Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki.
A Letter for My Daughter
Edited by: Calico Neko
Summary: Karena aku adalah seorang ayah yang harus selalu terlihat tegas dan kuat di depan anak perempuanku (Father/Daughter Aka/Momo)
Dedicated to my father
Fiksi ini untuk Hari Ayah Nasional (12/11)
Namanya adalah Akashi Satsuki seorang anak perempuan yang kini menginjak masa dewasa. Sudah sekitar dua tahun dirinya tak pulang ke rumah orang tuanya semenjak dirinya berubah nama menjadi Aomine Satsuki. Tinggal bersama suami merangkap teman berkelahi bersama dengan putra kecil mereka, Tetsuya. Betapa rindunya Satsuki pada rumah lamanya. Baunya, lantainya, foto-foto yang berserakan di dinding, termasuk kuda-kuda muda dan tua kesayangan ayahnya.
Dari itu semua yang Satsuki rindukan adalah Kaa-san, terlebih pada Tou-sannya.
Usianya sudah 30 tahun, datang ke rumah masa kecilnya untuk memenuhi janjinya bersama sang ayah untuk membuka time capsule yang berisi sebuah surat berisi curahan hati sang ayah mengenai putri tunggalnya.
Sang ayah bernama Seijuurou. Di usianya yang sudah berkepala 5, beliau tetap terlihat tampan dan tegap. Duduk sambil memangku cucu dan sesekali 'menceramahi' Daiki mengenai kehidupan keluarga kecil mereka. Satsuki sendiri hanya tersenyum dan beranjak pergi dari ruang keluarga tempat ketiga laki-laki tersebut saling debat.
Setelah mengecup salam ibundanya, Satsuki melangkahkan kakinya menuju bekas kamarnya. Tersenyum melihat kamarnya yang tak banyak berubah. Hanya kasurnya saja yang diganti agar dapat menampung Daiki, Satsuki, dan Tetsuya dalam satu ranjang.
Satsuki duduk di atas ranjangnya kemudian membuka kaleng bekas biskuit dimana surat buatan sang ayah tersimpan rapi di dalamnya. Kertasnya pun sudah berbau khas. Membukanya secara hati-hati, Satsuki dapat melihat tulisan rapi Tou-sannya yang sampai sekarang tak banyak berubah. Sambil merebahkan dirinya, Satsuki mulai membaca isi kertas yang hanya selembar tersebut.
.
Untuk anakku tersayang, Satsuki.
Di usiamu yang sudah 30 ini Tou-san yakin namamu bukan lagi Akashi Satsuki. Entah akan jadi apa namamu, yang jelas kau tetap putri kecil Tou-san.
Tou-san tidak tahu apa yang harus Tou-san tulis karena kau tahu sendiri Tou-san bukan seorang penulis yang baik.
Kalau begitu bagaimana kalau Tou-san sedikit bercerita tentang saat kau masih putri kecil Tou-san?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, saat teman- temanmu justru diajari sepeda oleh ayah mereka, apa kau ingat kalau Tou-san justru mengajarimu kuda? Tou-san ingat sekali pada ekspresi Kaa-san saat melihat kau pertama kali di atas kuda. Kaa-san berteriak seperti kesetanan. Tou-san ingat Kaa-san meneriakkan "Nanti Satsuki terjatuh!", kemudian kau menangis kencang karena kaget. Kaa-san hanya takut putri manisnya terluka.
Tou-san hanya diam saja saat itu, tapi apa kau sadar bahwa Tou-san dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu dengan seksama karena Tou-san yakin kau pasti akhirnya bisa?
Juga saat kau merengek meminta boneka, tetapi Tou-san mengatakan, "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang".
Tahukah kalau Tou-san melakukan itu karena Tou-san tidak ingin kau menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kau flu, Tou-san sering kali khawatir sampai kadang sedikit membentakmu, "Sudah Tou-san katakan jangan minum air dingin!". Berbeda dengan Kaa-san yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Tou-san benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kau sudah beranjak remaja, kau mulai menuntut pada Tou-san untuk dapat izin keluar malam dengan teman-temanmu dan Tou-san justru berkata, "Tidak boleh!".
Tahukah kau bahwa Tou-san melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Tou-san kau adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga.
Setelah itu kau marah pada Tou-san dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Kaa-san.
Tahukah kau bahwa saat itu Tou-san berpura-pura membaca koran dan menahan gejolak dalam batin bahwa Tou-san sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi Tou-san harus menjagamu?
Ketika Daiki mulai sering meneleponmu dan terkadang datang ke rumah untuk menemuimu, Tou-san akan memasang wajah tergalak Tou-san. Tou-san sesekali menguping atau mengintip saat kau sedang mengobrol atau tertawa berdua di ruang tamu.
Sadarkah kau kalau Tou-san merasa cemburu?
Saat kau mulai lebih dipercaya dan Tou-san melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kau sering memaksa untuk melanggar jam malam. Saat itu Tou-san duduk di ruang tamu ditemani televisi dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Ketika melihat kau pulang larut malam hati Tou-san mengeras dan Tou-san justru memarahimu.
Sadarkah kau bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti Tou-san akan segera datang, saat putri kecil Tou-san akan segera pergi meninggalkan Tou-san?
Setelah lulus SMA, Tou-san sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang Tou-san lakukan hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tetapi Tou-san tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Tou-san.
Ketika kau menjadi gadis dewasa dan kau pergi kuliah di kota lain, Tou-san terpaksa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kau bahwa badan Tou-san merasa kaku untuk memelukmu?
Tou-san hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Tou-san ingin sekali menangis seperti Kaa-san dan memelukmu erat. Yang Tou-san lakukan hanya manahan air mata dan berkata, "Jaga dirimu baik-baik ya, sayang". Tou-san melakukan itu semua agar kau kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Di saat kau butuh uang untuk membiayai uang kuliah dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Tou-san. Tou-san pasti berusaha keras mencari jalan agar kau bisa merasa sama dengan teman-temanmu yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru dan Tou-san tahu tidak bisa memberikan yang kau inginkan, kata-kata yang keluar dari mulut justru adalah "Tidak... Tidak bisa!". Padahal dalam batin Tou-san sangat ingin mengatakan, "Iya sayang, nanti Tou-san belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Tou-san merasa gagal membuatmu tersenyum?
Saat namamu sudah mendapat gelar, Tou-san adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Tou-san tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecil Tou-san yang tidak manja telah berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang.
Sampai kemudian Daiki datang ke rumah dan meminta izin pada Tou-san untuk mengambilmu dari Tou-san. Tou-san sangat berhati-hati memberikan izin karena Tou-san tahu, Daiki yang mungkin akan menggantikan posisi Tou-san nanti.
Dan akhirnya saat Tou-san melihatmu duduk bersanding bersama Daiki yang menurut Tou-san pantas menggantikan Tou-san, Tou-san tersenyum bahagia.
Apakah kau mengetahui di hari yang bahagia itu Tou-san pergi ke toilet sebentar dan menangis?
Tou-san menangis karena Tou-san sangat bahagia, kemudian Tou-san berdoa, "Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang manis dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah dia bersama keluarganya kelak."
Setelah itu Tou-san hanya bisa menunggu kedatanganmu dan Daiki bersama cucu-cucuku yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih serta badan dan lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.
Sekarang Tou-san yakin, bahwa Tou-san telah menyelesaikan tugas Tou-san.
.
Air mata Satsuki tak terbendung sama sekali. Dia mungkin tak akan mengerti hal-hal ini saat dirinya masih 10 tahun. Saat 20 tahun pun mungkin hanya akan menjadi angin lewat yang tak perlu dia gubris. Namun kini dia menyadarinya. Sikap keras dan menjengkelkan Tou-sannya adalah untuknya.
Dilemparnya kertas ke atas tempat tidur kemudian dengan tergesa menuju ruang keluarga dimana ketiga lelaki tercintanya masih berkumpul. Tak memedulikan sang ayah masih senang memangku cucunya, Satsuki sudah merebut Tetsuya dari pangkuan sang ayah dan diserahkannya pada Daiki.
"Dai-chan, aku titip Tetsuya dan Kaa-san padamu." Saat dia kecil, Satsuki akan menentang keras untuk mengatakannya, namun kali ini, dengan gamblang dia katakan, "Aku dan Tou-san akan pergi 'kencan'."
.
.
.
Tou-san hanya sosok yang harus selalu terlihat kuat bahkan ketika Tou-san tidak kuat untuk tidak menangis.
Tou-san harus terlihat tegas bahkan saat Tou-san ingin memanjakanmu.
Tou-san adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa kau bisa.
Berbahagialah.
Karena kebahagianmu adalah kebahagiaan Tou-san.
.
.
Biarpun aku tidak pernah mengatakannya, tapi aku sangat menyayangi Tou-san...
.
.
END
Isinya sebagian besar adalah curhatan banyak pihak, jadi fic ini adalah milik bersama. Juga pernah disebar ke beberepa teman seangkatan via FB.
Maaf kalau ada yang tersinggung dengan tema yang menurut aq sensitif ini, aq sama sekali ga bermaksud.
Selamat Hari Ayah Nasional!
Jujur aq baru tahu 12 November itu Hari Ayah Nasional sekitar 2 bulan yang lalu.
Terima kasih banyak bagi yang udah nyempetin baca. Review, please!
