"Kau dimana?"

Ini sudah ke 3 kalinya dalam sehari taehyung menanyakan dimana keberadaan jungkook.

"Ck, kau sudah menanyakannya 1 jam yang lalu padaku dan ini untuk yang ke 3 kalinya astaga taehyungie kau benar benar menyebalkan, Saat ini aku sedang bekerja dan jangan ganggu aku tae"

kesal memang tapi entah mengapa jungkook tidak bisa marah pada taehyung bahkan ketika taehyung menjahilinya dengan sesuatu yang membuat jungkook ketakutan setengah mati.

Taehyung dan Jungkook bersahabat sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, berawal dari saling membenci maklum saja taehyung memang memiliki sifat yang sangat usil dan jungkook adalah objek pribadi keusilan taehyung. Jungkook tidak pernah kesal sedikitpun dengan kelakuan taehyung bahkan pernah suatu hari taehyung dengan sengaja memasukkan anak kucing kedalam tas milik jungkook sedangkan jungkook sangat takut dengan kucing, karena kejadian itu jungkook di keluarkan dari kelas karena di anggap berisik dan mengganggu jalannya pelajaran dan sekali lagi jungkook tidak bisa marah pada taehyung.

"Ish galak sekali ahjumma ini, aku kan hanya bertanya dan kau hanya tinggal menjawab tidak perlu marah marah seperti itu."

"Apa? Ahjumma kau bilang? Mati saja sana KIM TAEHYUNG!" Jungkook langsung membekap mulutnya karena malu beteriak di tempat kerja sedangkan tehyung secara reflek menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar teriakan jungkook.

"Aish telingaku." Taehyung mengusap usap telinganya yang berdenging akibat teriakan jungkook "hari ini aku pulang lebih cepat, kau pulang denganku saja bagaimana?"

"Hoseok oppa menjemputku hari ini, jadi kau pulang saja sendiri. Lagi pula jarak kantor kita berjauhan aku tidak mau menunggumu."

Hari ini memang jungkook sudah janji lebih dulu dengan kekasihnya Hoseok. Kekasihnya sangat sibuk karena urusan pekerjaan di kantornya jadi ketika kekasihnya mengatakan akan menjemputnya jungkook dengan senang hati mengiyakan apalagi kekasihnya juga mengajak jungkook makan malam bersama.

"Masih saja percaya dengan janji hoseok oppa mu itu? Lihat saja nanti dia yang membuat janji dia juga yang akan membatalkannya". Taehyung sangat hapal dengan kelakuan kekasih sahabatnya karena sudah sering kali terjadi kekasih jungkook akan membatalkan janjinya dengan alasan pekerjaan yang masih menumpuk kemudian taehyung lah yang akan menjadi supir untuk menjemput jungkook bahkan taehyung juga yang akan menjadi objek kekesalan jungkook.

"Ani, hoseok oppa tidak akan membatalkan janjinya kali ini. Sudah ah aku sedang bekerja sekali lagi kau menelpon awas saja akan aku adukan pada omonim".

"Ya ya terserah kau saja awas saja menelponku untuk menjemputmu karena hoseok tidak bisa datang menjemputmu. Sungguh aku benar benar tidak akan datang." Kemudian taehyung langsung mematikan sambungan telponnya.

...

"Kenapa jadi dia yang kesal? Harusnya kan aku" Jungkook menggerutu karena kelakuan taehyung yang mematikan sambungan telpon secara sepihak. "Sudahlah aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku karena sebentar lagi waktunya pulang, setidaknya aku harus merapikan penampilanku dulu sebelum bertemu dengan hoseok oppa". Jungkook dengan serius mengerjakan kembali pekerjaannya karena 1 jam lagi jam pulang kantor akan tiba.

Tepat 15 menit sebelum jam kantor berakhir jungkook sudah menyelesaikan pekerjaannya, langsung saja ia pergi ke toilet untuk merapikan penampilannya. Ia ingin terlihat cantik di depan kekasih yang sudah 2 tahun ini menjalin hubungan dengannya. Sebenarnya jungkook sudah sangat ingin menikah karena umurnya sudah memasuki usia 24 namun sepertinya kekasihnya masih belum menyinggung urusan pernikahan sama sekali pada jungkook sedangkan orang tua jungkook sudah sering menanyakan kapan hoseok akan segera menikahinya.

"Eonni kau akan pergi ke suatu tempat kah?" Tanya jihoon pada jungkook yang sedang mengoleskan blush on di pipinya

"Nde, aku akan pergi kencan dengan kekasihku." Jungkook tersenyum puas dengan hasil make up nya

"Dengan taehyung oppa?" Sungguh jungkook akan memukul siapapun yang mengatakan kalau taehyung itu kekasihnya tetapi beda hal dengan jihoon, sosok gadis imut di sampingnya. Jungkook tidak tega membuat jinyoung si gadis polos terluka.

"Aniya, taehyung itu bukan kekasihku jihoonie." Jungkook masih sabar menjelaskan pada jihoon

"Jinjja? Aku kira selama ini kalian berpacaran. Eonni terlihat cocok dengan taehyung oppa, kenapa tidak berpacaran saja toh taehyung oppa sangat tampan ya walaupun lebih tampan jin..." belum sempat menyelesaikan perkataannya jungkook sudah membekap mulut jihoon.

"Jihoonie aku tidak berpacaran dengan taehyung jadi jangan mengatakan hal hal aneh seperti tadi, okay?" Jihoon membalas perkataan jungkook dengan anggukan karena mulutnya masih di bekap oleh jungkook. "Aku harus segera pergi, sepertinya jam kerja sudah berakhir. Bye jihoonie sampaikan salamku pada jinyoung ne". Jungkook kemudian mengambil tas tangannya dan langsung meninggalkan jihoon di toilet.

Sudah 15 menit jungkook menunggu hoseok di lobby kantornya namun yang di tunggu belum juga menampilkan batang hidungnya bahkan sulit dihubungi ponselnya.

Aish oppa kemana sih? Kenapa sulit di hubungi ponselnya

Jungkook berkali kali mencoba menghubungi ponsel hoseok namun tidak di angkat.

Aku tunggu 10 menit lagi sampai tidak bisa di hubungi juga aku pulang.

"Loh eonni kau masih disini? Aku kira kau sudah pulang". Jihoon menghampiri jungkook yang masih mencoba menghubungi hoseok.

"Kekasihku belum datang sepertinya masih di jalan, telpon ku juga tidak di angkat olehnya". Jungkook mulai menyerah menghubungi hoseok.

"Aku ingin menemanimu tapi jinyoung sudah menjemputku". Jihoon menunjuk keberadaan jinyoung yang menunggunya.

"Kau pulanglah aku akan menunggu kekasihku 10 menit lagi kalau sampai dia tidak datang juga aku akan pulang".

"Apa tidak ap..". Lagi lagi jungkook mengunci bibir jihoon

"Sudah pulang sana kasihan jinyoung sudah menunggumu dari tadi". Jungkook mendorong jihoon pelan kemudian tersenyum.

"Baiklah, hati hati eonni aku pulang duluan. Bye". Jihoon melambaikan tangannya pada jungkook kemudian ia berlari kecil menuju kekasihnya, jinyoung.

Jihoon pergi dengan jinyoung kekasihnya namun saat di persimpangan jalan ia melihat sosok taehyung sedang duduk di bagian kap mobil seperti sedang menunggu seseorang karena perhatian taehyung hanya tertuju pada arah kantornya. Jihoon tersenyum dan dapat menebak orang yang sedang taehyung tunggu.

...

"Hallo"

"Oppa, kau dimana? Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu selama hampir satu jam". Setelah berkali kali mencoba menelpon hoseok akhirnya sang kekasih mengangkat telpon darinya.

"Mianhae sayang, pekerjaanku sangat banyak bahkan untuk mengangkat telpon darimu saja aku tidak bisa".

"Jadi batal lagi? Kenapa tidak mengabariku sejak tadi. Aku sudah menunggumu selama satu jam". Jungkook menahan kekesalannya. Tahu akan seperti ini lebih baik ia pulang dengan taehyung.

"Bagaimana kalau besok? Aku janji tidak akan batal lagi"

"Ya terserah kau saja oppa". Saking kesalnya jungkook mematikan ponselnya secara sepihak sama seperti yang di lakukan taehyung tadi padanya.

Omong omong tentang taehyung, jungkook jadi tidak enak hati pada sahabatnya karena lebih percaya pada hoseok dan menolak ajakan pulang bersama sahabatnya. Jungkook ingin menangis rasanya bukan karena hoseok tetapi dia kesal dengan dirinya sendiri yang untuk ke sekian kalinya percaya dengan janji manis hoseok.

Tangannya dengan cepat mancari kontak taehyung, ia ingin meminta maaf dan meminta taehyung menjemputnya ya walaupun seperti tidak tahu diri dan tidak tahu malu setidaknya jungkook merasa tidak apa apa toh taehyung adalah sahabatnya. saat akan menekan tombol call, jungkook mengurungkan niatnya dia berpikir kembali apa sebaiknya ia menghubungi taehyung atau tidak karena sebelumnya taehyung mengatakan tidak akan mau menjemputnya walaupun dengan alasan apapun.

Setelah menimbang nimbang apakah ia akan menelpon taehyung atau tidak jungkook dengan muka temboknya nekat menghubungi taehyung, bagaimanapun jungkook hapal sifat taehyung yang tidak akan tega pada dirinya. Sambungan pertama tidak berhasil karena taehyung tidak mengangkat telponnya kemudian jungkook kembali lagi mencoba menghubungi taehyung.

"Hallo"

"Taehyungieeeee". Jurus yang paling utama dari jungkook adalah merengek pada taehyung.

"Hmm.. wae?"

"Kau dimana? Apa sudah sampai rumah?" Jungkook membuat suaranya seimut mungkin.

"Kenapa?"

Jungkook mulai kesal karena taehyung hanya merespon pertanyaann dirinya dengan sangat singkat.

"Hoseok oppa, dia membatalkan janjinya lagi padahal aku sudah menunggunya selama satu jam di lobby kantorku"

"Lalu?"

Lagi lagi taehyung hanya membalas dengan seadanya, jungkook mengepalkan sebelah tangannya menahan kesal kemudian ia mengelus dadanya agarnya dirinya sabar menghadapi taehyung. Bagaimanapun ini salahnya jadi ia harus terima kalau taehyung cuek padanya.

"Jemput aku. Hkkss..."

"Bukankah sudah ku katakan untuk tidak mempercayai si hoseok itu, kau pulanglah sendiri aku lelah kalau harus kembali lagi menjemputmu."

"Nde..." hanya itu yang di ucapkan jungkook sebelum menutup sambungan telpon pada taehyung. Jungkook sebenarnya kesal hanya saja dia cukup tahu diri kalau dia salah dan wajar saja kalu taehyung sampai kesal pada dirinya.

Jungkook memasukkan ponselnya ke dalam tas kemudian ia berjalan meninggalkan lobby kantor dengan lesu, sesekali jungkook mengusapkan kedua tangannya untuk memberi kehangatan maklum saja karena hari ini cuaca di seoul cukup dingin dan sialnya jungkook meninggalkan coat nya di ruangan kerjanya.

Jungkook berjalan dengan kepala menunduk dan tidak melihat ke arah sekitar, rasanya ia ingin cepat sampai rumah kemudian tidur. Untungnya besok weekend setidaknya ia bisa berhibernasi keesokan harinya.

"Dasar bodoh sudah tahu seoul akan memasuki musim dingin dan kau tidak menggunakan pakaian hangatmu, kau mau mati kedinginan hah?" Jungkook menghentikan langkahnya kemudian ia berbalik badan untuk memastikan suara siapa yang ia dengar dan sangat ia hapal

"Taehyung". Jungkook sangat terkejut bagaimana bisa taehyung tiba tiba muncul di belakangnya sedangkan yang ia tahu lelaki itu sudah pulang. Jungkook tidak bisa menyembunyikan senyumnya dan memamerkan gigi kelinci yang ia miliki, membuat dirinya menjadi bertambah manis.

"Wae? Tidak perlu tersenyum seperti itu, aku masih kesal padamu". Taehyung melemparkan coat yang ia gunakan ke arah jungkook "cepat pakai itu aku tidak ingin kau mati kedinginan".

Jungkook dengan sigap menerima lemparan coat dari taehyung kemudian ia memakainya dengan senang hati, walaupun kebesaran di tubuh jungkook hanya saja apapun yang di pakai oleh dirinya akan terlihat cocok.

"Cepat naik ke mobil aku antar kau pulang". Taehyung melewati jungkook yang sedang menggunakan coat milik taehyung. Jangan tanya seberapa bahagianya jungkook karena taehyung yang ternyata masih menunggunya dan masih mau mengantarnya pulang. Selalu seperti ini taehyung akan menjadi orang yang kedua karena tentu saja yang pertama adalah ayah jungkook yang akan selalu ada dimanapun jungkook membutuhkan pertolongan.

"Bagaimana bisa kau tiba tiba muncul seperti tadi? Apa kau menungguku?" Jungkook langsung bertanya pada taehyung ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

"Karena aku tahu pasti kejadian seperti ini akan terjadi". Taehyung menyalakan mobilnya kemudian ia melirik pada jungkook "ck, aku sudah sering mengatakan untuk menggunakan seat belt saat di mobil kenapa sulit sekali sih kau ini". Reflek taehyung mendekatkan tubuhnya pada jungkook untuk merai seat belt di sebelah kanan tubuh jungkook.

"Kan ada dirimu, jadi kau saja yang memakaikannya untukku". Jungkook tertawa melihat ekspresi taehyung yang sangat kesal padanya.

"Kalau bukan denganku kemungkinan besar kau tidak memakainya kan? Seat belt itu penting bodoh kalau terjadi kecelakaan setidaknya tubuhmu tidak akan terlempar ke arah dep..." jungkook mencubit bibir taehyung karena malas mendengarkan nasehat yang diberikan olehnya.

"Cepat jalan aku lapar tae, dan aku tidak ingin makan di luar aku ingin makan masakan eomma. Jadi cepat jalan".

Taehyung hanya bisa mengangguk karena bibirnya di kunci oleh jungkook, setelah jungkook melepaskan cubitannya pada bibir milik taehyung, taehyung segera melajukan mobilnya.

...

Mereka sebentar lagi sampai di kediaman jungkook, hanya tinggal melewati beberapa pertokoan yang selalu ramai di malam hari. Mata jungkook melihat lihat ke arah pertokoan karena sebentar lagi hari natal, ia ingin membeli sesuatu juga untuk dirumahnya. Saat matanya mengarah ke toko yang letaknya di paling ujung ia membulatkan matanya kemudian memperjelas apa yang di lihat nya karena ia takut salah dengan apa yang ia lihat, namun semakin di perjelas ia semakin mendapatkan hal yang benar benar pahit.

Di toko ujung sana ia melihat hoseok, kekasihnya yang sudah 2 tahun ini menjalin kasih dengannya terlihat bahagia berjalan dengan seorang wanita yang amat sangat ia kenal, ya wanita itu adalah sahabat jungkook sendiri, seulgi.

"Brengsek". Jungkook menggeram marah, tangannya mengepal tanda ia menahan rasa marahnya.

"Siapa?". Taehyung menolehkan kepalanya ke arah jungkook, kemudian ia mengikuti arah pandang sahabatnya dan ia tidak terkejut dengan apa yang juga di lihatnya sekarang, karena beberapa kali ia tidak sengaja melihat hoseok dan seulgi pergi berdua dan terkadang saling merangkul tetapi tidak ada jungkook di antara mereka.

Sialnya bagi jungkook karena besok hari sabtu jadi jalanan menuju kerumahnya agak ramai dengan orang orang yang ingin membeli perlengkapan rumah atau hanya sekedar makan saja, jalanan menjadi agak macet sehingga mobil taehyung hanya bergerak secara perlahan.

"Aku sudah sering melihat mereka seperti itu". Ucapan taehyung sukses mengalihkan atensi jungkook dari hoseok dan seulgi. "Maka dari itu aku sering sekali mengatakan hoseok oppamu itu brengsek".

"Ya dia memang brengsek". Ucap jungkook pelan, sungguh ia ingin menangis rasanya. Kenapa hari ini ia sangat sial, pertama ia sudah menunggu hoseok selama satu jam dan ternyata hoseok membatalkannya karena urusan pekerjaan yang faktanya adalah ia pergi berasama wanita lain, dan yang kedua wanita lain yang dimaksud adalah sahabatnya sendiri.

"Kau menangisi dia?" Jungkook hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku menangis karena kesal, bagaimana mungkin mereka setega itu padaku". Jungkook menghapus air matanya dengan coat milik taehyung.

"Ya! Jangan menghapus air mata dan ingusmu dengan coatku".

"Tidak peduli". Jungkook masih saja menggunakan coat milik taehyung untuk menghapus air mata dan ingusnya.

...

Mobil taehyung berhenti tepat di depan rumah jungkook.

"Sudah sampai, kamu masuklah sana dan jangan lupa makan". Taehyung melepaskan seatbelt di tubuh jungkook, kemudian tangannya mendorong tubuh jungkook pelan.

"Tae, aku harus mengatakan apa pada ayah dan ibu? Kau kan tahu ayah dan ibu sudah menyuruhku cepat cepat menikah, tetapi bagaimana mau menikah kalau hoseok saja kelakuannya sungguh sangat brengsek".

"Menikah denganku saja kook, bagaimana?" Jungkook tertawa mendengar penuturan taehyung, ia bahkan melupakan rasa sedih dan kesalnya terhadap hoseok dan seulgi.

"Apa? Hahaha kau bercanda tae?" Jungkook sebisa mungkin menghentikan tawanya.

"Tidak aku tidak bercanda, kenapa memangnya? Toh kita sudah saling mengenal, aku mengenal dirimu dan kau sebaliknya".

Jungkook mencari kebohongan di mata taehyung tetapi ia tidak menemuman kebohongan disana, tetapi ia sudah hapal dengan taehyung pasti ia hanya bercanda.

"Kau serius tae?"

Taehyung hanya mengangguk

"Kalau begitu datanglah menemui kedua orang tua ku untuk membicarakan hal ini". Jungkook menantang taehyung untuk menemui keluarganya.

"Tentu saja aku akan kerumahmu dengan keluargaku".

"Hmm.. ku tunggu, yasudah aku masuk tae terimakasih karena sudah mau mengantarku". Jungkook kemudian turun dari mobil taehyung dan berjalan masuk ke dalam rumah tidak lupa ia melambaikan tangannya pada taehyung.

...

Taehyung tidak langsung pulang kerumahnya ia masih berada di depan rumah jungkook.

Aku akan segera melamarmu kook, tunggu saja

Setelah itu baru lah ia menjalankan mobilnya menuju rumah.

Tbc...