Baekhyun menatap tajam pada seorang bocah berusia 8 tahun yang balik menatapnya dengan tatapan (sok) terluka miliknya, wajahnya kian memerah karena menangis kencang seolah dia adalah korban kekerasan, menurut Baekhyun merupakan sebuah musibah karena memiliki adik kandung seperti Haechan yang memiliki wajah polos bak malaikat kecil padahal otaknya sudah dipenuhi rencana licik agar Baekhyun selalu dimarahi oleh Ibu mereka.

'Dasar bocah setan' umpatnya kasar yang tentu hanya berani diucapkannya dalam hati jika tidak ingin jari-jari lentik milik Ibunya mendarat manis dikupingnya

"Baekhyun! Adikmu itukan masih kecil, mengalahlah sedikit tidak akan rugi, kenapa justru memukulnya, kau sungguh keterlaluan!" Bentak Heechul yang menganggap sikap Baekhyun sangat berlebihan pada adiknya

"Bu! sudah kubilang aku tidak memukul Haechan!" Baekhyun tanpa sadar berteriak kepada Ibunya

"Kau sudah berani berteriak pada Ibu?" Heechul semakin kesal pada anak sulungnya yang mulai berani melawannya

"Apapun yang kukatakan Ibu tak akan percaya padakukan? Bela saja terus dia, Ibu memang pilih kasih!" Mata Baekhyun memerah karena menahan tangis

"Kau! jangan dekati aku lagi! menjauh dariku!" setelah mengatakan kalimat tersebut pada Haechan, Baekhyun berlalu dan mengunci kamarnya, mengubur dirinya dalam selimut, dipasangnya Headset dan menyalakan lagu dari idolanya lalu menangis, melampiaskan kekesalannya.

Kini tiga orang keluarga Byun berkumpul di meja makan untuk makan malam, Hankyung yang merupakan kepala keluarga menatap sibungsu yang kini balas menatap sang Ayah bingung

"Hhhhh! Haechanie, apa yang kau lakukan sampai kakakmu tidak mau keluar dari kamarnya?" tanya Hankyung pada sibungsu karena sudah tau kelakuan sikecil yang kerap kali bertengkar dengang kakaknya

"Haechanie tidak melakukan apapun yah, kak Baekhyun yang tadi memukul Chanie" bela Haechan

"Kakakmu tidak akan memukulmu jika kau tidak menganggunya" tanya sang kepala keluarga menatap Haechan dengan pandangan menyelidik

"Sudahlah.. memang dasar Baekkie saja yang terlalu sensitif, Haechanie masih kecil dia belum mengerti apapun" bela sang Ibu

"Sayang, jangan terlalu memanjakan Haechan, meskipun dia masih kecil sangat tidak adil jika kau terus membelanya, nanti dia jadi terbiasa" Hankyung mencoba memberi pengertian pada istrinya yang memiliki sifat tidak jauh dari sisulung yang sensitif

"Kau juga sebagai adik jangan selalu mengganggunya, kakakmu pasti lelah disekolah, biarkan dia. Sekarang Ayah tanya benar tadi kak Baekkie memukulmu atau tidak?" selidik Hankyung

"Benar kok Yah!" jawab Haechan lancar

"Benarkah?" Hankyung masih belum yakin dengan jawaban si kecil Haechan, melihat tatapan menyelidik dari Ayahnya yang bisa jadi sangat menakutkan membuat Haechan menangis

"Huweeeee hiks Ayah maafkan Haechanie.. Hiks Kak Baekkie tidak memukul Haechan, tadi Haechan cuma mau main tapi kak Baekkie tidak mau hiks" mendengar jawaban si bungsu Hankyung hanya bisa menghela nafas, Haeechul yang juga mendengar jawaban Haechan kini menatap kesal pada Haechan

"Jadi kau berbohong?!" Tanya Haechul tajam

"Hiks Maafkah Haechanie" Haechan menunduk takut melihat Ibunya yang memberi tatapan marah padanya

"Kenapa meminta maaf pada Ibu dan Ayah? minta maaflah pada kak Baekkie" ucap Hankyung

"Ta-tapi nanti kak Baekkie memarahi Haechan" cicit Haechan

"Itu risikonya sudah membuat Kak Baekkie marah, sana ajak Kak Baekkie makan, memangnya Haechan mau jika Kak Baekkie sampai sakit karena tidak makan malam?" tanya Hankyung

"Tidak mau!" gelengnya keras, setelah itu Haechan segera berlari menuju kamar Baekhyun yang masih tertutup rapat, dengan pelan di ketuknya pintu kamar berwarna putih dengan hiasan puppy lucu dipintunya

"Ka-kak Baekkie, ayo makan" cicit Haechan

"Pergi sana!" Teriak Baekhyun

"Hiks Maafkan Haechanie, Kak Baekhyun nanti sakit, Haechanie tidak mau" Tak lama pintu bercat putih tersebut lalu terbuka dan menampilkan sosok mungil Baekhyun dengan wajah sembab, lalu berjalan melewati Haechan menuju ruang makan, rasa kesalnya pada adik kecilnya sudah tidak bisa ditahan lagi, sekali-kali adik nakalnya itu harus diberi pelajaran.

Selama tiga hari Baekhyun sama sekali tidak mau berbicara pada Haechan, dia memang masih mau membuatkan Haechan susu cokelat sebelum tidur tapi dia hanya akan diam, Haechan yang merasa bersalahpun merasa sedih karena kakaknya tidak mau bicara padanya, dia lalu masuk kekamar Baekhyun, dilihatnya sang kakak sedang asik membaca komik sambil duduk diranjangnya, perlahan didekatinya sang kakak, Baekhyun yang menyadari kehadiran Haechan tidak terlalu memperdulikannya

'Mau apalagi setan kecil ini?" pikirnya dalam hati

"Kak Baekkie apakah sibuk? temani Haechan belajar ya.." ucap Haechan pelan

"sibuk!" ketus Baekhyun

"Kak Baekkie masih marah pada Haechanie?"

"Menurutmu?"

"Huweee Kak Baekkie maafkan Chanie,... Haechanie janji tidak akan nakal lagi" melihat adiknya yang terisak seperti itu Baekhyun jadi tidak tega

'lagi pula mungkin nanti Haechan tidak akan nakal lagi' pikirnya

"Memangnya mau belajar apa?" ucapnya masih sedikit ketus, mendengar pertanyaan Baekhyun, senyuman sumringah segera menghiasi pipi gembil Haechan, dengan cepat dia segera berlari menuju kamarnya untuk mengambil buku pelajarannya, Baekhyun yang melihat tingakah adiknya hanya menggeleng pelan.

Selama beberapa hari ini rasanya hidup Baekhyun menjadi sangat tenang dan Baekhyun menyukainya, itu disebabkan Haechan yang tidak terlalu mengganggunya, mungkin masih takut jika Baekhyun kembali marah padanya, kini Baekhyun mengayuh sepedanya, sepulang sekolah Baekhyun berencana untuk segera menyelesaikan membaca komiknya yang belum tuntas, dengan semangat si manis itu segera menyimpan sepedanya dengan aman, dia lalu berlari masuk kekamarnya setelah sebelumya mengucap salam pada sang Ibu yang sibuk membuat cake di dapur untuk cemilan, namun langkahnya melambat ketika dilihatnya pintu kamarnya sedikit terbuka dan ada suara bocah terdengar pelan, perasaannya mendadak tidak nyaman

'Apa setan kecil itu berulah lagi?' pikirnya dalam hati, dibukanya pelan pintu kamarnya dan terlihatlah tiga bocah yang salah satunya adalah adiknya dan dua orang lainya adalah anak tetangganya bernama Nana dan Injun yang kerap datang kerumahnya untuk bermain dengan Haechan, keadaan kasurnya kini bak kapal pecah dengan selimut dan bantal yang berhamburan di lantai, ranjangnya juga kusut dan tak beraturan, lalu yang paling parah adalah keadaan komik kesayanganya yang belum tuntas ia baca dalam keadaan mengenaskan penuh coretan dan sobek disana-sini dan beberapa lembarnya sudah berbentuk kapal, emosi Baekhyun seketika naik kepermukaan, sedangkan adik dan kedua temannya menatapnya dengan polos

1

2

3

"HAECHAAAAAAAN!" mendengar teriakan si sulung, Haechul yang sedang membuka bungkus tepung terigu sontak terkejut yang menyebabkan bungkus dari tepung tersebut sobek dan tepungnya berhamburan dilantai.

Sungguh malang hidupnya memiliki dua anak super menggemaskan tapi yang satu nakalnya bukan main sedang satunya pemarah.

END_

Hi~~~

aku balik lagi, ff ini sebenarnya terinspirasi dari kehidupanku sehari-hari sm adekku yang nakalnya gk ketulungan hhhh

#stopcurhat

oh y aku mau ngucapin makasih bgt atas kritik dan sarannya d ff aku sebelumnya hehe

kkk ok happy reading guys!

Orange