Kon'nichiwa,Minna-san~ Ini ff pertamaku jadi mohon maaf apabila banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya. Awalnya,aku malu untuk publish ff ini tapi karena dukungan dari teman-teman dan salah satu ff yang setelah membacanya membuatku semangat untuk publish disini. Ya sudah,langsung saja ke ceritanya,hhe~

.

.

.

Title : Liebesdreieck der Alpen

Disclaimer : God, Their Parents, and Hey! Say! JUMP of Johnny's Entertainment.

Rate : T+ (Kata-katanya agak melenceng soalnya,hhe)

Pairing : .Y

Summary : Yurina Matsuda telah menjalin hubungan dengan Yuto Nakajima,meski telah dicampakkan Ryosuke Yamada tetap mengharapkan cinta dari gadis itu. Apakah reaksi Yurina akan sikap Ryosuke? Apakah ia akan luluh untuk yang kedua kalinya? Atau tetap mempertahankan cintanya dengan Yuto?

Warning : Not recommended to Ryosuke Yamada die-hard fans,RPF (Real Person Fanfic),OC,OOC,Miss-typo,alur ga jelas,dan segala kekurangan lainnya.

.

.

.

Don't Like,Don't Read!
Not Received any Flame!

Thank You!

.

.

.

Chapter 1

.

Innsbruck,Tyrol,Austria.

.

Yurina merapatkan jaket tebalnya sambil menggosok-gosokkan tangannya yang dingin disebuah bangku yang terletak di area halaman belakang sebuah bangunan besar bergaya Victoria dikaki pegunungan Alpen yang kini tengah diselimuti salju. Ketika ia tengah sibuk menikmati pemandangan yang tersuguh didepan matanya,tiba-tiba seseorang datang dan duduk disampingnya. "Sedang apa kau disini? Bukankah di dalam penginapan jauh lebih hangat?"tanya Ryosuke,orang yang kini duduk disampingnya. "Bosan."keluh Yurina sambil memainkan tumpukan salju dibawah kakinya. "Ini minumlah coklat panas ini,mungkin bisa sedikit menghangatkan tubuhmu."Ryosuke menyondorkan cangkir berisi minuman coklat panas yang ia bawa dari penginapan kepada Yurina. "Aaa,terima kasih."Yurina mengambil cangkir yang disondorkan Ryosuke sebelumnya lalu meminumnya sedikit. Entah kenapa,saat ini ia merasa bahwa Ryosuke begitu khawatir padanya, padahal ia sudah berstatus sebagai kekasih Yuto,sahabat Ryosuke. Memang apabila Ryosuke khawatir padanya itu wajar,tapi sejujurnya yang ia pikirkan kenapa Ryosuke begitu baik padanya, padahal ia pernah menolak cinta dari pemuda itu,meski pernah ia menerimanya tapi pada akhirnya pemuda itu ia campakkan dengan cara berselingkuh dengan Daiki,sampai akhirnya ia memilih menjalin hubungan dengan Yuto yang jelas-jelas sahabat pemuda itu. Tak sanggup ia bayangkan seberapa sakitnya hati Ryosuke ia perlakukan begitu,meski tujuannya baik,yaitu hanya ingin pemuda itu melupakannya karena ia tidak mau menyakiti hati Ryosuke lebih dalam lagi sebab ia terlanjur mencintai Yuto,bukan pemuda itu.

"Apa sudah merasa cukup hangat sekarang?"tanya Ryosuke,menginterupsi pemikiran Yurina yang telah melayang terlampau jauh dari tempat asalnya. "Sedikit."jawab Yurina dengan senyum yang agak dipaksakan. "Tanganmu dingin sekali,ku bantu menghangatkannya ya?"Ryosuke menggenggam kedua tangan Yurina dengan lembut,menangkupkannya dileher atau wajahnya yang menurutnya cukup hangat untuk menghangatkan tangan gadis itu yang terasa sedingin es. "Su-sudahlah,Ryosuke-kun... Tidak usah repot-repot,aku mau kembali ke penginapan kok."Yurina menarik kedua tangannya lalu beranjak pergi dengan membawa cangkir minumannya. Sedangkan Ryosuke hanya termangu dalam diam,sambil memegang kedua pipinya. "Andai kau tahu,bahwa aku begitu merindukanmu seperti saat kita masih bersama..."gumam Ryosuke sendu sambil menatap bayangan punggung Yurina yang semakin menghilang dari jangkauan pandangannya.

(*v*)

"Yuu-chan,kenapa wajahmu tampak lesu begitu? Kau sakit?"tanya Yuto sambil menempelkan punggung tangannya dikening Yurina. "Tidak,Yuto-kun. Mungkin hanya karena faktor suhu disini yang kelewat dingin. Hehehe..."ucap Yurina dengan senyum yang agak dipaksakan. "Oh,syukurlah kalau begitu,ku pikir tadinya kau sakit. Kalau kau kedinginan,aku bisa menghangatkanmu..."Yuto menyeringai nakal sambil membelai wajah gadisnya perlahan yang diakhiri dengan ciuman lembut dibibir kecil yang berwarna merah ranum milik Yurina. "Yuto-kun,curang!"sungut Yurina yang dicium tiba-tiba tanpa sepengetahuannya oleh kekasihnya sendiri yang disambut oleh tawa renyah khas sang kekasih. "Tapi kau menyukainya kan? Kira-kira ini ciuman yang ke berapa ya?"tebak Yuto yang seketika mendapat hadiah cubitan halus ditangannya. "Gahh,sakit tau."sungut Yuto sambil mengusap-usap tangannya yang terasa sakit. "Aku kangen..."ucap Yurina tiba-tiba dan langsung mendekap Yuto seerat yang ia bisa. "Kok mendadak kangen?"Yuto membalas pelukan gadisnya dan membenamkan wajahnya dileher si gadis. "Nggak apa-apa. Memangnya nggak boleh?"gurau Yurina. "Bolehlah,masa nggak."ucap Yuto gemas lalu menggigit kecil leher gadis itu. "YUTO-KUN! Hentikan,baka!"jerit Yurina perlahan agar tidak terdengar penghuni penginapan lainnya. "Sebentar saja... Ku rasa ini cukup menarik."ucap Yuto dengan seksinya ditelinga gadisnya tersebut. 'Oh my,jangan bilang kalau kau Vampire sekarang..."ucap Yurina dengan ekspresi syok yang dibuat-buat. "Dasar! Makanya jangan keseringan mendengarkan lagu Boku wa Vampire!"nasehat Yuto sambil mencubit pipi chubby gadisnya gemas. "Iyaa,tapi lepaskan dulu cubitanmu,baka!" sungut Yurina kesal,Yuto pun melepaskan cubitannya sambil menahan tawa melihat ekspresi gadisnya yang kelewat lucu seperti anjing peliharaan Ryosuke. "Apa senyum-senyum?" gertak Yurina sambil mengusap pipinya yang masih sakit sehabis dicubit oleh Yuto dengan sangat tidak berperikemanusiaan menurutnya."Hahaha,tidak apa-apa. Eh,Yuu-chan,nanti siang kita pergi ke pusat perbelanjaan dikota ini yuk? Kita kan belum pernah ke sana..."usul Yuto yang direspon dengan anggukan kecil si gadis yang tengah menikmati pemandangan area pegunungan Alpen yang tertutupi salju abadi dipuncaknya melalui jendela kamarnya sambil meminum minuman coklat panasnya yang tak kunjung habis ia minum semenjak dari halaman belakan penginapan. "Kau dengar aku tidak?"tanya Yuto yang merasa ditelantarkan hanya oleh pemandangan alam yang bisa saja mereka temui di Jepang. "Iya,aku dengar. Udah lama ya semenjak terakhir kali kita ngedate... Aku jadi kangen saat kau menyatakan perasaanmu padaku dengan lantang didepan publik ketika aku yang terlarut dalam rasa cemburu dan salah paham saat melihatmu berjalan bersama Airi waktu itu,membuatku selalu berlari menjauh darimu,tapi tak ku sangka kau mau mengejarku."kenang Yurina yang sontak membuat Yuto bersemu merah karena malu. "Yaah,itu ku lakukan karena aku tidak mau kehilanganmu..."aku Yuto yang membuat Yurina menjadi bersemu merah pula. "Maksudmu?"tanya Yurina to the point. "Karena aku tidak mau kau berakhir seperti cerita-cerita fiksi, drama,atau film yang kadang mengisahkan bahwa si pemeran wanita yang sakit hati karena cemburu pergi meninggalkan pria yang dicintainya,hingga kadang ia lupa dengan keselamatannya sendiri saking sedihnya dan akhirnya ia..."Yuto menghentikan kalimatnya karena tiba-tiba bibirnya terkunci oleh bibir mungil milik Yurina. "Ne,sudahlah. Jangan diperpanjang lagi. Dan domo arigato,Yuto-kun. Daisuki,ahh shinai... Mushiro,ai shite iru..."ucap Yurina setelah melepas ciumannya dibibir sang kekasih. "Aaa,ai shite iru nda,Yuu-chan..."balas Yuto diiringi senyuman yang sehangat sinar matahari pagi terukir diwajahnya lalu memeluk gadisnya,mengungkapkan semua rasa cinta yang kini memenuhi hatinya kepada si gadis.

(*v*)

Ryosuke menenggak wine-nya hingga habis tak bersisa. Wajahnya tampak lesu,tak bergairah layaknya orang yang telah kehilangan harapannya untuk hidup. Sinar matanya kian meredup dan senyumnya tak bisa seindah dulu lagi. Hatinya terasa begitu sakit,sakit sekali,serasa seperti dihujam berkali-kali oleh belati yang begitu tajam dimana disetiap sayatan yang ditorehkan oleh belati tersebut disirami air garam. Dadanya terasa sesak,tak kuat menahan sakit yang terus-menerus mendera hatinya yang lemah dan rapuh. Ini sudah yang kesekian kalinya ia disakiti oleh Yurina,tetapi kenapa ia selalu memaafkan perbuatan gadis itu yang jelas-jelas menorehkan luka yang begitu dalam dihatinya dan terus berharap bahwa suatu saat gadis itu akan menerima cintanya.

"Kau memang bodoh,Ryosuke..."dengusnya pada dirinya sendiri. Ia menuangkan kembali wine ke dalam gelasnya tanpa ada keinginan untuk meminumnya. Ryosuke mencoba menelusuri pikirannya,mencari setitik argumen disana,mencari alasan kenapa Yurina tidak pernah menganggapnya lebih dari teman. Apakah dari segi ketampanan? Ia pikir ia lebih baik ketimbang Yuto,buktinya banyak gadis-gadis yang mengakui ketampanannya. Dari segi badan? Memang sih ia tidak setinggi Yuto,tapi lihat saja Daiki yang tingginya tidak jauh berbeda dengannya tapi dia mampu membuat Yurina berpaling padanya. Segi sifat dan perilaku? Ia anak baik-baik kok,bahkan ia rela melepas earpearching kesayangannya demi mendapatkan pandangan baik dari gadis itu. Ryosuke jadi makin putus asa,rasa-rasanya ia ingin mati saat itu juga.

Tiba-tiba ketukan halus terdengar dari balik pintunya diiringi suara halus yang mampu membuat jantung Ryosuke seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "Ryosuke-kun... Buka pintunya! Ada yang ingin ku bicarakan..."pinta Yurina sambil terus mengetuk pintu kamar Ryosuke dari luar. "Tu-tunggu sebentar."Ryosuke langsung beranjak pergi menuju pintu lalu membukanya, menampilkan sosok gadis yang ia cintai tepat didepan matanya. Sedangkan Yurina,tanpa ragu ia melangkah masuk ke dalam kamar Ryosuke dan langsung mendudukkan dirinya diatas sofa yang ada disana. "Apa yang ingin kau bicarakan?"tanya Ryosuke to the point lalu duduk disamping gadis itu. "Aaa,sekarang jam berapa?"tanya Yurina sambil mengambil gelas berisi wine milik Ryosuke yang masih penuh dan meminumnya. "Hampir jam 12 siang."jawab Ryosuke yang sontak membuat Yurina langsung meletakkan gelasnya kembali dan beranjak dari duduknya. "Eh,Kau mau ke mana? Bukankah kau baru saja datang?"Ryosuke menahan tangan gadis itu dan menatapnya intens. "Aku baru ingat kalau aku ada janji dengan Yuto-kun siang ini..." "Batalkan saja janjimu sekali ini saja. Ku mohon tetaplah disini... Bersamaku..." "Memangnya kau siapa? Seenaknya memintaku hal yang takkan mungkin ku lakukan." "Tapi aku..." "Tidak ada alasan lagi,Ryosuke-kun! Aku pergi!"bentak Yurina yang disusul suara pintu kamar yang ditutup dengan kasar. "Gomenasai..."

.

~To Be Continued~

Chap pertama selesai \(^o^)/ Aneh dan absurd,bukan? (=.=") Akhir kata,thanks for reading dan saran dari readers sekalian masih diterima kok kecuali flame. So,Review,please? Domo Arigato,Minna-san!