Assassination Classroom (c) Matsui Yuusei

by BakaFujo (id: 4920443)

.

.

.


Pesan di ponselnya menumpuk. Ia sudah membuka dan membalasnya satu per satu—berterima kasih kepada seluruh teman-temannya karena tidak melupakan hari ulang tahunnya. Isogai tersenyum sendiri, apalagi teringat mantan musuhnya, Asano, ikut mengiriminya pesan meski hanya satu baris.

'Selamat ulang tahun!'

Begitu katanya. Ya sudahlah. Toh, ketua osis itu sudah berusaha untuk menelan gengsi dan egonya bulat-bulat. Isogai harus mengapresiasinya dengan membalas seriang mungkin.

Tapi ada satu yang tidak mengucapkan selamat kepadanya. Tidak, bukan tidak ingin mengucapkan. Mungkin lebih tepatnya tidak dapat mengucapkan. Isogai menghela napas. Kakinya melangkah, membawanya ke perbukitan belakang SMP-nya dulu.

Lapangan kelas 3-E.

Tempat pertama kali ia bertemu dengan gurunya. Tempat pertama kali ia melihat sekelibat bayangan kuning yang tiba-tiba datang dan menghilang, lalu mendadak ada di depan mata mereka, berdiri dengan senyuman aneh dan tentakel-tentakel yang menjulur.

Ini juga tempat terakhir kalinya ia melihat sosok tersebut. Yang ia pegangi tentakelnya dengan sekuat tenaga, meski dengan tangan begetar. Selama satu tahun penuh bersama, itu ada kali pertama dan kali terakhir Isogai dapat menyentuh tentakel kebanggaan gurunya.

Isogai masih ingat hari itu. Gelapnya malam karena bulan hanya timbul seperempatnya, mendadak menjadi cerah karena bulir-bulir Korosensei yang menguap. Kuning keemasan, berpendar di gelap gulita seperti seekor kunang-kunang. Ia masih mengingatnya seperti hari kemarin. Isogai menangis, bersama teman seperjuangannya yang merasa tidak rela untuk ditinggalkan lektor tercinta.

Tapi kali ini Isogai sanggup untuk tersenyum. Angin berhembus pelan, dan cakrawala mulai membuka jalur untuk sang mentari. Padahal perkiraan cuaca hari ini akan mendung. Isogai mendongak, lalu tertawa kecil. Pada awan-awan yang bergumul membentuk wajah bulat sempurna, mirip gurunya.

Sambil terus menatap langit, Isogai mengangguk dan berbisik, "Terima kasih."

Tidak butuh ucapan. Karena ia yakin, cuaca cerah hari ini adalah hadiah Korosensei dari surga, hanya untuk dirinya.


END

.

.

.

A/N:
HAPPY BESDAY ISOGAAAAIIIII. Sumpah telat bats aing ngucapinnya. Yasud. Yang penting ngucapin lahya :))))