendapatkan mainan itu?" gerutu Yixing.

"Dia selalu menemaniku kemanapun aku pergi" jawab Suho santai sambil mengelus ular mainan kesayangannya. Yixing berusaha menahan tawanya. Ini hal yang tak terduga, Suho, si jenius dari SM High School selalu membawa ular mainan di sakunya. Jadi inilah sisi lain dari seorang Kim Joonmyun? Beruntunglah kau Zhang Yixing, karna hanya orang tertentu yang mengetahuinya.

"Tuan muda ada telpon untuk anda" ujar seorang pria paruh baya sambil menyerahkan sebuah telpon tanpa kabel kepada Suho.

"Terimakasih, pergilah" Titah Suho setelah telpon tersebut ada di tangannya. Pelayan tersebut membungkukkan tubuhnya lalu menunggalkan Suho di kamarnya.

"Ya" Suho mengeluarkan suara.

"Joonmyun-ah ibu sangat merindukanmu" ujar wanita disebrang sana. Suho memutar bola matanya.

"Tidak usah basa basi, ada apa? Aku sangat sibuk" tanya Suho dingin.

"Sejak kapan anak ibu jadi galak begini " jawab wanita itu dengan nada yang menjijikan –menurut Suho- . Merasa tak ada jawaban dari Suho wanita itu berdehem kecil.

"Ada seseorang yang akan menemuimu seminggu lagi , jadi bersiap siaplah" ujarnya dengan nada serius.

"Hanya itu? Baiklah aku tutup." Suho memutuskan sambungan secara sepihak. Ia sudah malas berbicara dengan wanita paruh baya yang mengaku-ngaku sebagai ibunya.

"Cih,ibu? Melahirkanku saja tidak pernah" cibir Suho sambil menyandarkan tubuhnya. Ia memijit kepalanya yang tiba tiba saja terasa berat. Suho menghela nafas.

"Apa lagi yang direncanakannya?"

Suho kecil berlari riang memasuki taman. Sekarang adalah musim gugur , tetapi angin dingin tak sedikitpun mengurangi semangat Suho untuk bermain hari ini.

"Joonmyunie" Panggil seorang wanita, Suho menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Ada apa ibu?" tanyannya dengan tatapan polos yang membuat wanita di hadapannya ingin mencubit pipinya gemas. Wanita itu menghampiri Suho dan berjongkok di hadapannya. Ia menarik resleting jaket yang Suho kenakan lalu mengacak rambutnya pelan.

"Jangan main jauh jauh ya" ujar nya seraya tersenyum. Senyuman yang selalu membuat hati Suho merasa hangat. Suho mengangguk semangat.

"Iya ibu"

Suho membukan mata dan menatap lagit langit kamarnya. Tiba tiba ia teringat masa kecilnya. Masa masa paling bahagia dalam hidupnya. Saat ia masih berumur 5 tahun. Ingin rasanya Suho kembali ke masa itu. Ia tak peduli jikalau ia tidak akan pernah tumbuh dewasa. Ia rela melepas masa depannya untuk senyuman itu. Senyum tulus dari seorang bidadari yang telah merawat dan membesarkannya. Suho merindukannya. Bukan senyum palsu yang dibuat buat. Bukan kasih sayang palsu yang mempunyai tujuan tersembunyi di belakangnya.

Suho bangkit dari tempatnya. Menyambar jaket kulit hitam yang tergantung di balakang pintu kamarnya.

"Tuan muda mau pergi kemana?" tanya seorang maid saat melihat Suho seperti hendak keluar rumah.

"Aku mau jalan jalan. Jangan cari aku, jangan mengikutiku. Jika ada seorang dari kalian yang mengikutiku maka akan kupecat !"

Suho menatap lurus kedepannya. Pikirannya kosong. Ia hanya ingin sendiri untuk sejenak. Mungkin dengan begini dapat menanangkan hatinya.

Angin malam yang dingin senantiasa menemaninya. Angin khas musim gugur yang selalu membuat hatinya tenang.

TAK

Suho meringis. Sebuah benda baru saja menghantam bagian belakang kepalanya. Hal itu membuatnya geram. Siapa yang berani mengganggunya.

"Yak! Jangan seenaknya melempar batu ke orang lain!" gerutu Suho sambil membalikan tubuhnya.

"Ma,maafkan saya,saya tidak sengaja" jawab orang itu sambil membungkkukan tubuhnya.

"Kau" sosok itu perlahan memberanikan diri mengangkat tubuhnya. Ada suara yang familiar merambat masuk ke gendang telinganya. Sosok itu membatu, begitupula Suho. Mereka saling menukar pandang. Cukup lama hingga seekor kucing menginterupsi kegiatan mereka.

Suho kini duduk bersebelahan dengan Yixing entah mengapa keadaan begitu canggung. Tak ada satupun yang bersuara.

"Suho/Yixing" ujar mereka bersamaan.

"Ah kau dulu saja" Suho mempersilahkan.

"Ka, kalau beleh aku tau sedang apa kau di sini?" tanya Yixing yang tiba tiba menjadi gugup. Suho menghela nafasnya.

"Ah tidak usah difikirkan, mungkin aku terlalu lancang" ujar Yixing cepat setelah melihat perubahan raut wajah Suho.

"Aku hanya merindukan ibuku" jawab Suho sambil menatap kosong ke depan.

"Memangnya ibumu ... kenapa?" tanya Yixing sedikit ragu.

"Ibuku meninggal karna kangker jantung yang didiritanya" Yixing membelaklakan matanya kaget.

"Ma, maafkan aku aku tidak bermak-"

"Ibuku meninggal saat aku berusia 7 tahun. Aku yang masih kecil hanya menatap jasad ibuku yang sudah di masukan ke dalam peti jenazah dan bertanya 'Ayah mengapa ibu masuk ke kotak itu? Apa ibu ingin bermain petak umpet dengan myunie?' " Suho menyunggingkan senyuman tipis tapi terlihat menyakitkan di mata Yixing. Yixing memutuskan untuk diam dan mendengarkan cerita Suho.

"Lima tahun berselang ayah menutuskan untuk menikah lagi. Aku merestuinya, aku berfikir jika ayah senang maka aku juga harus senang. Tetapi aku malah menyesali keputusanku. Baru baru ini aku menyadari jika ibu tiriku tidak benar menar menyayangi kami. Wanita tua itu hanya menginginkan harta ayah saja. Tapi ayah tetap tidak percaya dengan ucapanku. Jika tau akan begini aku tidak akan merestui pernikahan ayah, semua ini salahku" Suho menundukan wajahnya, tangan kanannya digunakan untuk menopang kepalanya yang sudah terasa berat. Tak lama Suho kembali mengangkat kepalanya saat merasakan ada sepasang tangan yang merengkuh tubuhnya.

"Yixing"

"Bukan, itu bukan salahmu Suho-ssi, Kau kan hanya bermaksud membuat ayahmu bahagia. Jangan menyalahkan dirimu seperti itu, aku tidak suka. " ujar Yixing sambil mengeratkan pelukannya. Suho tertegun mendengar penuturan Yixing.

"Yixing"

"Jangan menyalahkan dirimu lagi, janji?" ujar Yixing.

"Janji" Suho menutup matanya mencoba menikmati perasaan hangat yang menjalar disekujur tubuhnya. Rasa hangat yang sudah lama ia rindukan.

"Ibu" panggil Suho lirih.

I lost my mind

Suho dan Yixing segera melepaskan pelukan mereka.

"Ha,halo?" Yixing menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya sambil berusaha menyembunyikan wajahnya yang merona.

Sedangkan Suho kini kembali menopang wajahnya dengan tangan kanannya, matanya menatap tepat ke bawahnya. Sedikit semburat merah menyeruak dari pipinya.

"APA? Aku segera kesana" Yixing menutup telponnya.

"Suho-ssi" Panggil Yixing

"Apa?" jawab Suho senormal mungkin

"Kau kesini menggunakan bus?"

"Ani aku membawa motor, kenapa?" tanya Suho bingung dengan pertanyaan Yixing.

"Kalau begitu antar aku sekarang" ujar Yixing sambil menarik tangan Suho.

"Sebentar , memangnya ada apa?" tanya Suho yang semakin bingung.

"Ada sesuatu yang besar terjadi di rumahku"

-TBC-

A/N : huaaah ice nulis apa ini? Gaje banget. Maaf ya kalau ceritanya bikin bingung, terus luhan ice buat GS . maaf juga kalau masih banyak kekurangan di ff ini. mianhae jeongmal.

Makasih buat semuanya yang udah review ff ice yang "under the sky" . seperti judulnya emang ice niat nya buat ini jadi before story nya Under The Sky, tentang Sulay waktu dulu jaman sekolahan. Mudah mudahan reder-deul pada suka ya.

ice jawab review nya dulu deh.

Dyakuro34-7 : terlalu pendek ya, maaf . Ice Sulay shipper . . ne ini ice udah buat Sulay lagi. Gomawo review nya ..

Byun Lalla Chan EXOtics : makasih pujian dan review nya lala-ssi

BabySulayDo : gomawo atas pujian dan review nya. Iya ini sulay lagi :3

Kan Rin Min : huah terharu? /kasih tisu/ makasih review nya ya.

Kazuma B'tomat : uname nya lucu :3 , kkk~ makasih udah suka endingnya. Sekuel nya lagi Ice usahain ya. Sekarang Ice kasih before story nya dulu. Kemana ya? Hmm tunggu cerita selanjutnya wahaha /plak/ . gomawo atas reviewnya.

Hunhansulay : ini Ice udah bikin lagi , agak miris? Apa ice terlalu kejam sama Yixing? Gomawo pujian dan reviewnya.

Mumut : kyaaa kyaaa kyaa /ikut teriak/ hehe , kurang panjang ya? Mianhae. Sekuel nya ice usahain ya. Makasih udah review.

Yep segitu dulu, maaf kalau uname nya ada yang salah. Ice boleh minta kritik dan sarannya ya, tapi ice ga nerima bash ya apalagi nge bash pairing nya.

Akhir kata

Next or Delete?