"Terimakasih, Fang!" Fang memandang aneh anak perempuan di depannya.

"Untuk?"
Anak perempuan berhijab pink itu terlihat bingung. Tapi kemudian ia mengangkat wajahnya.
Dan menatap wajah Fang dengan pandangan serius.

"Karena kau tadi berusaha melindungi aku dan Ying."

"Kapan ? Aku ti-"

"Saat Boboiboy berubah menjadi Boboiboy Api, kau sempat menjadi tameng disaat aku dan Ying ketakutan,"

"-bahkan kau berusaha melindungi kami!"

"Terimakasih, Fang!" ucap Yaya di akhir kalimat dengan penuh semangat.

Perkataannya tadi benar-benar tidak memberikan cela bagi Fang untuk bicara.

"Ah emm, ya, tidak masalah"
Salah tingkah, ya, Fang salah tingkah.

"Kau... memang orang yang baik, Fang.." Yaya
tersenyum manis, sangat manis.

Mendadak detak jantung Fang berpacu dengan cepat.

"Umm, sudah sore, aku pulang dulu ya?" Yaya pun pergi meninggalkan Fang yang memegang dadanya.

'Detak jantungku berpacu sangat cepat? Ke-kenapa? Jangan-jangan aku-'

Dan karena Yaya, Fang berjanji untuk memeriksakan jantungnya ke dokter spesialis jantung esok hari.

.
.
.
.
Apa itu cinta?
.
.
.
ficlet dengan alur cepat untuk Anastasia Destiani :D

.
Disclaimers: Animonsta studio :D
.
.
.
Warning: judul ga nyambung, kiss, OOC, alur kejar tayang/kecepetan, FaYa senior high school..dll
.
.
.
Selamat membaca~
.
.
.
.
.

Fang POV

Aku melihat gadis itu tertunduk, wajahnya yang dibalut hijab pink, membuat wajah bulatnya semakin terlihat manis.

Yaya, ya...

Ah, aku tersenyum lagi.

H-hey! Bagaimana bisa ia dengan semudah itu membuatku tersenyum?
Mengingat aku yang jarang, bahkan hampir tidak pernah melakukannya di hadapan makhluk yang bernyawa.

Dan entah sejak kapan..
Perasaanku telah berubah pada gadis pink ini..

Ya. Bukan hanya sekedar perasaan kepada seorang kawan..

Tapi lebih dari itu...

Dan kini ia berada di depanku, menunduk dengan rona merah di wajahnya.

Dan itu membuat dia telihat... SANGAT MANIS!

Oh tidak, jantungku berdebar-debar lagi.

Yaya POV

"M-mau aku antar pu-pulang?"

Aku mendongkak, tapi kemudian kembali menunduk, entah kenapa aku selalu merasa malu jika berhadapan dengan Fang. Kejadian beberapa tahun lalu yang aku rasa sebagai penyebabnya.
Sedikit tidak masuk akal bukan? Jika aku menyukai Fang?

Atau aku benar-benar menyukainya?

"Ah, aku bisa pulang sendiri, Fang," kulihat wajah Fang berubah muram,

Aku menggigit bibir bawahku dan melanjutkan perkataanku.

Bagaimanapun aku tidak suka menyakiti perasaan orang lain.

"Karena aku mau ke-" aku berfikir keras mencoba mencari-cari alasan, "bukit! Ya, aku mau ke bukit"

Aku tersenyum lega, saat kulihat Fang mengangguk, tapi di luar dugaanku.

"Aku antar!" Fang menarik lenganku, dan memerintahkanku menaiki sepedahnya.

Ah, percuma saja aku mencari-cari alasan tadi.

POV End

O-o-O

Di bukit dengan hamparan rumput yang menghijau itu, Yaya dan Fang tengah menatap matahari yang mulai terbenam.

Yaya melihat wajah Fang yang terlihat bersinar tertimpa cahaya senja, pemuda itu tersenyum.

Sebuah senyum yang hampir tidak pernah ditunjukan kepada siapapun.
Ya, pemuda yang selama tujuh tahun telah menjabat sebagai sahabatnya itu, kini tengah menunjukan senyum termanis kepadanya.
Senyum yang membuatnya terdiam beberapa detik.

Kenapa ia baru menyadarinya?
'Aku menyukainya..'

Ya. Tatapan hangat itu ada-yang tanpa Yaya sadari-tersembunyi di balik kacamata nila Fang selama ini, sama seperti perasaan Fang, yang tertelan oleh sifat arogannya.

Fang yang merasa dipandangi hanya tertawa, pandangan matanya berubah melembut pada gadis berhijab di hadapannya ini.

"Kau tau, kalau kau memandangiku terus kau bisa terpesona, lalu jatuh cinta ke padaku."

"Percaya diri sekali."

"Benarkah? Coba katakan kalau kau tidak terpesona padaku tadi?"

"Eh itu.. Aku.. tidak.."

"Angkat kepalamu,"

Yaya mendongkak,
"Eh?" lalu membelalakan matanya, saat Fang mencium sudut bibirnya.

Wajah gadis itu memerah.

Dan ya, jantungnya berdegup tidak karuan sekarang.

Fang tersenyum, Yaya tidak memukulnya, padahal ia sudah bersiap untuk menelpon pihak asuransi untuk mengurus pembiayaannya jikalau ia masuk rumah sakit karena menerima pukulan mematikan dari Yaya.

"Fa-Fang" Yaya terlihat gugup.

Fang merenggangkan jarak wajahnya dari wajah Yaya beberapa centi.

"Ternyata dugaanku benar, kau juga mencintaiku, sama seperti aku yang mencintaimu"

Fang tersenyum, melihat Yaya yang mengangguk berlahan.

Dengan pasti Fang kembali mendekatkan wajahnya.

"Fa-Fang, Stop"

Fang menghentikan pergerakannya.

Yaya melihat kekiri dan kekanan.

"I-itu!" Yaya menunjuk reader. Fang tertawa kecil.

"PELINDUNG BAYANG!"

Jika kau tanya apa itu cinta kepadaku?
Maka akan aku jawab cinta itu Yaya.
Karena bagiku cinta itu ada setiap aku melihat Yaya..
Jadi, ya.. Cinta itu Yaya..

Konyol? Terserah!

Sudah sana jangan ganggu kami!

THE END

.

.

.

.
Review?