Title : Soundless Life
Genre : Hurt, Romance
Rating : T
Length : Oneshot with 2.378 words
Author : Choittiban
Beta Reader : Leenahanwoo
Cast : Cho Kyuhyun and Lee Sungmin, only KyuMin
Warning: YAOI, boyXboy. BoysLove. DON'T LIKE DON'T READ !
Disclaimers : Kyuhyun and Sungmin belongs to God and their parents
Author's Note : terinspirasi (lagi-lagi) dari lagu Vocaloid. Berjudul Soundless voice dan Proof of Life
Hey !
Ireona !
Jebal Ireona…
Jebalyo Ireona…
Kajima !
.
.
.
.
The wind's voice tells me of winter
My body shivers as I listen
You're right next to me
Your breath seems white and cold
.
Life has withered away, too, this year
Before long, I've grown impatient for spring's arrival
While listening to the chains of life
Continuing to bud in the light
.
.
Salju putih berjatuhan dan menyebar dengan indahnya ke seluruh kota Seoul pagi itu. Menandakan bahwa musim dingin sudah tiba. Seakan memperindah suasana musim dingin ini dengan kebahagiaan. Salju putih bersih itu terus berjatuhan. Tanpa suara.
Hampir seluruh tempat tertutupi oleh benda dingin yang indah itu. Jalanan. Gedung-gedung. Dan taman yang sebelumnya penuh dengan tanaman hijau pun sekarang telah diselimuti oleh selimut putih bersih itu.
Musim yang indah.
Begitulah batin seorang namja cantik yang tengah mengadahkan tangannya untuk mengumpulkan butiran-butiran salju itu dan melihatnya meleleh di kedua telapak tangannya. Sedangkan namja di sebelahnya memperhatikan gerak-gerik orang yang 'dicintai' nya itu tanpa berniat untuk mengalihkan pemandangannya untuk memandangi salju yang berjatuhan itu.
Kedua insan itu sekarang tengah duduk di bangku taman itu.
Namja cantik itu menunjukkan salju yang ia kumpulkan di kedua telapak tangan mungilnya kepada namja disebelahnya. Namja itu tersenyum manis melihat tingkah kekasihnya yang menggemaskan.
Menikmati hembusan angin dingin yang menerpa telinga mereka. Sang namja bertubuh jangkung itu berniat untuk memakaikan sarung tangan sang kekasih kembali. Namun namja cantik itu menolak dengan lembutnya. Ia masih ingin merasakan rasanya musim dingin dan menyentuh salju dengan tangan telanjangnya. Untuk terakhir kalinya mungkin.
"Pakailah sarung tanganmu, Minnie. Kau tahu kan kalau kau tidak kuat dengan udara dingin seperti ini?" ucap namja jangkung itu lembut kepada namja cantik yang diketahui namanya sebagai Minnie itu. Atau lebih tepatnya Lee Sungmin.
Namun sungmin menggeleng. Menolak permintaan namja jangkung itu. Alias sang kekasih yang bernama Cho Kyuhyun. Kyuhyun menghembuskan nafasnya. Dapat dilihat jelas hembusan udara putih keluar dari hidung mancung namja itu. Menandakan bahwa udara sudah mencapai suhu yang terendah.
Sungmin mengusap pipi tirus Kyuhyun dengan tangan dinginnya. Kyuhyun tersenyum menyambut belaian tangan indah tetapi dingin itu. Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin dengan lembut.
"Hidungmu memerah. Wajahmu memucat. Nafasmu lebih berat daripada aku. Kau yakin tidak ingin masuk ke dalam? Dokter bilang kau tidak boleh kedinginan, Sungmin-ah," ucap kyuhyun memastikan. Sungmin menggeleng.
Benar yang diucapkan kyuhyun. Sungmin semakin memucat. Pandangannya pun mulai kabur. Tubuhnya kehilangan keseimbangan. Dan …
BRUKKK..
"Minnie ...!"
.
.
At night when silence
Envelops the town
It is raining white
I hold up my palms
The snow melts as soon as I touched it
A transient piece of life
.
.
Sungmin memperhatikan salju turun dengan lembutnya dari jendela kamarnya. Sambil menikmati coklat panas untuk menghangatkan dirinya. Ia terus memperhatikan salju itu tanpa bosan. Ia takut kalau salju ini adalah salju terakhirnya.
Sungmin menderita penyakit otak yang mematikan sel-sel syarafnya satu-persatu, sehingga membuat dirinya lumpuh. Penyakit tersebut terus menggerogoti tubuhnya. Buktinya adalah dirinya yang tidak bisa berbicara lagi. Namun tanda itu belum membuktikan bahwa dirinya sudah mencapai titik kritis.
Bila penyakit sudah mencapai titik parah, Sungmin tidak akan bisa mendengar dan melihat lagi. Seluruh sel syaraf di tubuhnya akan mati. Dan lebih parah lagi, kehidupan Sungmin mungkin tidak akan panjang. Bahkan sekarang dirinya sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa ia tidak bisa mendengar.
Ditambah Sungmin memiliki penyakit anemia yang bisa kambuh kapan saja. Sehingga hal tersebut membuat dirinya semakin lemah.
Kedua orang tua Sungmin meninggal. Sehingga ia hanya seorang diri menjalani masa-masa sakitnya itu. Itulah sebabnya Kyuhyun, sang kekasih, berusaha merawat Sungmin dan berharap Sungmin akan segera pulih dari penyakitnya itu. Beruntung Kyuhyun adalah anak dari seorang dokter. Jadi biaya pengobatan Sungmin ditanggung oleh Kyuhyun.
TOK TOK TOK
Kyuhyun melangkahkan kakinya memasuki kamar yang ditempati sang kekasih. Kyuhyun mendudukkan dirinya di pinggir kasur. Diusapnya surai hitam milik kekasihnya lembut. Berusaha memberi kekuatan untuk sang kekasih.
.
#Kyuhyun POV
.
"Bagaimana keadaanmu?" tanyaku padanya. Namun Sungmin sama sekali tidak membalas pertanyaanku dengan anggukan atau menggelengkan kepalanya.
Apakah ia sudah mencapai titik dimana dirinya sudah tidak bisa mendengar?
Menerima kenyataan tersebut hanya membuat hatiku tambah sakit. Jujur, aku sama sekali tidak ingin penyakit mematikan ini menggerogoti dirinya. Kekasihku. SUNGMIN-KU!
Aku ingin bersamanya selamanya. Aku ingin Sungmin kembali menjadi Sungmin yang ceria seperti dulu. Bukan Sungmin yang lemah. Aku takut kehilangan dirinya. Sangat takut.
Kutarik dagu indahnya sehingga wajahnya menghadap wajahku. Kutatap mata sayunya yang indah itu. Kutelusuri setiap sudut wajahnya. Mulai dari mata, hidung, pipi, hingga bibir pucatnya. Sungmin memberiku tatapan 'ada apa?' sambil memiringkan kepalanya lucu. Kumohon Tuhan, jangan renggut dia dariku.
"Bagaimana keadaanmu?" tanyaku lagi. Sungmin tersenyum. Hahh syukurlah dia belum mencapai titik itu.
Sungmin menunjuk ke arah jendela. Ke arah salju lebih tepatnya. Aku mengerti keinginannya. Kubuka jendela di sebelah tempat tidurnya. Lalu kugendong tubuh Sungmin menuju ke jendela itu. Sungmin mengadahkan tangannya untuk menyentuh salju yang berjatuhan itu lagi.
.
.
Snow accumulates without a sound
Like light
You smile as you gathered it
Hey, how do I sound?
Even if I reply, you
Cannot hear anymore
.
.
#Sungmin's POV
.
My fate continues to rot away
I understand, but I remain strong
I want to breathe, I want to sing
It would be good if I can leave something behind
That says I have lived… a proof of my life
.
Alunan piano indah itu menggema ke seluruh ruangan kecil itu. Sambil menyanyi, jari-jari panjangnya menari-nari indah di antara not-not piano tersebut. Aku tersenyum sambil mendengarkan alunan piano dan nyanyian Kyuhyun yang indah. Aku takut ini adalah terakhir kalinya aku mendengar alunan indah ini. Dan terakhir kalinya aku melihat wajah dan senyum penuh kehangatan Kyuhyun. Kekasihku.
Kusandarkan kepalaku ke bahu nya. Aku menutup mataku sambil terus menikmati alunan indah Kyuhyun. Ingin sekali aku bernyanyi. Menemani suara yang keluar dengan indahnya dari bibir Kyuhyun. Seperti apa daya diriku.
.
I don't want to sing a sad song
Hey, I'm begging you, right now my only wish
Is to laugh next to you
I want to sing a gentle song
You are singing a gentle song, right?
Even though we're wrapped up in this world of loneliness
I'm always beside you, don't forget
You are never alone
.
.
PRANGGG!
Tanpa sengaja, aku menjatuhkan gelas yang sejak tadi kugenggam. Tanganku. Kedua tanganku. Bergetar dengan hebat. Mati rasa!
Ada apa ini? Kyuhyun tolong aku!
Kyuhyun menghentikan permainan pianonya dan menatapku yang sedang ketakutan. Kyuhyun memelukku erat. Sangat erat. Aku menangis. Aku berusaha mencengkram bajunya. Kyuhyun pun menggendongku dan membawaku ke kamarku.
.
.
#Kyuhyun's POV
.
Kuperhatikan dirinya. Dirinya yang semakin hari semakin lemah. Dirinya yang semakin hari semakin parah. Dirinya yang semakin hari semakin menunjukkan bahwa dirinya semakin menjauhiku. Sekarang telah terlelap di pelukanku. Aku ingin terus seperti ini. Memeluknya selama yang aku mau. Menyalurkan kehangatanku untuknya selama aku masih hidup. Bersamanya sampai kami tua.
Kusibakkan poni yang menutupi mata sembabnya. Aku tahu Sungmin ketakutan tadi. Melihatnya menangis membuatku sakit.
Kucium keningnya lembut. Berlanjut mencium kedua kelopak matanya. Lalu hidung mancungnya. Kedua pipi chubby-nya. Lalu berhenti di bibir pucat itu. Kuusap bibir itu lembut. Lalu kucium bibir itu lembut. Seakan ini adalah ciuman terakhirku untuknya.
Sama sekali tidak berniat untuk melepaskan bibir itu. Sama sekali tidak sanggup untuk melepaskannya. Tiba-tiba kurasakan air mataku mengalir. Mengalir membasahi pipiku. Dan menetes ke pipi chubby itu. Aku tidak ingin kehilangan bibir ini. Aku tidak ingin kehilangan wajah ini. Aku tidak ingin kehilangan Sungmin.
.
.
Say you're in pain
Say you're lonely
I'll find you
Wherever you are...
Don't leave me behind
.
Aren't we always together as one?
.
#Sungmin's POV
.
"Ng …"
Kurasakan Kyuhyun menghisap bibirku. Air mataku kembali mengalir. Dadaku terasa sesak. Aku menangis sambil terus berusaha membalas ciumannya. Aku tahu dan takut ciuman ini adalah yang terakhir.
.
.
Several winters passed by
I finally realized this feeling
I can't say it out loud but
Our hearts are always connected, right?
.
.
#Kyuhyun's POV
.
Sungmin menghisap bibirku sambil menangis. Kulepas tautan kami perlahan. Lalu kuusap air mata yang membasahi mata foxy indah itu.
Kumohon jangan menangis..
Kupeluk tubuhnya. Syukurlah tangannya dapat balas memelukku erat. Kuusap kepala dan punggungnya. Berharap agar ia kembali tertidur. Sudah cukup hari ini ia merasakan penyakitnya. Sungmin harus istirahat.
Setelah kurasa Sungmin telah tertidur, kulepaskan pelukan kami, lalu kuselimuti tubuh rapuhnya dengan jaket hangatku. Dan tidak lupa kuselimuti dirinya dengan selimut tebal. Kucium kening, mata dan bibirnya lagi sebelum meninggalkan kamarnya.
.
.
As the snow becomes thicker
You gradually fade away
I can't do anything but embrace you
.
I wish, just one more time
To hear your voice
One more time, just one more time...
Say my name...
.
.
Salju terus turun seperti tak ada akhirnya. Kupandangi salju-salju itu dengan pandangan kosong. Mataku beralih kepada bingkai-bingkai foto yang sengaja kupajang di atas perapian batu bata itu. Bingkai-bingkai foto yang berisikan dua insan bahagia disana. Yah. Itu aku dan Sungmin. Saat itu anniversary ke-8 tahun kami. Lumayan lama kami bersama.
Lalu kuperhatikan bingkai berisikan Sungmin dan diriku yang sedang bernyanyi bersama. Aku bermain piano. Ia bermain gitar. Saat-saat dimana aku masih dapat mendengar suara indahnya itu. Dan satu lagi bingkai dengan wajah Dungmin yang tersenyum dengan manisnya mencuri perhatianku.
Kuambil bingkai itu dan mengambil remote DVD player. Kutekan tombol 'play' dan tampillah video hari anniversary kami. Lebih tepatnya dokumentasi penampilan duet-ku dengan Sungmin.Kudengarkan suaranya. Suara Sungmin-ku di video itu. Seketika air mataku mengalir. Aku menangis. Walaupun suaraku bergetar. Aku terus mencoba untuk bernyanyi seakan aku sedang bernyanyi dengan Sungmin.
.
.
In this gray world
Everything has stopped
Except for the quietly falling snow
.
.
#Normal POV
.
Malam pun berganti pagi. Tetapi salju indah tersebut tidak pernah bosan menghujani bumi. Hal itu membuat Sungmin ingin sekali menyentuh salju itu lagi. Dia mencintai salju. Karena salju mengingatkannya kepada kekasihnya. Kyuhyun. Namja putih yang dingin. Tetapi kadang salju tersebut bisa menjadi kehangatannya.
Sungmin menunjuk ke arah jendelanya saat Kyuhyun memasuki kamar untuk membawakan sarapan paginya.
"Kau sangat menyukai salju ya?"
"…"
"Sungmin?"
"…"
"Ming?!"
Sungmin menolehkan kepalanya saat namanya dipanggil. Ternyata Sungmin sudah hampir mencapai titik dimana ia tidak bisa mendengar.
"S-Sungmin. Kau tidak bisa mendengar?" Tanya Kyuhyun dengan bahasa isyarat seadanya. Sungmin menggeleng. Kyuhyun hampir menjatuhkan nampan yg dibawanya ketika mendengar pengakuan kekasihnya itu. Kyuhyun langsung meletakkan nampan itu di atas paha Sungmin.
"Kau ingin bermain salju? Jja, makanlah sarapanmu," ucap Kyuhyun sambil tersenyum berusaha tegar. Berusaha menahan air matanya yg hampir terjatuh. Sungmin dengan polosnya langsung memakan sarapannya dengan lahap.
.
.
Sungmin berlari dengan lincahnya di antara salju-salju indah itu karena Kyuhyun mengejarnya tanpa lelah. Sesaat Kyuhyun berhasil menangkap Sungmin, dan Sungmin dapat dengan mudah lolos setelah ditangkap oleh Kyuhyun. Setelah lolos dari kejaran Kyuhyun, Sungmin dengan cepat melempar bola salju ke arah Kyuhyun. Sehingga membuat Kyuhyun mulai geram dan mempercepat larinya hingga ...
"Hap! Tertangkap kau, kelinci nakal!" teriak Kyuhyun yang ternyata masih dapat sedikit didengar oleh Sungmin. Sungmin mungkin tidak dapat berbicara. Tetapi ia masih bisa tertawa. Walaupun tidak selantang dulu.
Sungmin berusaha meloloskan diri. Namun karena dirinya banyak bergerak, ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kyuhyun pun ikut terjatuh dengan posisi menindih Sungmin. Wajah keduanya bertemu. Sangat dekat. Sungmin mencium bibir kyuhyun sekilas. Hingga membuat Kyuhyun kaget.
Sungmin mengambil kesempatan emas untuk lolos dari Kyuhyun. Dan dia berhasil. Liciknya. Sungmin berlari menghindari Kyuhyun. Sama sekali tidak ada di ingatan mereka penyakit yang menimpa Sungmin.
Sungmin berniat melempar bola salju ke arah Kyuhyun, saat dirinya mulai kehilangan penglihatannya dan pendengarannya detik itu juga. Tubuhnya melemas. Tubuhnya jatuh begitu saja ke salju putih tersebut.
.
It's dark, I can't see anything…
I can't hear anything…
It's scary…
It's painful…
It's lonely…
While everything in me
Continues to disappear
Your smiling face
Still lingers…
.
#Kyuhyun's POV
.
Aku berdiri dari jatuhku. Dan saat aku berniat mengejarnya lagi, betapa terkejutnya aku saat melihat Sungmin telah terbaring lemas disana. Dengan panik aku berlari menghampirinya.
Kulihat tubuhnya tergeletak disana. Kakiku lemas. Aku jatuh terduduk dengan lutut sebagai tumpuanku. Masih tidak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapanku. Kupeluk tubuhnya erat. Sangat erat. Berharap dirinya masih sadarkan diri.
Aku tidak ingin kehilangan dirinya. Tidak! Ini hanya pingsan. Sungmin-ku hanya pingsan!
"Hey!"
"…"
"Ireona!"
"…"
"Jebal, ireona …"
"…"
"Jebalyo ireona …"
"…"
"Kajima!"
"…"
Air mataku mengalir. Aku terus mengguncang tubuhnya. Aku terus memeluk tubuhnya erat. Sama sekali tidak ingin melepaskannya. Aku terlalu mencintainya. Sungmin-ku sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Denyut nadinya sudah hilang. Nafas beratnya sudah tidak ada. Tidak! Aku mohon. Jangan begini!
.
.
You are becoming cold
Your voice has not come back
We've given up understanding each other
Hear my voice, smile for me once more
I have ran out tears
I cannot melt you...
.
If possible, my voice
Take it all away
And give it to the person dear to me
If I'll be in a world alone
Without you
Just...
Take me away with you
.
.
Kulonggarkan pelukanku. Dan kuteliti wajah ini. Wajah yang sudah 8 tahun lamanya bersamaku. Melewati suka dan duka bersamaku. Wajah yang selalu merona saat aku goda. Wajah yang semakin chubby saat sedang mengunyah. Wajah yang selalu memancarkan senyum terindah di mataku. Wajah yang sekarang penuh dengan air mataku.
"ANDWAEEEEEEEE!"
.
.
Even if I shout, I can't get
You or your voice back
I love you, even that
Cannot be said
Our era
Is about to close
Forever
.
.
Kubaringkan tubuh Sungmin di salju. Kugenggam erat tangannya dan kutautkan jari-jemari kami. Aku membaringkan tubuhku di salju juga. Aku menutup mataku. Berharap salju yang terus turun ini akan menutupi tubuhku dan tubuhnya. Menutupiku hinngga aku mati kedinginan. Agar aku bisa bersama dengannya.
.
To the falling snow
Please don't stop falling
Take me away with him
Everyhing transient, my voice, my life
Erase all of them
Until all is white...
.
.
.
.
.
#Sungmin's POV
I'm not lonely because you're here
You embrace with your warm hands
I can't hear you, but I understand
The hands that you hold me said "I love you"
I do not want to sing a sad song
Hey, I'm begging you, my only wish right now
Is to laugh with you
I want to sing a gentle song
I want to dedicate it to you, a song of parting
In my last moment, I want to tell you…thank you
END
From the Beta Reader Side ...
Annyeong hasaeyo, readerdeul ^^
This is the second story made by Choittiban. Ceritanya full of sadness, jadi pas bagian yang nge-edit nih yang bercucuran air mata, hiks. But anyway, ini karya yang amat full of idea, so please read it with your heart, okay?
Please give her support for this story, and I'll be very thankful for those who read and give review here ^_^
