Stupid Love
Karya : Nakashima Aya


Summary : Bukan berarti seorang setter bisa melihat segalanya, dan bukan berarti seorang setter bisa mengontrol lapangan. Bukan berarti seorang ballerina bisa terbang, dan bukan berarti seorang ballerina bisa melakukan apa saja. Mereka tercipta dari ketidak-sempurnaan, dan berusaha saling melengkapi agar menciptakan harmoni yang seimbang diantara keduanya.

Disclaimer : OC dan storyline ber-hak cipta Nakashima Aya.

Genre : Romance, Friendship, Humor.

Warning : OC, OOC, OOT, Typo(s), KarasunoAU!, Kageyama Tobio X OC (Tsukishima Kaori).

.

.

.

Please Enjoy to Read!

.

.

.

1 of 15

Pertama kali Tsukishima Kaori merasakan apa yang namanya jatuh cinta adalah pada seorang ber-jersey putih-kebiruan yang ia temui satu tahun yang lalu.

Hari itu Kaori dan kakak laki – lakinya Kei pergi melihat pertandingan volleyball SMP antara SMP Kitagawa Daichi dan SMP Yukigaoka. Sialnya, mereka terlambat datang karena jarak rumah mereka berdua yang terbilang 'cukup jauh' dengan stadion tempat pertandingan. Sehingga mereka ketinggalan pertandingan pertama. Kaori sering melihat pertandingan kakak laki – lakinya yang pertama, Akiteru saat masih SMP. Namun, entah kenapa saat memasuki jenjang SMA ia tidak pernah lagi melihat kakaknya bertanding.

Karena itulah, hari ini disela hari – hari pelatihan balet untuk event-nya mendatang, ia memaksa kakak keduanya, Kei untuk pergi melihat pertandingan voli sekali lagi. Apalagi di jam 11 nanti SMP tempatnya menimba ilmu juga akan bertanding. Iris obsidian Kaori memindai seluruh lapangan. Ia agak terkejut ketika mendapati seorang pemuda dengan tinggi dibawah rata - rata melompat sangat tinggi dan memukul bola hingga memasuki wilayah lawan. Tapi, yang paling menarik perhatiannya adalah seorang pemuda tinggi yang sedari tadi mengoper bola kepada rekan – rekannya. Dan anehnya, tidak ada satupun yang berhasil memukul operannya dengan akurat. Namun, ia tetap tidak bisa memindahkan fokusnya kepada orang lain.

"Onii – chan," Tsukishima Kei menoleh kepada adiknya dan memberi isyarat untuk melanjutkan perkatannya, "Siapa orang tinggi yang mengoper bola itu?"

"Orang yang mengoper bola dinamakan setter, mereka yang memiliki wewenang untuk mengontrol jalannya pertandingan." Kaori ber-ooh ria mendengar jawaban rinci kakaknya. Namun, masih ada pertanyaan di benaknya yang menyeruak minta jawaban.

"Tapii, kenapa tidak ada seorangpun yang memukul bolanya?"

"Itu karena dia setter yang terlalu handal, orang lain tidak bisa mengimbangi kecepatannya. Mereka bahkan memanggilnya Ousama." Sekali lagi gumaman 'ooh' keluar dari bibir mungil gadis berusia 13 tahun itu. Sang kakak hanya mengangguk meng-iyakan tanggapan adiknya.

Pada akhirnya pertandingan selesai tanpa Kaori bisa memindahkan fokus pandangannya dari sang setter Kitagawa Daichi.

.

.

.

Namanya Tsukishima Kaori, gadis berambut pirang kekuningan yang memiliki profesi sebagai ballerina yang masih cukup amatir. Dan hari ini ia datang untuk melihat pertandingan voli antara SMP-nya dengan SMP Yamanogaoka. Ia berjalan turun dari base penonton setelah kakaknya memperbolehkan, dan pergi menghampiri kawan – kawannya di lantai dasar yang sedang merayakan kemenangan.

"KAORIII!" seorang gadis dengan surai kecoklatan memeluk erat Kaori –dia manager dari tim di sekolahnya. Sedangkan para pria bersorak – sorak riang karena mereka bahkan tidak mengira bisa memenangkan satu set-pun di pertandingan ini. Namun, nyatanya mereka bahkan bisa memenangkannya.

"Omedetou, omedetou. Jangan lupa mentraktir Kaori – sama jika kalian ingin kemenangan kalian menjadi berkah." Kaori melepaskan pelukan Mari –si gadis bersurai coklat, lalu menepuk pundak tiap pemain satu persatu yang hanya mendengus setengah kesal setengah konyol mendengar perkataan Kaori.

"Yah, kurasa tidak apa – apa mentraktir Ka – chan sesekali. Toh kita tidak akan melihatnya lagi beberapa bulan lagi." Salah seorang pemuda disana, sang libero dari tim tersebut berbicara dengan nada mengejek.

"Hidoi yo, kau mengatakannya seakan – akan kita tidak akan berjumpa dengan Kaori lagi. Dia hanya lulus lebih cepat, kau tahu, LULUS LEBIH CEPAT." Mari yang notabene satu – satunya gadis selain Kaori berusaha membela gadis bermarga Tsukishima itu. Namun yang dibela malah nyengir tanpa dosa.

"AH! Dan berhenti memanggilku Ka – chan, kau membuatku terdengar seperti perawan tua masa kini yang bergaul dengan pemuda – pemuda SMA. Menjijikkan."

Iris Kaori mengelilingi daerah lantai dasar gym tempat seharusnya diadakan pertandingan. Namun, sepertinya saat ini sedang jam istirahat karena lapangan di sebelah kirinya dipakai untuk berlatih oleh tim yang katanya kakak Kaori, Kei, ada seseorang yang dipanggil Raja Lapangan. Tim apa tadi namanya? Kitadawa Daiki? –Ah iya! Kitagawa Daichi. Kaori bisa melihat bahwa skill orang – orang di tim itu benar – benar luar biasa. Berbeda dengan tim sekolahnya –yang sebenarnya agak acak – acakan hanya saja mungkin keberuntungan masih memihak sekolahnya. Pandangannya mulai terpusat pada sang setter sekali lagi. Ia masih mengumpan bola untuk rekan setimnya yang acap kali diselingi acara bentak – membentak dan mengolok – olok. Kaori jadi iba melihat tim itu.

"Hee… Kitagawa Daichi ya?" sang libero, Hayate, yang berdiri beberapa meter di belakang Kaori ikut memperhatikan keberadaan tim dewa itu di lapangan sebelah.

"Kita tidak akan bisa menang melawan mereka. Setter mereka gila." Mari menimpali, dan berjalan mendekati Kaori lalu menepuk pundaknya. Membuat Kaori berbalik beberapa derajat dan menatap Mari dengan tatapan 'ada apa?'

"Tapi… kasian juga mereka. Tim yang tidak solid, mereka bermain secara individualis." Lanjutnya, masih dengan menepuk pundak Kaori. Kaori jadi meringis, bukan kesakitan melainkan sakit hati terus menerus diperlakukan seperti itu.

"K-KAORI AWAS!" Kaori menoleh ke sisi belakang dan matanya terbelalak ketika ia melihat bola voli melesat cepat ke arahnya. Dia bisa mati kapan saja jika ia tidak menghindari bola ini.

Dari sisi tim Kitagawa Daichi, setter mereka yang malang baru saja memberi umpan yang terlampau cepat dan akurat sehingga salah seorang spiker mereka tidak bisa memukulnya dengan benar, sehingga bola bulat itu melesat ke arah seorang gadis bersurai pirang kekuningan yang berada di lapangan sebelah. Gadis itu berdiri mematung sejenak, bingung entah apa yang harus dilakukan–mungkin.

Sang setter berlari mengejar bola itu, sementara sang gadis mendadak melompat – lompat aneh sebagai usaha terakhir untuk menghindari bola voli tersebut. Tinggal satu langkah lagi sebelum sang setter mencapai bola voli itu, dan tinggal satu jengkal telapak tangan sebelum sang bola menyentuh jidat amazing milik Tsukishima Kaori. Sialnya, di lompatan terakhir Kaori kehilangan keseimbangan dan jatuh dengan kepala terlebih dahulu. Dan sialnya lagi, bola voli laknat itu tetap saja jatuh di dahi Kaori. Lalu apa hasil dari usahanya melompat – lompat dan terlihat bodoh tadi? –Ah… Kaori benar – benar merasa kesal saat ini.

Setter muda itu menatap lurus dari atas tubuh Kaori, mengambil bola voli yang berada di samping kiri kepala Kaori dan membungkukkan badan sebagai bentuk permintaan maaf tanpa mengatakan apapun. Bisa dilihat jika wajah pemuda itu merah padam saat ini –menahan malu di hadapan kawan setimnya.

Kaori speechless. Entah kenapa Kaori merasakan perasaan aneh di bagian bawah perutnya, entah perasaan apa itu, yang jelas apapun itu bukanlah perasaan kelaparan.

.

.

.

Kaori berlari – lari kecil keluar dari kamar mandi perempuan. Kakaknya masih duduk di bangku penonton menjagakan tempat untuknya. Gadis itu menyibakkan sedikit poninya yang agak mengganggu, dan terus meniti jalannya kembali menuju tempat penonton.

Sialnya, dia terpeleset ketika turun dari tangga. Entah kenapa ia merasa hari ini ia sering sekali terpeleset, membuat malu saja. Dan untungnya ada sesorang di depannya dan ia menabrak siapapun itu, untungnya lagi sepertinya seseorang itu mampu menjaga keseimbangannya sehingga tidak menimbulkan cedera yang berarti bagi mereka berdua. Tapi, hal ini membuat wajah Kaori memerah malu.

"Berhati – hatilah," dan pemuda itu melepaskan pegangan tangannya dari sang gadis, meninggalkan gadis yang hanya mampu menatap punggung tegap pemuda itu yang semakin menjauh.

Beberapa detik akhirnya ia tersadar bahwa pemuda itu adalah setter hebat yang dikatakan kakaknya tadi. Ia langsung berlari mengejar pemuda itu dan meneriakkan kata terima kasih dari ujung tangga dan segera kembali turun.

Sekembalinya ke bangku penonton pertandingan SMP-nya sudah dimulai. Dia langsung duduk kembali di samping Kei yang memandang heran wajah memerah adiknya sekarang.

'Gawat, kenapa aku terus memikirkan pemuda itu?'

Kaori tidak tahu kenapa sampai sekarang wajahnya masih memerah. Entah karena malu, karena ia marah pada dirinya sendiri yang begitu bodoh, atau karena kehadiran pemuda tinggi dengan jersey berwarna putih-kebiruan. Yang jelas apapun itu membuatnya terlihat bodoh di depan teman sekolahnya dan kakaknya. Dan tambahan membuatnya diejek dengan kata – kata sarkas khas Tsukishima Kei sebagai bukti rasa sayang pada adiknya yang manis ini.

.

.

.

Kaori terbangun dari tidurnya dan mengedipkan mata beberapa kali, menyesuaikan diri dengan banyaknya cahaya yang menembus retinanya.

'Ah, mimpi itu lagi,' Kaori masih berbaring di kasurnya, dan memikirkan tentang mimpinya. Dia mengingat – ingat lagi sosok mengintimidasi yang ia temui hari itu.

"Akh! Bodohnya aku! Kenapa aku tidak menanyakan namanya saat itu? Setidaknya jika kau tau namanya, aku bisa mencari di sekolah mana ia berada sekarang." Kaori melempar bantalnya kesal. Frustasi dengan kebodohannya di masa lalu. Walaupun pasalnya ia adalah gadis yang pintar, kelewat pintar malah.

"Tsukishima Kaori keluar dari kamarmu dan bersiap sekarang atau aku akan meninggalkanmu! CEPAT!"

"Ha'i, Kei – Oniichan!"

.

.

.

Hay, Nakashima Aya mempersembahkan kisah baru untuk fandom ini! Seperti yang sudah saya announcemen kan di ffn Aya yang sebelumnya "I Hate You (Tsukishima X OC) yang berminat silahkan membacaa!" Aya kembali membuat ffn baru di fandom ini dalam rangka memeriahkan fandom sepi Haikyuu yang Aya berharap segera ramai.

Ini ceritanya tentang Kageyama x OC. Nah si OC ini adiknya Tsukishima Kei, megane ganteng kita semuah. Untuk warning awal, ini story bakal banyak menampilkan Tsukishima, yah meski gak sebanyak si Kageyama sama Kaori, tetep aja Tsukishima saya banyakin karena Aya cinta Tsukki! Walaupun sebenernya 1st chara fave saya di Haikyuu itu bukan Tsukki, tapi si kecil dari Nekoma yang imut – imut itu looh. So, nantikan chapter selanjutnya yap!

Terima Kasih telah membaca kisah ini.

Review, please?

Salam Hangat,

Nakashima Aya