Disclaimer:

Boboiboy (c) Animonsta. Ide cerita dari kehidupan saya dan juga cerita orang lain.

Warning:

AU

Readers harus siap dengan kegajean yang akan terjadi. Mungin alur kecepetan/kelambatan. Entahlah, hanya Readers dan Tuhan yang tau.

-A/N-

Halo! Saya datang lagi.. Kali ini dengan cerita anak seteres yang lainnya.

Setelah gagal (?) Membuat FF genre Humor, saya mau buat ff dengan Genre serupa. Hahahahahahahaa.. #evillaugh

Minat baca?

-Nasib jadi Jomblo-

Suasana saat ini memang sudah tidak asing lagi bagi Gempa. Ya.. Manusia yang hidup sebagai jones setia sampai say good bye ini memang kadang berangkat sendiri, karena ada sedikit rasa iri kepada saudaranya yang lain yang udah punya pacar. Apalagi sekarang sedang panas. Maka, lengkaplah sudah penderitaan Gempa yang saat ini sedang panas Luar-Dalam.

"Dasar sodara biadab." Keluhnya.

Memang sudah nasib kamu jadi jombs, Gempa. :3 (author dihajar)."Kampret lu thor." -_-

"Malah tas berat banget lagi. Kampret. Disuruh bawa laptop pada nolak semua. Tiba disuruh bawa duit, berebut semua. Yang benar-benar, dong!?" Kata Gempa yang tiba-tiba ada aksen batak diakhir kalimat. :v

Gempa melanjutkan ratapan anak tiri(?)nya."Kenapa? Apakah aku dibenci oleh perempuan sedunia? TwT Aku kurang apa coba? Aku itu pinter, baik, rajin, anak teladan, dan jangan lupa, aku itu super duper spektakuler guanteng nya.." Katanya sambil muji diri sendiri. (Et dah busyet..)

Dan tanpa disadari, dia sudah sampai kesekolah. Namun, betapa terkejutnya dia bahwa menyadari bahwa keadaan sekolah tersebut masih sunyi bak kuburan yang tidak ada penjaga maupun penunggunya.

'Lho!? Kok.. Kok..'

Karena bingung dengan jam sekolah yang mirip jam Annabell, dia melihat jam tangannya.

3

.

.

2

.

.

.

1

.

.

.

.

Gubrak!"Kerja kelompoknya masih sejam lagii!"

.

Ya iyalah.. Janjian jam 11, Gempa datang jam 10. Anak kelas 2 SD Pulau Rintis aja belum pulang! :'v

Pantesan semua sodaranya pada belum siap-siap sama sekali. Malah mereka ketawa lagi.

Lengkap amat penderitaan idup loe, jomblo!

"Author juga jomblo kelez.." Teriak Gempa dari dalam sekolah.

"Ente tuh yang jombs!"

"Ente!"

"Ente!"

"ENTE!"

"ENTEE!" Teriak Author sambil ngejer Gempa sampe ke kantin.

.

.

"Gak usah dinikmati kali perkelahian kami ini.. Kami mau lanjut dulu, ya.." Kata Gempa dengan aksen batak.

-Semua Karena Gaji-

Saat ini, hanya ada Ice dan Taufan di ruang tamu. Sodara yang lain pada ditelan bumi semua. #plak! Maksud Author pada di kamar semua. /puas kalian bertiga!?

/Halilintar, Gempa, Blaze: Puas, thor.. :v

"Huft.. Membosankan.." Keluh Taufan.

"Kenapa?" Tanya Ice.

"Kenapa coba abang berangkat duluan? Kan jadi gak ada yang bisa diledek jones. :3" Jawab Taufan.

"Emang kamu gak ada kerjaan, Taufan?" Tanya Author.

"Ya kagak, lah. Wong gaji aku belum dikasih sampe sekarang." Jelas Taufan.

"Ya udah, gaji kamu saya kasih, deh.. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Kamu harus mau jadi babu Author selama sehari :v"

"Ah.. Bagusan aku gak usah dapet gaji." :3

-Kesasar-

Jam sudah menunjukkan pukul 13.00. Siapa pun yang masih punya mata pasti mengetahui hal itu.

"Ya iyalah!" Sahut semua murid SMP kelas 8-1 sampe 8-9, bahkan sampe ketiga ibu kantin dan tukang sapu sekolah juga ikut-ikutan.

Saat ini, semua murid SMP Swasta Pulau Rintis telah selesai melakukan pengarahan siang yang memang menjadi ritual(?) Mereka sebelum memulai pelajaran.

Namun, betapa terkejutnya murid kelas 8-1 karena mendapati kelas mereka dalam keadaan seperti kapal pecah. Mirip seperti kelas 8-9.

"Astagaa.. Siapa ni yang buat!?" Teriak Yaya yang ketularan sebagian penyakit OCD Mama Zila. Mungkin sebentar lagi Yaya akan berubah menjadi Raksasa OCD.

"Mana aku tau! Kita semua kan sama-sama apel siang, bego!" Teriak Gopal yang keselip. :v

"Eh? Iya, ya.." Sahut Yaya.

"Haiya.. Ini kelas kotor sekali, wo.." Kata Ying.

"Kalau sapu, tak sempat bersih ni.." Jawab Fang.

"Woy! Kalian ngapain?" Tanya Gempa, Halilintar, dan Ice.

"Kelas kita.. Aduh.. Dah kayak kapal pecah.." Kata Geralli.

"Coba kalian liat ke atas." Perintah mereka bertiga serentak.

Dan semua anak 8-1 mendongakkan kepala mereka ke atas. Dan setelah itu, mereka sweatdrop."Astaga.. Ternyata ini kelas delapan sembilan.." Kata mereka semua serentak.

Bukan hanya murid 8-1, tapi semua kelas sempat kesasar. :v

Kok kesasar?

Soalnya, mulai hari ini, kelas mereka diacak. Susunan kelas jika dimulai dari kelas yang deket kantor adalah: 8-9, 8-1, 8-2, 8-3, 8-4. Dan susunan kelas belakang: 8-5, 8-6, 8-7dan 8-8. Gak heran kalo mereka kesasar.

-Lolos dari Razia Besar-Besaran-

Saat sedang belajar Matematika Peminatan (?)(Emangnya mereka SMA?)

Harap abaikan.

Saat sedang belajar Matematika, kelas 8-9 sedang asyik belajar. Sampai mereka dikejutkan dengan razia besar-besaran. Banyak yang ditangkap dari kelas tersebut. Beberapa diantaranya adalah bedak M_ B_by, bedak padat, maskara, eye liner, eye shadow, blush on, lipstik, soft lens, dan bulu mata palsu. Bahkan anak OSIS dan Guru BP yang merazia bingung. "Kalian ini sekolah atau mau buka salon!?"

.

Saat razia, Geralli, Blaze, dan Gempa berjalan ke arah kelas 8-9 untuk mengisi spidol. Dikarenakan guru Matematika kelas unggulan tidak datang, mereka dengan bebas mencoret papan tulis mereka, sehingga mereka harus merelakan tinta spidol di kantor untuk dibuang-buang.

Mereka sempat mengacuhkan apa yang terjadi saat menuju ke kantor. Namun mereka penasaran dengan apa yang terjadi. Di sana, pak Fredy (Guru BP sekaligus Pembina OSIS) sedang memegang dua buah Handphone di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang tiga buah fish eye. Terdapat beberapa Tongsis dan Stip-X yang terletak di meja, juga beberapa Power Bank. Namun, Yang membuat mereka tercengang adalah MAKE UP se-MAP!

"Gilak! Tuh mau buka salon?" Kata Gempa.

"Sepertinya begitu." Jawab Blaze

"Astaga.. Ada masker juga vroh!" Kata Geralli sambil menunjuk masker kemasan.

"Huwii... Novelnya banyak amat? Mau syuting filem adaptasi?" Kata Blaze.

"Komiknya juga gak kalah banyak." Kata Gempa.

"We! Ada buku bok*p we!" Jerit Geralli dengan suara kecil (?).

Sambil menjitak kepala Geralli, Gempa dan Blaze berkata,"Kalo gitu-gituan, rabunmu langsung hilang."

"Liat tuh, ada yang jualan fish eye juga.." Kata Geralli.

Dan mereka bertiga menggeleng secara bersamaan.

"Eh!? Kalo sekarang mereka, berarti istirahat nanti kita, dong!" Kata mereka bertiga serentak."Gawat! Kita harus memberitahukan berita ini kepada anak delapan satu yang lain!" Kata mereka sambil lari tunggang langgang.

-Kelas 8-1-

Mereka sedang asyik mencoret papan tulis kelas, sampai Geralli, Blaze dan Gempa datang ke kelas mereka dalam keadaan mandi keringat.

"RAZIA, WOY!" Teriak mereka.

"WHAT!?" Teriak semua murid 8-1.

"Yang betul kalian?" Tanya Suzy.

"Betul! Tadi aja 8-9 kena Razia." Kata Gempa.

"Huwaa! Kalo begitu, kita harus nyari tempat yang aman untuk sembunyiin Hape!" Teriak Taufan.

Mereka semua mencari tempat yang aman untuk menghindari razia yang akan terjadi. Mereka semua berpikir keras, sampai Iwan mengatakan bahwa Speaker di kelas mereka merupakan tempat yang aman, karena pak Fredy tidak mungkin memeriksa sampai kesana.

-Istirahat Pertama..-

Gempa, Gopal, Yaya, dan Iwan mengangkat meja, sedangkan yang lain menyeret kursi mendekati speaker. Karena Gopal yang paling tinggi di kelas 8-1, maka Gopal lah yang disuruh meletakkan handphone anak 8-1 yang sudah dikumpulkan di plastik hitam ke atas speaker tersebut.

Halilintar, Rallita, dan Ice disuruh untuk mengawasi keadaan sekitar oleh Yaya, jaga-jaga kalau pak Fredy lewat. Saat itu, mereka sedang berbincang (?) Di pintu kelas. Dan saat sedang asyik berbincang, tiba-tiba Ajeng bertanya kepada mereka bertiga apakah kelas mereka telah dirazia atau tidak. Dikarenakan mereka semua tidak fokus, mereka semua menjawab sudah. Dan akhirnya Ajeng pergi meninggalkan mereka.

-Saat bel Mapel ke 4..-

Saatnya mereka menghadapi hal yang dibenci oleh anak sekolahan. Yaa.. Razia. Saat itu, masih pelajaran yang sama dengan mapel ketiga, yaitu Matematika.

Bang Syarul yang merupakan Wakil Ketua OSIS di sekolah ini sempat hendak memasuki kelas 8-1, namun kemudian dicegah oleh Ajeng, dan Ajeng berkata bahwa kelas mereka telah dirazia.

Karena hal ini, murid 8-1 sempat bingung, begitu juga dengan Syarul. Takut yang dikatakan Ajeng keliruh, ia pun bertanya apakah kelas mereka memang sudah dirazia. Walaupun mereka bingung, mereka tetap mengatakan sudah sebagai jawaban, dan akhirnya Syarul dan konco-konco (?) pergi meninggalkan kelas 8-1.

Murid 8-1 merasa Lega, Bersyukur, dan juga Bingung. Kemudian, Halilintar mengingat bahwa tadi Ajeng sempat datang ke 8-1 untuk bertanya, namun Hali lupa apa pertanyaannya. Ia mencoba untuk mengingatnya, dan akhirnya ia mengingat apa yang ditanyakan Ajeng.

"Kelas kalian udah dirazia?"

"Ternyata, tadi Ajeng nanya apakah 8-1 sudah dirazia atau belum, dan kami bertiga serentak bilang udah. Kami pikir dia nanya 'apakah kami dah bayar kas OSIS belom?' Makanya kami serentak menjawab udah." Kata Halilintar.

"Waah! Bagus! Kalo bisa, tiap Razia Ajeng bertanya begitu!" Kata Rallita.

"Berarti, handphone kita aman dong! Yeeyy!" Jerit Ying senang.

Dan akhirnya, kelas 8-1 lolos dari Razia Besar-Besaran.

-The End/To Be Continue?-