"kampret.. kenapa hari ini barusan cerah tiba2 ujan deres macem ini!? Langit bagai tumpeh tumpeh, gw kaga bawa payung pulak, doh.. gw kaga bawa payung. Doh gimana ini!?" teriak himeko di dalam ruangan klub sket dance.

Seketika bossun pun muncul dari belakang. Mengagetkan nya.

"woy!" kata bossun sambil menepuk pundak himeko.

"huweeee! Bintang kelap kelip badai tsunami angin topan cetar membahanaaaa" teriak himeko kaget.

"apaan sih lo!? Dikagetin gitu doing latah nya lebay banget! Alay lo! Hahahaha" kata bossun sambil tertawa.

"iih! Lo yang apa banget! Ngagetin orang dari belakang! " kata himeko sambil cemberut

"iya-iya maapin gue ya himeko, kaget juga kagak perlu macem itu kali pake latah segala hehe. Abisnya lo kayaknya sedih banget. Emang kenapa?"

"gausah ngatain orang. Awas aje lo ngagetin gue lagi. Anu lo jadi sosis bakar! Hmm.. jadi gini kan gue mau pulang tapi kaga bawa payung, kan barusan kan cerah. Kenapa malah ujan gini ya? Ngeselin banget cuaca labil huwahaha"

"ih serem banget sih! Ampun dah ampun…ooh begitu ya.. iya nih.. cuaca akhir-akhir ini emang labil maklum lah efek global warming. Oiya ngomong-ngomong switch kemana nih? Kok dia tumben tumbenan ga ada di sini?"

"ya seperti biasa lah, dia kan nonton konser nya momoka. Dia belom pesen tiket. Jadi dia mau beli on the spot. Jadi dia langsung pulang deh." Kata himeko

"ooh begitu ya.. hah ga ada dia rasanya kurang lengkap nih.. himeko bikinin teh dong. Daripada lo nganggur gitu mendingan kita ngeteh aja kan pake teh sari wan**." Kata bossun sambil mengambil kalimat promosi iklan teh.

"iya deh iya.. lo gausah kayak salesman gitu kali, dasar korban iklan. Bentaran ya gue mau bikin teh dulu."

"okedeh"

"oiya, mau teh manis ato teh biasa?"

"teh manis dong. Masa lo lupa gue demen ama yang manis-manis"

"iya dah iya.. sabar ya"

10 menit kemudian, teh pun jadi. Mereka pun menikmati teh sari wan** dengan gaya sok elegan.

Tiba-tiba terdengar suara pintu di buka, braaak.. dan ternyata yabasawa muncul dari pintu itu.

"permisi, yabas.. sket dan.. aku perlu minta tolong kepada kalian…" kata yabasawa.

"ada perlu minta tolong apa ya yabasawa san?" Tanya himeko.

"jadi begini, ada anak tetangga yang orangtua nya baru meninggal gara-gara kecelakaan. Ia masih ingin bersama kedua orangtua nya. Tapi anak ini belum ada yang kebetulan wajah kalian juga mirip dengan orangtua anak itu. Jadi bisakah himeko chan dan bossun kun berpura-pura jadi orangtua nya dahulu?"

"hah!? Kasian banget anak itu. Gue jadi inget masalalu gue nih.. hikss.."kata bossun

"udalah bossun. Jangan nangis. Sabar aja yaa." Himeko pun memeluk bossun.

" Oiya yabasawa san, anak itu umur berapa?" Tanya himeko

"anak itu masih berumur 7 th, dan kalau bisa ntar pulang sekolah kalian langsung samperin anak itu aja"

"umm.. okelah. Gue harus ketemu orang yang senasib sama gue haha. Oiya yabasawa san, alamat nya dimana?"

"ini alamatnya" yabasawa-san pun memberikan alamat nya kepada bossun.

"terimakasih ya bossun-kun, himeko-chan. Aku harus pergi lagi ya bye bye"yabasawa san pun pergi meninggalkan ruangan itu.

"erm.. bossun…." Himeko pun memecah keheningan.

"ada apa himeko?" Tanya bossun penasaran

"apa sebaiknya kita kerumah anak itu sekarang?"

"yaudah sekarang aja. Lagipula gue udah suntuk nih di sini ga ada request apa-apa lagi kan?"

"iya. Ayo berangkat. Eh tapi…"

"tapi kenapa?"

"gue kaga bawa payung nih gimana? Mana di luar ujan deres banget nih.."

"yaudah lo gausah khawatir gitu kek. Tenang aja, gue bawa payung kok"

"oh yaudah deh kalo begitu ayo.."

Mereka pun berjalan keluar sekolah. Bossun pun membuka payung nya. Tetapi payung nya sangat kecil. Jadi mereka harus berjalan berdekatan.

"duuh.. sempit banget sih payung lo. Geseran dikit kek. Gue kebasahan nih ah!"

"apaan sih lo! Kaga bersyukur banget gue bolehin payungan bareng"

"yaudah, tapi geseran kek. Gue kebasahan tau!"

"gamau. Ini udah mentok. Gabisa gitu dong"

"ah tau ah lo jahat banget sama gue!"

Bossun pun menarik himeko lebih dekat, lalu dia melingkarkan tangan nya di pinggang himeko. Suhu hangat Bossun pun menghangatkan Himeko. Tanpa disadari wajah mereka berdua berubah menjadi merah.

"bossun… lo terlalu deket… ga enak di liat orang-orang tau.. baka!"

"diem kek lo. Daripada lo kebasahan. Mending milih mana hayo?" kata bossun sambil mencoba menggoda himeko

"iya juga sih. Yaudah lah. Bodoamet dah. Mendingan kita jalan lebih cepet biar ga di liatin orang-orang"

"hmm ide bagus tuh" kata bossun mengangguk.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, kali ini langkah mereka lebih cepat dibanding tadi. Dan akhirnya mereka sampai juga di depan rumah anak tersebut. Rumah itu lumayan besar, ber genteng hijau, dan berhalaman luas. Himeko pun memencet bel yang ada di rumah itu.

Ting nong… bel pun berbunyi. Seorang anak perempuan berambut panjang berwarna hitam dan indah bagaikan model iklan sampo pan**ne pun keluar dengan elegan.

"permisi… apakah kau ini bernama Hideaki Otome?" Tanya bossun.

"iya.. papa.. mama.. ayo masuk ke rumah.. jangan ujan-ujanan gini. Otome jadi khwatir tau!" kata anak perempuan itu.

Bossun dan Himeko pun saling bertatapan. "oy himeko." "apa bossun?" "lo denger ga barusan dia manggil gue papa. Trus dia manggil lo mama. Emangnya kita mirip sama orangtuanya apa?"

"gatau juga sih, bisa jadi mirip haha"

Anak perempuan itu pun mempersilahkan mereka masuk. Bossun dan Himeko pun melepas sepatu dan meletakan nya di tempat sepatu. Mereka pun berjalan masuk ke rumah itu.

Mereka melihat-lihat foto keluarga yang tergantung di dinding rumah tersebut. Benar apa kata yabasawa-san. Orang tua anak ini benar-benar mirip dengan mereka. Lalu mereka tiba di ruang keluarga. Mereka pun duduk di sofa.

"mama, aku sangat rindu mama. Mama masih hidup kan otome sangat bahagia!" seketika anak itu memeluk himeko. Terlihat airmata anak itu mengalir deras. Himeko pun merasa iba dengan anak itu. Dan dia memeluk balik anak itu.

"otome chan, aku bukan mama mu.. aku hanya mirip dengan nya saja. Tapi aku tidak akan keberatan jika kau memanggil ku mama" kata himeko mata berkaca-kaca.

Bossun pun heran melihat peristiwa itu. Dia sepertinya bisa merasakan kesedihan anak itu juga. Dan dia melihat himeko berkaca-kaca. Bossun pun spontan mengelus punggung himeko.

"sudah otome chan. Jangan bersedih lagi. Kan kami sudah ada di sini. Otome chan ga bakal kesepian lagi kan?" kata bossun

"iya.. papa.. otome juga kangen papa.. " anak itu pun melepas pelukannya dari himeko. Lalu berjalan memeluk bossun.

Setelah puas memeluk bossun, dia menghampiri himeko.

"mama! Otome laper nih. Bikinin makanan dong.." pinta anak itu pada himeko.

Himeko pun menyenggol siku bossun "oy bossun, kita harus apa? Kita ga bawa bahan makanan kan?"

"gatau. Cari aja di dapur mungkin ada ramen instan atau sebagainya" kata bossun

"hmm iya juga sih. Lo mau gue bikinin makanan juga ga?"

"iyalah pasti haha"

"sabar ya. Gue bikin buat otome duluan., buat lo belakangan"

"yah gitu.. yaudadeh"

Himeko pun bertanya kepada otome dimana dapur berada. Dan menanyakan apakah ada bahan makanan di situ. Ternyata masih ada 1 kardus ramen instan. Lalu himeko mengeluarkan 3 bungkus ramen instan itu dan memasaknya. Otome pun ikutan membantu himeko memasak di dapur.

"huwah.. akhirnya hampir jadi juga ramen ini. Otome chan, kamu siapin sumpit sama minuman di meja makan ya, oiya sama tolong bawain teh ini juga buat papa, ya otome chan" himeko pun tersenyum pada nya.

"oke mama.. otome siap melaksanakan tugas!" anak ini pun tersenyum lebar.

"papaaaa.. otome bawa teh buatan mama buat papa nih. Diminum yaaa mumpung anget" kata anak ini dengan ceria

"wah terimakasih otome chan. Kamu baik banget deh. Oiya, kok mama belom ke sini?"

"mama masih nyiapin masakan. Itu dia mama dateng. Yey!" kata otome sambil menunjuk ke arah himeko.

"maaf membuat kalian menungggu lama. Hidangan sudah siap nih, ayo makan!" kata himeko sambil meletakan mangkuk berisi ramen tersebut.

Itadakimasu! Kata mereka kompak.

"waaah masakan bikinan mama enak banget!" kata otome dengan sangat ceria.

Himeko tersipu. "hahaha, masakan ku gak jauh beda dari masakan mama asli mu ya?"

"salah besar! Mama-ku itu ga pernah bisa masak. Yang masak selalu papa. Dan aku senang mama sekarang bisa masak" kata otome

"huwahahahahaha. Dengar itu himeko? Kau tidak seperti ibu nya" kata bossun sambil tertawa.

"diem lo! Lo gaboleh ngatain perjuangan orang" kata himeko

"iya tuh papa! Masa papa gitu sih sama mama. Kan mama udah buat capek-capek"

"otome kok kamu belain dia sih?"

"biarin aja. Abis papa jahat sama mama"

"ahahahahaha yah bossun kicep dah"

"yaudah mama sama papa minta maap aja sekarang, soalnya otome lebih suka kalo mama sama papa mesra"

"apa katamu!?" kata himeko dan bossun serentak

"abis biasanya mama sama papa kan kalo lagi makan malem kan suka saling suap-suapan. Gak suka ribut gini, ayo dong jangan bikin otome sedih.."

"hah,, ga ada pilihan lain. Yaudah papa ayo bilang aaa" himeko pun mencoba menyuapi bossun, jantung nya berdebar-debar keras kali ini. Entah mengapa dia merasa seperti menjadi ibu rumah tangga hari ini. Dan ia harus menyuapi suami nya. Ini rasanya memalukan. Tetapi ini demi otome . himeko harus menjadi ibu yang baik.

"aaaa" bossun pun membuka mulut, dan melahap ramen yang di berikan himeko kepadanya. Entah mengapa hal ini rasanya menyenangkan, baru pertama kali dia di suapi seperti ini.

"naaah gitu dong! Mama sama papa udah akur yeyeyeye"

"oiya jam berapa sekarang?" Tanya himeko

"kayaknya sekarang jam 7 malem deh" kata bossun.

"oy bossun, gimana nih gue pengen pulang tapi gue kaga tega ninggalin otome sendirian. Apa kita mesti nginep di sini aja?"

"sama nih gue juga pengen pulang, tapi gue juga ga tega sama otome. Yaudah deh kita nginep aja di sini. Lagian juga besok hari sabtu. Kan sekolah libur"

"yaudah deh."