Just Wanna Love You

.

Taehyung ingin sekali melupakan jika Ia pernah benar-benar mencintai seseorang. Mencintainya dengan tulus, dengan kasih sayang dan cinta tiada tara. Ia ingin memulai semuanya dari awal, seolah dirinya tidak pernah merasakannya sama sekali. Semuanya berjalan lancar, sangat lancar, sebelum Seokjin datang dan membuat jantungnya berpacu berpuluh-puluh kali lebih cepat.

Awalnya Taehyung pikir ini biasa saja, bukan apa-apa. Taehyung memang sering begitu saat pertama kali melihat pria tampan seperti Seokjin. Tolong, jangan berpikir Taehyung ini murahan atau sejenisnya. Ia hanya merasa begitu, sungguh. Tapi perlahan Ia menyadari ada yang aneh dengannya. Biasanya, detak jantungnya tak akan berpacu lebih cepat seiring waktu berjalan. Namun saat Ia melihat Seokjin, jantungnya benar-benar tak bisa dikontrol. Bahkan Ia pernah merona hebat karena sahabat senasibnya, Park Jimin, menggodanya habis-habisan dengan tema godaan 'Seokjin sunbae yang tampan'.

Taehyung dapat mengingat dengan jelas saat sunbaenya itu mendekat dan tersenyum padanya, dan yang dilakukannya saat itu hanya melongo; melebarkan matanya dan mulutnya terbuka setengah. Lalu Seokjin tertawa seketika. Kata Seokjin, ekspresinya itu sungguh lucu dan Seokjin ingin sekali berteman dengannya.

Sesaat, Taehyung merasa jika saat itu Ia bermimpi. Mimpi yang sangat indah dan Ia tidak ingin bangun dari tidurnya. Namun saat Seokjin menjuruskan sentilan di keningnya, Taehyung sadar jika saat itu Ia tidak bermimpi. Itu nyata. Seokjin di hadapannya, Seokjin ingin berteman dengannya, demi Tuhan. Taehyung ingin pingsan saat itu juga jika saja mereka tidak berada di koridor sekolah.

Hey, Seokjin itu tenar, berbakat, pintar dan yang pasti memiliki banyak fans. Dan Taehyung hanya seorang siswa biasa tanpa ketenaran apapun. Angin macam apa yang berhembus sehingga Seokjin ingin menjadi temannya? Saat Taehyung bertanya begitu pada Seokjin—saat mereka sudah berteman sedikit lama—, Seokjin hanya terkekeh pelan lalu menjawab, "Aku ingin mengenalmu lebih dekat, bolehkah?"

Saat itu pula, Taehyung menyatakan jika Ia mencintai Seokjin. Karena Seokjin adalah satu-satunya yang membuat jantung Taehyung tidak bisa dikontrol. Karena Seokjin adalah satu-satunya yang membuat Taehyung merona tanpa sadar hanya karena memikirkan wajahnya. Karena Seokjin adalah satu-satunya, yang selalu melekat di pikiran Taehyung sejak pertama kali melihat sosok berwajah tampan itu, hingga sekarang.


Kala itu Seokjin berpikir jika perasaannya ke Taehyung hanya sebuah kebetulan. Perasaan seperti, gugup saat berada di dekatnya atau jantung yang berdegup saat tak sengaja bersitatap dengannya. Seokjin pikir itu hanya perasaan sementara. Tapi perasaan itu terus bermunculan, atau mungkin bertambah parah dari waktu ke waktu.

Seokjin berpikir berkali-kali. Kenapa dia mencintai Taehyung? Bahkan Ia tidak mengenal Taehyung. Yang diketahuinya, Taehyung adalah adik kelasnya yang cukup pintar. Itu saja. Seokjin tidak tau apa-apa lagi. Tapi Ia seperti –coret-mencintai-coret- menyukai Taehyung. Dengan konyol Ia berpikir, inikah yang dinamakan cinta pandangan pertama?

Tapi, hey. Dia normal. Taehyung itu laki-laki, Seokjin juga laki-laki. Gila saja jika Ia benar-benar mencintai Taehyung, ya kan?

Setelah berpikir cukup panjang, Ia memutuskan untuk mendekati Taehyung. Lebih tepatnya, memastikan apa sebenarnya perasaannya untuk si adik kelas ini. Seokjin pikir perasaan tadi akan hilang saat seperti ini. Seokjin itu tipe orang yang mudah bosan, tidak seharusnya Ia seperti ini. Seperti, kau tau, detak jantungnya semakin, wow.

Seokjin ingin menolak semuanya. Semua perasaan yang dirasakannya saat bersama Taehyung. Tapi tidak bisa. Bahkan rasanya seperti neraka saat Ia tidak melihat wajah senyuman serta manik berkilau milik Taehyung. Wow, sepertinya Seokjin benar-benar terobsesi dengan anak itu.

Namun, Seokjin itu egois, kejam. Ia masih tidak dapat menerima jika sebenarnya Ia, mencintai Taehyung. Hell no, aku ini normal. Pikirnya asal. Seokjin selalu menepis pikiran dan perasaan mengenai 'aku mencintai Taehyung' atau sejenisnya. Ia masih duapuluh tahun, bung. Masih muda, masa depannya masih panjang. Dan mana sudi lelaki seegois dirinya mengakui jika Ia gay.

Jadi, dipikirnya Ia hanya akan berteman dengan Taehyung. Ya, hanya berteman. Ia ingin mengabaikan perasaannya terhadap Taehyung, sangat ingin. Tapi, sial sekali, Ia tidak bisa.

To Be Continue

RnR please?
Ini masih prologue yaa, mohon kesabarannya(?)
Besok chapter 1nya langsung rilis kok, haha^^

Tolong kritik dan sarannya.. Sepedas apapun kritiknya bakalan aku terima kok, tenang.
Terima kasihh~